Sabtu, 15 Agustus 2020

MERDEKA DARI PERBUDAKAN

 Kotbah Minggu X Stlh Trinitatis

Ev. 5 Musa 15:12-18 dan Ep 1 Petrus 2:13-17


MERDEKA DARI PERBUDAKAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kita bersyukur bahwa besok 17 Agustus 2020 Indonesia merayakan kemerdekaan ke 75. Kemerdekaan itu sangat mahal. Begitu banyak korban jiwa demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan. 


Dalam mukadimah pembukaan UUD 45 Indonesia mengakui bahwa Kemerdelaan Republik Indonesia adalah "rahmat Tuhan". Tuhan menganugerahkan kepada manusia kemerdekaan itu kepada masyarakat Indonesia. RI menjadi negara yang merdeka, berdaulat dan bebas menentukan kebijakan-kebijakan yang membawa kesejahteraan bangsanya. Kemerdekaan ini harus diisi dan dipertahankan, negara harus melindungi warga memperoleh hak-hak sipilnya. 


Saudara yang kekasih! Kotbah minggu ini merupakan perintah Allah untuk bangsa Israel menghapuskan perbudakan. Allah menjadikan bangsa Israel menjadi satu bangsa merupakan buah dari pembebasan dari perbudakan (Kitab keluaran) maka hal yang sama bangsa Israel harus membebaskan orang lain dari perbudakan. 


Alkitab menentang perbudakan, karena perbudakaan adalah penindasan.  Manusia memperlakukan sesamanya tidak setara, tetapi menurunkan derajat orang lain dan ini adalah perlakuan tidak manusiawi. Tuhan melawan penindasan, hal itu dibuktikan dengan sikap Tuhan terhadap Umat Allah yang diperbudak di Mesir. Penindasan telah membuat bangsa Israel menderita, sengsara, menjerit dan meratapin kejmnya manisa memperlakukan sesamanya. 


Perbudakan telah mencabut hak bebas manusia yang pada dasarnya adalah manusia merdeka. Inilah yangbditentang Allah dengan deklarasi pembebasan. Aku telah mendengar jeritan umatKu. Allah membebaskan umatNya 'keluar dari Mesir' menjadi bangsa yang merdeka dn berdaulat. 

Keluaran 3:7-8 (TB)  Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. 

Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. 


Dari kotbah minggu ini, Tuhan menyampaikan tugas bagi manusia di jaman now untuk membebaskan sesamanya dari segala perbudakan, penindasan, perlakuan diskriminatif, rasis dan tekanan lainnya yang menyengsarakan orang lain:


1. Hapuskan perbudakan!

Menghapuskan perbudakan ini adalah perintah Allah. Manusia harus memoerlakukan sesama manusia dengan setara, hormat dan saling menghargai. Memperhatikan dan melindungi hak-hak orang lain. Penghapusan perbudakan itu cukup beralasan:

a. Tuhan sendiri melawan penindasan dan perbudakan. Perbudakan telah membuat manusia memperlakukan sesamanya tidak manusia. 

b. Bangsa Israel menjadi bangsa yang merdeka adalah buah perlawanan terhadap perbudakan. Umat Allah harus menghargai dan menjadikan sesamanya menjadi saudara.  

Jika Allah telah membebaskan mereka dan menjadikan Israel menjadi bangsa yang merdeka maka hal yang sama akan mereka lakukan terhadap sesamanya. 


Sejak dideklarasikannya: Deklarasi Universal Hak-hak Azasi Manusia (DUHAM), Desember 1948 oleh Elianor Rosevelt, agenda PBB semakin gencar memerdekakan bangsa-bangsa dari perjanjahan. Bukan hanya itu, perbudakan dan rasisme semakin dilawan di seluruh dunia. Seiring dengan itu berbagai peraturan dan perundangan-undangan di negara yang melegitimasi perbudakan dan rasisme semakin tereliminasi. DUHAM adalah tuntutan kemanusiaan agar manusia memperlakukan sesamanya manusia setara. Tidak ada perbedaan diantara sesama dan aaling menghormati dan menghargai sesama.


Ini jugalah menjadi tugas kita kini, agar terus melawan segala bentuk perbudakan baru di jaman kini.


2. Menjamin dan memperlakukan hamba sebagai saudara.

Ada banyak faktor membuat seseorang menjadi budak: faktor keturunan (keluarga budak), beban hutang, kalah perang dll. Semua faktor ini adalah fakta real yang diakui Alkitab sebagai realitas sosial. Bukan hanya kepada bangsa asing. Cara Isrsel memperlakukan saudara harus berbeda dengan cara bangsa lain. Mereka terikat dengan pengalaman lyang sama seperti leluhur mereka yang dulu budak di Mesir. 


a. Temporer - sementara

Jika ada bangsa Israel menjual dirinya menjadi budak kepada sesamanya, maka Tuhan memerintahkan mereka untuk membebaskan mereka pada tahun keenam.  Sesudah itu mereka harus membebaskan mereka menjadi orang merdeka. Ulangan 15:12 (TB)  "Apabila seorang saudaramu menjual dirinya kepadamu, baik seorang laki-laki Ibrani ataupun seorang perempuan Ibrani, maka ia akan bekerja padamu enam tahun lamanya, tetapi pada tahun yang ketujuh engkau harus melepaskan dia sebagai orang merdeka. 


Ada banyak menghubungkan perintahnini dengan kisah penciptaan. Allah bekerja selama enam hari namun pada hari ketujuh beristirahat. Dasar ini dipakai juga sebagai peraturan perbudakan. Mereka harus dengan sendirinya bebas. Menjadi manusia merdeka disini bukanlah usaha manusia tetapi adalah konsekwensi perintah Allah. 


b. Jangan pulangkan dengan tangan hampa

Dalam ayat 13-14 seorang tuan yang memerdekakan hambanya tidak boleh melepaskan mereka dengan tangan hampa. Serang yang membebaskan hambanya berkewajiban dan bertanggung jawab membekali dan memberikan kebutuhan mereka. Bekal yang dimaksud berupa hasil ternak, ladang dan usaha lainnya agar dapat menopang kehidupannya.


Kotbah ini mengingatkan tidak hitung-hitungan berbuat baik. Allah sendiri yang memberkati bagi orang yang telah menyalurkan berkat bagi sesamanya. 


c. Melindungi dan memperlakukan sebagai saudara

Ulangan 15:16-17 (TB)  Tetapi apabila dia berkata kepadamu: Aku tidak mau keluar meninggalkan engkau, karena ia mengasihi engkau dan keluargamu, sebab baik keadaannya padamu,

maka engkau harus mengambil sebuah penusuk dan menindik telinganya pada pintu, sehingga ia menjadi budakmu untuk selama-lamanya. Demikian juga kauperbuat kepada budakmu perempuan. 


Ada saja mungkin hamba yang sudah waktunya untuk merdeka namun dia sendiri menghambakan diri kepada tuannya. Alkitab memberikan perintah bahwa bangsa Israel harus memperlakukan hamba dengan penuh kasih, melindungi dan memberikan jaminan atas hidup mereka. 


Seorang tuan 'memberi tindik' itu suatu tanggungjawab terhadap orang yang rela hati menjadi hambanya. Memberi tindik bersrri ada kepemilikan dan didalamnya tanggung jawab untuk melindungi serta memperlakukan hambanya dengan kasih.


Mengapa dalam kotbah ini diingatkan bahwa dulu mereka budak di Mesir? Hal.ini untuk mengingatkan bahwa mereka adalah saudara, yang memiliki pengalaman sejarah yang sama di masa lampu.  Maka jika ada budak yang menhambakan diri dengan rela hati harus diperlakukan sebagai saudara. 


3. Berdirilah teguh dan jangan mau lagi diperhamba!

Jika diatas kita telah memahami bagaimana sikap Tuhan terhadap perbudakan dan perintah Tuhan kepada bangsa Israel memperlakukan budaknya. Tujuannya adalah agar manusia itu sesunghuhnya menjadi merdeka. 


Alkitab menjelaskan bahwa sejak manusia jatuh dalam dosa maka manusia telelah menjadi hamba. Dosa telah memperbudak manusia untuk tinggal di dalam dosa dan tetap melakukan dosa. Manusia tidak memiliki kuasa lagi untuk membebaskan diri dari kuasa dosa. Manusia hanya tinggal menunggu kematian karena upah dosa adalah maut. Sykurlah kepada Tuhan yang oleh kematian dan kebangkitan Yesus Kristus telah membebaskan kita. 


Kemerdekaan itu adalah anugerah Allah sebagai milik yang harus dipertahankan. Galatia 5:1 (TB)  Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.


Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu ini adalah warta pembebasan bagi kita. Tuhan melawan penindasan dan penjajahan. Allah menciptakan manusia merdeka dan Allah sendiri memerintahkan setiap orang melawan perbudakan dan berkewajiban untuk memerdekakan orang lain.


Memerdekakan orang adalah bukti cinta kasih kita terhadap sesama manusia. 


Kemerdekaan adalah anugerah Allah, maka setiap orang harus mempertahankan kemerdekaan di atas dasar iman yang kokoh dan tangguh. 


Selamat hari minggu, Tuhan memberkati!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TETAPLAH PERCAYA, SETIA DAN LAKUKAN YANG BAIK

REFLEKSI AKHIR TAHUN 2024 DAN MENYONGSONG TAHUN 2025 (Kotbah Ibadah Malam Akhir Tahun 2024) Ev. Mazmur 37:1-11 *TETAP PERCAYA, SETIA DAN LAK...