https://www.facebook.com/share/p/VewQBy5qAjpHJzdu/?mibextid=xfxF2i
KOTBAH MINGGU IX SETELAH TRINITATIS
Minggu, 28 Juli 2024
Ev. Yohanes 6:1-5
*YESUS BERKUASA MEMENUHI KEBUTUHAN KITA*
Selamat hari minggu!
Ada hal yang menarik dari cerita Yesus memberi makan 5.000 orang, memutar balikkan semua logika matematika kita. 5+2:5000=12. Dalam cerita ini Yesus melakukan mujizat dengan Lima roti dan dua ikan dapat memberi makan lima ribu orang, bukan kurang namun masih bisa sisa dua belas bakul. Kejadian apa semacam ini? Inilah mujizat yang dilakukan oleh Yesus memberi makan orang banyak yang selalu mengikut Dia.
Yesus memberikan makan 5000 orang ditemukan dalam keempat Injil, yaitu Markus 6:33-46, Matius 14:13-21, Lukas 9:10-13 dan evangelium Minggu ini.
Jika kita baca keempat Injil ini memberitakan peristiwa besar ini memiliki penekanan khusus dari masing-masing versi. Namun secara umum menekankan belas kasihan kepada orang banyak yang kelaparan sehingga Yesus memerintahkan murid untuk memberi mereka makan.
Ada banyak orang yang antusias mendengarkan Yesus berkotbah dan mengajar serta melakukan mujizat kesembuhan bagi orang sakit. Yesus melihat mereka dan apa perasaan iba karena sudah waktunya untuk makan namun bagaimana orang banyak ini memperoleh makanan karena jauh dari pusat kota. Setiap orang pasti butuh makan, disinilah Yesus menunjukkan suatu kenyataan Yesus memberikan kebutuhan mereka. Yesus memerintahkan murid-muridNya agar mereka memberi mereka makan.
Setiap orang memiliki kebutuhan dan kebutuhan itu harus dipenuhi. Dari sifatnya manusia memiliki kebutuhan jasmaniah dan kebutuhan rohania atau yang biasa disebut kwbuthan lahir dan bathin. Kedua in harus dipenuhi karena manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Kemudia manusia dari segi kepentingannya memiliki tiga kebutuhan: kebutuhan primer (kebutuhan pokok manusia yang mengganggu kelangsungan hidup jika tidak dipenuhi: sandang pangan, perumahan dll), kebutuhan sekunder (kebutuhan pelengkap setelah kebutuhan primer kelengkapan untuk hidup lebih baik) dan kebutuhan tersier ( kebutuhan hidup mewah setelah kebutuhan sekunder dipenuhi).
Dari tingkatan kebutuhan ini sebenarmya manusia tidak ada puasnya, yang satu sudah dapat pingin kedua, setelah kedua pingin dan yang ketiga dan seterusnya. Manusia akan terus menaiki tangga kebutuhannya. Syukurlah kita diaadarkan pada kebutuhan dari segala.kebutuhan itu ada di dalam Yesus Kristus yaitu kehidupan kekal. Yesus memenuhi kebutuhan kita. Maka dalam menjalani kehidupan ini Yesuslah menjadi guru dan Tuhan sumber pemenuhan kebutuhan kita.
Baiklah kita menggali pokok-pokok kotbah minggu ini, diantaranya:
*1) Tergerak oleh belas kasihan*
Kemanapun Yesus pergi selalu banyak orang yang mengikutiNya: ada diantaranya yang hendak mendengar pengajaran dan kotbahNya, ada juga yang membawa orang sakit agar disembuhkan dan ada pula yang hendak melihat tanda-tanda mujizat yang dilakukan Yesus. Mereka seperti domba yang tidak punya Gembala. Kemana Yesus pergi kerumunan massa pun akan selalu ramai. Sekalipun Yesus telah mencoba menghindari keramaian pergi ke tempat yang sepi namun tetap saja orang banyak mengikutiNya. Dalam berbagai kejadian agar tidak memberitahukan mujizat yang dilakukannya, namun dengan cepat tersebar kepada semua orang tentang apa yang dilakukan oleh Yesus. Daya magnet Yesus sangat luar biasa. Hal itulah yang membuat Yesus terharu dan melayani mereka dengan penuh kasih. Yesus tergerak oleh belas kasihan menyembuhkan orang sakit dan melayani orang banyak.
*2) Berilah Mereka Makan!*
Kesungguhan orang banyak nampaknya tidak memperdulikan waktu, sepanjang hari mereka mengikut Yesus sampai lupa makan. Sudah hampir malam namun mereka belum makan. Ada diantara mereka yang menganjurkan agar mereka disuruh pulang? Realistis memang karena bagaimana mungkin mereka melayani makan siang lima ribu orang? Sementara stok makan tidak ada pada mereka. Tak mungkin ada stok makanan bagi orang yang begitu banyak. Dalam keadaan demikian Yesus memerintakahkan murid-murid: "berilah mereka makan!"
Berilah mereka makan! Ini bentuk imperatif, memerintahkan murid-murid untuk melayani mereka dengan memberi makan. Yesus tidak membiarkan orang-orang yang mengikutiNya lapar. Ketiadaan tidak dapat menjadi alasan untuk melakukan kebaikan. Perintah ini menginspirasi satu komunitas yang mendirikan lembaga yang disebut dengan Tafel: mereka memberikan makan orang miskin dan homeless di Jerman dan mereka tak pernah kekurangan bahan makanan. Sumber makanan yang mereka kumpul adalah dari warga yang kelebihan makanan. Banyak orang berbelanja makanan namun mereka tak menghabiskannya. Pengurus Tafel mengumpulkannya dan menyediakan makan bagi mereka bagi orang miskin, pengangguran dan homeless.
Perintah Yesus ini juga menjadi tugas dan missi gereja, jangan sampai ada disekitar kita yang tidak makan, apalagi mati kelaparan. Bagaimana itu mungkin sementara kita kekurangan? Ini sering menjadi alasan orangnuntuk tidak berbuat. Pikiran yang mengutakan kepentingan diri. Kotbah ini mengingatkan mentalitas: Cukup dulu aku, baru berpikir tentang orang lain. Ingatlah memenuhi kepentingan dan kebutuhan sendiri tak akan pernah cukup. Apakah tidak berbuat bagi orang lain?
*3) Berikanlah apa yang ada padamu!*
Murid hanya punya 5 roti dan dua ikan, itu diserahkan kepada Yesus dan mujizat pun terjadi. Bagaimanakah dengan 5 roti dan dua ikan makan sebegitu banyak orang dan bahkan sisa lagi? Sesungguhnya orang Yahudi jika melakukan perjalanan akan mengantongi roti dibalik jubahnya sebagai bekal. Ketika Yesus bertanya apa yang ada pada kamu? Murid menjawab: hanya 5 roti dan 2 ikan. Yesus berdoa, memberkati dan memecahkannya serta membagikannya bagi semua orang. Mujizat pun terjadi karena apa yang ada pada orang banyak diberikan kepada Yesus untuk didoakan dan diberkati menjadi pelayanan bagi sesama. Akhirnya semua orang mengeluarkan roti masing-masing. Semuanya roti dan ikan menjadi jamuan untuk 5000 orang (belum dihitung anak-anak da perempuan). Akhirnya semuanya dapat makan bahkan sisa dua belas bakul.
Ini penting, jangan simpan yang ada padamu hanya untuk dirimu sendiri. Tetapi pesembahkanlah untuk pelayanan Kerajaan Tuhan maka mujizat pun akan nyata. Mujizat nyata bila pengikut Yesus membuka hati untuk berbuat bagi sesama. Persembahkanlah yang ada pada kita demi kesejahteraan sesama.
*4. Tertib dan mau diatur*
Hal keempat dari kotbah minggu yang perlu kita pegang adalah, Yesus meminta mereka duduk.
Yohanes 6:10 (TB) Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
Saya tidak bisa bayangkan jika 5000 orang saling merebut makanan, sementara murid hanya 12 orang. Tetapi karena mereka mau duduk, mau diperintah dan taat pada apa yang diprintahkan oleh Yesus maka mujizat pun terjadi. Mereka semua menikmati jamuan Tuhan Yesus.
Ada satu vidio Tiktok yang pernah saya tonton dimana pada suatu acara pesta di suatu daerah. Semua makanan disediakan oleh panitia dalam satu meja jamuan makan. Makanan yamg disediakan sangat banyak bahkan lebih dari cukup untuk semua orang. Namun saat diberi aba-aba makan dimulai, semua orang berdesakan dan berebut, akhirnya chaos. Apa yang terjadi makanan pun tidak dinikmati, banyak makanan yang terbuang dan terinjak dan banyak orang yang tidak dapat makanan sama sekali. Mereka akhirnya tidak mendapatkan apa-apa karena saling merampas. Makanan yang disediakan tumpah terbuang akhirnya terinjak-injak.
Yesus menyediakan kebutuhan kita, lebih dari cukup disediakan bagi kita. Tuhan Yesus telah menyediakan apa yang baik melalui pekerjaan, karier dan usaha yang kita geliti masing-masing. Turutlah perintah Yesus yang bersabda: duduk dengan tenang dan jangan saling merebut dan merampas apalagi dengan taktik jahat. Apa yang disediakan alhirnya tumpah dan terbuang. Saat ini Yesus bersabda duduklah, mari duduk dan berdoa meminta kepada Yesus Sang pemberi kebutuhan. Wakrunya Dia akan mengulurkan tanganNya dengan penuh kasih memenuhi kebutuhan kita.
Sahabat yang baik hati, kiranya firman yang kita dengarkan pada kotbah minggu ini menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Amin
Salam
Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar