Sabtu, 24 Agustus 2024

KUAT DI DALAM TUHAN MENGHADAPI TIPU MUSLIHAT IBLIS

 KOTBAH MINGGU XIII STLH TRINITATIS

Minggu, 25 Agustus 2024

Ev. Efesus 6:10-20




KUAT DI DALAM TUHAN MENGHADAPI TIPU MUSLIHAT IBLIS


Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengingatkan kita terhadap tugas dan tanggung jawab orang percaya di dunia ini. Orang percaya hidup di dalam peperangan rohani, mengikuti kehendak Allah melawan siasat Iblis.  Memghadapi siasat iblis ini orsng percaya diibaratkan sama seperti seorang prajurit yang siap sedia setiap saat untuk memenuhi perintah komandannya, setia dan displin dalam melaksanakan tugas memenangkan peperangan. Orang percaya sebagai prajurit Kristus harus siap sedia dan memperlekapi diri menghadapi  peperangan iman. Dalam Kotbah ini Paulus mengaskan orang percaya harus kuat dan memperlengkapi diri dengan perlengkapan rohani. Tanpa perlengkapan senjata rohani ini orang percaya tidak akan kuat menghadapi perjuangan iman. 


Baiklah kita mendalami beberapa pokok penting pesan Tuhan dari kotbah ini untuk kita pada minggu ini:


1. Kuat di dalam Tuhan: Allah sumber kekuatan


Dalam menghadapi peperangan orang percaya harus kuat dan kekuatannya bukan pada kemampuan diri sendiri tetapi di dalam Tuhan (Band Kel 14:14). Tuhanlah sumber kekuatan orang percaya dalam menghadapi semua tantangan. Dalam kotbah minggu ini,  tantangan itu berbagai bentuk perang mental, fisik dan mungkin senjata serta kuasa-kuasa yang tak terlihat (roh). Paulus dalam Efesus 6 ini telah mengidentifikasi musuh Injil yaitu tipu muslihat Iblis. Disebutkan Efesus 6:11-12 (TB)  Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; 

karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.


Dari sejumlah tantangan itu Paulus menyebutkannya dengan satu istilah "tipu muslihat iblis". Istilah tipu muslihat iblis mengingatkan kita tentang kisah kejatuhan manusia dalam dosa. Iblis dengan segala tiou muslihat, dengan bujukan dan pwmutarbalikan kebenaran memperdaya manusia jatuh dalam dosa. 

Paulus dalam Kitab Efesus tipu muslihat Iblis ini bisa berupa keinginan daging, bisa dalam bentuk kekuasaan atau kuasa roh-roh. Tipu muslihat iblis bisa bentuk fisik dan non fisiki, hang kelihatan dan yang tidak kelihatan oleh yang berpengaruh dan berkuasa memperdaya. Tipu muslihat iblis lihai menyembuyikan kebenaran, meniadakan kebenaran, itulah sebabbnya Paukus berkata bahwa Iblis adalah bapak dari segala dusta(Yohanes 8:44).  Tetapi apapun tantangan yang datang itu dan bagaimanapun tipu muslihat iblis beroperasi semua itu harus dihadapi dengan kekuatan dari Tuhan. 

 

Menyemangati orang percaya menghadapi tantangan ini banyak kita temuka dalam bentuk lagu-lagu. Lagu ini memotivasi dan menyemangati untuk maju melawan kuasa Iblis yang beroperasi dalam berbagai cara. Beberapa lagu yang menekankan bahwa orang Kristen maju berperang melawan musuh Injil. Sebagai contoh BE No 791 "O hamu prangan" (Laskar Kristus Maju) atau KJ No 339,dll. Kidung seperti ini menyemangati orang percaya berjuang terus untuk melawan tipu muslihat iblis.


Apakah yang menyemangati kita memghadapi tipu muslihat di jaman kini dan apa kekuatan kita menghadapi tantangan kehidupan kini? Jika kita melakukan identifikasi, tentu banyak perlawanan iman dan bathin yng menerpa kehidupan orang percaya masa kini. 

Mungkin menarik juga apa yang digumuli oleh Sidang Raya DGD September lalu, bahwasesuai dengan thema: Christ's Love moves, jika diterjemahkan Kasih Kristus menggerakkan. Sidang Raya XI DGD ini berlangsung di tengah dunia yang sedang menghadapi berbagai tantangan yang sangat berat, mulai dari pandemi Covid-19 yang belum berakhir, sebaliknya dengan efek domino yang luar biasa; perang yang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina, krisis global, ekonomi, pangan, sosial politik, dan krisis ekologi dengan fenomena pemanasan global. Kenyataan dan fenomena ini membayangi dan mempengaruhi keseluruhan penyelenggaraan Sidang Raya di Karlsruhe. “Kasih Kristus Menggerakkan Dunia Ini Menuju Rekonsiliasi dan Kesatuan.”


Secara pribadi dan keluarga,  kita menghadapi tantangan yang menerpa kehidupan kita masing-masing, tantangan itu bisa datang dari luar dan bisa juga dari dalam sendiri. Mungkin saja kita tidak berdaya dan tidak mampu bangkit melawan musuh yang begitu kejam dan bengis. Mungkin sudah diperdaya atau bahkan kita teraniaya, namun dalam ketidak berdayaan kita kita harus mengandalkan kekuatan Tuhan. Paulus menegaskan dalam Filipi 4:13 (TB)  Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. 


2. Perlengkapan senjata rohani:


Kuat di dalam Tuhan, sebenarnya telah menyelesaikan pergumulan diatas karwna Kuasa Allah mengatasi segala-galanya. Namun ada hal menarik, bahwa Paulus menegaskan bahwa orang percaya harua memakai perlengkapan senjara rohani. Mengapa Paulus menyampaikan bahwa kita harus memakai perlengkapan? Inilah pemikiran yang realistik dari Paulus. Beriman mengandalkan Tuhan adalah kekuatan kita dan di dalam menjalankan iman itu harus ada perlekapan. Paulus berkata: tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya (Roma 13:14). Sebagai pengikut Kristus, kita terpanggil dan memiliki tanggungjawab untuk mengenakan Tuhan Yesus sebagai perlengkapan senjata terang. Hal ini merupakan perintah dan kewajiban setiap orang Kristen. Mengenakan artinya memakai, menggunakan, menjalankan atau melaksanakan. Perlengkap senjata adalah alat yang dipakai untuk berperang seperti busur panah, senapan, pistol, pedang, dan sebagainya. Jadi, sebagai pengikut Kristus, hendaknya kita memperlengkapi diri kita dengan perlengkapan senjata terang, itulah yang menjadi perlengkapan senjata rohani bagi kita untuk berperang melawan roh-roh jahat dan penghulu dunia yang gelap ini. Sebagaimana yang telah dinasihatkan oleh Paulus kepada jemaat Kristen mula-mula. (baca Efesus 6:14-20)


Jadi, sikap yang harus dilakukan oleh pengikut Kristus dalam rangka memperlengkapi dirinya dengan perlengkapan senjata terang adalah sebagai berikut:


1. Berikat pinggangkan kebenaran 

2. Berbaju zirahkan keadilan

3. Berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera

4. Mempergunakan perisai iman, 

5. Menerima ketopong keselamatan  dan 

6. Pedang Roh yaitu firman Allah, 


Jika secara fisik perlengkapan di atas kita gunakan, maka kita akan tampil sebagai prajurit, pahlawan yang harus maju ke medan perang untuk memenangkan peperangan. Maka demikianlah orang percaya menghadapi musuh Injil, mempergunakan kebenaran, keadilan, rajin memberiatakn Injil dan mempromosikan perdamaian, beriman, mengerjakan keselamatan dan hidup di dalam Firman Tuhan.  Sebagaimana KJ No 340 

Hai bangkit bagi Yesus, pahlawan salibNya!

Anjungkan panji Raja dan jangan menyerah.

Dengan semakin jaya Tuhanmu ikutlah,

Sehingga tiap lawan berlutut menyembah (Bandingkan BE 247)


Sebagai Kristen yang sejati, kita harus bangkit bagi Yesus, sebab kita adalah Pahlawan salibNya. Jangan mudah menyerah, setialah dalam peperangan iman hingga akhir. Rasul Paulus mengingatkan bahwa kita harus seperti prajurit ikut dalam penderitaan Kristus.


3. Berdoa dan berjaga-jaga


Efesus 6:18 (TB)  dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,


Perlengkapan senjata rohani ini sangat berguna untuk melindungi diri dari serangan musuh, namun dibalik semua persiapan dan kelengkapan, hal terpenting juga disampaikan oleh Paulus, yakni: berdoa dan berjaga-jaga. Di dalam doa kita menyadari diri kita sepenuhnya dihadapan Allah. 


Sebagai perbandingan, waktu SMA saya tinggal di Asrama Tentara, kakak ipar saya seorang tentara.  Saya perhatikan mereka apel 5 kali sehari, saat lonceng apel berbunyi mereka sudah harus siap berbaris dilapangan yang sudah ditentukan. Selain di jam Apel, jika bunyi serene dari radio pemancar maka dalam hitungan menit seluruh pasukan sudah harus berpakaian lengkap berbarisdi lapangan. serene itu menjadi perintah bagi semua prajurit untuk memakai lengkap pakaian seorang prajurit.

Itulah contoh kesiap siagaan seorang prajurit, tidak ada alasan ini dan itu saat serene berbunyi semuanya harus siap dengan pakaian PDL Lengkap. Berjaga-jada dalam koteks iman, menurut saya bisa juga sebagai perbandingan. Kita harus siap sedia setiap saat dan berjaga-jaga jangan sampai lengah atau terlelap. 


Kedua adalah berdoa, doa adalah kekuatan orang percaya. Didalam doa orang percaya membuka diri dihadapan Allah dan menyerahkan hidupnya ke dalam Tuhan dan percaya Tuhan akan bertindak seturut dengan kehendakNya.  Tuhan Yesus mengingatkan para muridNya sebelum Ia naik ke sorga, agar mereka senantiasa berjaga-jaga dan berdoa. Paulus berulang kali mengingatkan agar tetap berdoa (1 Tessalonika 5:17, Roma 12:12, dll).


Sebelum Yesus ditangkap di taman Getsemani, Dia berdoa dan meminta agar murid-murid yang bersama denganNya tetap berjaga-jaga.  Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah (Markus 14:38).   Namun kenyataannya muridnya lengah, kantuk berat dan tertidur. Inilah yang diingatkan oleh Yesus agar pertistiwa Getsemane tidak terulang lagi dalam kehidupan orang percaya. Kita harus tetap berjaga-jaga dan terjaga.


Sahabat yang baik hati, sebagai seorang Kristen kita harus tetap kuat dalam menghadapi segala tantangan. Semuanya kita hadapi di dalam Tuhan. Ada perlengkapan rohani atau perlengkapan iman orang percaya.  Dalam semua itu tetaplah berdoa. Amen


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...