Sabtu, 06 Januari 2018

TINGGAL DI DALAM KRISTUS

TINGGALLAH DI DALAM KRISTUS
Yohanes 15:1-8

Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati minggu pertama di tahun baru 2018 ini kita menerima suatu pengajaran pokok tentang iman Kristen. Yesus adalah pokok anggur, kita adalah ranting-rantingnya. Ranting-ranting tak terpisah dari pokok, dari ranting itu akan menghasilkan buah yang ranum, manis dan segar. Rantjng yang terpisah dari pokok akan layu, kering dan mati, tinggal menunggu waktu untuk dibawa ke pembakaran.

Perumpamaan tentang pokok anggur ini mempermudah kita memahami hubungan Yesus dengan orang percaya. Anggur adalah tanaman pokok bagi petani Palestina. Sejak Israel memasuki tanah Kanaan mereka telah bertani anggur. Selama berpindah mereka belum bertani anggur, namun mereka telah tahu mengenai anggur sejak cerita Nuh (Kej 9).  Anggur tidak asing lagi bagi orang Israel, bertani anggur menjadi penghasilan utama setelah menetap di Kanaan.  Buah anggur segar tergolong bahan pokok makanan sehari-hari, sebahagian diperas dan dibuat jadi minuman dan anggur yang dikeringkan (kismis) menjadi makanan yang pavorit dan juga dibuat menjadi selai. Atas hal inilah anggur dilambangkan sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan.

Ada banyak pengajaran Alkitab yang menyinggung anggur, baik dari manfaat positip, perannya dalam ibadah, pengajaran Yesus dan pemakaian Anggur dalam jamuan malam terakhir yang ditetapkan menjadi perjamuan kudua bagi orang Kristen hingga peringatan akan dampak minum anggur terlalu banyak. Sekarang marilah kita mengarahkan perhatian kita kepada pendalaman akan apa makna pengajaran Yesus ini yang mewartakan diriNya sebagai pokom anggur dan orang percaya adalah rantingnya?

Akulah pokok anggur kamu adalah rantingnya! Menjelaskan hubungan yang tidak dapat terpisahkan. Ranting tumbuh dari pokok, pokok yang baik menumbuhkan ranting-ranting yang banyak dan dari ranting itu akan menghasilkan buah. Buah yangdihasilkan menjadi penentuan akan penilaian akan pohon yang baik.

a) Ranting tak akan bisa tumbuh dengan sendirinya, dia sangat tergantung pada pokoknya. Ketika ranting terputus dari pokoknya akan layu, kering dan mati. Sang petani penguasa kebun akan memisahkannya dan akan mencampakkannya ke api pemusnahan. Yesus mengajarkan hal ini agar semua orang percaya memastikan hidupnya yang tidak terpisah dari Tuhan Yesus. Ranting tak akan dapat berbuah dan memghasilkan apapun tanpa dari pokok.

b) Pokok memberikan sari makanan pada ranting untuk selanjutnya ranting akan menghasilkan buah. Pohon yang baik ditentukan oleh buahnya (Mat 12:23). Yesus memanggil dan menetapkan kita menjadi pengikutnya agar kita menghasilkan buah (Yoh 15:16). Memahami penjelasan akan pokok Anggur mengingatkan kita akan tugas dan tanggung jawab orang percaya menghasilkan buah-buah yang baik dari dirinya. Buah yang dihasilkan bukan asal buah, namun harus buah yang harum yang membuat sang petani pengusaha kebun bahagia. Kepastian buah yang baik itu karena pokoknya adalah Yesus sendiri, yang adalah sumber dari segala kebaikan.
Ini penting kita refleksikan dalam mensyukuri tahun 2018 ini. Tuhan membiarkan kita memasuki 2018 ini, ada rencana Tuhan yang indah bagi kita untuk menghasilkan buah yang manis bagi sesama. Jangan asal ranting, ranting yang tak berbuah. Seorang petani akan memotong ranting yang tidak produktif.

c. Apa saja yang kamu minta!
Istilah kedua dari penjelasan Yoh 15 ini bukan soal hubungan pokok dan ranting, namun ibarat dalam suatu ruangan. Tinggal di dalam suatu ruangan dan bersama-sama dengan Yesus. Suatu komunitas yang melaksanakan missi, tentu semua anggota berusaha menjaga nama baik suatu komunitas dan berusaha menunjukkan prestasi terbaik agar komunitasnya dapat memberikan nama harum bagi komunitasnya. Namun apapun yang dilakukannya seseorang jika bukan bahagian dari komunitas itu tidak ada sangkut pautnya dengan persekutuan.
Komunitas inilah yang disebut dengan Persekutuan orang percaya. 

Untuk menjelaskan ini perlu juga kita baca Gal 2:20 yang menyatakan: karena aku hidup, bukan lagi aku sendiri yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Apa manfaat tinggal di dalam Kristus? Kotbah minggu ini menjawab: Yohanes 15:7 (TB)  Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Contoh yang sederhana, jika anda pergi ke Dufan (Dunia Fantasy) Ancol, tiket masuk anda akan memberikan kebebasan bagi kita menikmati semua permainan yang ada di dalamnya. Kita memiliki hak karena legalitas tiket masuk yang kita banyar.
Demikianlah kita menikmati seluruh kemurahan Allah Bapa yang telah memperkenankan kita menerima keselamatan karena jaminan dan garansi Yesus Kristus, yang menebus kita dengan darahNya yang mahal. Oleh Yesus Kristus kita telah diangkat menjadi anak, kita adalah anak-anak Allah ahli waris dalam kerajaanNya. Seorang bapa pasti memberikan seluruh kebutuhan anak-anaknya diminta ataupun tak diminta.

d) Muliakanlah Tuhan
Pada bahagian kotbah ini, atas semua kelimpahan dan manfaat hidup tinggal di dalam Yesus Kristus adalah memukikan Allah. Disini kita bukan hanya berpikir dan berorientasi akan enaknya dan seluruh kebaikan yang kita terima, namun tanggung jawab kita yang telah menerima kebaikan dari Tuhan. Mari mulikan Tuhan dengan totalitas hidup kita: perkataan, perbuatan, sikap dan perilaku kita di dalam keluarga, di masyarakat, dalam pekerjaan dan dalam lingkungan masyarakat.

Tuhan menunggu buah-buah yang baik dari kita di tahun 2018 ini.

Sahabat yang baik hati, dimanapun anda berada kiranya segala kebaikan dan anugerah Tuhan menyertai hidup anda. Amin!


Salam
#nekson m simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...