Senin, 07 Februari 2022

MENABURKAN KEBENARAN DENGAN DAMAI

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/7039737002764972/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 08 Februari 2022


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


*KEBENARAN DITABURKAN DALAM DAMAI*


Yakobus 3: 18 

Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. 


James 3: 18 NKJV

Now the fruit of righteousness is sown in peace by those who make peace.


Keinginan menjadi orang yang berhikmat adalah baik. Berhikmat dalam pemikiran, berhikmat dalam pembicaraan bahkan juga dalam perdebatan. Berdebat adalah hal yang dapat mendatangkan kedewasaan jika pemikiran orang yang berdebat tersebut positif menanggapi debat mereka. Tetapi berdebat dapat menjadi pemicu renggangnya hubungan jika disikapi dengan pemikiran yang negatif, dimana sering sekali bergeser hal utama dalam debat tersebut menjadi soal harga diri, kepentingan diri sendiri dan keinginan menang. Berhikmat dalam sebuah pembicaraan adalah sangat baik sehingga cara penyampaian melalui perkataan akan berdampak baik dan kebenaran dalam perkataan tersebut akan dapat diterima oleh orang yang mendengarkan perkataan. 


Pernahkah anda mengenal seorang yang mengaku bijaksana tetapi bertindak bodoh? Hikmat yang benar dapat diukur melalui karakter seseorang. Sama seperti anda dapat mengenali pohon dari buahnya, demikian juga anda dapat menilai himat anda dari cara bertindak anda. Kebodohan akan menimbulkan kekacauan, tetapi hikmat membawa damai dan kebaikan. Apakah kita termasuk orang yang tergoda memperbesar konflik, meneruskan gosip, atau memanas-manasi perselisihan? Ucapan yang hati-hati dan menarik serta perkataan yang bijaksana dan penuh kasih adalah benih perdamaian. 


Allah sungguh sangat mengasihi orang-orang yang membawa damai. Yesus juga mengatakan: “berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9) 

Hati yang damai akan mengarahkan kita untuk menjadi pembawa damai dan dalam damai inilah akan ditaburkan buah kebenaran. Cara juga sangat menentukan apakah hal yang kita perkatakan atau lakukan akan menghasilkan buah.  Sebagaimana yang disoroti oleh Yakobus ini adalah tentang iri hati, mementingkan diri sendiri. Jika kedua hal ini ada dalam diri kita dan ditambah dengan dosa-dosa lidah dengan tidak menjaga perkataan kita, maka hanya akan menghasilkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Orang yang mementingkan diri sendiri dan mengijinkan iri hati ada dalam dirinya tentu jauh dari damai, oleh karena itu tidak mungkin dia dapat menghasilkan buah kebenaran dalam dirinya. Sebab buah kebenaran hanya ada ditaburkan dalam damai. 


Sahabat yang baik hati, orang yang memiliki damai adalah orang-orang yang beres hubungannya dengan Tuhan dan juga dengan sesama manusia. Dia tidak memiliki ganjalan untuk berhubungan dengan Tuhan dan juga sesama manusia. Sebaliknya orang yang jauh dari damai perlu sekali merenungkan bagaimana hubungannya dengan Tuhan dan juga sesama manusia. Sebab hati yang dipenuhi damai sejahtera akan memudahkan kita berkomunikasi dengan siapa saja. Yakobus sepertinya menggunakan istilah "damai" untuk membicarakan mengenai kondisi hubungan yang dibangun secara sehat tanpa perselisihan dan pertengkaran. Dengan demikian, Yakobus melihat bahwa hikmat yang diajarkan akan efektif (menghasilkan buah kebenaran), jika disampaikan tanpa pertengkaran.


Kita mengetahui dan percaya bahwa sumber damai adalah Allah. Roma 16:20 “Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!”, dengan damai yang berasal dari Allah yang berkuasa atas hati dan pikiran memampukan kita untuk mengalahkan segala kejahatan dan menghasilkan buah kebenaran. Damai yang ada pada kita juga adalah sebagai buah Roh Kudus yang menyertai kita senantiasa. Maka kehadiran kita adalah kehadiran yang membawa damai. Jangan menjadi orang yang selalu “didamai-damaikan” oleh orang lain karena iri hati dan mementingkan diri sendiri yang mungkin berkuasa atas diri kita. 


Segala sesuatu yang kita lakukan, yang kita perkatakan dimotivasi oleh damai yang ada dalam diri kita. kita menginginkan kedamaian memenuhi hidup kita dan juga sesama sebagai buah dari hubungan kita yang sudah diperdamaikan dengan Allah Bapa. Kebenaran Allah akan semakin nyata melalui damai yang dianugrahkan di dalam kita. Berhikmat dan bertindak dalam damai adalah hal yang diinginkan Allah ada dalam diri kita. Kedua hal ini dapat diwujudkan ketika kita berbicara, ketika kita menyelesaikan masalah dan ketika kita menghadapi segala hal yang terjadi dalam hidup kita dan sesama. 

Sahabat yang baik hati, hendaknya buah kebenaran yang ditaburkan dalam damai akan semakin memenuhi hati dan pikiran kita. Sehingga iri hati, mementingkan diri sendiri dan perkataan yang tidak baik tidak memiliki ruang sedikitpun di dalam hati kita. Tuhan Allah yang Mahabaik memampukan kita untuk menjadi pembawa damai dan menaburkan kebenaran dalam damai yang kita bawa ke tengah dunia ini. 

 Amin

 

 Salam Tim penulis: MP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...