Sabtu, 21 April 2018

BERSUKACITA DAN MEMNGUCAP SYUKUR DALAM TUHAN


BERSUKACITA DAN MENGUCAP SYUKUR DI DALAM TUHAN

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, coba anda ingat sukacita yang paling besar apakah yang pernah anda rasakan? Mungkin anda sulit mengatakannya karena begitu banyak sukacita yang Tuhan berikan dalam hidup kita: kesehatan, keluarga, pekerjaan/usaha, pendidikan anak-anak, keberuntungan, sahabat yang selalu mendukung dll. Ada banyak berkat yang Tuhan berikan bagi kita, benae apa hang dikatakan oleh Paulus dalam Fili 4:4 "Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan, sekali lagi saya katakan bersukacitalah."

Seiring dengan topik kotbah minggu, kita diajak untuk bersukacita di dalam Tuhan. Sukacita apakah yang dapat kita rasakan dalam minggu jubilate ini? Marilah kita belajar dari firman:

1. Bersukacita karena pertumbuhan iman jemaat.
Sukacita seorang pemberita Injil adalah ketikan Injil yang diberitakan diterima dan bertumbuh menjadi jemaat yaang dewasa. Ibarat seorang petani bersukacita ketika dia bisa menikmati hasil panen. Demikianlah sukacita Paulus ketika melihat pertumbuhan jemaat Tesslonika.
Adab beberapa catatan yangnkita temukan sebagai sukacita Paulus terhadap jemaat Tessalonika: 1) Tessalonika adalah karena mereka menyambut pemberitaan Paulus. Penyambutan mereka cukup luar biasa,  menyambutnya kehadiran dan pengajaran mereka sebagai menyambut Firman Allah. 2)
Jemaat Tessalonika  menjadi penurut-penurut firman Allah, memelihara dan melakukan firman Allah 1 Tes 2:14. 3) Tessalonika merupakan satu jemaat kebanggaan Paulus karena iman mereka terus bertumbuh  dan bertambah kuat (2 Tes 2:3) dan ke 4) Dari sekian banyak orang yang menerima Injil Yesus Kristus, mereka bersedia menjadi penopang Paulus dalam pemberitaan Injil.  Mereka secara rutin mengirimkan persembahan dan bantuan ke Yerusalem. Atas perkembangan jemaat Tessalonika hang demikian Paulus sangat bangga atas mereka. Sama seperti sukacita seorang petani ketika sampai pada musim panen tiba. Atau seperti sukacita seorang olah ragawan ketika berhasil memenangi pertandingan. Sukacita seorang prajurit ketika memenangi pertempuran. Demikianlah setiap orang dapat memetik hasil dari setiap yang mereka kerjakan. Bersukacitalah dalam menantikan Tuhan, Tuhan membuat rencana indah dalam hidup kita.

2. Bersukacita karena dapat menghadapi tantangan.
Sekalipun ada sukacita yang dirasakan Paulus kepada jemaat Tessalonika, buka berarti tanpa tantangan. Paulus mengalami perlawanan dari kaum Yahudi dan ada juga yang tidak suka atas kehadiran Injil. Perlawanan Yahudi ini sudah sejak awal: sebagaimana kita tahu kalangan Yahudi mèlakukan penolakan pengajaran Yesus, menuduh Yesus melakukan kekacauan agama hingga menyalibkan Dia dengan tuduhan tak beralasan. Latus yang menetapkan vonnis salib, mencuci tangan dan meyebut bahwa dia tidak menemukan kesalahannya. Namun biarlah darahnya merupakan tanggungjawab Yahudi. Kematian Yesus bukan membuat mereka berhenti, namun usaha mereka terus terbawa-bawa kepada murid-murid Yesus. Dengan keras mereka melarang murid-murid memberitakan kebangkitan Yesus Kristus.

Bukan hanya itu berjumpa dengan jemaat juga selalu ada orang-orang yang menghalang-halangi Paulus bertemu muka dengan jemaat Tessalonika.
Apa yang mau disampaikan oleh Paulus disini, sukacita orang beriman bukan berarti tanpa tantangan, tanpa kesulitan dan tanpa penderitaan. Sukacita orang beriman adalah ketika semua kesulitan itu dilalui dengan iman dan pengharapan. Orang beriman percaya bahwa semua itu dapat dilalui orang percaya karena pertolongan dan penyertaan Tuhan. Hal itu nyata dalam pengalaman Paulus.  Kuasa Iblis akan terus datang menghambat dan mencegah sukacita orang beriman (Band 1 Tes 2:18), namun kuasa darah Kristus jauh lebih kuat dari kuasa apapun di dunia ini.
1 Yohanes 5:4-5 (TB)  sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?

3. Jauh di mata, tidak jauh di hati: menjadi kemuliaan dan sukacita.
Apa jadinya kalau jauh di mata, jauh di hati. Persahabatan dan pertemanan enak hanya ketika berjumpa setelah jauh lain cerita. Persekutuan orang percaya diikat oleh perasaan bathin, bukan hanya pertemuan di dunia ini namun pertemuan abadi dalam kehidupan kekal. Itulah sebabnya Paulus menjelaskan bahwa relasi Paulus dengan jemaat Tessalonika bukan kepentingan pragamatis dan kontemporer, tetapi persekutuan di dalam pengharapan. Jemaat Tessalonika bagi Paulus adalah kemuliaan baginya. Mereka sangat berharga dan benar-benar menjadi sukacita
Inilah sukacita Paulus dengan Tessalonika, Relasional rasul dan jemaat terjalin dengan baik, dekat di hati, sekalilun Paulus  meninggalkan mereka demi pemberitaan Injil dan missi Allah namun Tessalonika dekat di hati Paulus. Jarak tidak membatasi kedekatan hati mereka tetapi saling mendukung di dalam doa dan aksi.
Bagi Paulus, jemaat Tessalonika bukan hanya supporter, namun Paulus menyebutkan menjadi kemuliaan (glory) dan sukacita (joy)  para rasul.
Sahabat yang baik hati, bagian terakhir ini penting kita kembangkan dalam hidup kita, bagaimana teman dan sahabat kita dalam persekutuan di gereja, kerja, masyarakat selain mendukung dan juga membanggakan dan nama yang harum.
Selamat hari minggu buat kita semua, kiranya firman minggu ini memberikan sukacita bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati


Salam
#Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEKUASAAN DAN KERAJAAN ALLAH KEKAL

  Kotbah Minggu Akhir Tahun Gerejawi - Peringatan Orang Meninggal Minggu, 24 Nopember 2024 Ev. Daniel 7:9-14 KEKUASAAN DAN KERAJAAN ALLAH YA...