Senin, 02 Oktober 2017

BERHATI DAMAI

BERHATI DAMAI

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita mengambil waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa 03/10/2017.

Kolose 1:19-20 (TB)  Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Colossians 1:19-20 (RSV)  For in him all the fulness of God was pleased to dwell,
and through him to reconcile to himself all things, whether on earth or in heaven, making peace by the blood of his cross.

Hidup dalam damai merupakan cita-cita setiap insan. Ketika mengetik renungan ini ada beberapa kiriman WA baik berita dan gambar tentang tawuran antar warga di salah satu sudut Jakarta. Photonya sangat seram karena ada korban berlumur darah dan beberapa photo suasana tawuran. Spontan hati ini miris dan pedih melihat kejadian seperti ini. Diantara kelompok yang berseteru pasti akan memakan korban, bukan saja pihak-pihak berkonflik namun bisa orang lain yg melintas di jalan. Hal ini mengingatkan kita bahwa setiap ada perseteruan dan tawuran dalam masyarakat akan selalu ada kerugian dan korban bukan saja pada pihak yang berkonflik namun juga orang lain. Namun alangkah baik dan sungguh baik bila sesama kita yang bersaudara hidup rukun, menghargai dan menghormati sesama. Jangan korbankannm orang lain hanya karena kepentingan diri dan ego. Hidup ini sangat berharga ketika kita bisa hidup rukun dan damai dengan sesama. Manusia berkonflik adalah 'homo homini lupus' (menjadi serigala bagi sesama). Kita bukanlah pemangsa sesama, tetapi pengasih dan penyayang serta menopang bagi sesama.

Sahabatku renungan di pagi hari ini, mengingatkan kita akan peristiwa yang sangat berharga yaitu pengorbanan Yesus Kristus yang telah mendamaikan segalanya dengan diriNya melalui peristiwa salib.
Sejak manusia jatuh dalam dosa Allah, Allah menghukum manusia dan akan binasa karena upah dosa adalah maut (Rom 6:23). Namun Allah tidak membiarkan manusia binasa karena telah terikat dengan janji, yaitu: janji keselamatan. Benar Allah telah berjanji dengan Abraham dengan "memotong perjanjian"  (B.lbrani: Karath Berith). Istilah ini diartikan  kepada dua pihak yang berjanji dengan menumpahkan darah kurban sembelihan. Bagi siapa yang ingkar akan janji, maka dirinya akan binasa dan darahnya akan tumpah seperti darah yang dikurbankan. Pada pihak manusia dengan Allah, Allah setia dalam janjiNya. Sebaliknya manusia yang melanggar janji, melanggar perintah dan meninggalkan kehendak Allah. Seharusnya kita harus mati oleh dosa dan pelanggaran, namun karena kasihNya, Allah sendiri yang membuat jalan pendamaian melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Hal inilah yang dijelaskan oleh Paulus bahwa kepenuhan dari segala sesuatu telah dipenuhi di dalam Yesus Kristus.  Manusia berdosa telah diterima dihadapan Allah karena pendamaian Yesus Kristus.

Sahabat yang baik hati! Hidup ini adalah buah dari kurban pendamaian. Allah berkenan mendamaikan diriNya dengan menenerima manusia berdosa. Mari sambut pendamaian Kristus yang sangat berharga ini dengan sikap rekonsiliatif (berhati damai) terhadap sesama. Mari lupakan luka dan yang membuat kita benci dan dendam kepada sesama, tetapi marilah buahkan buah-buah damai sejahtera yang mendatangkan hal positip, membangun dan berguna bagi sesama.

#pdt nekson m sjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...