Selasa, 30 Agustus 2022

MENJAWAB KEKUATIRAN

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 31 Agustus 2022


MENJAWAB KEKUATIRAN


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Matius 6:27 (TB)  Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?


Matthew 6:27 (ASV)  And which of you by being anxious can add one cubit unto the measure of his life?


Sahabat yang baik hati! Siapun kita, rasa kuatir akan sealalunada, namun jika kuatir telah menjadi penyakit itu lain persoalan.  Anxiety adalah satu istilah psikologi untuk menggambarkan gangguan kejiwaan. Setiap orang dapat merasa cemas ketika hendak menghadapi atau sedang berada dalam situasi yang dirasakan mengancam atau menakutkan. Beberapa contoh situasi tersebut adalah pindah sekolah, memulai pekerjaan baru, akan menjalani operasi, menghadapi ujian, mengalami musibah, atau menunggu istri yang akan melahirkan. Munculnya rasa cemas karena harus berhadapan dengan situasi atau keadaan yang dianggap dapat menimbulkan stres adalah hal yang normal. Orang yang cemas biasanya akan merasakan gejala-gejala berikut ini: gugup, gelisah, dan tegang, detak jantung cepat, Napas cepat, gemetaran, sulit atau bahkan tidak bisa tidur, banyak berkeringat, tubuh terasa lemas, sulit konsentrasi, adanya perasaan seperti akan ditimpa bahaya. 

Artinya kecemasan berlebihan adalah penyakit kejiwaan yang membuat seseorang dipenjarakan oleh ketakutan yang seharusnya tidak perlu ditakutkan karena apa yang ditakuti itu belum terjadi. 


Bagaimana mengusir ketakutan? Yesus sebagai guru yang baik pertama sekali memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh para murid. Mereka belum sanggup memasuki situasi baru khususnya setelah Yesus menempuh via dolorosa dan salib. Sekalipun Yesus telah memberitahukan mereka tentang penderitaan yang akan dijalani, itu tidak masuk akal mereka. Dalam keadaan demimianlah Yesus hadir memberikan nasihat kepada murid-muridNya agar tidak takut dan cemas. Kesemasan hanya membuat sesorang tidak berani memasuki sesuatu situasi baru, mereka sukir keluar dari zona nyaman mereka.


Kekuatiran adalah buah dari ketakutan dan ketidak percayaan. Dalam berbagai pagelaran Sirkus, kita sering menyaksikan bahwa seseorang dapat berjalan diatas tali. Bagaimana itu bisa mungkin? Sebelum menjalaninya itu sesuatu yang mustahil, tapi setelah dialami dan berlatih berkali-kali akhirnya fasih dan mahir. Demikianlah hidup ini, sebelum dialami dan dijalani kita tidak perlu kuatir.


Demikianlah renungan hari ini. Yesus memberikan pengajaran khusus  kepada murid-muridNya agar mereka ridak perlu kuatir dan mencemaskan akan hidup mereka.  Tidak ada seorang oun oleh karena kekuatirannya dapat menambah umurnya atau memperpanjang hari-hari yang akan dilalui. Wakgu adalah milik Tuhan dan segala sesuatu yang terjadi adalah seturut kehendakNya. Apa yang kita cemaskan jika Tuhan tidak menghendaki itu tidak akan terjadi dan sebalikNya. Maka hal yang sangat penting adalah percaya dan serahkan kepada Tuhan  


Yesus telah menjamin para.murid-muridNya. Pemeliharaan Tuhan pasti dan amin. Apalagi jika itu hanya hal makan dan minum. Yesus berkata dalam Matius 6:25-26 (TB)  "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?


Dalam.perjalanan hidup, manusia pasti berhitung dan melakukan perkiraan dalam hidup ini namun kuatir berlebihan hingga menjadi gangguan kejiwaan sangatlah ditentang oleh Yesus sang Guru Agung. Yesus menghendaki murid-muridnya, kuat dan tangguh, percaya pada kekuatan Tuhan dan melawan segala kecemasan yang berlebihan.  


Yesus berpesan kepada murid-muridNya tidak perlu kuatir akan hidup mereka, akan apa yang hendak mereka makan. Sedangkan burung di udara diberi makan. Percayalah, Tuhan telah menyediakan semua itu. Murid tidak usah kuatir akan ancaman  dari orang lain karena sebutir rambut pun telah dihitungNya. Tugas utama kita adalah percaya dan mengikut Yesus tanpa syarat. Filipi 4:6 (TB)  Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Amin


Salam dari tim: NMS

Senin, 29 Agustus 2022

MEMUJI, MEMBESARKAN DAN MEMULIAKAN ALLAH

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 30 Agustus 2022


*MEMUJI, MEMBESARKAN, DAN MEMULIAKAN ALLAH YANG MAHATINGGI*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Daniel 4:34

Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun temurun. 


Daniel 4:34 NKJV

And at the end of the time I, Nebuchadnezzar, lifted my eyes to heaven, and my understanding returned to me; and I blessed the MostHigh and praised and honored Him who lives forever: For His dominion is an everlasting dominion, And His kingdom is from generation to generation.


Nebukadnezar adalah raja Babilonia, sekalipun demikian dia seorang raja yang mengakui kebesaran dan kemahakuasaan Allah Israel yang disembah oleh Daniel. Walaupun Nebukadnezar memuji Allahnya Daniel, dia tetap tidak percaya sepenuhnya atau tunduk hanya kepada Allah. Kedaulatan Allah atas hidup orang yang percaya kepada-Nya, inilah yang harus dihidupi oleh orang percaya. Nebukadnezar tidak memberikan hidupnya berada di bawah kedaulatan Allah. Dan suatu saat dia mengalami mimpi dan menceritakannya kepada Daniel supaya dijelaskan makna dari mimpi tersebut. Dalam Alkitab beberapakali kita menemukan Allah berbicara melalui mimpi. Mengingatkan seseorang melalui mimpi, tetapi bukan semua mimpi menjadi cara Tuhan untuk menyampaikan apa yang akan terjadi kepada seseorang.


Ketika Daniel mengetahui mimpi Nebukadnezar. Ia tertegun, dan ia bingung bagaimana memberitahukan berita itu. Walaupun Daniel mengalami hal yang kurang baik dari Nebukadnezar sebelumnya, Daniel telah memaafkan Nebukadnezar sehingga dia dipakai Allah untuk menyampaikan apa yang akan dilakukanNya buat Nebukadnezar jika dia tidak sepenuhnya menyerahkan diri kepada kedaulatan Allah. Walaupun banyak orang di dunia beranggapan bahwa Nebukadnezar adalah raja yang perkasa, Allah menunjukkan bahwa Nebukadnezar adalah orang biasa. Raja itu akan sakit jiwa dan jadi seperti binatang selama beberapa masa. Allah merendahkan Nebukadnezar untuk memperlihatkan bahwa Allah Yang Mahakuasa, bukan Nebukadnezar. Bagaimanapun berkuasanya seseorang, kesombongan dan mementingkan diri akan menggeser Allah dari hati dan hidupnya. Kesombongan bisa merupakan satu godaan paling berbahaya yang akan kita hadapi. Jangan biarkan prestasi-prestasi kita menyababkan kita melupakan Allah. Daniel memohon dengan sangat kepada Nebukadnezar untuk mengubah cara hidupnya, dan Allah memberi Nebukadnezar waktu 12 bulan untuk berbuat seperti yang dikatakan Daniel. Sayangnya, Nebukadnezar tidak mengindahkan dan tidak melakukan seperti yang dikatakan Daniel, maka mimpi itupun menjadi kenyataan. Setelah melewati masa 12 bulan raja Nebukadnezar menengadah ke langit dan memuji, membesarkan serta memuliakan Allah Yang Mahatinggi dan Mahakuasa. 


Sahabat yang diberkati Tuhan, dari renungan ini kita diajarkan, pertama: untuk semakin merendahkan hati di hadapan Tuhan dan menyerahkan diri sepenuhnya di bawah kedaulatan Allah. Jikalau kita memiliki banyak prestasi bukan untuk disombongkan dan bukan menjadi alat meremehkan orang lain. Justru pencapaian dapat kita pergunakan menjadi berkat bagi sesama. Kedua: banyak cara Tuhan mengingatkan kita. Seperti Nebukadnezar yang diingatkan melalui mimpi yang diartikan oleh Daniel. Artinya jika kita telah diperingatkan oleh Tuhan baik melalui pengalaman atau melalui hamba-Nya marilah kita dengarkan dengan sungguh-sungguh dan melakukannya dengan penuh ketaatan. Jangan menganggap sepele terhadap teguran, nasihat dan peringatan dari Tuhan.  Ketiga: Pujilah Tuhan, Besarkanlah Nama-Nya dan Muliakanlah Dia di dalam hidupmu. Dalam kesuksesan ataupun kegagalan hidup ini biarlah kita senantiasa memuji dan memuliakan Tuhan. Serahkanlah hidupmu berada di bawah kedaulatan Allah sepenuhnya. Bukan hanya sekedar mengakui keberadaan Allah, tetapi sepenuhnya berserah di bawah kedaulatan Allah. Tuhan Allah saja yang dipuji, dimuliakan, dibesarkan dan dihormati di atas segala apa yang kita kerjakan.  Amin


Salam Tim 12 (MP)

Rabu, 24 Agustus 2022

RENCANA ALLAH SEJAK SEMULA

 https://www.facebook.com/100063523332048/posts/pfbid0ehiYdPGbx5V28ZrdTmu3Lk5hKerztMqNcpRpacFK1KuBiH1ytrDLwvC8dcFjHS2dl/

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 25 Agustus 2022


*RENCANA ALLAH SEJAK SEMULA*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak di oagi hari ini untum berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan


Efesus 1:9 (TB)  Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus


Ephesians 1:9 (UKJV)  Having made known unto us the mystery of his will, according to his good pleasure which he has purposed in himself: 


Akulah Alfa dan Omega, kata ini tiga kali muncul dalam Kitab Wahyu: 1:8, 21:6 dan 22:13.  Suatu penjelasan Alkitab menjelaskan siapa Allah. Alfa dan Omega berarti yang pertama dan akhir (awal dan akhir) menunjukkan keabadian Allah. Allah tidak diikat oleh sejarah tetapi sejarah ditentukan oleh Allah. Maka apapun yang terjadi di dunia ini tidak ada yang tidak diketahui oleh Allah. Dengan pemahaman demikian kita hendak memaknai apapun yang terjadi dalam sejarah tidak ada yang tidak diketahui oleh Allah  dan segala sesuatu terjadi tidaklah terjadi demikian tetapi Allah turut campur tangan. Akulah Alfa dan Omega kita imani bahwa dalam hidup ini Allah mengawali dan Allah sendiri mengakhiri. 


Allah telah mengawali rencana keselamatan sejak semula bahkan sebelum segala sesuatu ada. Namun kita mengenal keselamatan itu setelah dipenuhi di dalam diri Yesus Kristus. Hal yang sama dijelaskan oleh Paulus dalam surat Efesus. Jadi keselamatan itu bukanlah suatu akibat, tetapi sejak semula telah direncanakan oleh Allah. Keselamatan di dalam Yesus Kristus bukanlah sikap Allah atas permohonan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa atau karena budi baik manusia kepada Allah, sama sekali tidak. Keselamatan itu telah direncanakan Allah sejak semula bahkan sebelum segala sesuatu dijadikan. Inilah yang harus disyukuri oleh setiap orang percaya sebagaimana ucapan syukur Paulus. Efesus 1:3-4 (TB)  Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.


Kehadiran dan kerelaan Yesus di dunia ini, hingga mati di kayu salib dan dikuburkan serta bangkit pada hari yang ketiga membuat kita mengerti bagamana Allah menebus manusia dari kematian. Kenapa Kristus harus mati, karena kematian harus ditebus dengan kematian. Upa dosa adalah maut, dan sejak manusia jaguh ke dalam dosa kita berada dibawah kuk dosa dan akan berakhir kepada kematian tetapi Allah telah merancang keselamatan bagi manusia. Syukurlah kepada Allah, melalui kerelaan Kristus manusia telah ditebus dengan harga yang sangat mahal yakni dengan darah penebusan Kristus. 

Bagi Paulus kerelaan dan pengorbanan Kristus membuka rahasia rencana keselamatan Allah menyelamatkan manusia. Allah tidak lagi menghukum tetapi Allah mengasihi dengan anugerahnya yang besar, sehingga setiap orang yang percaya beroleh keselamatan.


Dengan penjelasan demikian kita percaya jauh sebelum dunia ada dan jauh sebelum manusia diciptakan dan jatuh kedalam dosa, Allah sudah merencanakan keselamatan dan segala karunia sorgawi bagi manusia. 


Sahabat yang baik hati, apapun yang terjadi dalam hidup ini kita percaya bahwa rencana Tuhan akan terjadi. Sekalipun mungkin ada kenyataan yang terjadi dalam hidup ini sulit kita terima, kita harapkan kemenangan namun kekalahan yang terjadi, saat kita berusaha dan bekerja keras namun kegagalan yang kita tuai, apa yang diharapkan justru sebaliknya yang terjadi. Namun jangan berputus asa, bukan Tuhan  tidak mendengar dan menjawab doa kita tetapi jalanilah dan temukanlah rahasia Allah dalam apa yang terjadi. Sekalipun rencana Tuhan seolah masih tersembunyi dimata kita, tetapi percaya, Tuhan adalah perancang kehidupan ini akan ada waktunya kita mengenal rahasia rencana Allah. Allah bukan hanya berada dimasa lalu, tetapi dia ada di masa kini dan telah mendahului kita di masa depan. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 22 Agustus 2022

BAWALAH KAMI KEMBALI KEPADAMU

 https://www.facebook.com/100063523332048/posts/pfbid02jiS3KCCJAFPdedgNbYXuHu7NMBrg3aLTPkHnFPMyEvkj8aTJTFtGh9oVDv6KKfq7l/

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa 23 Agustus 2022


BAWALAH KAMI KEMBALI KEPADAMU 


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Ratapan 5:21 (TB): ”Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya Tuhan, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala!”


 Lamentations 5:21 (KJV) "Restore us to yourself, LORD, that we may return;

 renew our days as of old.”


Di saat hidup kita berada di jalan yang sukar dengan ragam penderitaan bahkan terasa Tuhan seolah diam tak peduli, apa yang akan kita lakukan? Tiada lain selain: Berdoa mohon pemulihan! Itulah yang dilakukan umat Israel. Dosa pemberontakan mereka yang terus menerus menyakiti hati Allah, merubah kehidupan mereka yang dulunya menikmati kasih Tuhan di tanah Perjanjian dengan limpahan madu dan susu, sekarang berubah drastis tertawan dan terjajah selama 70 tahun ke pembuangan Babel sebagai hukuman Tuhan. Mereka mengalami derita aniaya dan siksaan, pembunuhan, pemerkosaan serta kelaparan dan berbagai kegetiran lainnya dalam ketakutan hidup. Di tengah penderitaan terdalamnya, mereka mengeluh dan mempertanyakan ke hadirat Tuhan:"Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami demikian lama?...apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? sangat murkakah Engkau terhadap kami?" Rat 5:20, 22). 


Umat pilihan-Nya itu meratap pedih dalam kesengsaraannya, namun menjadi sadar dan bertobat ingin kembali kepada Allah agar membawa kembali kepelukan-Nya, serta membarui kehidupannya. Umat itu sangat merindukan pulang ke Yerusalem, negri nenek moyangnya. Air mata ratapan nabi Yeremia dari hati yang sedih dan hancur atas dosa-dosa Israel mengingatkan kita akan air mata Yesus yang menangisi dosa-dosa Yerusalem yang mengetahui kebinasaannya yang akan datang oleh tentara Romawi (Luk 19:41-44). Bersama nabi Yeremia umat itu berdoa, menangis, meratap dan bertobat, seraya memohon belas kasihan dengan pengharapan bahwa Allah akan mendengar seruan doa syafaat kaum sisa Yehuda itu. Mereka masih mempunyai harapan untuk dipulihkan. Allah mendengar dan menjawab doa ratapan umat-Nya itu dengan pengampunan dan kemurahan-Nya membawa mereka pulang ke negrinya, yaitu tanah Perjanjian Kanaan. Sejarah Israel mencatat bahwa kasih dan pertolongan Allah melingkupi orang-orang yang bertobat dan tetap menantikan Tuhan! 


Sahabat yang baik! Nas hari ini memberi pembelajaran berharga bagi kita untuk berseru dan berharap bahkan meratap dalam iman memohon pertolongan dan belas kasihan Tuhan di dalam situasi yang paling buruk sekalipun, bahkan ketika berada di bawah hukuman Allah. Tapi jangan meratap dalam keputus-asaan yang dipastikan akan semakin menenggelamkan ke dalam keterpurukan! Sebaliknya, hendaknya dengan pengharapan iman yang dilandasi oleh keyakinan bahwa: Pertama, murka Allah tidak akan berlangsung selamanya, karena kasih-Nya yang besar tak akan berkesudahan; Kedua, Allah itu Maha Kasih dan Maha Pengampun atas orang-orang yang mencari wajah-Nya dan menantikan Dia di dalam kerendahan hati dan penyesalan akan dosa pelanggarannya; Ketiga, Allah ingin menunjukkan belas kasihan-Nya kepada orang yang menderita yang memohon pengampunan dan pemulihan. Dengan kata lain, oleh belas kasihan dan kemurahan-Nya, keselamatan tersedia bagi mereka yang bertobat dan berbalik kepada-Nya. 


Dalam konteks demikian, orang percaya perlu merenungkan kengerian akibat dosa dan kepastian hukuman Allah. Sekalipun Allah adalah Maha Pengampun dan panjang sabar, namun ada batas kesabaran-Nya. Perlu kita sadari betapa benci dan murkanya Allah terhadap dosa. Bahkan umat pilihan-Nya sendiripun dihukum-Nya! Sekalipun hukuman itu demikian dahsyat luar biasa, tetapi tujuan dibaliknya adalah untuk pendisiplinan moral menuju pertobatan agar pulih dan kembali menghampiri Allah demi kebaikan umat yang dikasihi-Nya.


Sahabat, hidup ini mungkin juga bagaikan reruntuhan Yerusalem yang hancur berkeping-keping akibat dosa ketidaktaatan dan pemberontakan umat percaya terhadap Allah dan Firman-Nya. Namun yang pasti, kita memiliki Allah Bapa yang mau mengerti dan mau peduli akan keberadaan kita anak-anak-Nya yang lemah. Merataplah dalam doa dengan iman yang tetap berpengharapan kepada Kristus. Beriman bukan berarti harus senantiasa tampak tegar di semua keadaan. Karena ratapan merupakan respon yang wajar terhadap realitas penderitaan, di mana kita melibatkan Allah di tengah pergumulan kita sambil menantikan pertolongan dan kemurahan-Nya. Dalam kesesakan dengan penyesalan akan dosa-dosa kita, serukanlah dalam ratapan dan cucuran air mata: "Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya Tuhan, baharuilah kami!"  Kalau kita datang untuk kembali setia kepada-Nya, maka dalam belas kasihan-Nya Ia pasti akan menyingkirkan puing-puing reruntuhan kehidupan kita, merombaknya, dan membangun kembali serta membaruinya menjadikan kita bejana yang lebih indah. Semua itu memang memerlukan proses waktu dan menuntut kesabaran dan kerendahan hati yang tulus, namun kita dapat selalu mengimani-Nya. Allah berdaulat penuh dan sanggup memulihkan hidup kita. Tuhan memberkati!  


Salam dari Tim Renungan: TEM

Sabtu, 20 Agustus 2022

IBADAH YANG BERKENAN DIHADAPAN TUHAN

 https://www.facebook.com/100063523332048/posts/pfbid0KxXbdeggqMoXHW7PRaur2JhpPY6vA9Qc7NoqWavWgFr1wuXPXqanwaiXNZThX7mVl/

KOTBAH MINGGU X STLH TRINITATIS

Minggu, 21 Agustus 2022

Nas: Yesaya 58:9-14


IBADAH YANG BERKENAN BAGI TUHAN


Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini menjelaskan tentang hubungan ibadah dan praktek hidup orang percaya. Ketaatan beribadah atau kesalehan orang percaya harus disertai dengan perbuatan nyata terhadap sesama. Pengabdian kepada Allah ditunjukkan pada sikap melayani terhadap sesama. Ibadah bukanlah hanya berdoa dan taat mengikuti aturan kagamaan. Ibadah harus disertai dengan perbuatan nyata terhadap sesama manusia.


Artinya beribadah kepada Allah berbanding lurus dengan pengabdian dan pelayanan tehadap sesama manusia. Benar apa jang disampaikan dalam 1 Yohanes 4:20 (TB)  Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. 


Yesaya dalam kotbah ini menegaskan bahwa ibadah dan praxis hidup umat Allah merupakan suatu kesatuan. Penekanan nabi Yesaya pentingnha memahami ibadah demikian berhubungan dengan pembentukan umat Allah yang telah memulai kehidupan baru setelah pembuangan. Sama seperti Musa membentuk umat Allah setelah keluar dari perbudakan Mesir. Demikianlah setelah pembuangan para imam (dipimpin imam Ezra) membentuk umat Allah paskah pembuangan agar mereka menjadi umat yang setia kepada Tuhan. Mereka harus memelihara hukum Taurat, Sabat dan perturan keagamaan yang melekat dalam keyahudian mereka dengan ditujukkan dengan pengabdian terhadap sesama. Jika mereka menyebut diri sebagai orang yang beribadah dan mencintai Sabath maka mereka harus membersihkan diri dari segala bentuk penindasan, memelihara hidup anak yatim dan piatu, memberi makan orang yang lapar, minum bagi orang yang haus dan peduli pada orang sakit dan terpenjara sebagaimana ditekankan oleh Yesus Matius 25:35 (TB) "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan". Artinya beribadah yang benar dan beribadah yang sejati ditunjukkan dengan belas kasih. 


Nabi Yesaya penting menyampaikan makna ibada ini sehubungan dengan pembentukan umat Israel yang setia kepada Allah dan memelihara perintah Tuhan. Mereka yang kembali ke pembuangan harus dibina sedemikian rupa menjadi umat Allah yang beribadah yang disertai dengan pernyataan tata kepada sesama. Makna ibadah demikian sangat besar manfaatnya. Sebagaimana disampaikan oleh Paulis kepada Timotius 1 Timotius 6:6 (TB)  Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar


Dalam kotbah Minggu ini setidaknya ada tiga berkat bagi orang yang beribadah disertai dengan perbuatan nyata yakni:


*1. Tuhan mendengar doa dan seruan*

Jika seseorang berseru minta tolong tentu yang diharapkan adalah respon orang yang mendengar. Jika ada respon tentu seruannya terjawab. Sebaliknya dapat kita bayangkan bagaimana sakitnya seseorang yang berteriak namun tidak ada yang merespon mungkin sampai pada putus asa. Seperti seorang yang terdampar di pulau tak berpenghuni, bagaimana pun keras suaranya minta tolong dia akan sulit menerima pertolongan. 


Orang percaya tidaklah demikian, selalu optimis dan penuh pengharapan karena Allah akan selalu mendengar dan menjawab seruan umatNya. Allah senantiasa hadir bersama-sama menjalani masa sulit. Inilah yang diyakinkan oleh Yesaya bahwa Tuhan itu menawarkan diriNya selalu hadir dan menjawab seruan umatNya. 

Yesaya 58:9 (TB)  Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, 


*2. Tuhan menuntun dan membuat puas di tanah yang kering*

Saya sudah lupa judul film, segerombol perampok melarikan hasil rampokannya untuk mencari aman mereka mengambil rute yang mereka anggap aman dan melewati Padang gurun. Ternyata dalam perjalanan terjadi saling menghormati, tinggal dua orang dan keduanya saling mencurigai. Pada titik yang paling klimaks dalam film itu keduanya tiba pada ras haus, persediaan air menipis dan dalam tetesan akhir karena rasa haus penjahat yang satu menawarkan seluruh emas yang dibawanya untuk seteguk air. Ada saatnya bahwa harta dan emas tidak berharga karena di tanah gersang atau Padang gurun yang dibutuhkan adalah jaminan hidup dari terima matahari, dari binatang buas yang ganas dan stok makanan yang tersedia.


Demikianlah Yesaya memberikan penjelasan  bahwa umat Allah yang beribadah dengan disertai belaskasih kepada sesama akan diberi kepastian yakni tuntunan Tuhan di tanah yang kering. Tuntunan dan jaminan di Padang gurun merupakan impian para petualang, berjalan di Padang gurun mungkin saya tidak ada petunjuk jalan yang harus di lalui. Yesaya 58:11 (TB)  TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. 


Allah sebagai penuntut ibarat pendamping tour wisata, memandu, membimbing dan membawa mereka ke tempat tujuan yang ditempuh. 


Hidup kita ini ibarat perjalanan seorang musafir, kita tidak tahu kemana ujung jalan yang kita tempuh dan juga kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok. Tetapi kita percaya, Allah adalah suluh dan penuntun kita sampai ke penghujung tujuan hidup kita. 


Manfaat kedua disebutkan Yesaya adalah puas di tanah yang kering. Berarti hidup bahagia sekalipun kekurangan, klhidup berkecukupan di dalam segala keterbatasan, hidup bahagia karena Allah sendiri memelihara dan mencukupkannya.

Hidup seperti ini jauh lebih bahagia dsari pada sudah berlinang harta namun terus ada rasa haus, menyiksa diri dengan berbagai keinginan-keinginan yang hendak dicapai.


Kebahagiaan orang percaya adalah disertai rasa sukur atas apa yang diberi dalam hidup ini. Yesaya tidak menjanjikan berkat yang melimpah dan bergelimang harta, namun hidup bahagia dalam segala kekurangan keterbatasan. 


*3. Anak-anak dan keturunan yang lebih diberkati*

Berkat yang ketiga dari kotbah ini adalah anak-anak yang berhasil membangun lebih dari apa yang dimulai orangtuanya.

Yesaya 58:12 (TB)  *Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan.* Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni". 


Mungkin berat bagi angkatan pertama yang kembali dari pembuangan memperbaiki reruntuhan Yerusalem. Mereka harus membangun tembok kita dan membangun Bait Allah sebagai pusat peribadahan mereka. Pembangunan itu impian semua dan harus dikerjakan Sedaya mampu, namun kalau pun belum dapat dituntaskan percaya keturunan dan anak-anak umat Allah akan dapat membangun kota Yerusalem lebih indah dan lebih baik. Namun landasan dan fondasinya harus diletakkan dan dapat dilanjutkan oleh keturunan mereka. 


Sejajar dengan nas ini ada ungkapan orang Batak bahwa anak-anak harus lebih baik dan lebih maju. Ungkapan itu kita temukan dalam umpasa: 'balga batu di ruma, umbalgaan batu ni sopo. Nunga Gabe natuatua, unggabean ma sundut na umposo'. Itu berlaku juga dalam kehidupan sehari-hari bahwa hati ini harus lebih baik dari kemarin dan lusa harus lebih baik dari hari ini. 


Apa yang ditanamkan oleh Yesaya adalah omptimisme dan adanya harapan. Jika ada kesulitan dan seolah tak berdaya untuk membangun suatu rencana yang besar jangan berputus asa, tetaplah berpengharapan, Tuhan akan memberkati dan mengutus hambanya atau keturunannya untuk dapat memperbaikinya. 


Sahabat yang baik hati, manusia diciptakan menjadi manusia yang bekerja dan beribadah. Kita tidak bekerja terus karena manusia bukanlah mesin. Manusia adalah makhluk yang beribadah, bersyukur atas apa yang Tuhan beri dan mendoakan apa yang akan dikerjakan. Seperti Allah, berhenti pada sabath, demikianlah manusia berhenti dari aktifitas dan beribadah kepada Tuhan. Ibadah disini bukanlah bersujud dan memberi kurban, tetapi ibadah yang sejati adalah tindakan nyata terhadap sesama. 


Ibadah sejati bukan diukur dari kehadiran beribadah, atau ketaatan pada peraturan keagaman dan kewajiban-kewajiban peraturan keagamaan. Allah tidak menghendaki ibadah formalisme, tetapi tindakan nya dengan rasa sukur berbuat sesuatu terhadap sesama yang seharusnya menadapat pertolongan dan ukuran tangan. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 12 Agustus 2022

BERBALIKLAH KEPADA TUHAN

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid04CsYjTKPVjMkqJo96KjaHs5YgR3Yv6T5PcjjYKrKnvEXxnYikGvc3ZkvJV6dNogQl&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 13 Agustus 2022


*BERBALIKLAH KEPADA TUHAN DENGAN SEPENUH HATI*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


1 Samuel 7:3

Lalu berkatalah Samuel kepada seluruh kaum Israel demikian: "Jika kamu berbalik  kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah  para allah asing dan para Asytoret  dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan orang Filistin."


1 Samuel 7:3 

And Samuel spake unto all the house of Israel, saying, If ye do return unto the Lord with all your hearts, then put away the strange gods and Ashtaroth from among you, and prepare your hearts unto the Lord, and serve him only: and he will deliver you out of the hand of the Philistines. 


Sahabat yang baik hati, sering kita dengan istilah lain di mulut lain di hati pada orang-orang yang mengaku diri setia namun dalam tindakan sehari hari sungguh berbeda dari apa yang dia ucapkan atau percayai. Seharusnyalah bahwa perkataan dan perbuatan adalah manifestasi dari apa yang ada dalam pikiran dan hati. Bangsa Israel dalam perjalanan sejarah imanya ternyata tidak demikian. Seringkali mereka jatuh pada dualisme kepercayaan yang menduakan Tuhan. Samuel mengumpulkan tua tua Israel di Mizpah dan kembali menekankan arti kesetiaan kepada Tuhan. Dia telah melihat nyata ada banyak dari umat Israel yang tidak berubah, sebagian dari mereka tetap mempercayai asytoret. Dewi Asytoret termasuk dewi yang tertua dan paling luas penyebarannya di antara para dewa orang Semit. Di antara bangsa-bangsa Semit barat, dewi ini adalah dewi kesuburan dan hubungan seksual. Oleh karena itu, upacara penyembahan dewi ini sangat menjijikkan secara moral. Bangsa Israel meragukan kebesaran dan kekuatan Tuhan Allahnya sendiri dengan mencoba membangun sinkristisme kepercayaan dan ini sangat menduakan bagi Tuhan. Samuel menegaskan untuk segera berbalik kepada Tuhan dan mengikut Tuhan secara murni. Tuhan kita adalah Allah yang maha kuasa yang berada di atas semua ciptaan. Maka tidak patut ada dewa atau dewi yang layak untuk disandingkan untuk kekuatan Allah kita. Jemaat Tuhan harus berani dan tegas untuk terus menempatkan Allah sebagai prioritas utama atas apapun yang tengah dijalani. Kita bisa hubungkan dengan berita viral di media sosial tentang penembakan Brigadir Josua yang kasusnya masih terus berjalan (Kasus yang melibatkan banyak orang Kristen yaitu pelaku dan korban). Bharada E telah mengakui kebenaran yang sesungguhnya dan memilih untuk tidak hidup dalam kebohongan atau kepalsuan. Selama ini mungkin saja dia takut mengakui kebenaran karen beberapa ancaman, namun akhirnya dia bisa jujur dan terbuka demi keadilan, dan kita terus menunggu proses selanjutnya. 

Sahabat yang baik hati, nas kita pagi juga menekankan konsekuensi dari orang yang setia pada Tuhan adalah mendapat perlindungan dan keselamatan yang kekal. Ketika para pemimpin orang Filistin mendengar bahwa Israel telah berkumpul di Mizpa, mereka semua mengumpulkan pasukan mereka dan memutuskan untuk menyerang Israel. Teks mengatakan bahwa mereka semua takut dan disusul dengan perdiksi akan mengalami hal-hal buruk. Berhadapan dengan bangsa Filistin yang lebih maju dari segi persenjataan adalah berat, namun bagi orang yang setia pada Tuhan keselamatan pasti nyata.  Pertobatan adalah bagian dari keselamatan. Keselamatan bukan hanya hal luput dari pembinasaan, tetapi juga termasuk perubahan sikap. Perubahan sikap dalam kehidupan baru adalah mutlak menjadi salah satu ciri keselamatan.  Sikap yang tadinya hanya berharap kepada kekuatan dunia atau manusia menjadi sikap yang berharap hanya kepada Tuhan Allah. Pembaharuan hidup dan pertobatan menjadi ciri kehidupan kita akan menjadi kekuatan sebagai umat yang telah diselamatkan oleh kematian dan kebangkitan Kristus. Yesaya 55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan   jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali m  kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Amin.


Salam dari tim : FS

MENERIMA DAN MENGALIRKAN KASIH KARUNIA

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0XPkpBJf2YVD6cLgzcqWBWAENzQwLPfWXvfdvBZwjWvp9x2brUz7m2pA8H2SCtkHpl&id=100063523332048

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 12 Agustus 2022


*MENERIMA DAN MENGALIRKAN KASIH KARUNIA*


Selamat Pagi; Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Yohanes 1:16 (TB) Karena dari kepenuhanNya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.


John 1:16 (KJV) And of his fulness have all we received, and grace for grace.


Sahabat yang baik hati! Untuk lebih memahami teks renungan kita hari ini ada baiknya kita turut membaca ayat 17 yang berbunyi : sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. *Sebab kasih karunia dan kebenaran* inilah hal istimewa yang berikan Yesus bagi kita setiap orang yang percaya melalui kepenuhan-Nya sebagai Allah yang datang menyelamatkan dunia ini.


Kata ‘kasih karunia’ hanya muncul 4 kali dalam injil Yohanes dan ada di bagian pembuka injil ini (1:14,16,17).  Selanjutnya tidak perlu ada kata itu lagi, karena isi seluruh injil Yohanes adalah ‘kasih karunia’. Semua berpusat pada Yesus, Allah yang hadir melaluiNya, Firman yang menjadi daging. Allah yang mau mewujudkan relasi secara utuh dengan manusia meski salib adalah resikonya.


Kata kuncinya adalah ‘kehadiran Allah secara penuh di dalam Yesus Kristus’. Karena itu jangan pernah berpikir bahwa Allah sudah tidak mengasihi kita. Hidup memang bisa memperhadapkan kita dengan berbagai persoalan, kesulitan dan masalah, namun percayalah bahwa Allah sudah dan akan terus mengasihimu di dalam Yesus Kristus. Kita menerima kasih karunia demi kasih karunia, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, sepanjang hidup kita! Inilah kekuatan kita dalam menjalani hidup ini. Apapun wujud kehidupan yang harus kita jalani, jalanilah bersama Yesus. Anda dikasihi!


Sahabat yang baik hati! Perjalanan kehidupan orang percaya senantiasa didalam lingkup aliran Kasih Karunia Allah. Layaknya Air yang senantiasa mengalir. Mengapa air bisa mengalir? Karena dia berpindah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Apakah air akan terus mengalir? Tergantung ketersediaan air. Jika airnya sedikit maka dia akan mengalir tidak begitu lama. Artinya tidak terus menerus. Jika airnya banyak maka air akan mengalir lebih lama dan terus menerus.


Allah mengalirkan berkat-Nya dari kepenuhan-Nya yang tiada hingga. Ketersediaan berkat Allah tak terukur oleh ukuran apapun di dunia. Ketersediaan berkat Allah tak terhitung dan tak hingga. Dari ketersediaan yang penuh itulah Allah mengalirkan berkat-Nya bagi manusia dan segala ciptaan-Nya. Aliran berkat-Nya tidaka akan habis hingga kesudahan dunia ini. Allah akan terus menerus mengalirkan kasih-Nya bagi semua ciptaan-Nya agar semua ciptaan-Nya memperoleh keselamatan dan kehidupan yang kekal.


Kepenuhan di dalam teks ini memiliki makna benar-benar penuh bukan setengah penuh atau kosong. Kasih karunia Kristus tidak terbatas, yang dapat diterima tidak hanya sekali tetapi juga dapat dinikmati tanpa habis-habisnya. Semakin kita menikmati anugerah Kristus, semakin kita menyadari bahwa sungguh penuh dan tidak terbatas anugerah-Nya. Karena itu, kita harus tahu seberapa ukuran kerohanian kita, barulah seberapa besar kita menikmati anugerah Kristus. Dari sini tampaknya kita harus terus-menerus melatih ukuran kerohanian kita sehingga kita dapat semakin menikmati anugerah Kristus yang melimpah itu. Dengan cara ini kita dapat mengalami kasih karunia demi kasih karunia di dalam kepenuhan anugerah Kristus.


Tahukah apa artinya kasih karunia demi kasih karunia? Ketika kita mulai menerima kasih karunia, maka ada begitu banyak kasih karunia yang lain yang akan segera datang di dalam hidup kita. Itu sebabnya kabar baik, setiap kali kita menghadapi masalah yang baru, setiap kalau kita menghadapi tantangan yang baru, selalu ada kasih karunia yang baru dari Tuhan untuk kita. Lalu apa sajakah kasih karunia yang kita terima? Mudah sekali mengetahuinya. Renungkanlah sejenak, apa saja yang kamu dapatkan dalah hidupmu padalah sebenarnya diriu tidak mampu/layak meraihnya. Ada banyak, contohnya: keselamatan kekal;  pekerjaan/jabatanmu saat ini, suami/isterimu; keturunanmu; harta kekayaanmu; ladangmu; pelayananmu saat ini; dan banyak lagi.


Sahabat yang baik hati! Dengan menerima kasih karunia demi kasih karunia maka diharapkan hidup kita haruslah juga melimpah kasih karunia terhadap sesama juga. Kasih karunia tidak membuat hidup kita beban dan legalistik. Kasih karunia membuat kita hidup sehabis-habisnya bagi Allah. Karena itu, kepenuhan kasih karunia Kristus yang kita terima haruslah kita bagikan bagi orang lain juga.


Salam dari penulis: PS

ALLAH TUHANKU KEKUATANKU

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0B9Ce7cUuvtWeCa2WSCzACusz9nUYqYyEV8mfpgPyqyhkmwfKNP1ANzhoSa4X545wql&id=100063523332048&sfnsn=mo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 11 Agustus 2022


ALLAH TUHANKU ITU KEKUATANKU


Sahabat yang baik hati ! Marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


HABAKUK 3:19 (TB ): ALLAH Tuhanku itu kekuatanku; Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.

HABAKKUK 3:19 (NKJV): The LORD GOD is my strength; He will make my feet like deer's feet, and He will make me walk on my high hiils.


Nat renungan ini ialah ayat terakhir dari tiga pasal kitab Habakuk yang ditulis sekitar tahum 606 SM. Nabi Habakuk yang sejaman dengan nabi Yeremia menyaksikan langsung peristiwa penyerbuan raja Nebukadnezar dari Babel atas kerajaan Yehuda pada masa Yoyakhin sebagai raja. Kehidupan umat Yehuda pada masa itu telah sangat jauh menyimpang dari perjanjian mereka dengan Allah yang menyembah dan beribadah kepada baal dan patung pahatan dan patung tuangan buatan tangan manusia sebagai suatu hal yang menjijikkan bagi Allah. Hal itu terjadi sebab bangsa Yehuda tidak lagi patuh pada perjanjian, perintah sesuai hukum dan taurat Allah yang diterima Musa di gunung Sinai. Sang nabi amat risau dan gelisah menyaksikan kefasikan yang terjadi sebab hukum Allah tidak lagi dipatuhi atau dijalankan dengan benar. Oleh karenanya sebagai nabi yang dipilih oleh Tuhan maka Habakuk berkata: Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan di firmankanNya kepadaku, dan apa yang akan dijawabNya atas pengaduanku (Hab.1:6). Ada dua pertanyaan Habakuk kepada Allah dan jawabanNya ialah:


1. Apakah Allah membiarkan bangsa yang hidupnya fasik yang mengingkari perjanjian atau perintah Allah akan terus dibiarkan melakukan kefasikan? Atas pertanyaan ini Tuhan memberi jawaban bahwa akan tiba saatnya bangsa Yehuda yang fasik akan mendapat penghancuran dan aniaya perih dari suatu bangsa yang lebih kejam dan bengis. Allah berfirman sebab sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka (Hab.1:6).


2. Apakah Allah akan membiarkan bangsa yang kejam dan bengis itu terus hidup dengan kejahatannya?  Lalu Allah menjawab bahwa bangsa yang jahat itu akan ditaklukkan oleh bangsa lain yang lebih kuat-perkasa.

Allah berpesan kepada sang nabi agar menuliskan penglihatan yang terjadi serta mengukirkannya pada loh-loh supaya orang sambil lalu dapat membacanya; sebab penglihatan itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak bertangguh (Hab.2:2-3b).


Demikianlah tiba saatnya kerajaan Babel menyerang Yerusalem, memporak porandakan seisi kota dengan membakar tembok kota serta puri yang ada dalam kota, menghancurkan bait suci serta menjarah perkakasnya untuk diangkut ke Babel, mengangkut seluruh penduduk Yerusalem ke dalam pembuangan, semua panglima dan semua pahlawan yang gagah perkasa, sepuluh ribu orang tawanan, juga semua tukang dan pandai besi; tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang-orang lemah dari rakyat negeri (2 Raj.24:14). Diantara umat Yehuda yang hidup di Babel terdapat orang-orang yang tetap setia kepada Allah dan tidak mau mengotori dirinya dengan keinginan raja untuk menyembah dan beribadah kepada dewa-dewa serta patung-patung berhala walau taruhannya akan kehilangan nyawanya. Daniel tetap setia beribadah dan taat sujud berdoa kepada Allah tiga kali sehari (Dan.6:11). 


Allah juga berkenan memilih nabi Yeremia untuk menyampaikan pesan-pesanNya kepada umat Yehuda agar bertobat dan kembali mengikuti kehendak Allah. Adanya orang-orang yang tetap setia membuat hati Tuhan berbalik menyayangi umat pilihaanNya sebab kasihNya jauh melebihi amarahNya sebagaimana firman Tuhan berkata: Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapanKu serta melakukan kebenaran dan keadilan, ia pasti hidup, ia tidak akan mati (Yeh.18:21). Demikianlah setelah genap 70 tahun umat Yehuda hidup sebagai tawanan dan budak di Babel maka atas kehendak Allah mengubah hati raja Koresh dari Persia yang berkuasa di kerajaan Babel mengijinkan umat Yehuda kembali ke Yerusalem (2 Taw.36:22-23) di pimpin oleh Zerubabel dan Ezra yaitu pada jaman pemerintahan raja Artahsasta (Ez.8:1). Diperintahkan juga kepada orang-orang yang kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali bait suci Tuhan yang telah hancur dengan memperlengkapi mereka harta berharga (emas dan perak) untuk pembiayaan pembangunan bait suci. Tuhan sanggup melakukan perbuatan ajaib bagi bangsa pilihanNya apabila mereka setia dan taat serta hidup benar dihadapan Allah sebagaimna FirmanNya berkata: tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya (Hab.2:4b).


Menyaksikan semua hal ajaib yang dilakukan Tuhan bagi bangsa Yehuda maka nabi Habakuk menulis firman Tuhan yang berkata: Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku (Hab.3:17-18). 


Dalam Nat renungan sebagai ayat penutup dari kitab Habakuk sang nabi mengillustrasikan kakinya bagaikan kaki rusa yang mampu berjejak di bukit-bukit sebagai kekuatan Allah yang menyertai dia. Rusa ialah binatang liar di hutan yang menjadi incaran binatang buas pemangsa seperti harimau dan singa untuk dijadikan santapan termasuk manusia pemburu untuk dijadikan santapan lezat. Namun dengan kekuatannya yang menurut penelitian sanggup berlari seperti mobil dipacu dengan kecepatan 70 sampai 80 Km per-jam sehingga rusa mampu melepaskan dirinya dari kejaran pemangsa dan pemburu. Demikian juga kita umat percaya di tengah kehidupan dunia yang terus mengintai dengan bermacam mara bahaya, hanya karena kuasa dan penyertaan Tuhan kita dapat terhindar dari segala mara bahaya dan persoalan hidup yang terus menderai. Tuhan Yesus melalui darahNya yang tercurah diatas kayu salib telah menanggung segala sakit penyakit, kelemahan dan penderitaan serta dosa-dosa kita, sehingga setiap kita yang percaya akan penebusanNya adalah yang paling beruntung menjadi pewaris takhta kerajaan sorga. Sebagai orang yang percaya kepada Allah di dalam PutraNya yang Tunggal Tuhan Yesus Kristus mari kita beriman bahwa tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kuperyayai (Maz.91:2).


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup Saudara. Amin !


Salam dari Tim 12 (LLT).

Selasa, 09 Agustus 2022

KEPATUHAN MEMBAWA BERKAT

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0jHJmU1VcunCZaTpopbkRmq5osBRx3QA1pCmHqETxiX7yDiy1KEz8zb5m9vd6BQ2Nl&id=100063523332048

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 9 Agustus 2022


*KEPATUHAN MEMBAWA BERKAT*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


1 Rajaraja 17:16 (TB): ”Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia."


1 Kings 17:16 (KJV): "And the barrel of meal wasted not, neither did the cruse of oil fail, according to the word of the LORD, which he spake by Elijah."


Nas hari ini dilatarbelakangi masa kekeringan yang dihadapi bangsa Israel di zaman Raja Ahab sebagai hukuman atas ketidaktaatan mereka kepada Allah. Nabi Elia menubuatkan selama 3,5 tahun tidak akan turun embun atau hujan, sungai-sungai kering sehingga terjadi kelaparan.  Atas perintah Tuhan, Elia menemui seorang janda sangat miskin di Sarfat. Sekalipun tinggal segenggam tepung padanya yang hanya cukup untuk makan terakhirnya dengan anaknya, namun ia mematuhi permintaan Elia untuk memberinya minum, dan membuatkan lebih dulu sepotong roti untuk Elia. Secara logika, permintaan Elia sungguh berat dan tidak masuk akal; meminta air kepada seorang janda di tengah kekeringan panjang dan roti di tengah kelaparan! Bahkan sang janda tengah nyaris putus asa dan kehilangan harapan hidup. Ia sudah berfikir bahwa setelah dia dan anaknya makan roti terakhirnya, mereka akan mati. Namun janda itu percaya kepada Allah dan firman-Nya melalui nabi Elia, membuat ia menukarkan hal yang pasti untuk yang tidak pasti; yang tampak untuk yang tidak tampak. Allah melihat iman, kepatuhan, dan pengorbanan janda itu, sehingga tergenapilah firman yang disampaikan Elia. Janda yang percaya dan patuh itu bukan hanya menerima mukjizat berkat jasmani dari Allah, tapi juga ia menerima berkat rohani. Sebagaimana Tuhan Yesus mengatakan: “Imanmu menyelamatkan engkau”. Dia dan anaknya tetap hidup terpelihara di tengah-tengah kelaparan seluruh negeri!


Sahabat yang baik,  dalam pengertian rohani, kepatuhan adalah melakukan kehendak Allah. Pertanyaan mendasarnya adalah, mengapa kita harus mematuhi firman Allah? Apakah karena takut hukuman jika tidak patuh, atau ingin memperoleh berkat yang lebih besar dalam hidup ini, atau lainnya? Ataukah karena mengasihi Tuhan dan ingin melayani-Nya? Memang ada banyak alasan untuk patuh, antara lain: merupakan tindakan ibadah umat percaya kepada Allah; sebagai respon rasa bersyukur atas kasih karunia-Nya; bukti perbuatan iman dan cintakasih atas kebaikan-Nya. Dengan demikian, kepatuhan merupakan bukti iman yang harus dinyatakan setiap orang percaya dalam persekutuannya dengan Tuhan. Sebaliknya, ketidakpatuhan dipastikan membuahkan dosa dan kematian kekal. Namun, melakukan kepatuhan tentu tidaklah mudah, karena banyak tantangannya baik itu godaan dalam kondisi senang, apalagi ketika diperhadapkan dengan pergumulan hidup dalam artian mengalami ragam derita hidup. Kadangkala, Tuhan mengizinkan penderitaan menimpa umat percaya dengan tujuan untuk melihat sejauhmana umat-Nya itu akan tetap taat, setia serta patuh melakukan segala yang difirmankan-Nya. Tak bisa disangkal bahwa aspek kepatuhan iman merupakan ujian besar di sepanjang sejarah kehidupan umat percaya. Dan Yesus Kristuslah teladan kepatuhan yang sempurna terhadap Allah Bapa.


Sahabat, menuruti perintah Tuhan seyogyanya menjadi pola hidup setiap Kristiani sejati. Oleh karenanya, ketika diperhadapkan dengan ujian iman, hendaknya kita tetap patuh kepada firman-Nya. Kita imani janji Tuhan dalam 1Korintus 10:13: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." Artinya, Tuhan pada hakikatnya menginginkan kita lulus melewati setiap ujian yang merupakan proses pengajaran dan penggemblengan iman serta pembaruan hidup menuju keserupaan dengan gambar Allah. Di samping itu juga sebagai wahana membimbing kita untuk lebih bersandar kepada belas kasihan-Nya dan kian berpegang teguh kepada janji-janji firman-Nya. Lihatlah contoh kepatuhan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yang memilih patuh kepada Tuhan sekalipun nyawa taruhannya, daripada menuruti perintah raja Nebukadnezar untuk menyembah patung. Ganjaran dari kemenangan perjuangan kepatuhan adalah berkat kebahagiaan dari Allah. Ada ungkapan mengatakan: “sengsara membawa nikmat” artinya, di balik penderitaan yang dialami seseorang ketika menjalaninya dengan kesabaran, ketekunan demi kepatuhan iman, maka ia akan memperoleh kelimpahan berkat dari Tuhan, serta karunia kehidupan kekal dalam Kerajaan-Nya. Seperti dikatakan dalam Yohanes 8:51: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.”


Sahabat, mari kita belajar dari janda Sarfat yang percaya akan firman Tuhan sekaligus patuh melakukannya serta rela memberi dari kekurangannya. Tuhan berjanji akan memberkati serta memelihara hidup orang yang patuh kepada perintah, peraturan dan ketetapan-ketetapan-Nya. Melangkah dan berjalanlah dalam kepatuhan iman selaku pewaris Kerajaan Sorga. Janji pemeliharaan Allah akan menjadi milik kita sampai tiba saatnya ajal menjemput. Setiap umat percaya perlu menyatakan komitmennya atas undangan Yesus yang berseru: “Mari, ikutlah Aku, sangkallah dirimu dan pikullah salibmu!" (Mark 8:34); apakah kita bersedia untuk patuh? Tuhan memberkati!  


Salam Tim 12: TEM

MENGAPA KAMU BEGITU TAKUT

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0NABtbiWxJVMx6GfBUNQMobDaNoiHyVjVL3sraJ16ZATBvyVwcJkVxUBLkmuFPoAJl&id=100063523332048&sfnsn=mo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 10 Agustus 2022


*MENGAPA KAMU BEGITU TAKUT?*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Markus 4: 40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"


(KJV) Mark 4:40 And he said unto them, Why are ye so fearful? how is it that ye have no faith? 


Sahabat yang baik hati, situasi ini terjadi ketika Yesus bersama murid-muridnya berada di sebuah perahu di danau Galilea, Danau Galilea merupakan muara dari sungai Yordan yang mengalir dari arah utara. Ketika didalam perahu terjadi angin yang sanagat rebut hal ini sebenarnya biasa terjadi, kadang-kadang danau Galilea tampak tenang, tetapi sewaktu-waktu bisa terjadi badai. Danau Galilea memang terletak di lembah yang dikelilingi bukit-bukit, sehingga memungkinkan angin bertiup secara tiba-tiba dari atas bukit. Mereka yang yang berada di dalam perahu adalah para nelayan ulung. Meskipun secara eksplisit tidak disebut nama-nama mereka, namun dapat diduga bahwa di situ ada Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya. Mungkin pula ada Yakobus anak Zibedeus dan saudaranya. Yang semuaya telah melihat tanda muzizat yang dilakukan Yesus “menyembuhkan orang banyak dan mengusir Beezebul (Markus 3: 7 dan 20)


Sungguh! Dengan sangat tiba-tiba datanglah taufan dengan dahsyatnya. Taufan itu membuat perubahan mendadak. Gelombang air danau bergulung-gulung. Perahu mereka sungguh terombang-ambing. Sementara tiupan angin ribut semakin kencang. Perahu mereka kemasukan air. Mereka dalam bahaya besar. Mereka tidak berdaya menguasai perahu yang terus terbawa gelombang yang tidak menentu. Sekalipun hal itu mungkin biasa dihadapi para Nelayan di danau Galilea termasuk murid-murid Tuhan Yesus. Mereka sangat Takut.

Guru, kita binasa

Mereka benar-benar gelisah dan takut menghadapi taufan dan angin ribut. Karenanya, mereka membangunkan Dia, ada rasa kesal, seolah-olah Yesus tidak perduli akan hal yang terjadi pada perahu mereka dan situasi yang terjadi. Mereka benar-benar kehilangan nyali, dan berusaha mencari keselamatan diri.

Angin ribut diherdik dan gelombang laut taat kepada-Nya

Yesus menyelesaikan persoalan ketakutan mereka, dan semuanya terjawab lebih dari yang mereka pikirkan. Angin rebut redah dengan herdikan suara Yesus. 


Sahabat yang baik hati, hal yang sanagat penting adalah dalam perkataan Yesus dalam Teks ini, kenapa kamu begitu takut? Mengapa kamu Tidak percaya? Semua manusia pasti pernah merasakannya, karena ketakutan adalah salah satu emosi yang sangat manusiawi. Namun, jika dibiarkan berlarut-larut, maka ketakutan itu akan menguasai dan bahkan mengendalikan kehidupan kita. Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan.Pasalnya, ketakutan yang berlebihan hanya akan membuat kita khawatir terus-menerus dan lupa bahwa Tuhan senantiasa menjaga kehidupan kita.

Pada sebagian orang, ketakutan bahkan bisa membuat mereka lupa makan, tidak bisa tidur, dan lain-lain. Agar kita terhindar dari hal-hal tersebut, maka kita perlu mengingat kasih dan penyertaan Tuhan yang tidak pernah berkesudahan.


Ia selalu ada bersama kita di dalam segala keadaan, baik suka maupun duka. Hal inilah yang juga diucapkan oleh Raja Daud melalui Mazmur 23:1-6 “Tuhan adalah Gembalaku”

Oleh sebab itulah, Tuhan Yesus menegur kita: “Di manakah kepercayaanmu?” Dalam kata lain, mengapa kita tidak percaya kepada-Nya? Mengapa kita melupakan-Nya? Mengapa kita meragukan kuasa penyertaan, perlindungan, pembelaan, penghiburan dan berkat kasih setia dan kasih karunia-Nya?


Pertolongan Tuhan tepat pada waktu-Nya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering merasakan jamahan dan lawatan-Nya ketika kita menghadapi bahaya dan berbagai gelombang dan badai persoalan. Dengan tangan-Nya sendiri Tuhan Yesus sudah mengangkat dan menolong kita. Ada kalanya kita terbadai oleh kerasnya gelombang kehidupan, baik dalam hal keuangan, bisnis, usaha, ekonomi, pekerjaan, studi anak cucu dan sebagainya. Namun percayalah! Tuhan datang melawat dan memberi pertolongan kepada kita pada waktu–Nya.

Ketika kita mengalami badai dan gelombang masalah keluarga, baik masalah suami/isteri, anak-anak, cucu, mertua dan menantu, Tuhan Yesus datang menyertai, menopang dan menolong kita. Tuhan Yesus datang menjaga, memelihara, membela dan melindungi kita. Tuhan Yesus datang memberkati dan membawa kedamaian dan keselamatan kehidupan kita. Dia datang dan mengubah gelombang dan badai masalah kita menjadi tenang, teduh, penuh sukacita dan damai sejahtera, tepat pada waktu-Nya. 

Berbahagialah kita yang percaya akan penyertaan, pertolongan dan perlindungan-Nya ketika terbadai oleh gelombang masalah kehidupan, karena Dia datang dan mengubah gelombang dan badai masalah kita menjadi tenang, teduh, penuh sukacita dan damai sejahtera, tepat pada waktu-Nya. Tuhan memberkati saudara. Amin


Salam dari tim: RS

Kamis, 04 Agustus 2022

BERTAHAN SAMPAI PADA KESUDAHANNYA

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02jQBdwNwkmaVjBTTS1oDbfZd7bh4dAu6hXBuqdbJiAstGds8SUTdDXoBqprJZU3T7l&id=100063523332048

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 05 Agustus 2022


BERTAHAN SAMPAI PADA KESUDAHANNYA


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Markus 13: 13 (TB) “Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat.”


Mark 13:13 (KJV) “And ye shall be hated of all men for my name's sake: but he that shall endure unto the end, the same shall be saved.”


Sahabat yang baik hati. 

Hal yang jelek bisa saja terjadi dalam kehidupan kita sebagai umat Kristen. Banyak hal yang tidak kita inginkan tetapi harus terjadi dan kita alami. Entah mengalami kecelakaan, berduka cita karena kehilangan orang kita kasihi, jatuh sakit, mengalami kemerosotan ekonomi, gagal panen, barang dagangan tidak laku terjual, hewan peliharaan atau ternak bermatian terkena virus dan lain sebagainya. Semua hal itu bisa saja diijinkan Tuhan terjadi kepada kita agar kita semakin melekat kepada Tuhan dan semakin menyerahkan hidup kita kepada-Nya. Kita percaya dan beriman bahwa ketika kita mengalami berbagai malapetaka, Tuhan tetap melindungi kita ketika kita mau bertahan dan beriman sampai akhir.


Kita harus bertahan dalam penderitaan sekalipun kita belum dapat melihat sinar di ujung terowong yang gelap. Bila kita dapat bertahan dan meyakini bahwa Tuhan mempunyai rencana dan rancangan yang indah dibalik penderitaan yang terjadi melebihi akal kita, maka kita pun akan mengalami kemenangan dalam iman bersama Tuhan. “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia” (Yakobus 1:12). Bagian kita adalah menyerahkan kekuatiran kita kepada-Nya, belajar hidup hari demi hari, dan berterima kasih kepada para penolong yang telah Tuhan sediakan kepada kita. 


Sahabat yang baik hati. 

Tantangan dan pergumulan kita sebagai umat Kristen sangat banyak. Umat Kristen akan mengalami penolakan, caci maki, hinaan, dan dianggap sebagai kafir. Namun dalam hal ini kita diingatkan agar kita tetap bertahan dalam iman. Kalaupun para pengikut Yesus mengalami penderitaan yang begitu berat terkait dengan pelayanan dan pemberitaan Injil, mereka harus tetap setia dan taat kepada Yesus dan ajaran-Nya. Injil harus tetap diberitakan dahulu kepada semua bangsa (Mrk. 13: 10). 


Hal inilah yang dinasihatkan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya agar mereka tetap bertahan dalam iman yang teguh dan tetap setia dalam memberitakan injil. Yesus menasihati mereka, apabila mereka digiring dan diserahkan, janganlah mereka kuatir akan apa yang harus mereka katakan, tetapi hendaklah mereka berani memperkatakan yang benar sesuai dengan apa yang dikaruniakan kepada mereka pada saat itu juga, sebab bukan mereka yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus. Dalam hal ini, murid-murid diingatkan untuk tidak takut dan kuatir untuk mengatakan yang benar dan setia memberitakan Injil Yesus Kristus sebab Roh Kudus yang mengajari dan menolong mereka.


Sahabat yang baik hati. 

Renungan hari ini mengingatkan kita untuk tetap bertahan dalam iman kepada Yesus Kristus. Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Bertahan berarti “tetap teguh dalam komitmen untuk setia pada perintah-perintah Allah dan hidup dalam kebenaran Firman Tuhan sekalipun menghadapi godaan, pertentangan, penderitaan dan kemalangan”. Marilah kita setia pada apa yang telah kita percayai dan bertahan dalam keteguhan iman bahwa Tuhan Yesus selalu ada bersama kita dalam suka duka kehidupan kita.


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam : Tim Renungan (JZ)

Senin, 01 Agustus 2022

TUHAN MENGOBATI DAN MENYEMBUHKANMU

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0TrmDzqhk5drEi4vAfCqsZRPvJwmuMLRZb1MxRSVdMc5f8NVmuyEPdQJ7ZbbwmSHLl&id=100063523332048&sfnsn=wiwspwa

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 02 Agustus 2022


“TUHAN MENGOBATI DAN MENYEMBUHKAN MU!”


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:


Yeremia 30:17 (TB)  Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN, sebab mereka telah menyebutkan engkau: orang buangan, yakni sisa yang tiada seorang pun menanyakannya. 

Jeremiah 30:17 (UKJV)  For I will restore health unto you, and I will heal you of your wounds, says the LORD; because they called you an Outcast, saying, This is Zion, whom no man seeks after.


Janji adalah hutang! Pernyataan ini sangat sering kita dengar bahkan kita ucapkan kepada orang lain di sekitar kita. Apakah kamu pernah berjanji kepada orang lain? Setiap orang tentunya pernah berjanji kepada orang lain, misalnya orangtua berjanji akan memberikan hadiah kepada anaknya jika dapat meraih prestasi juara kelas bahkan juara umum. Seorang guru berjanji akan memberikan hadiah kepada anak didiknya jika mereka sungguh-sungguh belajar dan dapat memperoleh prestasi yang baik. Seorang pemuda pernah berjanji kepada kekasih hatinya akan memberikan hadiah spesial di hari ulang tahunnya. Ingat! Janji itu adalah hutang yang harus dibayar. Itu berarti janji itu harus ditepati, berani berjanji harus berani menepati sebagai wujud tanggungjawab dari janji yang diucapkan tersebut. Bagaimana jika janji itu tidak ditepati? Maka akan membuat orang lain kecewa dan sulit percaya kepada kita, karena merasa trauma dan di PHP-in. PHP: Pemberi Harapan Palsu. Ya, manusia rentan memberikan harapan palsu kepada orang lain, sebab manusia mudah lupa dengan janji yang diucapkannya. 


Tentunya Allah jauh berbeda dengan manusia bahkan tidak dapat dibandingkan dengan manusia. Jika manusia sering menjadi PHP (Pemberi Harapan Palsu), tidak demikian dengan Allah yang setia menjadi PHP (Pemberi Harapan Pasti). Allah senantiasa setia pada janji yang diucapkanNya kepada hamba dan umat yang dikasihiNya. Dalam Yeremia 30:17, Allah berkata: Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN… Perkataan Allah ini merupakan janji Allah kepada umat Israel yang pada saat itu sedang berada di dalam pembuangan Babel. Mengapa Allah berkata demikian kepada umat Israel? Apakah mereka sedang sakit sehingga Allah harus mendatangkan kesembuhan bagi mereka? Apakah mereka sedang mangalami luka-luka sehingga Allah harus mengobati mereka? Ya, benar mereka sedang sakit dan terluka. Tetapi bukan fisik atau jasmani mereka yang sakit dan terluka, tetapi hati, pikiran dan kerohanian mereka sedang sakit pada saat pembuangan Babel itu. Mereka mengalami penyakit dan luka akibat dosa-dosa yang mereka perbuat. Hati, pikiran dan kerohanian mereka sedang sakit bahkan hati mereka sedang terluka akibat perbuatan mereka sendiri. Mereka harus menerima konsekuensi akibat dosa yang mereka perbuat, mereka telah berpaling dari Allah, menjauhi Allah dan menyembah allah-allah lain dari bangsa-bangsa kafir, mereka melakukan banyak dosa yang telah mendukakan hati Allah. Sehingga mereka harus menerima hukuman atas dosa mereka yaitu terbuang ke pembuangan Babel sekitar 70 tahun lamanya. Situasi sulit ini tentunya membuat mereka sakit dan terluka. Apakah Allah telah meninggalkan kami? Mungkin itulah yang muncul dalam hati dan pikiran mereka setiap waktu. Tentunya ini adalah hal yang wajar mereka rasakan saat itu. Ketika kita mengalami situasi yang sangat sulit, mungkin kita akan mengatakan bahwa Allah sedang menghukum kita dan meninggalkan kita dalam kesengsaraan yang kita alami. Sesungguhnya, Allah tidak pernah meninggalkan manusia, manusia itulah yang sering meninggalkan Allah dan berpaling kepada allah lain.


Tetapi Allah adalah kasih, bahkan Allah jauh terlebih dahulu mengasihi kita sebelum kita mengasihiNya. Allah tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup (Yeh.33:11). Oleh sebab itulah, Allah menyatakan kasihNya kepada bangsa Israel yang sedang berada dalam pembuangan Babel melalui nabi Yeremia. Allah berjanji akan mendatangkan kesembuhan bagi mereka dan mengobati luka-luka mereka. Artinya, Allah sendiri akan memulihkan keadaan bangsa Israel yang dikasihiNya tersebut. Sejak awal, Allah telah menunjukkan kasih setiaNya kepada nenek moyang Israel, yaitu sejak mereka tertindas dan menjadi budak Mesir. Allah menuntun mereka keluar dari perbudakan Mesir melalui Musa, agar mereka menjadi bangsa yang merdeka dan mengenal Allah yang telah menyelamatkan mereka. Demikian pula, ketika mereka terbuang ke Babel, Allah juga akan membebaskan mereka. Mereka akan kembali ke Yerusalem dengan penuh sorak sorai.


Allah setia pada janjiNya. Apa yang diucapkanNya pasti akan digenapi. Dengan tanganNya Allah akan memberikan kesembuhan dan mengobati luka-luka umat yang dikasihiNya seperti seorang Gembala yang menggembalakan, menjaga dan merawat domba-dombanya, demikianlah Allah menggembalakan umatNya. Setiap yang sakit akan disembuhkan dan setiap yang terluka akan diobati. Sungguh Dialah Gembala yang terbaik bagi kita (Yohanes 10:1-18).

Kasih Allah tidak hanya untuk bangsa Israel, tetapi untuk seluruh manusia di muka bumi ini yang percaya kepadaNya. Allah telah menganugerahkan pemulihan bagi kita orang-orang berdosa. Sesungguhnya kita telah sakit dan terluka oleh karena dosa-dosa yang telah kita perbuat dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, dengan penuh kasih Allah mengaruniakan AnakNya yang tunggal itu sebagai sumber kesembuhan bagi kita. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh.3:16). Yesus telah menanggung semua dosa-dosa kita di kayu salib. Inilah harga yang dibayar oleh Yesus demi kesembuhan kita. "Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."  (Yesaya 53:5).  Dengan demikian, telah nyata bagi kita bahwa yang menjadi sumber kesembuhan bagi manusia yang berdosa itu adalah Allah sendiri yang telah memberikan kesembuhan tersebut di dalam AnakNya, Yesus Kristus Sang Juru Selamat kita. Kesembuhan ini telah kita terima sebagai kasih, karunia dan anugerah Allah kepada kita. Di dalam Yesus, kita telah menerima kesembuhan yang sejati dan obat yang mujarab bagi luka-luka kita. 


Oleh sebab itu, sebagai orang yang telah menerima kesembuhan yang sejati yaitu pengampunan atas dosa-dosa kita dan keselamatan di dalam Yesus Kristus, apakah yang harus kita lakukan?


a. Mempercayai kepada janji Allah

Allah setia pada janjiNya, Ia tidak pernah ingkar janji. Jadi, percayalah kepada janji Allah.


b. Mensyukuri pengampunan dan keselamatan

Pengampunan dan keselamatan itu adalah anugerah Allah semata. Jadi, kita dapat beroleh kehidupan, pengampunan dosa dan keselamatan hanya oleh karena anugerah Allah semata (Sola Gratia). Jadi, marilah kita mensyukuri kasih karunia Allah itu. 


c. Memperbaharui diri

Sebagai orang yang telah menerima keselamatan dari Allah, kita memiliki tanggungjawab untuk memperbaharui diri melalui pertobatan, ketaatan dan kesetiaan dalam melakukan firman Allah. Hiduplah seturut dengan firman Allah. Selamat menerima kesembuhan dari Allah. Amin.


Salam dari tim penulis: RN

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...