Senin, 22 Agustus 2022

BAWALAH KAMI KEMBALI KEPADAMU

 https://www.facebook.com/100063523332048/posts/pfbid02jiS3KCCJAFPdedgNbYXuHu7NMBrg3aLTPkHnFPMyEvkj8aTJTFtGh9oVDv6KKfq7l/

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa 23 Agustus 2022


BAWALAH KAMI KEMBALI KEPADAMU 


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Ratapan 5:21 (TB): ”Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya Tuhan, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala!”


 Lamentations 5:21 (KJV) "Restore us to yourself, LORD, that we may return;

 renew our days as of old.”


Di saat hidup kita berada di jalan yang sukar dengan ragam penderitaan bahkan terasa Tuhan seolah diam tak peduli, apa yang akan kita lakukan? Tiada lain selain: Berdoa mohon pemulihan! Itulah yang dilakukan umat Israel. Dosa pemberontakan mereka yang terus menerus menyakiti hati Allah, merubah kehidupan mereka yang dulunya menikmati kasih Tuhan di tanah Perjanjian dengan limpahan madu dan susu, sekarang berubah drastis tertawan dan terjajah selama 70 tahun ke pembuangan Babel sebagai hukuman Tuhan. Mereka mengalami derita aniaya dan siksaan, pembunuhan, pemerkosaan serta kelaparan dan berbagai kegetiran lainnya dalam ketakutan hidup. Di tengah penderitaan terdalamnya, mereka mengeluh dan mempertanyakan ke hadirat Tuhan:"Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami demikian lama?...apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? sangat murkakah Engkau terhadap kami?" Rat 5:20, 22). 


Umat pilihan-Nya itu meratap pedih dalam kesengsaraannya, namun menjadi sadar dan bertobat ingin kembali kepada Allah agar membawa kembali kepelukan-Nya, serta membarui kehidupannya. Umat itu sangat merindukan pulang ke Yerusalem, negri nenek moyangnya. Air mata ratapan nabi Yeremia dari hati yang sedih dan hancur atas dosa-dosa Israel mengingatkan kita akan air mata Yesus yang menangisi dosa-dosa Yerusalem yang mengetahui kebinasaannya yang akan datang oleh tentara Romawi (Luk 19:41-44). Bersama nabi Yeremia umat itu berdoa, menangis, meratap dan bertobat, seraya memohon belas kasihan dengan pengharapan bahwa Allah akan mendengar seruan doa syafaat kaum sisa Yehuda itu. Mereka masih mempunyai harapan untuk dipulihkan. Allah mendengar dan menjawab doa ratapan umat-Nya itu dengan pengampunan dan kemurahan-Nya membawa mereka pulang ke negrinya, yaitu tanah Perjanjian Kanaan. Sejarah Israel mencatat bahwa kasih dan pertolongan Allah melingkupi orang-orang yang bertobat dan tetap menantikan Tuhan! 


Sahabat yang baik! Nas hari ini memberi pembelajaran berharga bagi kita untuk berseru dan berharap bahkan meratap dalam iman memohon pertolongan dan belas kasihan Tuhan di dalam situasi yang paling buruk sekalipun, bahkan ketika berada di bawah hukuman Allah. Tapi jangan meratap dalam keputus-asaan yang dipastikan akan semakin menenggelamkan ke dalam keterpurukan! Sebaliknya, hendaknya dengan pengharapan iman yang dilandasi oleh keyakinan bahwa: Pertama, murka Allah tidak akan berlangsung selamanya, karena kasih-Nya yang besar tak akan berkesudahan; Kedua, Allah itu Maha Kasih dan Maha Pengampun atas orang-orang yang mencari wajah-Nya dan menantikan Dia di dalam kerendahan hati dan penyesalan akan dosa pelanggarannya; Ketiga, Allah ingin menunjukkan belas kasihan-Nya kepada orang yang menderita yang memohon pengampunan dan pemulihan. Dengan kata lain, oleh belas kasihan dan kemurahan-Nya, keselamatan tersedia bagi mereka yang bertobat dan berbalik kepada-Nya. 


Dalam konteks demikian, orang percaya perlu merenungkan kengerian akibat dosa dan kepastian hukuman Allah. Sekalipun Allah adalah Maha Pengampun dan panjang sabar, namun ada batas kesabaran-Nya. Perlu kita sadari betapa benci dan murkanya Allah terhadap dosa. Bahkan umat pilihan-Nya sendiripun dihukum-Nya! Sekalipun hukuman itu demikian dahsyat luar biasa, tetapi tujuan dibaliknya adalah untuk pendisiplinan moral menuju pertobatan agar pulih dan kembali menghampiri Allah demi kebaikan umat yang dikasihi-Nya.


Sahabat, hidup ini mungkin juga bagaikan reruntuhan Yerusalem yang hancur berkeping-keping akibat dosa ketidaktaatan dan pemberontakan umat percaya terhadap Allah dan Firman-Nya. Namun yang pasti, kita memiliki Allah Bapa yang mau mengerti dan mau peduli akan keberadaan kita anak-anak-Nya yang lemah. Merataplah dalam doa dengan iman yang tetap berpengharapan kepada Kristus. Beriman bukan berarti harus senantiasa tampak tegar di semua keadaan. Karena ratapan merupakan respon yang wajar terhadap realitas penderitaan, di mana kita melibatkan Allah di tengah pergumulan kita sambil menantikan pertolongan dan kemurahan-Nya. Dalam kesesakan dengan penyesalan akan dosa-dosa kita, serukanlah dalam ratapan dan cucuran air mata: "Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya Tuhan, baharuilah kami!"  Kalau kita datang untuk kembali setia kepada-Nya, maka dalam belas kasihan-Nya Ia pasti akan menyingkirkan puing-puing reruntuhan kehidupan kita, merombaknya, dan membangun kembali serta membaruinya menjadikan kita bejana yang lebih indah. Semua itu memang memerlukan proses waktu dan menuntut kesabaran dan kerendahan hati yang tulus, namun kita dapat selalu mengimani-Nya. Allah berdaulat penuh dan sanggup memulihkan hidup kita. Tuhan memberkati!  


Salam dari Tim Renungan: TEM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...