Sabtu, 19 Oktober 2019

BERIBADAH DI DALAM ROH DAN KEBENARAN

Kotbah Minggu XIX Stlh Trinitatis Minggu, 20 Oktober 2019 Nas: Yohanes 4:21-26 BERIBADAH DI DALAM ROH DAN KEBENARAN Selamat hari Minggu bagi kita semua, Syalom! Perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria, merupakan perjumpaan kreatif yang memiliki sarat makna. Bagi saya kotbah ini sangat penting untuk mengajak membangun spiritualitas. Beragama bukanlah ditunjukkan dengan penyembahan (relasi vertikal) membangun manusia dengan Allah ansih, tetapi penyembahan itu nyata dalam sikap hidup terhadap sesama (relasi horinsontal). Hal itu ditujukkan oleh Yesus dalam percakapannya dengan perempuan Samaria. A. Yesus mengubah warisan cara berpikir Yahudi memandang orang Samaria. Yahudi umumnya sangat membenci orang Samaria, menganggap mereka kotor, berdosa dan tak layak dijadikan sebagai sahabat maupun saudara. Kebencian itu tidak diwarisi Yesus, Yesus memberikan contoh, datang ke Samaria dan bercakap-cakap dengan orang Samaria. Yesus memutuskan mata rantai warisan kebencian dan memulainya dengan membangun berdialog, sikap harmoni dan perdamaian. 2. Perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria menghentikan hidupnya yang penuh sandiwara. Ada banyak misteri yang ada pada diri perempuan Samaria ini, dia datang siang hari ke sumur itu tak biasa bagi perempuan umumnya yang datang pagi atau sore hari, dia tinggal dengan laki-laki dengan status yang tidak jelas, berlagak pula seolah punya leluhur hebat, punya timba dll. Percakapan Yesus dengan perempuan Samaria menjadi perjumpaan yang mengubah kehidupannya. 3. Percakapan Yesus dengan perempuan Samaria menemukan arti peribadahan yang benar yang membangun spiritualitas. Salah satu permasalahan Yahudi dan Samaria adalah pusat peribadahan. Sejak memisahkanndiri dari Yehuda Samaria memusatkan peribadahan di Bethel. Sementara Yehuda meneruskan warisan Daud yang menetapkan Yerusalem sebagai pusat pemerintahan dan pusat ibadah. Itulah sebabnya Daud mencanangkan pembangunan Bait Allah. Sekalipun bukan Daud mendirikan Bait Allah tetapi dia yang memindahkan Tabut Perjanjian ke Yerusalem. Ini suatu tanda bahwa Allah hadir dan berkenan berdiam di Yerusalem dan Yerusalem menjadi pusat Ibadah Setelah Salomo meninggal Israel terbagi dua, Yehuda dan Utara. Utara berpusat di Samaria dan Yehuda di Sion menuruti dinasty Daud. Bagaimana Yahudi mengagungkan Yerusalem, maka demikianlah orang Samaria mengungkan Bethel Dan Sumur Yakub dan warisan leluhurnya. Bethel tempat bersejarah, disinilah Yusup malaikat Tuhan turun naik. Maka bagi Samaria penyembahan di Bethel lebih diagungkan mereka ketimbang Yerusalem. Di pihak lain Yahudi menganggap Samaria Beribadah yang tidak murni. Dari argumentasi perempuan Samaria, tampak mengagungkan warisan Yakub. Sumur Yakub yang terkenal suatu warisan sejarah yang tak ternilai. Namun apakah dengan menyembah disitu otomatis berjumpa dengan yang ilahi? Penjelasan Yesus dalam kotbah ini kita mengerti sesungguhnya bahwa bukan manusia yang mencari Allah tetapi Allah yang mencari manusia. Itulah sebabnya Yesus mengatakan akan tiba saatnya bukan di Yerusalem atau bukan di gunung ini orang menyembah Allah. Tetapi menyembah Allah di dalam Roh dan kebenaran. Pada bahagian terakhir ini baiklah kita mendalami tema Minggu jni. Bagaimana menyembah Allah di dalam Roh dan kebenaran? Menurut saya mari kita gumuli ketiga hal berikut ini: A. Mengenal Allah dengan menanggalkan segala kebencian dan membangun persaudaraan yang rukun dan menghadirkan damai sejahtera bagi semua orang. Bagaimana mungkin mengatakan aku menyembah Allah yang maha tinggi, tetapi membangun tembok pemisah dengan sesama, menebar kebencian dan mewariskan akar pahit kepada sesamanya. Menyembah Allah adalah membangun damai sejahtera bagi sesama di bumi (Band Luk 2:14). Bagaimana kita membangun spiritualitas diri kita sendiri tetapi membenci orang lain? B. Menyembah Allah dengan Roh dan Kebenaran harus membuang kesombongan rohani dan menempa diri rendah hati. Sikap eksklusifisme dalam agama harus dikikis. Sebagaimana Yesus mengatakan bukan di Yerusalem atau di Betel. Mereka mengagungkan tempat sucinya, agamanya dan keunggulannya. Bukan ditempat yang dibangun manusia Allah hadir, tetapi dihati yang membuka diri dimasuki oleh Roh Allah. Yesus berkata: berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah (Mat 5:8). Ibadah yang benar bukanlah menempatkan diri lebih mulia, lebih agung lebih suci dan lebih benar sementara yang lain tidak. Penyembahan yang benar adalah kerelaan menempa hati yang semakin murni dan sucidi hadapan Allah. C. Menyembah Allah di dalam Roh dan Kebenaran adalah berpusat pada Kristus. Sama seperti perempuan Samaria, beragama dan menyembah tapi tak mengenal Allah tetapi perjumpaanNya dengan Yesus mengenal Allah sumber kehidupan. Kita mengenal Allah dalam segala rencananya melalui pengenalan kita kepada Yesus Kristus. Yesus Kristuslah kita dapat mengenal Allah secara benar dan mengetahui rancanganNya untuk keselamatan manusia. Sama seperti perempuan Samaria ini sebelum berjumpa dengan Yesus; dia keliru, menutupi dirinya dengan praktek ibadahnya. Tetapi perjumpaanNya dengan Yesus menjadikan dia berubah mengenal Allah, mengenal sumber kehidupan yang kekal. Selamat hari Minggu bagi kita semua, mari beribadah kepada Tuhan dengan Roh dan Kebenaran. Tuhan memberkati Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...