KOBARKANLAH TAHBISANMU
Beberapa Catatan dan Usulan buat Peserta Rapat Pendeta
Salam sejahtera bagi seluruh teman pendeta HKBP yang sedang mengikuti dan menggumuli Rapat Pendeta!. Saya sungguh menikmati suasana rapat pendeta ini dalam suasana ceria, jumpa kangen bersahabat, teman stambuk dan rekan sekerja di ressort atau satu distrik dll. Saya melihat bagaimana repotnya panitia mempersiapkan segala sesuatu agar rapat ini berjalan dengan baik dari sarana akomodasi, konsumsi dan materi-materi pendukung dalam rapat. Namun harus kita akui keluh yang sama terus muncul setiap ada Rapat Pendeta akankah terus begini, agenda rapat yang padat, banyak hal yang mau dituangkan namun sedikit waktu untuk mematangkannya dan mempertajamnya. Lelah semua mempersipakann rapat namun tindak lanjut rapat tidak kunjung mengkristal
Maka sebelum memasuki sidang kelompok dan pleno, ijinkan saya menyampaikan beberapa pokok pikiran untuk kepentingan Rapat Pendeta ini dan ke depannya. Pertimbangan usulan ini karena waktu tanggapan dalam setiap pembahasan dan keterbatasan memasuki setiap sidang-sidang kelompok.
I. Kobarkanlah Tahbisanmu;
Apa yang mau kita kobarkan? Tahun 1991 Rapat Pendeta menggumuli Thema: Sahat Ula Tohonanmi, namun paskah itu kita mengalami krisis. Harus kita syukuri HKBP semakin dewasa dan oleh kasih karunia Tuhan krisi HKBP dapat diatasi dengan rekonsiliasi. Inilah anugerah Tuhan yang harus kita syukuri, melanjutkan rekonsiliasi hingga berbuah yang optimal dalam pelayanan HKBP.
Berkaitan dengan tema kobarkanlah tahbisanmu, suatu gema untuk mempertajam evaluasi sudah sejauh mana kita mengahati dan melakukan panggilan itu. Saya bersyukur dalam dua kali melayani sebagai kepala biro pembinaan saya disegarkan akan hal ini. Metode pendalam yang saya buat adalah matriks dengan klasifikasi:
1. Memahami rumusan setiap butir poda tohon an dengan rumusan satu kalimat yang mudah dimengerti setiap pendeta
2. Menguraikan apa yang diperintahkan poda tohonan yang harus dilakukan oleh seorang pendeta
3. Keterampilan apa yang perlu dibenahi agar pendeta mampu dan sanggup melakukan poda tohonan
4. Value apa yang harus saya miliki sebagaimana dituntutboleh poda Tohonan.
Berkaitan dengan point 4 beberapa value yang mesti dimiliki oleh seorang pendeta adalah sbb:
1. Parholong (Pengasih)
2. Haposan (Jujur)
3. Bertanggungjawab
4. Berhati Damai (Parroha na Dame)
5. Daulat/Pendoa (beribadah/memelihara kekudusan)
Tentu masih banyak value yang dapat kita kembangkan dari butir-butir poda Tohonan dimaksud. Ada baiknya Rapat pendeta ini menatapkannya dan membuat indikator-indikatornya ke depan sehingga karakter dan kwalitas kependetaan kita benar-benar berkobar sebagaimana tema dalam rapat pendeta ini.
II. Ekklesiologi HKBP
Kajian terhadap ekklesiologi HKBP hendaknya dibangun dalam rangka berpikir menggali kekayaan HKBP yang terkandung dalam perangkat HKBP itu sendiri (Bibel, BR, Konfessi, RPP dan Agenda). Karena itu kita harus lebih sabar dan membuka hati terhadap persfektif yang berbeda-beda dalam upaya menggalinya satu persatu kekayaan teologi HKBP bukan dengan piikiran yang emosional mendukung pikiran teolog tertentu yang sekaligus pimpinan dan mantan pimpinan kita karena dilatar belakangi dengan rasa suka dan tidak HKBP.
Berkaitan dengan itu saya memberikan catatan beberapa hal:
1. Mohon dipertimbangkan ulang, kata ekklesiologi HKBP adalah Ekklesiologi berdasarkan Kristologi, karena itu ekklesilogia HKBP adalah kepemimpinan tunggal.
Kalimat pertama yang mengatakan: ekklesiologi HKBP adalah berdasarkan Kristologi saya setuju, karena Kristuslah sebagai kepala dan seluruh anggota tubuh Kristus harus taat kepada raja Gereja.
Namun kalimat berikutnya yang mengatakan: karena itu kepemimpinan dalam HKBP adalah tunggal. Sangat tidak setuju, dengan alasan:
a. Gereja adalah persekutuan orang percaya, yang menerima Yesus Kristus sebagai Yuruselamat dan dibaptis dalam nama Allah Bapa Anak dan Roh Kudus. Yesus Kristus mengutus pelayan-pelayan untuk melakukan missi Allah di dunia ini. Pelayan-pelayan tidak tunggal namun berbagai jenis pelayan ada didaskalos, diakonos, presbuteros, episkopos dll. Berdasarkan karunia-karunia yang diberikan oleh roh kepada setiap orang percaya.
Jadi Gereja sebagai tubuh Kristus tidak mengenal Hierarkis, tetapi Kharismata (berbagai karunia) yang bersekutu di dalam suatu persekutuan orang percaya.
2. Istilah sikkat ni Kristus, menurut saya merupakan titik rawan yang perlu dijawab dan dipahami bersama oleh pendeta HKBP serta batasan-batasan mana istilah ini dipergunakan Karena secara teologis tidak ada ayat alkitab satupun yang dapat kita kutip, tetapi itu ada dalam agenda HKBP.
Namun saya hanya menggugah kita, bahwa Pendeta benar menerima kuasa menyampaikan berkat dan pengampunan dalam akta liturgist yang kita temukan falam agenda: penyampaian berkat, pemberkatan pernikahan, baptisan dan perjamuan kudus.
Di luar dari akta litutgis, sulit membayangkan bagaimana pendeta mempertanggungjawabkan kependetaannya sebagai sikkat ni Kristus di dunia ini di luar akta liturgis.
Lebih baik kita mengembangkan teologia hamba Allah, pelayan Allah dan lain-lainnya yang menekankan tugas dan tanggungjawab gereja di dunia ini untuk mewujudkan kerajaan Allah di dunia ini.
III. Tentang Mekanisme Rapat Pendeta
Dari berbagai percakapan, banyak sikap yang sudah pesimis bahwa rapat pendeta tidak efektiff untuk mendiskusikan berbagai hal yang penting di HKBP dan pembahasan yang dimaksud juga terus berulang-ulang tanpa ada progress dari rapat pendeta dari sebelumnya kepada rapat pendeta berikutnya. Namun marilah kita menyadari bersama akan hal ini secara mendalam dan mengelolanya agar jangan terulang.
Saya masih ingat, draft dan pembahasan tentang Agenda, Konfessi dan RPP telah disampaikan pada Rapat Pendeta 2013 di Siantar, telah dibahas dan diplenokan. Namun tidak ditindaklanjuti dalam Rapat pendeta 2017 ini. Justru kita hari ini menerima draft baru lagi tentang pokok yang sama dan menurut saya tidak mungkin lagi ini dibahas satu persatu dalam rapat akbar dan waktu yang sangat terbatas.
Maka berkaitan dengan itu agar ada progres dan tindak lanjutvdari hasil rapat yang satu ke rapat berikutinya saya usulkan demikian:
1. Meminta dengan sangat hormat kepada KRP dan Pimpinan sebagaimana yang bertanggungjawab menentukan agenda rapat agar memiliki komitmen untuk menindaklanjuti hasil-hasil rapat pendeta sebelumnya. Sehingga KRP mendatang adalah yang menggumuli apa yang diputuskan di rapat pendeta
2. Jika ada materi yang diagendakan di rapat pendeta HKBP. Pimpinan dan KRP mengirimkan draft dibahas di rapat pendeta distrik, selanjutnya KRP mengkompilasi hasil-hasil rapat pendeta distrik dan merumuskannya dam bentuk Konsep atau Rancangan Keputusan yang akan ditetapkan di Rapat Pendeta HKBP
IV. Revisi Agenda, Konfessi dan RPP
Bagian ini merupakan hal yang sudah lama kita rindukan, sejak sayanikut rapat pendeta 1999 di Pematang siantar hal ini sudah serinf saya dengar. Rapat pendeta demi rapat pendeta berganti namun bentuk revisi tak terwujud. Baru pada rapat pendeta 2013 draft Revisi itu disampaikan oleh komisi Liturgi cetakan hijau, demikian dengan hasil kelompok kerja dari Revisi Konfessi dan Hasil Kelompok Kerja Revisi RPP sudah dibahas dan pelno (lih daftar keputusan dan notulensi Rapat Pendeta
Dalam Rapat pendeta ini kita menerima draft, dari sub komisi terkait, kalau pokok ini yang dibahas semestinya sub komisi membaca dan mengembangkan hasil rapat lalu den membuat rumusan menjadi draft 2.
Agar revisi agenda, konfessi dan RPP ini terwujud dengan ini saya usulkan
a. Meminta pimpinan HKBP membentuk tim kerja
A.Tim kerja Revisi agenda
B. TIM kerja Revisi Konfessi
C. Tim Kerja Revisi RPP
Anggota terdiri dari Komisi Teologi dan sub Komisi 2013-2016 dan Komisi Teologi dan sub komisi 2016-2020 atau yang dianggap berkompeten di bidang ini.
Dengan tugas:
1. Membaca hasil-hasil draft sebelumnya dan keputusan yang berkaitan dengan hal dimaksud.
2 Menyusun Konsep revisi Agenda, Konfessi dan RPP
Hasil ini diharapkan bisa terwujud 2018
b. Konsep yang disusun tim dimaksud dikirimkan ke Rapat pendeta Distrik 2019
c Hasil Rapat Pendeta Distrik dikompilasi dan dirumuskan dalam bentuk Konsep Final
d. Konsep final inilah yang ditetapkan untuk dibawa oleh Ephorus ke Sinode Godang untuk ditetapkan.
Sehingga kita di Sinode Godang 2020 telah menetapkan Revisi Agenda, Konfessi dan RPP
V. KRP Fultimer
Salah satu kemandegkan akan progres menindaklanjuti keputusan Rapat Pendeta adalah KRP hanya ketua Rapat. Pergumulan ini sudah lama diusulkan agar KRP Fulltimer.
Maka dengan ini meminta kepada setiap pendeta HKBP yang berkeinginan menjadi KRP harus bersedia:
1. Bersedia membaca dan menindaklanjuti setiap keputusan Rapat Pendeta HKBP
2. Bersedia Fulltimer
3. Meminta kepada Pimpinan HKBP agar menetapkan KRP dipilih di KRP 2017 fulltimer dan efektif melakukan tugas-tugas KRP sebagaimana dalam AP HKBP Serelah amndemen II.
Demikian beberapa masukan dari saya sebagai peserta Rapat Pendeta HKBP
Terpujilah Tuhan atas segala rahmat dan kebaikannya bagi HKBP yang mengutus para hamba-hambanya bekerja dan mengabdi untuk memuliakan Tuhan.
Pdt Nekson M Simanjuntak,
Salah seorang peserta rapat pendeta