Minggu, 20 Januari 2019

*BERKATA BENAR DAN PENDAMAI*

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi dalam beraktifitas. Senin, 21/01/2019

Zakharia 8:16 (TB)  Inilah hal-hal yang harus kamu lakukan: Berkatalah benar seorang kepada yang lain dan laksanakanlah hukum yang benar, yang mendatangkan damai di pintu-pintu gerbangmu.
Zechariah 8:16 (RSV)  These are the things that you shall do: Speak the truth to one another, render in your gates judgments that are true and make for peace,

Salah satu budaya kita orang timur adalah sungkan berterus terang (directly) dan sangat suka berbasa-basi. Berbeda dengan teman kita orang barat, mereka  paling suka berterus terang dan apa adanya. 
Apa jadinya jika dua budaya seprti ini bertemu?
Saya jadi ingat cerita ini suatu kejadian di kereta api seorang barat duduk disamping seorang ibu sederhana, mungkin dia dari desa hendak ke mau menjumpai keluarganya. Tidak ada cerita, menatap wajah orang barat dan melempar senyum dan manggut demikian juga orang barat mencoba bersikap santai dan manggut aerta melempar senyum. Mereka tidak saling menyapa karena faktor bahasa dan namun saling menjaga dengan bahasa isyarat. Beberapa jam  kemudian si ibu mengeluarkan bekal makan malamnya berupa nasi dibungkus daun pisang di dalamnya ada satu telor rebus yang sudah dibumbui sambal tomat. Sebelum makan si ibu tersebut seperti umumnya orang timur, dengan senyum mengarahkan nasi bungkusnya yang berbuka menawarkan kepada orang barat tersebut:  "silakan makan pak", "silahkan diambil dan dicicipi?" Orang barat itu pun dengan agak ragu, namun demi menghormati tawaran ibu tersebut dan enggan tersinggung dan kurang sopan jika menolak permintaan si ibu maka dia pun mengambil telor dan memakannya. Dia pun melemparkan senyum dan mangut-mangut seraya mengucapkan terima kasih. Atas kejadian tersebut si ibu sungguh tak menyangka demikian. Si ibu pun berkata dalam hatinya: "aduh dasar orang ini tak punya pengertian sudah lauk satu-satunya itu pun di ambil nya. Namun si ibu berupaya menyembunyikan rasa jengkelnya dan berusaha senyum menikmati makan malamnya tanpa lauk.

Inilah salah satu contoh yang sederhana, kasus basa basi, kurang berterus terang namun berakhir dengan kurang enak di hati.  Memang tidak bisa dipaksakan pada setiap orang untuk jujur, berkata yang benar seorang bapak yang lain serta berbicara terus terang.

Dalam renungan pagi ini kita diajak memiliki dua hal hidup dalam berbicara yang benar seorang terhadap yang lain dan melakukan yang benar untuk mendatangkan damai.
Pengadilan pintu gerbang adalah keputusan pengadilan yang diakui secara resmi oleh bangsa Israel. Jika seseorang diperlakukan tidak adil dalam hidupnya, dia berhak memanggil tua tua Israel untuk menuntut kebenaran. Dalam pengadilan pintu gerbang, setiap orang harus memiliki prinsip berkata yang benar, berkata jujur dan jauh dari kebohongan. Hal itu sesuai dengan perintah Allah ke IX: "jangan mengucapkan saksi dusta."

Berkata benar membawa setiap orang melihat persoalan dengan jelas. Setiap orang tahu menimbang di dalam hatinya siapa yang benar dan siapa yang salah. Berkata yang benar akan menyelamatkan orang benar dari tuntutan kesalahan. Itulah sebabnya Yesus berkata dalam Matius 5:37 (TB)  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Berkata yang benar bukan sekalipun harus menyatakan kesalahan orang lain. Jangan takut untuk berkata benar demi kebenaran yang mendamaikan, tetapi harus di dalam kasih, bukan bertujuan hanya untuk memojokkan dan memvonis orang lain bersalah.  Berkata yang benar akan lebih mudah mengelola konflit dan mencari resolusi konflik menuju perdamaian. Sebaliknya jika terus menutupi diri dengan kebohongan-kebohongan maka hati pun akan terus menciptakan kebohongan dan mengendaokan berbagai hal yang tidak enak di hati.

Sahabatku yang baik hati! Inilah yang harus kita dorong dalam kehidupan kita, mari berkata yang benar untuk menuju perbaikan atau rekonsiliasi yang membebaskan. Lebih baik berterus terang, dari pada menyembunyikan kebenaran hanya karena menjaga perasaan.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...