Sabtu, 12 Februari 2022

DIBERKATI ORANG YANG BERHARAP PADA TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/7066964600042212/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu Septuagesima, 12 Feb 2022

Tujuh Puluh Hari Sebelum Kebangkitan

Nas: Yeremia 17:5-10


*DIBERKATI ORANG YANG BERHARAP PADA TUHAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kearifan seseorang sering teruji saat keadaan terdesak. itulah sebabnya saran para orang bijak, jika dalam.keadaan terdesak usahakan tenang dan jangan panik, fokus pada bagaimana mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi. Salah mengambil keputusan bukannya jalan keluar, namun menjadi lubang hitam yang menghanyutkan dan membinasakan. 


Nabi Yeremia hadir pada masa-masa akhir pemerintahan Yehuda sebelum pembuangan. Memang Yehuda mengalami tekanan politik luar negeri, apalagi Utara telah jatuh ke tangan Assyur. Apa yang harus diperbuat agar keluar dari tekanan asing ini? Inilah kritik yang sangat tajam dari Yeremia, karena raja-raja Yehuda bukan mengambil keputusan yang tepat, mereka berkoalisi dengan bangsa asing, mendatangkan berhala dan mengandalkan kekuatan manusia. Kebiajakan itu sangat fatal dan tidak dapat ditolerir sampai disebutkan oleh Yeremia dalam Yeremia 17:1 (TB)  "Dosa Yehuda telah tertulis dengan pena besi, yang matanya dari intan, terukir pada loh hati mereka dan pada tanduk-tanduk mezbah mereka 


Tertulis dalam pena besi, berarti cap yang tidak mungkin terhapus dan satu-satunya mungkin besinya harus dilebur dan dituang ulang kembali agar tak ada goresan.


Yeremia hadir memberikan suara yang keras bagi Yehuda terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, tetapi orang yang berharap akan Tuhan akan diberkati. Tuhan tidak bisa ditipu karena Tuhan itu menguji dan meneliti hati. 


Pesan inilah yang mengingatkan kita semua dalam Minggu ini, suatu ajakan agar percaya dan berharap pada Tuhan dalam semua situasi. Sesulit apapun keadaan yang kita alami bahkan dalam zona yang tidak dapat kita kendalikan, percaya dan berharap pada Tuhan akan diberkati..Pada Tuhan ada jalan keluar dan pada Tuhan ada kuasa melepaskan kita dari beban yang membelenggu. 


Baiklah kita menarik pelajaran yang berharga dari kotbah Minggu ini.


*1. Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri.*


Ada dua catatan yang penting kita tarik mengapa Nabi Yeremia memakai kata "ADAM" menerjemahkan "manusia" dalam ayat 5 ini. Pertama, Jika kita terjemahkan berarti "tanah" dan "debu" (bahasa Batak: sirabun). Menjelaskan ketidak berarti dan tidak ada apa-apanya. Adam menjadi manusia setelah dibentuk oleh Allah, diberi nafas dan diberi mandat dan amanah. Adam dari dirinya sendiri tidak berharga, hanya karena Allah adam berharga dimana Tuhan. 


Kedua, Yeremia mengingatkan bahwa Adam adalah manusia yang sangat berharga yang diberi kesempatan untuk hidup di Taman Eden. Namun sangat disayangkan manusia itu tidak setia, malah mengikuti kebebasannya sendiri dan melanggar perintah Tuhan. Akhirnya adam diusir dari Taman Eden. 


Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatan sendiri. Manusia itu debu yang tidak berarti apa-apa semua berharga karena Tuhan. Tanpa Tuhan Adam hanyalah debu (sirabun). 


Apa yang membuat Yeremia mengecam orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya? Tujuan Yeremia adalah kecaman terhadap raja Yehuda mengatasi tekanan yang dihadapi oleh Yehuda dengan mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri. Bahkan celakanya menghadirkan berhala-berhala yang tidak memiliki kekuatan apa-apa dan meninggalkan Tuhan. Berhala adalah buatan manusia, jika dituang dalam besi itu hanya buatan manusia dan tidak punya kekuatan apa-apa. Namun mengapa raja-raja Yehuda mendatangkan berhala dan membangun mezbah-mezbah baal? Tuhan murka atas semua itu 


Yeremia mengingatkan, akhir orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri ibarat semak di padang belantara. Semak di padang belantara hanya segar pada dimusim semi, dan dia tidak bisa tumbuh tinggi dan tak dapat jadi pohon pelindung bagi yang lain. Semak akan kering seturut musim dan akan menjadi terbakar hangus dan tak ada yang tersisa. Demikianlah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri.


*2. Diberkati orang yang mengandalkan Tuhan dan berharap kepadaNya*


Disini Yeremia kembali menegaskan bahwa Ada masa depan bagi orang yang berharap akan Tuhan. Sekalipun situasi yang sulit kuasa Tuhan dapat menolong dan menyelamatkan orang yang dikasihinya. Siapakah Musa sehingga dia dapat menghadap Firaun? Siapakah Daud hingga dapat mengalahkan Goliat? Siapakah orang Israel dibandingkan suku-suku yang ada di Kanaan? Tidak cukupkah sejarah panjang bangsa Israel menjadi bukti bagi mereka membuktikan kemahakuasaan Tuhan? 


Orang yang mengandalkan Tuhan diibaratkan oleh Yeremia seperti pohon. Yeremia 17:8, 20 (TB)  Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.


*- memiliki daya tahan*

Keadaan ini membuktikan orang yang mengandalkan Tuhan tidak akan dibatasi ruang dan waktu. Tuhan maha kuasa, penyertaanNya tanpa batas: tidak kering layu dimusim kering, tidak terbakar di musim kemarau dan tidak tumbang oleh tiupan angin. Karena akarnya kokoh dan akarnya tersambung dengan sumber air kehidupan.


*- tetap berbuah*

Selain memiliki daya tahan yang luar biasa, Yeremia menjelaskan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan tak henti menghasilkan buah. Situasi tidak membuat orang bercaya menghasilkan yang berguna bagi ornag lain. Orang percaya tidak cengeng dan mudah gambek, tetapi saat dihormati atau dihina, saat disanjung dan diremehkan orang percaya tetapi produktif menghasilkan buah yang Manisa bagi orang lain dan berdampak positip bagi lingkungannya. 

Ini juga yang tertulis dalam Mazmur 1:3 (TB)  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. 


*3. Ujian Hati -melakoni kehidupan ini dengan hati.*


Mendalami bagian ketiga ini, baiklah saya mengutip renungan yang menarik dari penulis yang terkenal. Ada renungan menarik dari Pastor Anthoni De Mello dalam buku "Burung Berkicau". Saya bahasakan dengan cerita sendiri: suatu ketika Tuhan mengeluh dengan banyaknya permohonan dan doa-doa yang disampaikan oleh manusia kepada Tuhan.  Sudah banyak tingkah dan sering apa yang disampaikan tidak sesuai dengan isi hatinya.  Suatu ketika Tuhan mengeluh atas semua itu dan ingin beristirahat tanpa diusik dari permohonan manusia. Maka Tuhan hendak mengambil cuti dan beristirahat ke tempat yang tidak diganggu oleh manusia?  Pertanyaan dimana Tuhan bisa berdiam agar tidak bisa diusik oleh manusia? 

Ada malaikat menyarankan agar Tuhan pergi ke puncuk gunung yang paling tinggi. Spontan terjawab yang namanya manusia jika sudah punya keinginan apapun akan dilakukan untuk mencapai puncuk gunung. Faktanya semua gunung tertinggi sudah dijelajahi oleh manusia. Malaikat lain mengusulkan agar berada di dasar laut paling dalam? Itu jawaban yang sama, manusia pasti akan dapat menjangkau dasar laut. Apalagi dengan manusia sudah memiliki kapal selamnya yang semakin canggih. Maka malaikat memberikan jabawan yang sangat brilliant agar Tuhan bersembunyi di hati manusia, karena manusia sering sekali memakai akal dan pikiran, emosi dan perasaan dalam hidup ini dan manusia sangat tidak pernah menggunakan hati dalam menjalani kehidupan ini. Sejak itulah Tuhan berdiam dihari manusia selain tidak terusik, dan akhirnya Tuhan tahu setiap isi hati manusia. 


Renungan ini juga yang diingatkan oleh Yeremia bahwa Allah meneliti hati manusia karena Tuhan berdiam di dalam hati manusia. Jika seseorang bisa berbohong, menipu dengan akal dan kepandaiannya namun Tuhan tidak dapat ditipu karena Tuhan itu ada di dalam hati manusia yang terdalam. Betapapun liciknya seseorang, Tuhan tahu dan tidak ada yang tersembunyi bagi Dia. Yeremia 17:10 (TB)  Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." 


Sahabat yang baik hati! Mari menarik pelajaran berharga dari kotbah ini, berhentilah mengandalkan manusia dan kekuatannya, tetapi semakin percaya dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Tuhan berdiam di hati, Dia tahu apa isi hati kita yang terdalam maka mari jalani kehidupan ini dengan hati tulus. Tuhan merancang masa depan orang yang beriman dan percaya kepadaNya. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...