https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02A3wsgXFJqGLetuYJSET1mGVB4tbEcnMb9LQXxFWEGWrCnXdXpf7yRoD85fW5qBX9l&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo
FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Selasa, 05 Juli 2022
*MEMBERIKAN PERSEMBAHAN SUKARELA KEPADA TUHAN DENGAN SUKACITA*
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.
1 Tawarikh 29:17 (TB) “Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.”
1 Chronicles 29:17 (KJV) “I know also, my God, that thou triest the heart, and hast pleasure in uprightness. As for me, in the uprightness of mine heart I have willingly offered all these things: and now have I seen with joy thy people, which are present here, to offer willingly unto thee.
Sahabat yang baik hati.”
Sahabat yang baik hati.
Renungan hari ini merupakan bagian dari nyanyian pujian Daud kepada Tuhan Allah atas penyertaan dan pertolongan-Nya sehingga pengumpulan sumbangan untuk pembangunan Bait Suci telah berjalan dengan baik. Daud terlebih dahulu mengumpulkan di Yerusalem segala pembesar Israel, yakni para kepala suku, para pemimpin rombongan orang-orang yang melayani raja, para kepala pasukan seribu dan kepala pasukan seratus, serta para kepala harta benda dan ternak kepunyaan raja dan anak-anaknya; bersama-sama mereka juga para pegawai istana dan para perwira dan semua pahlawan yang gagah perkasa (Pasal 28: 1).
Adapun tujuan Daud membangun Bait Suci itu adalah untuk tempat tabut perjanjian TUHAN dan untuk tumpuan kaki Allah (pasal 28: 2). Daud berkata kepada orang-orang yang telah dikumpulkannya bahwa Allah telah berfirman kepadanya: Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah (pasal 28: 3). Maka Allah telah menetapkan Salomo, anak Daud yang akan mendirikan Bait Suci itu untuk Tuhan (pasal 28: 6). Dengan demikian, sekalipun bukan Daud yang akan membangun Bait Suci itu, dia tidak langsung lepas tangan dan tidak peduli. Namun Daud mengumpulkan para pembesar-pembesar di Israel dan meminta agar mereka berpartisipasi serta memberikan sumbangan materi agar pembangunan Bait Suci itu bisa segera dilaksanakan. Daud mengemukakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembangunan Bait Suci itu yang sebelumnya telah berhasil dikumpulkannya, yakni emas untuk barang-barang emas, perak untuk barang-barang perak, tembaga untuk barang-barang tembaga, besi untuk barang-barang besi, dan kayu untuk barang-barang kayu, batu permata syoham dan permata tatahan, batu hitam dan batu permata yang berwarna-warna, dan segala macam batu mahal-mahal dan sangat banyak pualam (pasal 29: 2).
Daud mengajak semua jemaah agar turut berpartisipasi memberikan yang terbaik untuk pembangunan itu. Maka Daud memulai dari dirinya sendiri dengan memberikan sumbangan: emas dan perak miliknya sendiri, 3000 talenta emas dari emas Ofir, 7000 talenta perak murni. Lalu Daud berkata kepada mereka: “Maka siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN?" (29: 5b). Lalu mereka menyerahkan untuk ibadah di rumah Allah 5000 talenta emas dan 10.000 dirham, 10.000 talenta perak dan 18.000 ribu talenta tembaga serta 100.000 talenta besi. Semua sumbangan termasuk batu permata itu dikumpulkan dan diserahkan kepada Yehiel, orang Gerson itu, untuk perbendaharaan rumah TUHAN. Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita.
Sahabat yang baik hati.
Demikianlah semangat umat dalam mendukung pembangunan Bait Suci itu terjadi dengan baik dan penuh sukacita. Semuanya berusaha memberikan persembahannya dengan suka rela dan dengan suka cita kepada Tuhan. Hal ini yang diungkapkan Daud dalam renungan hari ini: “Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita” (1 Tawarikh 29:17). Dalam hal ini Daud mengungkapkan bahwa Tuhan mengenal hati umat-Nya dan mengetahui keikhlasan, ketulusan dan sukacita umat yang memberikan persembahan sukarela untuk mendukung pembangunan Bait Suci.
Sahabat yang baik hati.
Demikian halnya kepada kita ketika kita memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan. Tuhan mengenal hati kita dan mengetahui keikhlasan, ketulusan dan sukacita kita dalam memberi persembahan. Tidak ada hal apapun yang tersembunyi dihadapan Tuhan. Yang menjadi pertanyaan bagi kita, apakah ketika kita memberikan persembahan atau sumbangan, itu kita berikan dengan hati yang tulus, murni dan sukarela? Ataukah kita memberikan persembahan itu oleh karena terpaksa atau supaya kita beroleh pujian dari manusia, sehingga nama kita menjadi populer dan gelar baru pun kita sandang yaitu sebagai seorang dermawan yang baik hati?
Sahabatku, hendaklah kita memberikan persembahan kita dengan sukarela dan tulus ikhlas. Hendaklah kita memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan dengan sukacita. Sebagaimana yang tertulis dalam 2 Korintus 9:7 "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."
Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.
Salam : Tim Renungan (JZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar