KOTBAH MINGGU X SETELAH TRINITATIS
Minggu, 4 Agustus 2024
Ev. Keluaran 16:2-8
TUHAN MENDATANGKAN HUJAN ROTI BAGI UMATNYA
Lebih dari yang kita pikirkan, Tuhan telah rencanakan
Lebih dari apa yang kita butuhkan, Tuhan telah sediakan!
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini memberikan pelajaran penting bagi kita bahwa Musa menjawab sungut-sungut umat Israel dengan sungguh-sungguh. Sungut-sungut Israel datang saat mereka menghadapi kesulitan,. Mendapatkan kemakmuran yang diimpikan tidaklah semudah yang dibayangkan, laksana mengejar fata morgana. Semangat merema pun makin pudar, impian tinggal di negeri Kanaan yang penuh madu dan susu, hidup berlimpah anggur dan penuh makan lezat semakin jauh dari harapan. Mereka dalam memulai perjalanan justru menghadapi berbagai kesulitan: kekeringan, haus dan stok makanan yang dibawa berangsur habis. Kegusaran pun tiba pada puncaknya dan mulai meragukan perjalanan mereka. Apakah harus melanjutkan perjalanan ini, sampai kapan dan berapa jauh lagi? Maka muncullah memori makan enak di Mesir, sekalipun diperbudak namun masih dapat makan daging yang lezat? Sungut-sungut makin deras disuarakan oleh tetua Israel kepada Musa.
Bangsa Israel dalam meraih impian tinggal di negeri yang penuh susu dan madu tidaklah muda, ada saatnya mereka optimis karena kebesaran kuasa Tuhan, namun ada saatnya mereka frustrasi dan berputus asa. Saat mereka menyeberang dari Laut Merah, dengan kuasa yang besar Musa membelah laut mereka dan mereka menyeberang, semantara Firaun dan pasukannya ditenggelamkan di Laut Merah. Atas peristiwa ini mereka bersukacita dan bersorak-sorai bahwa awal perjalanan menuju Kanaan dimulai. Tiga hari setelah menyeberang bangsa Israel diuji dengan suatu keadaan yang pahit. Keluaran 15:22 (TB) Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air.
Mereka tidak menemukan air minum, ada pun air tidak dapat diminum karena pahit. Maka mulailah bertanya dan bersungut dimana mereka bisa minum dan menemukan air. Protes dan sunggut-sungut pun mulai berdatang dan soara itu makin keras hingga ada yang berkata: mengapa datang jauh-jauh untuk dikubur padang gurun ini? Mereka sudah enak di Mesir, makan dan minum dan menikmati daging. Ujian ini pun diatasi Musa saat berdoa, Tuhan memerintahkan Musa untuk melemparkan sebatang kayu ke air yang pahit itu dan seketika itu air pahit menjadi manis. Itulah peristiwa di Mara, pahit menjadi manis. Mereka pun bersukacita. Perjalanan pun dilanjutkan dan tantangan demi tantangan berdatangan. Hidup ini juga demikian, bersama Tuhan pahit akan menjadi manis.
Secara khusus kotbah Minggu ini, menceritakan sungut-sungut bangsa Israel. Dalam perjalanan di padang gurun bagaimana kepastian akan kebutuhan pokok mereka? Makan atau minum dan lauk pauk? Perjalanan di padang gurun sangat mematikan, selain berhadapan dengan panasa dan cuaca ekstrem, binatang buas dan berbisa sangan mematikan. Berjalan di padang gurun ibarat berjalan dalam ketidak pastian, tidak ada google map, hanya penunjuk arah berdasarkan pengetahuan terbatas. Jalan yang dilalui pun belum tentu ada tanta karena sewaktu-waktu badai gurun bisa menutupinya. Ditambah lagi tentang stok makan dan minum, apa jadinya orang berjalan tanpa stok makan dan minum? Bagaimana mereka bisa berjalan tanpa ada jaminan tersedianya makanan? Mereka pun bersungut-sungut kepada Musa. Bahkan bukan hanya bersungut-sungut, tetapi ada yang ekstrem berpikir jangan-jangan Musa hendak mengubur mereka hidup-hidup di padang gurun ini?
Tuhan mendengar keluh kesah mereka dan Tuhan menjawab kegelisahan mereka dengan sungguh-sungguh, Tuhan akan memelihara hidup mereka dan akan mendatangkan hujan roti bagi umtaNya.
1. Sungut-sungut ditanggapi dengan sungguh-sungguh
Jarak Mesir ke Kanaan jika kita pakai google map paling sekitar 800 km dan menurut oara ahli jarak demikian bisah ditemouh 25 hati berjakan kaki. Tetapi mengapa bangsa Osrael menempuh itu dengan waktu yang cukup lama? Disinilah kita hendak belajar tentang rencana Tuhan. Bentang waktu 40 tahun itu mereka ditempa bersukacita dan bertahan menghadapi penderitaan, melewati kesulita . Mereka diuji kesetiaan dan kesabaran mengikuti kehendak Allah. Mereka berjalan bukan seledar sampai ditujuan tetapi dibentuk menjadi umat yang taat pada perintah Allah, ketaatan itu mutlak karena kuasa Allah yang besar yang membebaskan dsri kuasa afiraun dan berbagai mujizat hang menyertai mereka dalam.perjalanan. Menuju bangsa yang mandiri dan kuat harus dikikis dari mental perbudakan Mesir.
Jilka kita baca keseluruhan kitab Keluaran,.pernalanan di padang gurun ditentukan oleh Allah sendirix jika tiang awan dan apo naik diatas kemah maka mereka diperintahkan untuk berangkat, saat tiang awan dan tiang api melingkupi tenda Tabut Allah maka mereka harus tinggal. Jadi mereka berjalan bukan sekedar memasuki Kanaan, tetapi dilatih dan dibentuk menjadi umat yang taat dan setia kepada perintah Tuhan.
Sepanjang perjalanan di padang gurun, Tuhan sendiri menyertai mereka. Tidak ada kesulitan yang tidak di atasi, tidak ada sungut-sungut mereka yang tidak ditanggapi dengan sungguh-sungguh, baik masalah swperti kebuguhan pokok mereka maupun menghadapi kekuatan asing bangsa sekitar. Tuhan ada dan menjawab pergumulan mereka.
2. Mendatangkan hujan roti
Kalau kita melakukan traveling tentu harus kita persiapkan bekal dan segala peperluan selama di perjalana. Demikian juga bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, mereka memulai perjalanan mereka berpikir bagaimana bekal dan kepastian hidup mereka selama perjalanan. Apalagi pengalaman tiga hari pertama sudah diuji dengan tiadanya air minum, bagaimana dengan hari-hari selanjutnya.
Mereka pun bersungut-sungut kepada Musa, sungut sungut mereka memang berlebihan karena mereka seolah menyesali diri keluar dari Mesir. di mesir mereka bisa makan enak, daging lazt dll. Kekuatiran bangsa Israel tenatgn bekal dan kebutuhan mereka diperjalanan sesungguhnya sudah direncanakan, Tuhan. Jauh dari apa yang mereka pikirkan tentang kebutuhan mereka Tuhan terlebih dahulu mereancang dan mempersiapkannya. Artinya melebihi dari apa yang mereka kuatirkan Tuhantelah persiapkan. Jika mereka bersungut-sungut tentang apa yang hendak mereka makan, Tuhan sendiri sudah mempersiapkan hujan Roti bagi mereka.
Manna adalah bukti pemeilharaan Tuhan bagi mereka, setiap hari tersedia, setia mereka bangun Manna telah dipersiapkan Tuhan bagi mereka. Artinya, kebutuhan pokok untuk makan Tuhan sediakan.
Keluaran 16:12-15 (TB) "Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu."
Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu.
Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi.
Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.
Tuhan menyediakan Manna bagi umatnya. Manna bagi Israel disebht roti sorga merupakan suatu kebutuhan yang disediakan Allah bagi umatnya. Tuhan menyediakannya selama perjakanan di padang gurun. Jadi dalam melakukan perintah Allah tidak perlu bersungut-sungut yang dibutuhkan adalah hati yang sungguh-sungguh, karena apa yang kita kuatirkan Tuhan sendiri sudah mengatasinya tanpa kita ketahui.
3. Tuhan memelihara hidup umatNya
Hal ketiga dari kotbah minggu ini, kita harus percaya pada pemeliharaan Tuhan. Apalagi mereka tidak memiliki pengalaman berhadapan di pada belantara. Namun jauh sebelum itu Tuhan telah merencakan dengan baik, Musa dididik selama 40 tahun di Istana Firaun, 40 Tahun menggembara di padang belantara menggembalakan domba mertunya Jitro dan 40 Tahun membawa Israel di pada gurun. Apa yang terjadi dengan hidup Musa adalah bagian dari rencana Allah untuk pembebasan Israel.
Jadi tidak ada keraguan untuk melangkah menuju negeri impian mereka yakni Kanaan karena Tuhan telah membuat rencana yang indah untuk umatNya. Sehebar apapun tantangan dipadang gurun: cuaca, binatang buas, binatang berbisa, badai gurun dan tidak adanya air dan makanan semuanya telah dipersiapkan Tuhan.
Jika Tuhan menunjukkan pelangi kepada Nuh sebagai bukti janji Allah tidak mendatangkan air bah, maka selama berjalan di padang gurun maka Kabud Allah yang senantiasa diatas kemah suci adalah bukti penyertaan Tuhan.
Keluaran 13:21 (TB) TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.
Tiang awan dan tiang api menjadi tanda kehadiran dan penyertaan Tuhan selama mereka berjalan di pada belantara. Tuhan menyinari dan memancarkan wajah kemuliaanNya menyertai bangsa Israel selama menempuh perjalanan di padang gurun. Istilah yang dipakai pada ayat 10 "kemuliaan Tuhan dalam awan".
Keluaran 16:10 (TB) Dan sedang Harun berbicara kepada segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun — maka tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan.
Ada semacam kabud awan yang menyertai bangsa Israel, kemana kabud awan ini pergu kesitu mereka berjalan, Kalau kabud awan naik itu pertanda mereka harus berangkat dan kalau kabud awan ini turun maka mereka harus tinggal dan berkemah. Tanda itu menjadi bukti pemeiharaan Tuhan. Allah ada bersama-sama mereka dan berdiam di tengah-tengah umatNya.
Jaminan penyertaan Tuhan dalam perjalanan kita tidak perlu diragukan, percayalah dan yakinlah Tuhan hingga saat ini memelihara hidup kita. Lebih dari apa yang kita pikirkan Tuhan telah rencanakan, lebih dari apa yang kita butuhkan, Tuhan telah sediakan. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar