Sabtu, 05 Februari 2022

MENJADI MURID DAN PENJALA MANUSIA

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/7029230277148978/?sfnsn=wiwspmo

KOTBAH MINGGU V SETELAH EPIPHANIAS, 6 Februari 2022

Nas: Markus 1:16-20


*MENJADI MURID DAN PENJALA MANUSIA*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, salah satu hal yang harus disadari orang percaya adalah panggilan seorang murid. Kita dipanggil Yesus Kristus menjadi murid dan  dijadikan menjadi penjala manusia. Seperti seorang penjala menangkap ikan demikianlah orang Kristen dipanggil untuk memenangkan orang menerima Injil dan mengikut Yesus. 


Penjala manusia ini menjadi satu istilah penting. Tidak mungkin seorang penjala mendapatkan ikan tanpa usaha dan berbuat. Mulai dari mendayung perahu, menebarkan jala dan menarik jala tersebut. Nelayan harus berhadapan dengan cuaca dan musim serta ombak yang sewaktu-waktu bisa menghempaskan perahu. Demikianlah panggilan seorang murid Kristus harus diikuti dengan usaha, kerja keras, doa dan keberanian menghadapi tantangan.


Kotbah Minggu ini kita temukan juga nas paralel di dalam Matius 18:15-25 dan Lukas 5:1-11. Intinya sama-sama menceritakan bagaimana Yesus memanggil murid-muridNya dan berseru: mari ikutlah Aku dan mereka pun mengikut Yesus.


*1. Ikutlah Aku!*

Nelayan menjadi murid-murid pertama dari Tuhan Yesus. Dari segi status sosial nelayan mungkin orang pinggiran, masyarakat pra sejahtera dan tidak diperhitungkan orang. Namun Yesus berbeda, nelayan adalah orang-orang yang berhati mulia dan dipanggil Tuhan Yesus menjadi muridNya.


Di dalam Konteks Injil Matius dan Lukas para nelayan ini mengalami suatu kehampaan. Mereka tidak punya tangkapan apa-apa, padahal mereka orang yang berpengalaman dan ahli soal menangkap ikan.  Seharian menangkap ikan namun tak dapat apa-apa sungguh suatu keadaan yang menggambarkan kekosongan. Yesus mengajak mereka bertolak lebih dalam dan mencampakkan jalanya. Apa yang terjadi jalanya hampir robek karena ikan tangkapnnya sangat banyak. Atas kejadian ini mereka takjub dan sujud dihadapan Yesus (baca paralel Lukas 5:1-11 dan Mat 18:15-25). Maka Yesus pun mengajak mereka: "Mari ikutlah Aku, Aku akan menjadukan kamu penjala manusia." 

Suatu panggilan perubahan: selama ini penjala manusia, yang menangkap ikan untuk kebutuhan  dirinya sendiri, menjadikannya menjadi penjala manusia suatu status baru untuk bekerja dan melayani orang agar berkenan ikut dalam kerajaan Sorga. Panggilan dari hidup yang berorientasi kepada diri sendiri menjadi hidup yang berorientasi kepada kehendak Allah. Itulah status baru dari penjala ikan kepada penjala manusia. 


*2. Konsekwensi Mengikut Yesus!*

Satu buku menarik dari Dietrich Bonhoeffer adalah "The Cost of Disciple", - jika diterjemahkan "harga seorang murid". Boenhoffer adalah teolog muda di Jerman yang menentang Adolf Hitler. Baginya tindakan Hitler adalah tindakan diabolis (iblis) karena mengangkat permusuhan dan membunuh banyak kaum Yahudi di Jerman. 

Dietrich Bonhoeffer mengalami tantangan, mereka ditangkap dan dipenjara. Beberapa mereka harus meninggal Jerman dan menyeberang ke Amerika. Namun Bonhoeffer menolak tawaran meninggal Jerman. Di Penjara dia menuliskan pemikiran-pemikiran kritis untuk mencerahkan Jerman. Adolf Hitler akhirnya mengeksekusi mati Bonhoeffer, namun ide dan gagasannya tidak pernah mati. Teologi Bonhoeffer hidup dan diabadikan orang Jerman dengan adanya monumen Dietrich Bonhoeffer di Wuppertal Jerman. Sebaliknya setelah proses panjang justru Jerman menyadari kejahatan Hitler dan membuat peraturan tidak membuat nama Adolf Hitler di seluruh jajaran Jerman. Simbol-simbol dan gaya Hitler dinyatakan terlarang  Bonhoeffer bisa mati tetapi hidup dan karyanya tidak pernah mati. Itulah tingginya dan mahalnya harga seorang murid, taat dan setia mengikuti panggilan Yesus Kristus.


Mengikut Yesus memiliki Konsekwensi, meninggal apa yang menghambat mengikuti Yesus. Yesus menyampaikan kepada murid-muridMatius 10:37-38 (TB)  Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.


Dengan demikian Konsekwensi mengikut berarri Yesus menjadikan Yesus yang utama diatas segalanya. 


Dalam kotbah ini, murid-murid pertama segera meninggalkan jala, perahu dan orangtuanya. Ini suatu respon dari murid-murid yang pertama: mereka tidak punya alasan untuk menunda-nunda mengikuti Yesus, mereka tidak menunggu waktu lagi tetapi saat itu juga mengambil keputusan untuk mengikut Yesus. Ini suatu sikap yang harus kita teladani panggilan perbuatan baik harus segera kita lakukan, bukan menunggu atau berdalih dengan berbagai alibi dan apologi tetapi segera menjawab ya saya bersedia. Bersedia meninggalkan kehidupan buruk, kebiasaan yang tidak baik kepada suatu kehidupan yang mulia yaitu hidup di dalam kasih karunia Allah, kehidupan seorang murid yang mengikuti jejak kaki Yesus. Jika kita berlama-lama kita bisa ketinggalan jejak kakinya.


*3. Bagaimana kita mengikut Yesus masa kini;*

Masa pandemi ini membuka mata kita semua bahwa di dunia ini sangat dekat dengan ketidak pastian. Setiap orang mendapatkan kesusahan tersendiri namun ada juga peluang yang bisa di raih. Menghadapi perubahan (shifting) dan pandemi ini setiap orang harus harus memiliki inovatif, kreatif dan taat. 


*Inovatif* seturut dengan dunia kita yang menghadapi new normal kita harus move on. Apa yang biasa dulu menurut kita baik terpaksa harus menerima suatu adaptasi baru. Jika dulu berkumpul dan cengkerama dengan kawan-kawan harus terbatas oleh jaga jarak. Bersalam dan cipika-cipiki saat jumpa dengan sahat saat ini hanya isyarat salam COVID.  *Kreatif* dengan mempergunakan sumber daya yang ada kita bisa melakukan aktifitas. Saya melihat di masa PANDEMI ini ada banyak pelayan yang kreatif, membuat YouTube untuk dapat di follow orang dan berguna. Saya senang sekali atas fenomena ini setiap pelayan dan gereja menyediakan renungan dalam bentuk YouTube atau multi media lainnya. Namun menurut saya harus Kristus yang kita utamakan bukan mengejar like dan subscribe. Kita buka mau menjadi Yuotuber tetapi tetap seorang murid untuk menjala manusia mengikuti kehendak Allah.

*Taat* dan patuh merupakan kata yang sering disampaikan lewat pengumuman, himbauan dan nasihat. Taat dan patuh pada protokol kesehatan karena dengan 5 M dapat memutus mata rantai COVID.


Dengan demikian menjadi murid Kristus yang inovatif (move on), kreatif dan taat menjadi budaya baru kita di masa PANDEMI ini. Demikianlah juga dalam mengikuti Yesus di masa kini.  Tentu panggilan menjadi anak-anak Allah, Anak-anak terang melakukan firman dalam kehidupan sehari-hari. Mengikuti panggilan Yesus bukan seperti orang banyak hanya menunggu keuntungan dari tindakan Yesus, namun harus sungguh-sungguh menjadi murid yang mau dan bersedia melayani dan bekerja sungguh-sungguh demi kemuliaan Tuhan seperti murid-muridNya. Mengikut Yesus menerima tugas dan tanggung-jawab menjadi pembawa damai dan hidup rukun dalam saling menghargai dan menghormati. Sehingga lingkungan kita dan dunia kerja kita diterangi oleh Firman. 


Sahabat yang baik hati, hari-hari ini kita membaca dan mendengar berita akan trend naiknya yang kena COVID, doa kami tetap semangat dan berjuang untuk melawan COVID ini. Bagi anggota yang belum kena mari taat dan patuhi protokol kesehatan.

Tuhan Yesus memberkati kita semau!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...