Sabtu, 12 Oktober 2019

PELAYAN YANG MENGHIDUPI PELAYANANNYA

Kotbah Minggu XVI Stlh Trinitatis Minggu, 6 Oktober 2019 Nas: Kisah Rasul 20:21-31 PELAYAN YANG MENGHIDUPI PELAYANANNYA Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati kotbah Minggu ini merupakan kesempatan yang baik bagi pelayan (hamba Tuhan) memaknai panggilan dan pengutusan. Sehingga kita sungguh-sungguh menjadi pelayan yang berkenan kepada Tuhan. Pada pihak lain bagaimana jemaatbagar mendukung para hamba Tuhan dapat melaksanakan pelayanannya dengan baik. Sehingga baik jemaat maupun pelayan tetap taat kepada panggilan dan pengutusan, tunduk kepada Raja Gereja dan bersedia mendengar suara Roh Kudus dalam hati maaing-masing. Kisah Para Rasul, lanjutan dari Kitab Injil yang berisi tentang sejarah pemberitaan Injil dan penyebaran kekristenan. Sejak pengutusan Tuhan Yesus kepada rasul, Injil terus bergerak di mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria, Antiokia, Asia Kecil, Eropa dan sampai ke ujung bumi. Dari semua pekerjaan pemberita Injil ini, kitab Kisah Rasul memberitahukan bahwa dibalik semua apa yang dikerjakan rasul ada Roh Kudus yang memanggil, mengarahkan, mengajari, melindungi dan menghibur para rasul sehingga Injil menyebar ke seluruh dunia. Tanpa penyertaan Roh Kudus murid-murid tak dapat melakukan apa-apa. Itulah sebabnya Yesus berpesan dalam Kisah 1:8 "Kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun atas kamu." Kotbah Minggu ini merupakan kata sambutan Paulus pada acara perpisahan kepada penatua dan jemaat di Efesus. Paulus awalnya disambut baik di Efesus dan menerima Injil Yesus Kristus yang mati dan bangkit demi menyelamatkan manusia. Karena Paulus menentang berhala dan melawan menyembah patung buatan manusia, ini ancaman serius bagi Dimetrius dkk sang tukang patung-patung. Mereka bisa kehilangan pekerjaan maka terjadilah kerusuhan di Efesus yang diprovokasi Dimetrius dkk agar Paulus angkat kaki dari kota Efesus (Baca Kis 19:21-40). Paulus tidak meninggalkan Efesus karena provokasibiti, dia tetap melayani dan menyerukan pertobatan sampai Roh Kudus memerintah Paulus untuk berangkat ke Yerusalem. Akhirnya Paulus meninggalkan Efesus bukan karena diusir atau menghindari diri dari kelompok pengacau di Efesus tetapi karena panggilan Roh Kudus yang mendesak Paulus agar kembali ke Yerusalem (Kis 20:22). Paulus sendiri sadar dan mengetahui akan ada ancaman dari kaum Farisi dan Herodian karena bisa saja menangkap dan memenjarakan dia jika dia kembali ke Yerusalem. Tetapi Paulus lebih percaya dan taat kepada Roh Kudus yang memanggil dia kembali ke Yerusalem. Sebelum berangkat, Paulus mengumpulkan penatua menyampaikan pesan perpisahan. Dari apa yang disampaikan Paulus kita menemukan pesan yang sangat berharga dalam memaknai panggilan dan pelayanan. Pesan ini sangat berguna bagi pelayan dan jemaat. Bagi Paulus, pelayan harus menghidupi pelayanannya - parhobas na manghangoluhon panghobasionna, pelayanan adalah pengabdian diri untuk mendatangkan pertobatan, taat kepada pengutusan yang dipimpin Roh Kudus. Pelayan harus menghadirkan dan meninggalkan damai ditempat dia melayani. Paulus tidak menimbulkan keresahan dan seolah dialah satu-satunya hamba Tuhan yang dapat mengatasi pelayanan di Efesus. Paulus berangkat mengabdi dan melakukan pelayanan karena pengutusan Roh Kudus. Dari kotbah Minggu ini pelayan dan jemaat (baca=gereja) hendak mendalami tiga hal ini: 1. Pelayanan adalah pengabdian diri untuk memberitakan pertobatan (ay 21) Tujuan pelayanan adalah membawa orang untuk mengenal Yesus Kristus. Ada dua kelompok yang diinjili oleh Paulus di Efesus, yaitu Yahudi dan Yunani. Bagi Yahudi, biasanya mereka menggangap diri mengenal Allah, melakukan perintah Allah dan bangga dengan sebuat umat pilihan Allah dan keturunan Abraham serta sering merasa lebih Kudus dan lebih dekat kepada Allah ketimbang suku bangsa lain. Sedangkan Yunani, bagi yang Yahudi mereka dianggap tidak mengenal Allah, pagan dan tinggal dalam kegelapan. Paulus tidak membedakan keduanya, mengasihi yang satu dan membenci yang lain. Kepada keduanya Paulus hadir melayani dan merakit mereka menjadi satu di dalam Kristus dan menyerukan pertobatan. 2. Taat pada pengutusan yang dipimpin Roh Kudus. (Ay 22-24) Paulus adalah hamba Tuhan yang taat melakukan pengutusan menurut perintah Roh Kudus. Roh Kudus yang memerintah hatinya untuk bergerak kesana ke mari. Sekalipun Paulus menyadari bahwa sesungguhnya dia masih butuh beberapa lama untuk menyelesaikan permasalahan di Efesus, namun karena panggilan Roh Kudus, Paulus harus kembali ke Yerusalem. Hal ini sangat menarik, sekalipun ada pertimbangan lain menurut analisis baik itu kekuatiran akan sikap kaum Farisi dan Herodian bagi Paulus. Paulus lebih taat kepada perintah Roh Kudus dari pada hasil analisis dan kepentingannya sendiri. Hal ini perlu untuk disadari oleh pelayan dan jemaat dalam pelayananagar tidak menjadi polemik hal mutasi hamba Tuhan. Analisis kita sangat terbatas, tidak sebanding dengan rencana Tuhan yang tak terpikirkan oleh ratio kita. Paulus dengan tulus meninggalkan Efesus dan pergi mengikuti pengutusan Roh Kudus kembali ke Yerusalem. Ketulusan melayani akan membawa dampak yang besar demi kemuliaan Tuhan. 3. Pelayanan adalah meneguhkan penatua dan mempersatukan agar mampu menghadapi guru-gurun palsu. (28-31) Paulus mengumpulkan seluruh penatua di Efesus, sebagai jemaat yang menerima Kristus mereka harus hidup di dalam damai sejahtera. Sebagai pelayan harus melakukan penggembalaan dengan baik, sigap dan jangan lalai. Pelayan harus memberi jalan keluar atas permasalahan yang dihadapi bukan menjadi pembuat masalah - trouble maker. Pelayan harus menjadi pemersatu bukan pemecah belah, pelayan harus mendatangkan damai dan saling menerima dalam kebersamaan. Kesatuan dan kebersamaan akan membawa jemaat kuat menghadapi segala tantangan. Pada bahagian akhir ini Paulus mengingatkan, gereja harus waspada karena guru-guru palsu, pengajar-pengajar sesat dan gembala-gembala upahan akan datang lebih mempesona dari gembala yang tulus mengabdi. Semua itu akan dapat diatasi jika pelayan dan penatua bersama-sama melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai gembala. Tugas pelayan adalah memberdayakan penatua dan seluruh jemaat untuk menumbuhkan iman dan kuat melawan ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan. Sahabat yang baik hati! Kiranya Tuhan memberikan kekuatan bagi kita semua melakukan tugas penggembalaan baik dalam kapasitas apapun. Mari kita lakukan pelayanan demi Injil dan pertobatan, tulus dan setia melakukan pengutusan serta memberdayakan jemaat agar mampu bertahan dan mengembangkan diri menghadapi segala tantangan. Mari teladani Paulus; pelayan yang sesungguhnya adalah pelayan yang menghidupi pelayanannya. Amen! Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...