Sabtu, 20 Juli 2024

TUHAN MEMGGEMBALAKAN UMATNYA

 KOTBAH MINGGU VIII SETELAH TRINITATIS,  

Minggu, 21 Juli 2024

Ev. Yeremia 23:1-6



TUHAN MENGGEMBALAKAN UMATNYA 

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini memberikan kesejukan bagi kita karena Allah sendiri menggembalakan umatNya. Tindakan ini sangat krusial karena menurut konteks Yeremia, para gembala tidak melaksanakannya dengan baik. Tiga mandatoris Allah sebagai gembala di tengah umat, yakni imam, nabi dan raja sama-sama tidak hadir sebagai gembala kepada umatNya. Semuanya mengabaikan tugas dan tanggungjawabnya, mereka membiarkan umat seperti domba tak bergembala. Bahkan ironisnya jabatan menjadi kesewenangan dan tindak pemerasan. Allah tidak membiarlan umatNya terlantar Tuhan sendiri hadir menjadi gembala bagi umatNya. 

Dengan demikian Kotbah minggu ini meyakinkan kita bahwa Tyhan tidak membiarkan umatNya. Jika ada orang yang diurapi mengabaikan tugas pelayanannya sebagai gembala, Tuhan tidak tinggal diam, Dia akan bertindak memberi ganjaran dan menggembalakan umatNya.

01. Kritik sosial Yeremia terhadap para gembala - pemimpin

Allah mendeklarasikan diriNya menjadi gembala bagi umatNya. Benar Allah menjadi gembala, tetapi bukankah ada mandatoris gembala ditengah umatNya. Kealfaan merekalah makanya Allah bertindak.

Jika kita baca perikop sebelumnya kotbah ini, yakni pasal 22:1-9, Yeremia lah menyampaikan kritik sosial kepada istana karena membiarkan ketidak adilan dan pemerasan di tengah-tengah umat bahkan membiarkan berhala di tengah-tengah umat Allah. Yeremia mengkritisi praktek kebijakan raja yang tidak adil. Keputusan raja telah menyengsarakan. bahkan menindas umatNya. Yeremia 22:1, 3 (TB) Beginilah firman TUHAN: "Pergilah ke istana raja Yehuda dan sampaikanlah di sana firman ini! Beginilah firman TUHAN: Lakukanlah keadilan dan kebenaran, lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya, janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing, yatim dan janda dengan keras, dan janganlah engkau menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini!

Pesan ini berupa kritik sosial yang sangat keras dari Yeremia, sampai-sampai istilah dipakai istilah pemeras, penindas dan menumpahkan darah. Itulah perilaku, sikap dan tindakan dsrimpihak istana kepada rakyat. Itu semua istilah yang menggambarkan kekerasan dan ketidak adilan. Situasi yang sudah pada titik rawan, bahwa penghuni istina bukan lagi pelindung masyarakat tetapi pelaku-pelaku kekerasan, penindasan dan pemerasan. Situasi ini harus dihentikan dan raja harus reformasi dengan segera dengan melakukan keadilan, kebenaran, menghentikan pemerasan, membela hak yatim, janda dan orang kecil. Hanya itu satu-satunya jalan keluar dari situasi ini, jika tidak istana di Yerusalem akan menjadi reruntuhan dan tinggal puing belaka (22:5). 

Hal kedua, Yeremia mengingatkan hal berhala, nampaknya krisis yang terjadi pula berpengaruh kepada spiritualitas umat, yakni: praktek keagamaan. Mereka meninggalkan Allah dan pergi ke baal atau ilah lain. Ini suatu bahaya besar di tengah-tengah umat Israel. Meninggalkan Allah sama artinya dengan membawa malapetaka bagi umat. Yeremia 22:9 (TB) Orang akan menjawab: Oleh karena mereka telah melupakan perjanjian TUHAN, Allah mereka, dan telah sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya." Ketidak setiaan dan berbalik dari Allah adalah sumber malapetaka yang membuat Yerusalem jatuh ke tangan Babel. 

2. Hukuman Tuhan kepada Gembala yang tidak melakukan tanggungjawab dan yang hanya menikmati kuasa jabatannya.

Yeremia 23:1 (TB) "Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!" — demikianlah firman TUHAN. 

Nabi Yeremia menyampaikan hukuman hang keras kepada gembala yang jahat. Yeremia dalam kotbah minggu ini memberikan alasan mengapa Allah menghukum. Selain telah melakukan penindasan dan perampasan, para gembala telah membiarkan umat Allah tercerai-berai tanpa gembala.

Dapat kita bayangkan bagaimana kawanan domba di padang belantara tanpa penjagaan dan perlindungan seorang gembala? Selain terlantar tentu hanya akan menjadi mangsa empuk dari predator. Tidak ada perlindungan, tidak ada yang merawat dan membimbing ke padang rumput dan air sejuk, tidak ada kepastian akan masa depan dan tinggal menunggu kematian karena tidak ada yang menuntun mereka kembali ke kandang. 

Yeremia 23:2b Maka ketahuilah, Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman TUHAN. 

Disatu sisi apa yang disampaikan Yeremia ini sangat keras, memperkenalkan Allah yang menghukum berbeda pada umumnya yang menekankan Allah yang penuh kasih setia. Allah itu panjang sabar, panyayang dan penuh kasih karunia, tidak membalaskan kejahatan setimpal dengan perbuatan kita. Allah yang penuh kasih dan panjang sabar itu disempaikan dalam Mazmur 103: 8-10

TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. 

Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. 

Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, 

Sifat Allah pengasih ini bukan beri meniadakan hukuman. Tuhan yang panjang sabar dan penuh kasih karunia tidak membiarkan kejahatan. Bila Tuhan murka tak satu pun yang dapat bertahan dihadapannya. 

Ada banyak contoh yang telah terjadi di dalam Alkitab menjadi peajaran akan murka Allah: Allah menghukum anak-anak Eli yaitu: Hofni dan Pinehas (1 Samuel 2), Allah menghukum Ahab dengan kematian yang tragis karena merampas kebun Anggur Nabot (Baca 1 Raja-raja 21), Ananias dan Safira mati seketika karena berbohong kepada rasul atas penjualan miliknya (Kisah Rasul 5:1). Memagn jika kita catat sungguh banyak kta temukan bagaimana Murka Allah terhadapa pelanggaran, dosa dan kejahatan umatNya,. Namun kasih Allah jauh melebihi murkanya. Sekalipun demikian Allah tetap murka, dan murkanya tidak ada yang menunda. 


Murka Allah adalah milik Allah sendiri, Allah sendiri yang memutuskan dan Allah sendiri yang menerima penampunan. Yunus disusruh ke Ninive untuk menyampaikan hukuman atas pelanggaran, namun mereka semua berdoa dan berkabung memohon pengampunan. Maka Tuhan pun mengampuninya. Yunus marah, karena Murka Allah tidak jadi. Satu pelajaran, sekalipun hamba Tuhan perantara memperingati orang tentang murka Allah, namun murka Allah hanya Allah sendiri yang menetapkanNya. Tidak ada siapapun yang dapat mengatasnamakan Tuhan menyampaikan hukuman dengan atas nama Murka Allah. 

Allah itu maha kasih dan panjang sabar, namun tidak membiarkan kejahatan meraja lela. Waktunya akan tiba, Tuhan akan murka dan mendatangkan hukuman. 

3. TUHAN Menjadi Gembala umatNya; mengambil ketakutan, adil dan bijaksana dan mendatangkan ketenteraman

Yeremia 23:5 (TB) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.

Ciri gembala yang baik mengakar pada Daud, Daud tipologi pemimpin yang mempersatukan dan membawa bangsa Israel menjadi negara yang berdaulat. Dia memperkuat pemerintahan dan memperkuat keagamaan Israel dengan memindahkan pusat peribadahan ke Yerusalem. 

Allah sendiri memimpin umatNya. Yeremia menyampaikan akan tipecal gembala yang akan memerintah Israel. 

3.1. Gembala yang menghilangkan ketakutan umatnya

Yeremia 23:4 (TB) Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman TUHAN. 

Benar syair dari Mazmur 23:1, Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Di dalam Tuhan kita tenang dan jauh dari ketakutan. Inilah yang diambilalih Tuhan sebagai gembala umatNya: ketakutan kehilangan dan tercerai berai. 

Seseorang yang takut akan membuat sorang tak berdaya, tidak produkti karena dihantui kegagalan dan merasa terancam dalam hidupnya. Inilah tugas pertama menggembalakan umatnya dengan menyakinkan. Allah meneguhkan dan memperssatukan mereka yang tercerai berai.

3.2. Adil dan bijak sana. 

Yeremia 23:5 (TB) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.

Allah sebagai gembala umatNya akan memimpin dengan adil dan bijaksana. Memimpin Israel dengan melakukan keadilan dan kebenaran. Hal ini menjawab permasalahan pemimpin yang melakukan penindasan dan pemerasan. Gembala yang memimpin umatNya dengan adil dan bijaksana, bukan dengan kesewenangan, kesemena-menaan dan hanya pujian diri. Gembala yang adil dan bijaksana melakukan keadilan dan kebenaran.

3.3. Mendatangkan kesenangan dan ketentraman

Ciri ketiga ini menekankan kehadiran gembala di tengah-tengah kawanan domba mendatangkan kesejahteraan. Hal ini menjadi perenungan juga bagi para pemimpin, apakah jika seorang pemimpin hadir anggotanya memiliki rasa aman? kalau ada gejala tak aman ada dua kemungkinan gembalanya nakal karena takun kenakalannya diketuhui pemimpin atau memang pemimpinnya tidak baik karena memimpin dengan tangan besi dan otoriter, tidak peduli dengan kehidupan orang yang dipimpinnya.

Yeremia 23:6 (TB) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN-keadilan kita. 

Gembala yang hadir memimpin umatnya dalam poin ketiga ini adalah gembara yang benar-benar menjagai dan melindungi umatNya, memberikan ketenangan dan ketentraman. Seluruh kawanan domba yang dipimpinya hidup penuh sejahtera dan hidup damai.

Sahabat yang baik hati, kita semua menerima tugas panggilan sebagai gembala, para pelayan Tuhan menggembalakan umat, para pekerja di tempat kerjaanya, di komunitas, lingkungan dan dalam keluarga sendiri. Kotbah minggu ini mengaak kita untuk meneladani sang Gembala yang baik yang menyerahkan dirinya untuk domba-dombanya. Kotbah ini menentang gembala upahan dan Tuhan murka atas itu. Hari ini kita diajak menjadi gembala yang menajagi dan meyakinkan umat agar bebas dari rasa takut, menjadi gembala dengan memimpin dengan adil dan bijak sana. Menjadi gembala yang mendatangkan kesejahteraan dan ketenteraman umatNya. 

Tuhan adalah gembalaku, tak kan kekurangan aku

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORSNG BENAR HIDUP OLEH IMAN

 Kotbah Minggu XX Stlh Trinitatis Minggu, 13 Oktober 2024 Ev: Habakuk 2:1-4 ORANG BENAR HIDUP OLEH IMAN Selamat Hari Minggu! Sahabat yang ba...