Sabtu, 20 November 2021

AJARLAH KAMI MENGHITUNG HARI KAMI

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/6524221917649819/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu Akhir Tahun Gerejawi (Peringatan Orang Meninggal)

Minggu, 21 Nopember 2021

Nas: Mazmur 90:1-12


*AJARLAH KAMI MENGHITUNG HARI KAMI*


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, nama Minggu hari ini dalam kalender gerejawi menjadi sangat penting dalam memaknai perjalanan hidup. Hari-hari yang kita jalani pada akhirnya akan tiba pada suatu titik perhentian. Dalam titik perhentian itu manusia terbentang, kaku dan tak dapat lagi berbuat apa-apa. Apa yang dia miliki tak ada yang dapat dibawa pulang, dia akan dihantarkan ke pemakaman dan terbaring menunggu sangkakala dari Tuhan membangunkan orang-orang yang mati di dalam Tuhan. 


Sebelum tiba ke titik perhentian, kita yang merayakan Minggu akhir tahun gereja ini diajak untuk merenungkan perjalanan hidup ini. Dari kotbah Mazmur 90:1-12 ini ada beberapa hal yang kita pelajari: 


*A. ENGKULAH PERTEDUHAN  KAMI*


Dalam perjalanan ini satu hal yang harus kita ingat bahwa selalu ada tempat berteduh bagi orang percaya. Ibarat anda dalam perjalanan bebas hambatan tersedia "rest area". 


Rest Area dipersiapkan manajemen Jasa Marga kepada pengguna jalan Tol. Tempat ini multi fungsi: mengisi bbm, rest room, rehat kopi bahkan makan dan tempat istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.  Lebih dari fungsi Rest Area, makna Tempat Perteduhan bagi seseorang yang berjalan di padang gurun sebagaimana disebutkan pada renungan hari ini. 


Bagi pejalan di gurun pasir Tempat perlindungan adalah satu-satunya tempat berlindung dan keselamatan menghadapi badai pasir. Berjalan di padang gurun tentu penuh dengan tantangan: terik panas, kehabisan air minum, binantang buas dan binatang berbisa yang mematikan serta yang paling mengenaskan adalah badai pasir. Semuanya akan mati tertimbun badai pasir jika tidak ada perteduhan yang aman. Dengan konteks demikian,  kita tentu dapat memahami makna penting perteduhan bagi pejalan di gurun pasir: Engkaulah Perteduhan Kami. Perteduhan bukan suatu istirahat semata, tetapi satu-satunya tempat perlindungan dan perteduhan.


Mazmur ini disebut doa Musa, kemungkinan ini adalah Mazmur yang tergolong tua jaman Musa yang dituliskan kembali pada zaman kerajaan. Atau kemungkinan kedua adalah hendak menceritakan akan pentingnya tempat perteduhan bagi orang yang berjalan di padang gurun seperti pengalaman Musa dan bangsa Israel. Musa membawa umat Israel keluar dari Mesir dan berjalan di padang gurun. Tidak ada kekuatan yang bisa diandalkan dari kekuatan  diri sendiri. Hanya di dalam Tuhan mereka terlindung dari berbagai ancaman maut.


Jika bukit-bukit padas dan gua batu menjadi tempat perlindungan paling aman bagi pejalan di padang gurun, jauh sebelum itu ada Tuhan telah ada. Dialah pencipta dan pemelihara hidup kita, tempat perlindungan yang abadi.  Tuhan sebagai tempat perteduhan bukan hanya sekali perjalanan, atau untuk satu generasi. Namun Tuhan itu adalah perteduhan kita dari generasi ke generasi sampai selama-lamanya.


*B. KEPADAMU KAMI KEMBALI*


Mazmur 90:3 (TB)  Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" 


Siapakah yang tahu kapan dia menghadap Tuhan dan meninggalkan dunia ini? Tak seorang pun yang tahu. Orang yang segar bugar dan tiada penyakit terdengar kabar tiba-tiba sudah meninggal. Ada orang yang sudah sakit akut dan dibantu ventilator namun tetap hidup dan bernafas? Tiada yang tahu kapan kematian itu tiba. Itu adalah hak mutlak Tuhan.


Kematian mengingatkan kita semua bahwa perjalanan hidup ini akan berlalu. Manusia yang diambil dari debu tanah, waktunya akan tiba akan kembali kepada debu. Jaika hari-hari hidup kita suatu saat akan berhenti, maka pertanyaan apakah hari-hari yang kita isi telah berguna bagi kita, keluarga dan sesama? Jika toh kita meninggal dunia ini dan kembali kepada debu sejarah apakah akan kita tinggal sebagai kenangan bagi orang yang masih hidup?


Ingatan manusia bisa berlalu, tumbuhan bisa mekar, bertumbuh namun akhirnya lagu dan berlalu.  Namun harus kita  ingat perbuatan baik dihadapan Tuhan tidak akan pernah berlalu. 


Sebelum Tuhan memanggil kita, hai anak-abakKu kembalilah! Pertanyaan buah apa yang telah kita tinggalkan bagi mereka yang akan mewarisi dan menjalani kehidupan ini? Di moment peringatan orang meninggal ini pertanyaan ini terus kita tanyakan dalam bathin kita agar hidup kita produktif meninggalkan sejarah baik bagi yang masih hidup.


*C. DALAM KEMURAHAN TUHAN*


Mazmur 90:8 (TB) Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.


Hidup yang bersyukur karena kemurahan Tuhan merupakan energi baru dalam menjalani hidup ini. Entah berapa tahun lagi Tuhan memberikan hidup ini. Pemazmur menyampaikan bahwa hari manusia akan berlalu, hidup manusia hanya 70 tahun dan jika kuat 80 thn itu pun sudah penuh berkeluh kesah. Jika direnungkan hidup manusia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berkeluh dan dihadapan Allah dibandingkan sikap bersyukur dan menikmati rahmat Tuhan. Namun dalam seluruhbdinamika hidup semua itu akan berlalu. Maka doa yang sangat dikenal dari Mazmur ini adalah: ajarlah kami menghitung hari kami agar kami memperoleh hati yang bijaksana (ay 12).


Siapakah yang bertahan dihadapan murka Allah? Ayat renungan hari ini menggugah kita bahwa kita hidup hanya oleh karena kemurahanNya. Tidak seorang pun yang dapat bertahan dihadapan murka Allah. Ibarat api yang menghanguskan demikian murka Allah akan melenyapkan manusia berdosa. Manusia berdosa, sudah mengetahui kehendak Allah namun mengabaikannya dan tetap melakukan dosa. Tuhan murka atas segala dosa dan kejahatan manusia. Namun manusia masih diijinkan oleh Tuhan menjalani hari-harinya dan diberi berkat karena kemurahanNya. Dosa kita disembunyikan di hadapan wajahNya. Tuhan tidak membalaskan hukuman terhadap manusia setimpal dengan kejahatannya. Itu karena kasihNya kepada kita.


Salah satu pergumulan mendasar M.Luther adalah bagaimana saya hidup berkenan dihadapan Tuhan? Luther atas menyelidikan Alkitab tidak seorang pun benar dihadapan Allah karena dirinya sendiri atau oleh perbuatan baikNya. Namun hanya oleh anugerahNya. Itulah ajaran yang terkenal dari Luther tentang sola Gratia. Hanya oleh anugerah.


Mazmur ini mengingatkan kita akan kemurahan Tuhan. Tidak ada perbuatan kita yang tidak diketahuiNya. Seluruh hidup kita transparan dihadapan Allah. Mata Tuhan menyorot lebih lebih tajam dari CCTV manapun yang mengawasi gerak-gerik kehidupan kita. Semuanya terbuka dihadapan Allah. Namun dosa kita disembunyikan dalam cahaya kasih Allah. Kasih Allah lebih besar dari murka Allah yang menghukum dosa kita. Itulah yang harus kita syukuri senantiasa.


Jika kita hidup bahkan menikmati segala rahmat dan berkat Tuhan yang melimpah dalam hidup kita semuanya itu adalah karena kemurahanNya. Bukan karena kebaikan dan budi baik kita. Tuhan masih menyembunyikan kesalahan kita dihadapann cahaya kasihnya sambil menunggu kita memperbaiki diri. Itulah kemurahan Tuhan yang harus kita syukuri. 


*D. MENGHITUNG HARI AGAR BEROLEH HATI BIJAK*


Mazmur 90:12 (TB)  Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.


Mengapa Pemazmur mengajak kita untuk menghitung hari? Apa gunanya kita tahu satu hari itu 24 jam, satu Minggu 7 hari, satu bulan 30/31 hari, satu tahun 365 hari dst. Perhitungan waktu itu sudah pasti dan waktu terus berjalan. Waktu itu tidak pernah menunggu kita melakukan, dia merjalan terus dan ti dak pernah mundur. Waktu memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang, Jika kita tidak melakukan sesuatu waktu sia-sia berjalan tidak ada karya yang tercatat, namun jika kita melakukan sesuatu waktu akan mencatatnya.


Menghitung hari disini bukanlah mau mengetahui berapa detik atau menit atau jam satu hari tetapi pemazmur mengajak kita untuk merenungkan perjalanan hidup kita masing-masing. Dengan merenungkan perjalanan waktu kita beroleh hati yang bijaksana. 


Sungguh alangkah tidak bijaksana jika seseorang membiarkan waktu berlalu tanpa mengisi kehidupan ini dengan kegiatan bermakna. Pemazmur mengajak kita menghitung hari bertujuan agar setiap orang dengan penuh bijaksana mengelola waktu dan dapat menorehkan catatan sejarah yang berharga dalam hidup ini. Disini Pemazmur mengajak kita untuk melihat perjalanan waktu yang kita lalui, berapa lama waktu yang telah berlalu untuk pekerjaan yang produktif dalam hidup ini. Apakah waktu itu berlalu begitu saja dengan sia-sia?


Menghitung hari, juga berarti Pemazmur mengajak kita untuk menyadari menyadari bahwa peristiwa-peristiwa di dalam hidup ini  bukanlah semata hasil usaha kiat, tetap Allah sang pengatur waktu telah ikut bekerja mendatangkan kebaikan bagi kita. Siapakah yang dapat menentukan nasibnya sendiri? Siapakah yang dapat memperpanjang hidupnya walaupun satu detik saja? waktu adalah milik Tuhan, manusia hanya menjalaninya saja. Jika pun ada buah-buah manis yang terjadi dalam hidup kita, semua itu merupakan kebaikan Tuhan. Tidak ada yang terjadi di dunia ini secara kebetulan, tetapi semuanya karena rencana Tuhan. Karena itu hati yang bijaksana adalah hati yang bersyukur, hati yang mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan Tuhan dalam hidup ini. AMIN


Tuhan memberkati! 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...