Minggu, 08 Oktober 2017

BETAPA BAHAGIANYA KAMI

BETAPA BAHAGIANYA KAMI

Sahabat yang baik hati! Marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Senin 09/10/2017

Lukas 9:33 (TB)  Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.

Luke 9:33 (RSV)  And as the men were parting from him, Peter said to Jesus, "Master, it is well that we are here; let us make three booths, one for you and one for Moses and one for Eli'jah"--not knowing what he said.

Coba anda ingat-ingat kapan anda terakhir mengalami suasana hati paling membahagiakan? Jangan katakan saya tak pernah bahagia hidupku selalu susah dan penuh penderitaan. Sehebat apapun pergumulan yang kita hadapi pasti pernah kita merasakan suasana hati yang bahagia. Hati gembira dan penuh riang bisa saja saat bertemu dengan orang yang anda cintai, kunjungan ke tempat yang anda belum pernah kunjungi, suasana bahagia bersama keluarga atau mungkin saat-saat promosi anda pada pekerjaan anda. Teks renungan di pagi ini, ingin berbagi bahwa kebahagiaan paling tertinggi adalah ketika melihat kemuliaan Allah dalam hidup ini.

Dari catatan renungan pagi ini merupakan suasana paling bahagia dari rasul Petrus dan dilaporkan oleh Inil Lukas dan Markus. (Markus 9:5 dan Matius 17:4 )  setelah Yesus mengajarkan orang banyak dan menyampaikan kotbah di bukit, Yesus mengajak mereka ke bukit untuk berdoa (Lukas 9:28). Namun Petrus memiliki pengalaman berharga dalam hidupnya dia menyaksikan Yesus dimuliakan. Peristiwa ini bukanlah mimpu, namun suatu penglihatan nyata dari Petrus bahwa Yesus tidak seperti biasanya; dia berubah dan wajahnya berkilaukilauan dan  tampak bercakap-cakap dengan orang terbesar dalam sejarah perjalanan Israel, yaitu Musa dan Elia.

Siapakah Musa? Pasti semua orang Yahudi tahu, tokoh yang sangat masyur. Dialah pemimpin yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, menuntun umat selama di padang gurun dan paling mendasar dalam hidup Israel yaitu pemberian Hukum Taurat. Sedangkan Elia adalah tokoh terbesar dari nabi-nabi. Dalam pengharapan Mesias sering juga digambarkan bahwa yang datang itu adalah nabi besar seperti Elia.

Apakah kebahagiaan Petrus yang sesungguhnya?  Petrus melihat Yesus dimuliakan dan bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Selain kesejajaran Yesus dengan ketiga tokoh besar dalam sejarah Israel, kebahagiaan Petrus itu juga adalah Petrus mengetahui bahwa di dalam Yesus Kristus segala hukum Taurat dan Nubuatan para nabi di genapi. Artinya kebahagiaan Petrus itu ialah, Petrus melihat sendiri keselamatan itu nyata di dalam diri Yesus Kristus.

Sahabat yang baik hati! Apakah kebahagiaan terbesar dalam hidupmu? Diatas tentu anda mungkin sudah menjawab, setelah renungan ini kita mengetahui puncak kebahagiaan yang paling tinggi dalam hidup orang beriman ketika kita punya keyakinan bahwa kita telah memiliki keselamatan yang pasti di dalam diri Yesus Kristus. Itulah kebahagiaan orang beriman ketika kita mengenal siapa Yesus Kristus di dalam hidup kita.

Benar bahwa kita di dunia ini hidup sementara, yang menjalani suka dan duka, derita dan bahagia. Namun dalam seluruh dinamika itu kita tetap bisa bersukacita karena punya jaminan kebahagiaan. Kebahagiaan kita bukanlah di dunia ini, itulah sebabnya keinginan Petrus mendirikan kemah ditolak oleh Yesus. Kebahagiaan kita yang menetap, kekal dan abadi telah disediakan Allah bagi kita.

#pdt nekson m sjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEKUASAAN DAN KERAJAAN ALLAH KEKAL

  Kotbah Minggu Akhir Tahun Gerejawi - Peringatan Orang Meninggal Minggu, 24 Nopember 2024 Ev. Daniel 7:9-14 KEKUASAAN DAN KERAJAAN ALLAH YA...