Selasa, 19 Juli 2022

JANGAN MEMEGAHKAN DIRI

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0oTdgbccu8tovBinBSzJ3wckaJ6WC6HcZ13Fw7tMx9ZoB8xhuUX7iBqGY3C7QzzwVl&id=100063523332048&sfnsn=wiwspwa


*FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN*

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 20 Juli 2022


JANGAN MEMEGAHKAN DIRI 


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


1 Korintus 3:21 (TB): ”Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu.”


1 Corinthians 3:21 (KJV): "Therefore let no man glory in men. For all things are your's.”


Nas hari ini merupakan kata kunci penyelesaian perselisihan yang terjadi di seputar pertikaian dan favoritisme yang membangga-banggakan dengan membanding-bandingkan sosok pemimpin pelayan antara Paulus, Apolos dan Kefas yang berujung perpecahan. Paulus menyoroti kesombongan sebagian jemaat gereja di Korintus. Dia mengingatkan bahwa pemilik segala sesuatu adalah Allah sehingga perlu mensyukuri apa yang mereka miliki, termasuk para pemimpin jemaat yang melayani di sana. 


Fenomena perselisihan di jemaat Korintus terjadi juga di kalangan gereja zaman ini. Tak bisa dipungkiri bahwa beberapa kasus gereja tertentu yang membuat persekutuan di gereja pecah karena pertikaian di antara kelompok jemaat yang membela dan menolak pemimpin mereka dengan ragam alasan. Namun inti penyebab pertikaian yang terjadi di tubuh gereja, apalagi yang terus berlarut-larut adalah kecenderungan sifat kesombongan dan egoisme pihak-pihak yang terlibat yang mengandalkan hikmat dunia, bukan hikmat Tuhan. Apakah itu dalam menilai suatu persoalan dalam gereja atau ketika pada langkah penyelesaian permasalahan. Perlu direnungkan, apakah fenomena tersebut merupakan tindakan yang tidak menghormati kekudusan Kristus sebagai Kepala Gereja, bahkan mengingkari kedaulatan Allah? Kalau ya, apakah Allah tidak akan murka karena keberadaan-Nya dipermalukan oleh manusia ciptaan yang dikasihi-Nya? Firman Tuhan dalam Matius 5:37 telah mengingatkan kita dalam menghadapai persoalan apapun, apalagi di dalam bait-Nya: "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.  Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." Artinya, hitam (salah) adalah hitam (salah), dan putih (benar) adalah putih (benar); tidak ada abu-abu (antara salah dan benar). Itu standar Allah yang tak diperbolehkan dikompromikan!


Sahabat yang baik! Seyogyanya kita menyadari bahwa pelayanan dalam Kerajaan Allah adalah suatu kemitraan pelayan di bawah pimpinan Allah sendiri untuk memberitakan Khabar Baik dan kebenaran-Nya. Kebersamaan pekerjaan pelayanan yang kolaboratif, dan saling mendukung dari orang-orang yang ambil bagian seturut kehendak dan Firman Allah dalam tuntunan Roh Kudus. Ibarat membangun pertanian, ada petani yang mencangkul tanah, ada yang menanam, ada yang memupuk dan menyiangi, dan ada yang memanen. Masing-masing punya peran tersendiri yang tak bisa dipisahkan atau diabaikan satu dengan lainnya, namun Tuhan sendirilah yang menjadikan dan memberkati hasil akhirnya. Oleh karena itu tugas panggilan dan misi pelayanan kristiani kita hendaknya dilaksanakan dengan hati tulus dan kerendahan hati dalam kerjasama yang harmoni dengan menjauhi pemegahan diri demi kemuliaan Allah.


Sahabat! Sifat memegahkan diri atau kesombongan dan mementingkan diri merupakan musuh bersama semua orang percaya sejati, bahkan itu sesuatu yang menjijikkan di hadapan Tuhan.  Dalam Amsal 16:5 tegas difirmankan: “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman. Bahkan kita diingatkan pula bahwa "kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan" (Ams16:18). Lihatlah contoh Raja Daud orang yang dikasihi Allah, yang ingin memegahkan diri dengan mengandalkan keunggulan kekuatan perang nasionalnya setelah memperoleh kemenangan besarnya berperang mengalahkan segala bangsa. Padahal kemenangan demi kemenangan yang dicapainya atas orang-orang Filistim, Edom, Moab, Amon, Amalek, dan lainnya adalah pemberian Tuhan, bahkan campur tangan langsung-Nya. Dalam kemurkaan-Nya, Tuhan menghukum Daud dan rakyatnya dengan mendatangkan penyakit sampar yang menewaskan 70.000 orang (1Taw 21:14). Bahkan Allah mengutus malaikat-Nya ke Yerusalem untuk memusnahkan kota itu, walau akhirnya Allah sendiri yang membatalkan ketika tangan malaikat-Nya tengah teracung menghunus pedang di atas Yerusalem siap untuk memusnahkannya (1 Taw 21:15-16). Memang, sifat memegahkan diri adalah salah satu trik halus godaan Iblis untuk menjauhkan orang percaya dari Tuhan.


Sahabat, mengambil hikmah dari fenomena di atas, marilah kita hidup dengan rendah hati dalam iman yang tulus menjauhi pemegahan diri baik dalam melayani di Kerajaan-Nya, maupun dalam kehidupan keseharian kita. Untuk itu seyogyanya kita sadari beberapa hal, yaitu: Pertama, semua yang ada pada kita termasuk diri kita sendiri adalah milik, pemberian, titipan dan anugerah Tuhan semata untuk kita kelola dan manfaatkan demi kemuliaan-Nya. Kedua, tanpa atau di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa; oleh karenanya kita harus terus berpaut kepada Kristus Yesus Sang Pokok Anggur. Ketiga, syukuri untuk setiap apapun yang kita miliki dan alami, apakah prestasi, kedudukan, pekerjaan, talenta, dan materi, bahkan pergumulan penderitaan, serta lainnya. Sebagai orang percaya kita hindari sifat memegahkan diri dengan kehebatan semu kita. Biarlah kita hanya bermegah di dalam Tuhan. Keempat, kita jadikan Yesus Kristus sebagai satu-satunya dasar untuk menumbuhkan, merawat serta membuahkan kehidupan rohani kita. Tuhan memberkati!  


Salam: Tim Renungan 12 (TEM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KESATUAN DAN KEPEDULIAN JEMAAT

  Kotbah Minggu III Setelah Ephipanias Minggu, 26 Januari 2025 Ev. 1 Korintus 12:12-20 KESATUAN DAN KEPEDULIAN JEMAAT Selamat Hari Minggu! S...