https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6445354782203200/?sfnsn=wiwspmo
Kotbah Minggu XXIII Stlh Trinitatis
Minggu, 7 Nopember 2021
Nas: Mazmur 146:1-7
*PUJILAH TUHAN PENOLONG YANG SEJATI*
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, saat ditanya siapakah penolong sejatimu? Jawaban kita mungkin ada yang berbeda-beda mungkin ada yang menyebut isteri, anak, sahabat terdekat atau orang yang baik yang pernah menolong kita saat situasi sulit. Tapi cobolah periksa kembali siapakah penolong sejati? Menjawab hal ini bisa anda evaluasi saat anda pergi ke acara pemakaman. Biasaya saya dalam memimpin acara pemakaman diakhir acara saya selalu mengajak hadiri menyanyikan
BE 219:1-3
Ise do alealenta, na so olo muba i?
Aleale na sumurung, i ma Tuhan Jesus i
Ai torop pe aleale, na di hasiangan on
Saluhutna i mansadi, molo mate daging on
Hahaanggi dohot tondong, na marholong roha i
Aleale dohot dongan, tading do sudena i
Nang pe dipataru hita, sahat tu udean i
Laho do muse nasida, ditadingkon bangke i.
Anggo Jesus, sai diingot do alealeNa i
Nang tondinta pe diingot, sahat tu ajalta i.
Tatadingkon pe luhutna, na di hasiangan on
Dapotonta di lambungNa, hasonangan na tongtong
Lagu ini sangat menyentuh saat kematian tiba orang iba dan bisa sampai menghantar kita ke liang lahat namun satu persatu sahabat yang penghantar ke pemakaman mundur teratur dan tak seorang pun yang tinggal hanya tinggal orang yang dimakamkan.
Ini suatu realita yang patut direnungkan secara mendalam bahwa semuanya akan berlalu. Persahabat didunia ini tidak ada yang abadi, saat semua kepentingan berakhir semuanya akan meninggalkan. Memang masih ada tersimpan hati yang emphaty namun saat suasana hati berubah, tentu siatuasi pun berubah.
Benar apa yang dikatakan dalam Mazmur 146:3-4 (TB) Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan.
Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.
Sahabat yang baik hati!
Kotbah Minggu ini, mengingatkan kita dalam perjalan hidup ini bisa saja ada orang yang menolong dan membantu kita, kerabat dan handai tolan tampak seolah penuh solidaritas. Namun ingatlah saat kepentingannya sudah berakhir semuanya akan mundur teratur. Pertolongan sejati dalam hidup kita hanya datang dari Tuhan. Yesus sahabat yang sejati bukan hanya menyertai kita sampai akhir jaman, namun sampai memasuki kehidupan kekal pun, Yesus menyertai kita di rumah Bapa di Sorga.
Pertolongan yang sejati dari Tuhan, patutlah disyukuri. Tuhan itu setia dan kasih sayangnya tak pernah terputus. Tuhan melindungi dan menjagai kita bukan karena sikap baik kita atau respon kita terhadap Tuhan. Tuhan ininkonsisten dengan kasih sayangnya.
Bacalah sekali lagi keseluruhan Mazmur 146 ini, sungguh indah, pemazmur memberikan pengenalan akan siapa Tuhan Allah. Dia pencipta, pemelihara, penolong, pembebas dan penyelamat. Dia menyembuhkan dan memberikan keadilan bagi orang yang lemah, miskin dan papa. Sungguh berbahagialah orang yang percaya kepada Allah Yakub. Pemazmur mengajak kita bersyukur dan memujiNya karena beberapa hal yang dikemukakan:
*1. Tuhan peduli dan pembela pada orang lemah*
Pemazmur memperkenalkan Allah sebagai penegak keadilan, peduli terhadap orang yang lapar dan pembebas bagi orang tertawan.
Penindasan salah satu hal yang ditentang oleh Alkitab. Penindasan biasanya dilakukan oleh kaum yang memiliki kuasa atau power untuk menekan, meminggirkan bahkan menghabisi hak-hak orang lemah. Dalam pertarungan seperti ini biasanya kaum lemah akan selalu kalah berhadapan dengan yang memiliki kekuasaan atau yg dekat dengan lingkaran kekuasaan. Siapakah yang peduli jika terjadi ketidak adilan? Inilah kelebihan orang percaya, Tuhan itu adil dan melihat segala perbuatan manusia. Dalam sejarah Alkitab Tuhan selalu hadir mengingatkan agar berlaku adil, melalui hambanya nabi-nabi akan memperingati para penindas dan waktunya akan bertindak memberikan penghakiman. Allah hadir melawan penindasan, kesewenangan dan menghukum para pelaku ketidak adilan. Allah menghendaki keadilan dan kebenaran. Amos 5:24 (TB) Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."
*2. Tuhan pencipta dan pemelihara/penjamin kehidupan*
Hal kedua dari renungan ini, Tuhan itu adalah orang yang memelihara kehidupan: memberikan roti bagi orang yang lapar. Dalam teologi penciptaan Allah menyediakan makanan bagi manusia. Namun karena manusia jatuh dalam dosa manusia harus bekerja untuk mencari nafkah. Manusia seolah berlomba untuk mengeruk hasil bumi dan tidak semua yang beruntung dalam hidup ini. Ada yang memiliki banyak makanan bahkan berlebihan, namun ada pula yang berkekurangan bahkan harus hidup dalam sokongan dan dukungan orang lain. Yesus pernah berkata: bahwa orang miskin akan selalu ada padamu. Renungan hari ini mengingatkan bahwa Allah itu berbelas kasihan kepada orang yang lapar. Tuhan menafkahi mereka yang tidak mendapat makanan. Sifat Allah yang berbelas kasihan mesti ada pada orang percaya. Allah selalu menyediakan roti kepada setiap orang yang mau datang kepadaNya. Yesaya 55:1 (TB) Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!
Manusia harus pula berbelas kasihan kepada sesama meneladani Allah yang penuh belas kasih. Allah memberkati kita menjadi saluran berkat bagi sesama. Gereja yang hidup adalah gereja yang memberikan perhatian bagi orang miskin, haus dan lapar. Jika dunia ini tidak peduli, Allah memakai umatNya untuk memperdulikan hidup mereka. Orang yang memberi tak akan kehabisan, karena Tuhan sumber segala pemberian. Prinsip ini yang disampaikan oleh pengkotbah.
Pengkhotbah 11:1 (TB) Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.
*3. Tuhan pembebas tawanan.*
Ketiga dari kotbah ini adalah Tuhan pembebas bagi orang tawanan. Tiada kehidupan yang paling ngeri dari seorang tahanan. Apalagi di jaman konteks PL. Kita tidak bisa bayangkan bagaimana mereka diperlakukan. Ditawan, disesah bahkan bagaimana mereka hidup tidak ada yang perduli. Tidak ada yang perduli bagaimana mereka makan dan minum. Tidak sedikit korban tawanan meninggal karena disiksa, tidak makan dan minum atau dibunuh karena dianggap tak koperatif dengan pihak penawan. Jika dianggap membebani tak segan pula dilenyapkan. Tiada kehidupan yang paling ngeri dari tawanan perang. Ini adalah kabar gembira bahwa Allah itu adalah pembebas bagi orang yang tertawan. Baca juga Lukas 4:28
Kotbah Minggu ini meyakinkan kita akan sifat Allah dari tindakanNya: pemberi keadilan bagi yang diperas, memberi makan bagi yang lapar dan pembebas bagi orang-orang yang tertawan. Tindakan Allah ini meyakinkan kita bahwa Tuhan satu-satunya penolong sejati dalam hidup ini. Dia memperhatikan, Dia peduli dan bertindak pada waktunya. Marilah tetap percaya padaNya.
Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati!
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar