Sabtu, 13 November 2021

TETAPLAH WASPADA, JANGAN SESAT

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6484735694931775/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu XXIV Stlh Trinitatis

Mingg, 14 Nop 2021

Nas: Markus 13:1-8


*TETAP WASPADA DAN SETIA DI DALAM IMAN!*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, pasti kita pernah dengar: "gereja bukanlah gedungnya tetapi orangnya, aku gereja, kamu gereja, kita semua gereja." Bahkan ada lagu pujian yang diciptakan untuk dinyanyikan.  

Ungkapan itu sesungguhnya snagat benar, karena persekutuan orang percaya buka. Hanya pada gereja yang kelihatan (visible church), tetapi yang lebih utama adalah hakekat iman, ksetiaan dan keaatan di dalam Kristus (invisible church). Iman tidak dapat diukur dengan penglihatan, ukuran bangunan dan nilai uang atau ukuran material apapun. Iman ada dalam hati yang membathin di dalam Yesus Kristus, tahan uji dalam setiap tantangan dan setia di dalam iman. 


Pendalaman akan arti gereja itu telah ditanamkan Yesus kepada murid-murid saat menjelaskan akan arti pengajaran tentang Kerajaan Allah. Satu demi satu pengajaran Tuhan Yesus akan Perumpamaan Kerajaan Allah kita semakin paham bahwa Yesus mendirikan kerajaan Allah melalui perubahan yang mendasar didalam diri manusia. Bukan kerajaan dalam arti wilayah kekuasaan, tetapi kerajaan yang mengubah mind set, perilaku, pikiran dan moralitas manusia yang berdiri diatas kebenaran Allah . Sehingga setiap orang yang menerima Kerajaan Allah memahami dan menaati akan kehendak Allah di dalam dirinya. 


Bagi Kaum Yahudi, Bait Allah adalah simbol yang diagungkan sebagai kehadiran Allah. Allah hadir dan diam di sana.  Setelah Saul mendirika istana yang berpusat di Sion, dia juga ijinkan Tuhan memindahkan Bait Allah. Saat Daud berencana membuat Bait Allah, Allah menolah rencana Daud.  Sebenarnya ada pengajaran yang hendak ditanamkan bahwa Allah tidak dapat terikat dlaam ruangan atau dalam bentuk simbol dan bangunan tertentu. Allah itu bebas, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.  Hal itu dapat kita cerna dari jawaban pada 2 Samuel 7:5-6 (TB)  "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? 

Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman.


Ayat ini menunjukkan pemahaman teologi tentang penolakan Allah atas pemahaman bahwa Allah terikat pada suatu ruang dan bangunan. Penolakan terhadap pengkultusan bangunan. Memang, saat bangsa Israel berhasil membangun Bait Allah, ada kepuasan tersendiri bagi Israel, mereka punya rumah Ibadah dan mereka percaya di Bait itu Allah hadir.  Namun kebanggaan itu tidak pada gedung tetapi pada essensi mereka sebagai umat Allah. Bait Allah yang dibangun merupakan upaya penyatuan peribadahan bagi seluruh umat Allah bahwa mereka setia dan taat beribadah hanya kepada Allah. 


Saat bangsa Israel mempresentasikan kehadiran Allah dengan Bangunan Bait Allah, maka mereka akhirnya kecewa pula. Pada tahun 588 SM  Babelonia bangkit menyerang Yerusalem dan meruntuhkan Bait Suci Yerusalem. Bait Allah yang dibangun oleh Salomo hancur dan tak satupun batu bertindih oleh Raja Nebukadnezar. Kota yang dulu ramai, jalan dan gang lnya penuh orang tua dan anak-anak bermain menjadi puing reruntuhan perang. Mereka terbuang ke Babel bahwa bangunan yang mereka agungkan tiada arti dan tak satu batupun bertindi.  Semua mereka diangkut ke pembuangan Babel sebagai bangsa buangan. Di pembuangan mereka kembali mencari akan kerohanian sejati, yaitu keimanan bukan pada bangunan tetapi terukir di dalam hati yang membatin. Yeremia berkata:  "Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku." (Yeremia 31:32)


*1. Yesus menubuatkan keruntuhan Bait Allah*


Yesus dalam Kotbah Minggu ini memberikan pengajaran berharga bagi umat Kristiani. Yesus menubuatkan akan kehancuran Bait Allah, yang dibanggakan oleh kaum Yahudi. Bait Allah yang ada di jaman Tuhan Yesus  dibangun kembali oleh Raja Zerubabil pada tahun 515 SM ditopang oleh dua tokoh yang sangat terkenal Ezra dan Nehemia. Pembangunan ini seiring dengan kepulangan Yehuda dari pembuangan Babel kembali ke Yerusalem dan bangunan itu bertahan hingga jaman Tuhan Yesus.  Bangunan ini akhirnya diruntuhkan kekaisaran Romawi yang dikomandoi oleh Jenderal Titus pada tahun 70 M. Titus sangat anti semitik dan memusuhinya diseluruh wilayah kekaisaran Romawi. Pada masa ini Yahudi dan gereja mula-mula mengalami penganiayaan yang luar biasa. 


Nubuatan ini sebenarnya memiliki arti yang mendalam, sebagaimana pemahaman bahwa Allah tidak diikat oleh ruang dan waktu. Jika Yehuda merasa bahwa Allah hadir di Yerusalem, maka Samaria memahami di Bethel atau Bukit pengorbanan yang mereka kultuskan tetapi Yesus berkata: Yohanes 4:20-23 (TB)  Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."

Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.

Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.


Nubuatan akan kejatuhan Bait Suci ini memiliki pesan yang sangat penting karena terkesan bahwa murid-murid mengagungkan kekokohan dan kemegahan bangunan Bait Suci. Disebutkan 

Markus 13:1 (TB)  Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: "Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!"


Yesus akhirnya menyampaikan kepada murid-muridnya tentang apa yang akan terjadi dengan Bait Suci. Bangunan itu akan rubuh.  Apa yang hendak disampaikan oleh Yesus adalah jangan mengagungkan bangunan, kemegahan dan unsur material yang akan dapat hancur. Tidak ada gunanya memegahkan diri atas segala sesuatu yang akan berlalu tetapi andalkan Allah dan kerajaanNya yang tidak akan berlalu. Pelihara iman yang setia, tetap mengikut Yesus penuh kasih dan kelemah lembutan. 


*2. Waspada: Jangan sesat sekalipun dikepung para penyesat.*


Pelajaran kedua dari kotbah ini, Yesus menasihatkan akan rupa-rupa penyesatan. 

Markus 13:5-6 (TB)  Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.


Salah satu tantangan terberat didalam gereja bukanlah dari luar tetapi dari dalam gereja sendiri. Hal ini terbukti dalam sejarah gereja bangkitnya pengajar-pengajar sesat yang menyesatkan. Hingga kini, kita tidak tahu lagi berapa jumlah korban oleh aliran sekte sesat di dalam gereja seperti sekte hari kiamat. Mereka awalnya tampil memukau dan sangat menyakinkan orang untuk menerima ajaran namun sejarah membuktikan mereka tidak tahan berlama dan berujung pada maut. 

Itu hanya satu contoh kecil masih banyak ajaran-ajaran yang menyesatkan yang satu dengan yang lain bahkan memaksa harus memusuhi dan memerangi bidaat-bidaat yang muncul dalam gereja. 


Sejak perjanjian baru para penyesat menggunakan nama Yesus untuk tujuan mereka sendiri. Paulus sendiri di beberapa jemaat yang didirikan oleh Paulus muncul berbagai penyesat, mereka memberitakan nama Yesus namun bukan untuk memulihkanNya, mereka menggunakan atas nama pelayanan tetapi untuk pentingan diri, menggunakan nama Injil tetapi sesungguhnya Injil mereka beritakan adalah Injil yang lain, yang berbeda dari Injil yang diberitakan oleh Paulus. 


Nasihat Paulus menghadapi para penyesat dalam 2 Kor 11:4 agar sabar dan setia dalam pengajaran rasul. Sejalan dengan itu dalam surat ke Tessalonika Paulus berkata 1 Tesalonika 5:21 (TB)  Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. 


Jika anda pernah mendengar Filter Socrates yakni saringan tiga kali. Adalah baik kita gunakan dalam hidup ini agar kita tidak jatuh pada rupa-rupa berita hoax yang menyesatkan di jaman ini.


Filter pertama Socrates mempertanyakan "Kebenaran" berita tersebut.  “Apakah Anda yakin bahwa apa yang akan Anda katakan pada saya itu benar?” . Pada Filter kedua, Socrates mempertanyakan "Kebaikan" dari berita tersebut. "Apakah yang akan Anda katakan itu sesuatu yang baik?”. Sedangkan filter ketiga Socrates mempertanyakan "Kegunaan". Apakah yang akan Anda katakan pada saya itu berguna bagi saya?”


Apapun berita yang ada kita harus menyaringnya apakah benar? Jika sudah benar apakah baik? Jika itu sudah baik apakah berguna? Cara demikian akan terus membangun kita dari sekian banyak yang harus kita katakan, beritakan dan lakukan. 


Sebaliknya jika kita sudah tahu sesuatu tidak benar dan tidak baik dan tidak berguna tetapi tetap melakukannya ingatlah engkau telah tersesat dan telah dipakai menyesatkan orang lain. Kotbah ini menjadi tegoran bagi kita semua agar jangan tersesat didalam berbagai upaya penyesatan di dunia sekitar kita. 


*3. Waspadai tanda jaman: dunia berperang, anak Tuhan tetap pembawa damai*


Pelajaran ketiga yang disampaikan oleh Yesus dalam kotbah ini adalah bahwa dunia ini akan dipenuhi dengan perang kepentingan. Bangsa-bangsa akan bangkit memperebutkan kepentingan, mempertontonkan kehebatan dan keangkuhan. 


Markus 13:7-8 (TB)  Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.

Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.


Jika kita identifikasi apa yang disampaikan oleh Yesus disini bahwa tanda-tanda akhir jaman bukan hanya soal perang dan perseteruan antar bangsa tetapi juga dengan fenomena alam dan situasi yang mendatangkan kelaparan dan penderitaan umat manusia. 


Apa yang dinasehatkan oleh Yesus mengarahkan murid-murid untuk berpikir futuristik. Kita hidup bukan hanya kini, tetapi apa yang terjadi kini harus dihadapi demi masa depan yang lebih baik. Dalam peperangan orang percaya harus hadir pembawa damai, dalam konflik dan perseteruan orang percaya pembawa solusi. Dalam ketidak pastian kita pemberi harapan, dalam kegelapan dipanggil menjadi terang, dalam keraguan kita dipanggil pemberi kepastian. Yesus telah memanggil kita sebagai murid-muridNya, sebagai murid Yesus kita harus hadir berguna dan bermanfaat bagi semua orang. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...