Sabtu, 15 Februari 2025

TUHAN PENGHARAPAN KITA

 Kotbah Mingu Septuagesima

Minggu, 16 Februari 2025

Ev. Yeremia 17:12-18




TUHAN PENGHARAPAN KITA


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kita pada minggu ini telah memasuki Minggu Septuagesima. Suatu minggu yang mengarahkan pandangan kita kepada keselamatan di dalam kebangkitan Yesus Kristus. Hidup kita yang dialami kini diarahkan pada tujuh puluh hari ke depan: jika ada beban, pergumulan dan ancaman yang menghimpit kehidupan jangan berputus asa. Sebagai orang percaya Tuhanlah pengharapan kita. Padanya ada pengampunan, kesembuhan, perlindungan dan keselamatan. Hidup orang pecaya tertuju kepada salib dan kebangkitan Kristus


Jika kita baca keseluruhan Yeremia 17, diawal telah diceritakan begitu nyatanya dosa dan pelanggaran umat Allah. Dosa berbekas dan pelanggaran yang tidak bisa dimaafkan. Yeremia mengungkapkan bahwa dosa bangsa Yehuda telah tertulis dengan pena besi yang matanya dari intan, terukir pada loh hati mereka dan pada tanduk-tanduk mazbah mereka (1). Mereka menjauh dari Allah dan menyembah berhala (2). Mereka mengandalkan manusia dan bukan Allah (5). Mereka meninggalkan Allah, Sang Sumber Air Yang Hidup. Atas perbuatan itu, Allah menghukum mereka. Allah mengizinkan harta benda mereka dirampas dan mereka kehilangan apa yang telah diberikan-Nya kepada mereka sebagai umat perjanjian (3). Mereka akan menjadi budak musuh (4). Semua itu adalah ganjaran atas dosa yang telah mereka lakukan.


Daftar dosa yag dibeberkan oleh Yeremia pada ayat 1-10 menghantarkan bahwa mereka tinggal menunggu hukuman. Tuhan akan segera mendatangkan mala petaka sebagai ganjaran atas pelanggaran dan dosa mereka. Hukuman segera tiba dan tidak satu pun yang luput dari murka Allah. Dengan demikian apakah yang dapat dilakukan oleh umat Allah? 


Dalam Kotbah Minggu ini kita menemukan ajakan dari Nabi Yeremia, yakni:

 

1. TUHAN Pengharapan kita

Dalam kondisi demikianlah Yeremia mengarahkan umat Allah bahwa di dalam Tuhan ada pengharapan. Mereka tidak dapat melepaskan diri dari hukuman yang segera tiba, tetapi berharap pada Tuhan.


Allah berjanji akan memberkati setiap orang yang mengandalkan Tuhan dan yang berharap hanya kepada-Nya. Mereka akan menikmati berkat dan damai sejahtera dari Allah. Mereka juga akan memperoleh keselamatan dan kehidupan. Tentu, itu semua sesuai janji-janji Allah bahwa Dia akan memberkati umat yang mengasihi-Nya dan melakukan segala ketetapan dan perintah-Nya. Sebaliknya, Dia akan menghukum umat yang tidak setia dan melanggar segala ketetapan yang telah difirmankan-Nya.


Sekalipun hukuman telah diwartakan dan tidak seorang pun yang luput dari murkanya, tetap berharap pada Tuhan. Sekalipun Tuhan murka namun kasih setianya lebi besar dari amarahnya. Hal ini menghantarkan kita kepada suatu pengharapan bahwa di dalam Tuhan ada harapan, ada keselamatan dan kasih sayang.  


Seorang sahabat pelayan yang lama melayani orang yang hidup divonnis mati bercerita bahwa banyak diantara nara pidana yang divonnis mati ingin mengakhiri idupnya sebelum divonnis mati, merasa bersalah dan berteriak histeris. Ada juga yang tidak berterima dan terus melawan di dalam bathin bahwa kebebasan akan datang namun ada juga yang sudah siap mati namun cerita dalam hidupnya harus dicatat dan direkam untuk diberitahukan kepada semua orang. Setiap orang memiliki pergumulan tersendiri dan semakin memahami bahwa hidup ini merupakan misteri yang harus di dalami. Menjelang akhir hidup ini selalu ada suatu harapan.


2. TUHAN sumber kesembuhan

Yeremia 17:14 (TB) Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku! 


Keterpurukan umat Allah di dalam pembuangan digambarkan sebagai orang yang sakit. Mereka terluka dan terpukul akibat pembuangan yang menyakitkan. Yeremia berdoa memohon kesembuhan dari Tuhan meminta belas kasihan yang menyembuhkan dan menyelamatkan bagi dirinya. “Jika keadaan orang-orang yang menyimpang dari Allah begitu sengsara, biarlah aku selalu mendekat kepada-Nya (Mzm. 73:27-28), dan karena itu, Tuhan, sembuhkanlah aku dan selamatkanlah aku (ay. 14). Sembuhkanlah aku dari kemurtadanku, dari kecenderungan untuk murtad, dan selamatkanlah aku supaya tidak terseret oleh kuatnya arus untuk meninggalkan Engkau.” Ia terluka di dalam roh oleh kesedihan akan banyak hal. “Tuhan, sembuhkanlah aku dengan penghiburan-penghiburan-Mu, dan buatlah aku tenang.” Ia terus-menerus hendak dijahati oleh orang-orang yang tak waras. “Tuhan, selamatkanlah aku dari mereka, dan jangan biarkan aku jatuh ke dalam tangan mereka yang fasik. Sembuhkanlah aku, yaitu sucikanlah aku dengan anugerah-Mu. Selamatkanlah aku, yaitu bawalah aku pada kemuliaan-Mu.” Semua orang yang akan diselamatkan di kehidupan nanti disucikan pada saat ini. Kecuali penyakit dosa dibersihkan, jiwa tidak bisa hidup. Untuk menegaskan permohonan ini, ia menyerukan di dalam Tuhan kesembuhan dan keselamatan.


Bagaimana dengan kita sekarang ini? Coba kita review jika seseorang jatih sakit apa yang dilakukan? Dokter yang terbaik, referensi rumah sakit yang terbaik dan berbagai nasihat yang pernah sembuh dari sakit. Keluarga seorang yang sakit akan jeli mendengar obat dan tindakan medis. Pada kotbah ini, jika kita sakit atau bergumul dengan kondisi kesehatan dan mental kepada siapa kita berharap? Yeremia menghantarkan kepada kita di dalam Tuhan ada kesembuhan dan keselamatan.  


3. Tuhan perlindunganku, aku tidak mendapat malu

 

Pergumulan umat Allah di Babel bukanlah soal kekalahan dan ditahlukkan oleh bangsa lain. Persoalan yang lebih mendalam dari itu adalah ada pemahaman bahwa kekalahan Yehuda adalah kekalahan Allah yang mereka sembah. Jadi mereka yang membanggakan Tuhan dianggap juga tahluk dan kalah kepada ilah yang disembah dan dipuja oleh Babelonia. Inilah sebabnya Yeremia menyampaikan dalam ayat Yeremia 17:18 (TB) Biarlah orang-orang yang mengejar aku menjadi malu, tetapi janganlah aku ini menjadi malu; biarlah mereka terkejut, tetapi janganlah aku ini terkejut! Buatlah hari malapetaka menimpa mereka, dan hancurkanlah mereka dengan kehancuran berganda. 


Jangan aku ini menjadi malu! Israel adalah umat Allah yang dipilih bukan karena mereka lebih besar atau lebih kuat, lebih bijak atau lebih pintar. Mereka dipilih oleh Allah menjadi umat pilihan karena janji Allah Abraham, Ishak dan Yakub sehingga mereka dijadikan Allah umat Perjanjian. Allah telah berjanji keturunan Abraham menjadi umatNya dan umat menjadikan Allah menjadi Allah mereka. Umat Allah memahami bahwa Allah itu dahsyat Allah dari segalah Allah dan Tuhan dari segala Tuhan, Mazmur 96:4

Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah. 


Kedahsyatan Allah Israel telah terbukti di dalam sejarah: Allah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir, berbagai mujizat dan kedahsyatan telah nyata di dalam perjalanan mereka bangkan saat mereka berjalan menuju Kanaan bangsa-bangsa Kanaani ketakutan atas kedatangan Israel. Cerita kebanggaan atas Allah Israel telah turun temurun, namun dalam peristiwa jatuhnya mereka di tangan Babel membuat mereka terpuruk dan malu! Apakah semua akan menanggung malu!


Yeremia menganggat kembali kekuatan Allah Israel, Allah diatas segala Allah, Raja diatas segala raja dan Tuhan diatas segala Tuhan. Yeremia mengangkat tema ini untuk mengembalikan keyakinan umat Allah atas kemehakuaasaan Allah. Mereka tidak akan dibiarkan malu. Mereka akan berlindung di dalam nama Tuhan.

 

Sahabat yang baik hati, tema minggu Septuagesima ini mengarahkan hidup kita kepada Kristus! Kristus pengharapan, Kristus kesembuhan dan keselamatan dan di dalam Kristus kita beroleh kemenangan dan tidak akan mendapat malu. Mari jalani kehidupan ini dengan berharap kepada Tuhan. Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DOSAMU TELAH DIAMPUNI

 KOTBAH MINGGU JUDIKA Minggu, 6 April 2025 Ev. Lukas 7:41-50 DOSAMU TELAH DIAMPUNI Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Mingg...