Jumat, 31 Mei 2024

TUHAN MENGUBAH RATAPAN JADI TARIAN

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Keluatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 1 Juni 2024




TUHAN MENGUBAH RATAPAN JADI TARIAN


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 30:11 (TB)  (30-12) Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita, 


Psalms 30:11 (UKJV)  You have turned for me my mourning into dancing: you have put off my sackcloth, and girded me with gladness; 


Ada satu tradisi dalam orang Batak "ungkap tujung" terjemahannya adalah "melepaskan kain perkabungan". Acara ini terjadi dalam perkabungan dimana jika dalam satu keluarga misalnya suaminya meninggal maka segera pihak hula-hula (marga isterinya) akan datang menyampaikan kain perkabungan yang disebut "pasahat tujung". Kain perkabungan biasanya berupa ulos yang khusus dan khas dalam orang Batak. Ulos tujung ini disampaikan kepada isteri yang ditinggalkan. Tujuannya adalah setiap orang yang melayat mengetahui bahwa dialah isteri yang ditinggalkan menanggung beban. Artinya tanda perkabungan, ratapan dan dukacita. Selain identitas duka, tujung yang digunakan itu juga menunjukkan beban berat yang dipikul karena ditinggalkan oleh suami. Kemudian tujung ini akan dilepaskan setelah suaminya dimakamkan. Awalnya tujung ini tetap dipakai berbulan-bulan, kemanapun dia akan selalu menggunakannya dan akan selalu ada keluarga yang mendampinginya termasuk ke gereja. Acara melepaskan tujung dilakukan setelah dianggap kuat dan berdaya atas kepergian suaminya. Maka pihak keluarga hula-hula akan datang membawa makanan, pisang yang manis dan lainnya. Dengan maksud, mereka berdoa agar duka yang dialami berlalu dan hal-hal manis datang ke depan kepada keluarga dan kain tujung dilepaskan. Namun belakangan ini orsng Batak di perkotaan, acara ungkap tujung sudah dilaksanakan langsung setelah pemakaman suaminya. Mungkin karena kesibukan dan pertimbangan waktu dan jarak keluarga sulit untuk datang sewaktu-waktu melepas kain kabung.


Dalam renungan hari ini, Pemazmur menceritakan tentang peran Tuhan yang mengubah ratapan jadi tarian, kain kabung telah dibuka dan beban yang menimpa telah dilepas digantikan dengan sukacita. Apa yang dinyanyikan Pemazmur disini adalah di dalam Tuhan ada penghiburan. TUHAN itu maha kuasa yang dapat mengubang keadaan. Kita adalah manusia biasa, yang mungkin tidak berdaya menghadapi pergumulan, namun oleh iman yang kita miliki dan percaya Tuhan dapat mengubahnya menjadi sukacita.

Tuhan Yesus berkata: berbahagialah orang yang berdukacita karena mereka akan dihibur (Matius 5:4).


Apa yang disampaikan oleh Pemazmur ini menjadi penghiburan dan sumber kekuatan bagi kitaenghadapi kesulitan. Dalam hidup ini, bisa saja terjadi duka, beban atau penderitaan. Seberat apapun pun penderitaan yang menimpa hidup kita, kita percaya didalam Tuhan. Kita percaya tidak ada beban hidup yang terlalu berat sehingga kita tidak mampu bangkit. Bukankan Yesus telah berkata: datanglah kepadaKu hai kau yang letih lesu dan berbeban berat..! Memang benar pasti ada perasaan tidak mampu dan tidak berdaya dalam.diri seseorang yang terpuk jiwanya namun inilah kelebihan orang percaya bahwa ada Tuhan yang berkuasa yang mengubah duka jadi tarian.


Renungan pagi ini juga menjadi nasihat yang bijak pada diri kita menghadapi pergumulan. Jangan andalkan diri sendiri menghadapi semua beban, tetapi biarkanlah Tuhan mengubah bebanmu. Jangan biarkan dirimu tidak berdaya, namun berilah dirimu diberdayakan oleh Tuhan. Tuhan maha baik tahu keadaan kita dan Tuhan mengetahui cara terbaik melepaskan beban hidup kita. Asalkan kita mau menyerahkan beban itu kepadaNya sebagimana disampaikan oleh rasul Petrus.1 Petrus 5:7 (TB)  Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. 


Sahabatku, Tuhan memberkati engkau dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidupmu. Amin


Salam dari tim renungan 

Pdt Nekson M Simanjuntak


Sabtu, 25 Mei 2024

KUDUS, KUDUS, KUDUSLAH TUHAN

 Kotbah Minggu Trinitatis, 

Minggu, 26 Mei 2024

Ev. Yesaya 6:1-8




KUDUS, KUDUS, KUDUSLAH TUHAN

Manusia yang nazis bibir melihat Kekudusan Allah


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, tidak terasa waktu berlalu, kita telah memasuki Minggu Trinitatis. Di dalam minggu Trinitatis umumnya gereja menghantarkan kita tentang karya keselamatan Allah lengkap: Allah Pencipta langit dan bumi dan segala isinya, Karya Allah di dalam Yesus Kristus penyelamat dan Allah di dalam Roh Kudus menyertai orang percaya sampai maranatha. Selanjutnya minggu-minggu setelah Trinitatis gereja menjalani pelayanannya melalui pekerjaan dan perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Artinya pada minggu-minggu Trinitatis orang Percaya menyaksikan perbuatan Allah di dunia ini. 


Kotbah pada minggu ini tertulis pada Yesaya 6:1-8 tentang penglihatan Yesaya di bait Suci. Sebenarnya perikop ini semestinya harus dibaca keseluruhan sehingga kita dapat memahami keseluruhan, yaitu: penglihatan, pemanggilan, pengudusan dan pengutusan. Keempat proses ini dialami oleh Yesaya dalam mempersiapkan diri menjadi nabi di tengah-tengah umat Israel. 


Yesaya mencatat bahwa pemanggilannya menjadi nabi yaitu pada tahun kematian raja Uzia. Uzia sering juga disebut Azaria ((2 Tah 26) dan kepemimpinan raja Uzia membawa kemakmuran bagi Yehuda, beberapa kali memenangkan perlawanan terhadap bangsa asing dan keuntungan politik luar negeri jaman Uzia adalah kerajaan Asyur semakin merosot. Uzia menjadi raja atas Yehuda menggantikan Amazia, setelah ayahnya terbunuh dia naik tahta. Dalam catatan kitab Raja-raja dan Tawarikh ada suatu yang sangat hati-hati diberitahukan karena Uzia mengalami kusta. Kusta ini dianggap sebagai suatu kutukan karena Uzia memberanikan diri mengambil kuban ukupan (2 Taw 26:19). Raja Uzia menderita kusta sampai kematiannya. Bagi kaum Yehuda seorang kusta dianggap sebagai orang yang terkutuk dan diasingkan dari masyarakat umum. Dalam keadaan demikian dapat kita bayangkan bagiamana perbincangan di tengah-tengah masyarakat akan kenyataan yang menimpa raja.


Tahun Kematian raja Uzia inilah sesuatu yang menarik dalam pemanggilan Yesaya. Apalagi pemanggilan Yesaya ini dikontraskan dengan suatu penglihatan, yaitu: melihat Tuhan yang maha kudus didampingi oleh para malaikat Tuhan. Nyanyian malaikat yang berseru: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan." Tema kekudusan ini penting, dengan kaitannya dengan kusta Uzia. Kusta yang dianggap nazis, kutukan dan mesti diasingkan dari masyarakat, umat Tuhan, umat Tuhan umat yang seharusnya mengalami dan meneladani kekudusan Allah. Jadi konteks pemanggilan Yesaya dengan nyanyian para malaikat ini ini yang menyerukan kudus, kudus, kuduslah Tuhan adalah merupakan tugas dan missi yang juga diemban oleh Yesaya. Yesaya tampil sebagai nabi di tengah-tengah umatnya yang telah berbalik dan meninggalkan Tuhan. Mungkin bagi mereka telah menjadi biasa hidup dalam kenajisan,raja yang semestinya teladan dalam kehidupan masyarakat namun jauh dari apa yang diharapkan. 


Baiklah kita menpelajari pesan Tuhan dari kotbah Minggu ini yang dapat kita refleksikan dalam tugas dan pengabdian kita masa kini.


1. Manusia yang najis bibir melihat keludusan Allah

Inilah penglihatan (visi) Yesaya, dalam kenajisan umat dan segala dosa pelanggarannya, bergema nyanyian kekudusan Allah. Yehuda adalah umat Allah yang maha kudus, yang telah dipanggil dan menjadi umat kepunyaan Allah, Sebagai umat kepunyaan Allah yang maha kudus semestinya mereka menurut hukum dan perintah Allah sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan yang maha kudus. Namun kenyataannya umat berda dalam keadaan yang jauh dari kehendak Allah, pemimpin mereka kena kusta. Panggilan kekudusan ini sangat penting dalam kontek umat yang dipimpin oleh raja yang dianggap tidak tahir. Allah hadir dan berkenan mentahirkan umat-Nya. Seperti Yesaya sebelum diutus oleh Tuhan, Yesasa terlebih dahulu mentahirkan Yesasa baru kemudian diutus untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada umat Israel. 


Yesaya 6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.

6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."


Tuhan yang maha kudus, berkenan mengampuni dan menguduskan umat yang mau berbalik dan bertobat, meninggalkan jalannya yang nazis kepada panggilan hidup yang kudus. Panggilan hidup kudus terus bergema bagi orang yang percaya kepada Allah. Tuhan tidak membiarkan umatNya ditelan oleh pelanggarannya, namun kita dipanggil dan dikuduskan oleh kuasa darah Yesus Kristus.


Inilah peran nabiah yang ditunjukkan oleh nabi Yesaya, dalam dunia yang semakin jauh dari Tuhan, Yesaya hadur melihat kekudusan Allah. Pe glihatan Yesaya tidak kabur atau bahkan buta oleh aktifitas dunia sekitarnya yang semakin jauh dari Tuhan. Yesus melihat kekudusan Tuhan dan menfalami maksud Tuhan atas kehidupan umatNya.


2. Dipanggil dan dikuduskan Tuhan

Setelah melihat kekudusan Allah, Yesaya spontan sadar akan ketidaklayakannya dihadapan yang maha kudus. Bukan hanya ketidaklayakan pribadi Yesaya, namun Yesaya berada di tengah-tengah yang nazis bibir. 


Setiap Allah menampakkan diri pada hambanya tentu ada missi yang hendak disampaikan oleh Allah. Allah hendak memakai menyampaikan .aksud Allah. Namjn Yesaya menyadari keberadaan dirinya yang tidak layak dihadapan yang maha kudus. 

Maka Tuhan pun bertindak, melalui malaikatnya dan mentahirkan Yesaya. 


Yesaya 6:6-7 (TB) Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.

Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni." 


Apa yang mau kita lihat disini, Allah tidak menghendaki umatNya binasa dalam segala pelanggaranNya. Allah bertindak, karena Allah mengasihi umatNya dan memanggil hambaNya untuk menyampaikan rencana Allah atas umatNya yaitu pengampunan atas segala pelanggaran dan dosa mereka. 

Serafim membawa bara api dari mezbah sebagai simbol dsri ti dakan Allah untuk mengampuni dosa dan perbuatan. Bara disini bukanlah untuk membakar atau menghanguskan tetapi untuk menyembuhkan. Tindakan Serafim ini hendak menjelaskan Allah sendiri menghapuskan pelanggaran dan mengampuni dosa-dosa lidah. 


Makna pengampunan ini sangat penting dihayati, agar setiap orang percaya tidak semakin menjauh dari Tuhan tetapi semakin dekat kepada Tuhan. Tidak ada dosa yang terlalu besar, karena sebesar apapun dosa dan pelanggaran kita selalu terbuka pengampunan. Yesaya 1:18 (TB) Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. 


Pengampunan ini yang membuat kita memiliki harapan baru, manusia yang seharusnya menerima hukuman tetapi memperoleh anugerah. Namun anugerah yang diterima harus diterima dengan rasa syukur tanggungjawab. 


3. Diutus dan diperlengkapi


Ada sejumlah persoalan besar yang terjsdi ditengah-tengah umat Allah. Situasi politik gang menentu khususnya tekanan Assyur atas Yehuda. Disisi lain ada juga desakan kepada raja Yehuda agar membentuk koalisi menghadapi Assyur. Dalam situasi politik demikian tercermin adanya krisis kepercayaan dari para pemimpin. Empat raja terakhir yang memimpin Yehuda yakni Uzia, Yotam, Ahas dan Amazia memperlihatkan ketidak berdayaan membawa umat Allah keluar dari krisis. Desakan membentuk koalisi dengan angsa Aram melawan Assyur akan berdampak masuknya kepercayaan baal kepada umat Allah. Kekuatan Babel muncul dan menakhlukkan Yehuda sehingga mereka semua diangkut ke dalam pembuangan.


Sebelum pembuangan itu terjadi Yesaya melihat semua permasalah ini. Permasalahan yang ditemukan oleh Yesaya ditengah-tengah umat Allah disampaikan secara lengkap pada pasal 1. Diantaranya: Umat Allah tidak setia, mereka melakukan pelanggaran dan tidak memelihara perintah Allah dengan setia. Para pemimpin-pemimpin tidak memiliki integritas bahkan disebut sebagai pemimpin Sodom dan Gomora. Umat Allah hidup pragmatis, mereka rajin menurutI peratuan keagamaan namun tidak diikuti dengan perbuatan dan pengahayatan yang benar. Ibadah mereka hanya formalitas bukan dari pengahayatan keagamaan - spiritualitas.


Di tengah-tengah semua permasalahan ini, ada satu keberanian luar biasa dari Yesaya. Dia menjawab pertanyaan, siapakah yang akan kuutua? Yesaya menjawab: INI AKU UTUSLAH AKU!


Adakah diantara hamba Tuhan yang terpanggil untuk menyampaikan kritik nabiah didalam situasi bangsa yang corat marut? Di dalam dunia yang semakin tergerus dari nilai nilai kekristenan siapakah yang bersedia dipanggil untuk memperbaikinya? Tuhan memanggil kita Yesaya masa kini untuk memperbaiki dunia sekitar. Hadir sebagai garam dan terang. Jangan lelah bekerja di ladang Tuhan, Roh Kudus memperbaharui, menguatkan dan memelihara kita melaksanakan tugas dan pengabdian kita masing-masing.


Ini aku utuslah aku! Suatu prinsip yang harus tertanam di dalam hati setiap orang percaya, kerelaan untuk terlibat dalam panggilan dan pelayanan baik melalui pelayanan di gereja, di masyarakat di lingkungan kerja dan dimana pun kita berada harus tetap sedia untuk melakukan pengabdian dan pelayana Tuhan. 


Selamat melayani, Tuhan memberkati!


Salam dari: 

Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 19 Mei 2024

ESTAFET KEPEMIMPINAN YANG DARI ALLAH

 Kotbah Pentakosta II (Turunnya Roh Kudus)

Senin, 20 Mei 2024

Ev. Bilangan 27:18-23




ESTAFET KEPEMIMPINAN DARI ALLAH


Selamat Pentakosta bagi kita semua!  Sahabat yang baik hati, hari ini kita masih beribadah meyarakan pesta kedua turunnya Roh Kudus. Pesta dua hari berturut-turut ini menunjukkan Pentakosta merupakan perayaan besar bagi umat Kristen. Roh Kudus memenuhi orang percaya. 


Peran Roh Kudus dalam diri orang percaya sangat penting, karena Roh Kuduslah kita memahami rencana keselamatan Allah di dalam Yesus Kristus, Roh Kudus menguatkan orang percaya melakukan pemberitaan Injjl. Roh Kudus mempersatukan orang percaya sekalipun berbeda suku, bangsa dan bahasa bisa saling memahami, menerima dan hidup dalam persekutuan orang percaya.  Roh Kudus pula yang memampukan orang percaya melakukan tugas pelayanan di dunia ini dan memimpin orang percaya menunggu dengan setia kedatangan Tuhan Yesus Kristus. 


Sahabat yang baik hati, kotbah pada pentakosta kedua ini mengenai kepemimpinan dari Allah. Pemimpin yang dimpin oleh Roh Allah sebagaimana pengalaman Musa memimpin umat Allah dan mempersiapkan kepemimpinan kepada Yosua. 


Marilah kita belajar dari kotbah ini, memetik pelajaran yang ditunjukkan Musa dalam melaksanakan estafet kepemimpinan kepada Yosua, yang tertulis dalam Bilangan 27:18-23

 

Bilangan 27:18-23 (TB): "Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya, suruhlah ia berdiri di depan imam Eleazar dan di depan segenap umat, lalu berikanlah kepadanya perintahmu  di depan mata mereka itu  dan berilah dia sebagian dari kewibawaanmu, supaya segenap umat Israel mendengarkan dia. Ia harus berdiri di depan imam Eleazar, supaya Eleazar menanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan TUHAN; atas titahnya mereka akan keluar dan atas titahnya mereka akan masuk, ia beserta semua orang Israel, segenap umat itu." Maka Musa melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya. Ia memanggil Yosua dan menyuruh dia berdiri di depan imam Eleazar dan di depan , seperti yang segenap umat itu, lalu ia meletakkan tangannya atas Yosua dan memberikan kepadanya perintahnya difirmankan TUHAN dengan perantaraan Musa."


01. Nas hari ini menunjukkan bahwa estafet kepemimpinan Musa kepada Yosua penggantinya berjalan mulus. Musa telah memimpin umat Israel selama hampir 40 tahun mengembara di padang gurun dengan penuh perjuangan, namun di ujung perjalanan akan melangkah memasuki Tanah Perjanjian Kanaan yang diimpikan, ia diharuskan menyerahkan tongkat kepemimpinannya kepada orang lain. Namun sikap terpuji jiwa besar Musa menerima dan menyambut keputusan Allah dalam ketaatan dan ketulusan. Bahwa dia tidak diperkenankan memasuki Kanaan, dan hanya diijinkan sekadar memandang wilayah Kanaan yang berlimpah susu dan madu dari kejauhan dari atas puncak Pisga-gunung Nebo; dan kematiannya akan segera tiba. Tak ada protes atau naik banding, atau membangkit-bangkitkan jasa pengobanan dirinya, bahkan dia rela mempersiapkan proses alih kepemimpinan darinya dengan hati tulus sampai usai pelantikan Yosua sesuai perintah Allah. Dia menyadari benar kesalahannya di Meriba (Bil 20:12), membuat ia tidak panik atau memberontak seperti Saul yang ingin membunuh Daud karena takut menggantikannya sebagai raja. Malahan, sebelum mengakhiri kepemimpinannya Musa menguatkan hati umatnya supaya bangsa itu tidak takut memasuki tanah Kanaan serta menuliskan nyanyian agar mereka menjadi bangsa yang setia dan takut akan Tuhan. 


02. Model kepemimpinan Musa bisa merupakan jawaban atas fenomena konflik-konflik estafet/alih kepemimpinan yang merasuk dunia kepemimpinan masa kini, baik dalam pemerintahan, masyarakat ataupun dunia kegerejaan. Pengkhotbah 3:1 telah mengingatkan kita bahwa, “untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” Artinya, ada waktu untuk naik menjadi pemimpin atau dipimpin, dan ada pula waktu untuk turun dari kedudukan pemimpin, yang jika dijalani dengan hati tulus dan integritas tinggi diiringi hidup yang senantiasa bersyukur, apapun itu pasti akan indah pada waktunya. Lihatlah Musa, sekalipun tidak diperkenankan masuk ke Tanah Perjanjian Kanaan di dunia fana ini, tetapi memperoleh karunia bertemu dan berbicara dengan Yesus dalam kemuliaan-Nya bersama Elia (Mat 17:3). 


03. Pada hakikatnya kita semua adalah sosok pemimpin. Apakah sebagai pemimpin bangsa, perkumpulan, gereja, keluarga, setidaknya pemimpin bagi diri sendiri. 


Lalu, apa yang bisa dipetik dari model kepemimpinan Musa? 


3.1. Musa menunjukkan bahwa sumber otoritas dan kepemimpinannya berasal dari Allah yang berdaulat penuh sehingga dia bertanggungjawab penuh kepada Alah, bukan kepada manusia. Dalam Roma 13:1 bahwa segala kekuasaan berasal dari Allah. Allah lah yang menetapkan dan mempersiapkan para pemimpin yang dikehendaki-Nya. Ini jelas terlihat dalam sejarah perjalanan Israel, apakah dalam posisi sebagai raja, nabi, rasul dan lainnya. Contoh proses penunjukan Allah ketika Saul (1 Sam 9:16-17) dan Daud (1Sam 16:12) menjadi raja; Musa (Kel.3:10) dan Yeremia (Yer.5:1) sebagai nabi, serta pemanggilan Paulus (Kis. 9:15) dan kedua belas murid Yesus (Mat 10:1-4) sebagai rasul.


3.2. Dalam kepemimpinannya, Musa taat menjalankan perintah Allah dan selalu meminta petunjuk-Nya, mengandalkan kuasa serta pertolongan Allah. Musa menghormati kasih setia Allah yang menuntun umat-Nya di sepanjang perjalanan empat puluh tahun di padang gurun dengan tiang awan siang hari dan tiang api malam hari, menyediakan manna, burung puyuh dan air di padang gurun yang gersang. Juga pertolongan Allah ketika berperang melawan musuh-musuh mereka sambil menggembleng mereka berjalan dengan iman dan ketaatan. Bahkan ada kalanya Allah sendiri yang berperang secara langsung mengalahkan musuh-musuh mereka. Musa sosok pemimpin yang rendah hati, tulus, peduli, bertanggungjawab, mau menerima nasihat  membangun (Kel 18:24) dan panjang sabar, kecuali kasus di Meriba dia melanggar perintah Allah untuk mengeluarkan air (Bil 20:8,11) dan berhasil menghantarkan umat Israel menuju pintu gerbang masuk Tanah Perjanjian Kanaan. 


3 3. Musa menghormati kedaulatan Allah untuk menetapkan periode dan akhir kepemimpinannya serta suksesi kepemimpinannya kepada Yosua menggantikan dirinya. Musa menerima keputusan Allah dia berhenti di bukit Nebo, dia hanya menatap dan tidak ikut menyeberang ke Kanaan. Musa mempersiapkan estafet kepemimpina. Kepada Yosua yang diteyapkan Allah menggangikannya dan Yosualah yang memimpin pendudukan tanah Kanaan.


Musa adalah pemimpin yang berorientasi kepada tujuan. Sesuai dengan pemanggilan Allah padanya dalam Keluaran 3, Allah memanggilnya untuk memimpin Israel keluar dari perbudakan Mesir. Pekerjaan itubtelah dilakukannya drngan baik, menunjukkan musizat dihadapan Raja Firaun, menyebrang laut merah dan memimpin umat Allah di padang gurun. Semuanya dilakukan dengan ketaatan kepada Tuhan. Benar, Tanah Kanaan adalah tujuan, dan umat Allah harus sampai disana. Siapa yang akan memimpin umat Allah sampai ke sana bukan persoalan bagi Musa itu adalah kedaulatan Allah. Musa hanya diberikan Tuhan sampai ke bukit Nebo dan hanya memandang Tanah Kanaan. Musa menerima kedaulatan Allah yang menunjuk Yosua memimpin pendudukan Kanaan. 


3.4. Yosua pengganti terpilih yang penuh Roh bukanlah hasil kolusi atau nepotisme duniawi atau kampanye non Alkitabiah, tetapi dia mempersiapkan diri secara profesional dengan dedikasi penuh mendukung kepemimpinan Musa dalam ketaatan iman kepada Allah sehingga dia dipakai Allah menjadi alat-Nya guna menggenapi kehendak-Nya.


Sahabat yang baik, kita imani bahwa Allah berdaulat memilih seseorang menjadi pemimpin ataupun untuk dipimpin. Bagian tugas kita hanyalah mempersiapkan diri menuju pemenuhan kriteria yang diperlukan dalam iman kepada Kristus. Kita teladani kepemimpinan Musa ataupun Yosua ketika berstatus dipimpin. Tetaplah melangkah dalam tuntunan Roh Kudus dan siap menyerahkan tongkat estafet secara tulus sesuai yang dikehendaki Allah. Karena Allah lah sumber kehidupan dan sumber segalanya bagi kita (Ams 3:16-18) yang memanggil, memilih dan menetapkan kita pada posisi kepemimpinan apapun, dimanapun, kapanpun, dan berapa lamapun. Jadilah pemimpin yang melayani menjadi saluran berkat sukacita bagi sesama dan kemuliaan bagi Allah menuju pemimpin sejati yang senantiasa bersyukur sambil terus menggelorakan bisikan di hati: “bagaimanakah aku merespon kebaikan-Mu Tuhan, ajarlah aku ya Tuhan bagaimana harus mengasihi-Mu.” Amin. 


Selamat Pentakosta

Salam dari Tim Renungan

St Dr TEM Napitupulu dan

Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 18 Mei 2024

KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN

 Kotbah Minggu Pentakosta (Peringatan Turunnya Roh Kudus) 

Minggu, 19 Mei 2024

Ev. Kisah Rasul 2:1-12




KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, minggu ini disebut dengan Penta Kosta atau Hari ke lima puluh. Hari kelimapuluh dihitung dari hari kebangkitan Yesus Kristus. Pada saat itu murid-murid berkumpul di Yerusalem dan Roh Kudus turun memenuhi orang percaya. Peristiwa itu dituliskan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul 2 yang ditetapkan menjadi nas kotbah Minggu ini.


Peristiwa Pentakosta disebut juga sebagai hati berdirinya gereja. Gereja adalah persekutuan orang percaya yang didiami Roh Kudus. Roh Kudus telah turun atas orang percaya untuk memperlengkapi dan menguatkan orang percaya memenuhi amanat Tuhan Yesus Kristus menjadi saksi Kristus di dunia ini. Istilah pentakosta sudah dikenal dalam tradisi Yahudi yaitu pesta panen sesuai dengan amanat dari Imamat 23:15-16 (TB)  Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu;

sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN. 

Mengingat hal ini orang-orang Yahudi diaspora dari berbagai suku bangsa di dunia berdatangan ke Yerusalem untuk merayakan hari kelima puluh. Pada peraaan inilah Roh Kudus Turun dan memenuhi orang percaya berupa lidah api.  Hal yang membuat mereka tercengang, heran dan termangu dimana Rasul yang berbicara dimengerti dalam bahasa mereka. 


Peristiwa pentakosta ini sangat menarik, mengapa orang yang berbeda suku bangsa dan bahasa bisa memahami apa yang diucapakan oleh para rasul? Memahami bahasa orang lain tentu memiliki kesulitan tersendiri. Namun Roh Kudus memampukan yang berbeda bisa saling mengerti. TurunNya Roh Kudus adalah titik balik dari peristiwa pembangunan Menara Babel. Manusia pada waktu itu satu bangsa dan satu bahasa, mereka bersatu hendak mencapai Allah dengan kemampuan diri. Ini adalah hubris (kesombongan manusia). Allah mengacaukan bahasa mereka sehingga satu sama lain tidak mengerti akhirnya pembangunan menara Babel. Sejak itu manusia tidak saling mengerti sehingga berpencar dan memiliki ragam suku bangsa dan bahasa. Kebalikan dari itu, pada peristiwa turunnya Roh Kudus, orang yang berbagai latar belakang berbagai bangsa-bangsa dan bahasa dipersatukan Roh Kudus dan satu dengan yang lainnya bisa saling memahami. Benar seperti topik minggu ini: Roh Kudus mempersatukan. 

BABEL: Hubris manusia (kesombongan dan kepongan) membuat kekcauan dan sing tidak mengerti, maka PENTAKOSTA: Roh Kudus mempersatuan dan memberikan hati yang saling memahami


Bagaimana gereja yang dipenuhi oleh Roh Kudus mampu mempersatukan, menyemangati dan memberikan kekuatan menjadi saksi Kristus di dunia ini. 


Baiklah kita mengambil beberapa catatan penting dari kotbah Minggu ini yang sangat berharga dalam kehidupan kita


1. TurunNya Roh Kudus merupakan penggenapan janji Allah


Sebelum Yesus naik ke Sorga, Yesus mengutus para murid-muridNya namun sebelum berangkat Yesus berpesan agar berdoa dan menunggu turunNya Roh Kudus. Roh Kudus akan menguatkan mereka memberitakan Injil. Kisah Para Rasul 1:8 (TB)  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."


Roh Kuduslah yang mengajarkan para murid dalam melakukan missi Allah. Yohanes 14:26 (TB)  tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.


Kemampuan para murid memiliki keterbatasan dalam mengingat apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Memori ingatan mereka terbatas mengingat apa yang mereka alami selama bersama dengan Yesus. Jikalaupun mereka mengingat namun bahasa mereka terbatas mengungkapkan peristiwa yang dilakukan oleh Yesus tetapi karena peran Roh Kudus, murid-murid dapat memberitakan kebenaran Firman dan perkataan-perkataan Tuhan Yesus yang disampaikan Selama hidupNya adalah kebenaran. Semua janji keselamatan Allah telah digenapi pada manusia. Allah di dalam Roh Kudus menyertai manusia. 


Rasul Yohanes melengkapi pekerjaan Roh Kudus di dalam persekutuan orang percaya. Yohanes 16:8-11 (TB)  Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;

akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;

akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;

akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.


Roh Kudus turun atas manusia sangat penring untuk memelihara hidup manusia itu sendiri, yaitu agar insaf akan dosa. Alkitab menceritakan  apa yang terjadi pada orang-orang saat Roh Allah undur dari manusia? Contoh Saul, dia seperti gila, kehilangan haris, kehilangan wibawa dan dipenuhi cemburu dan keinginan membunuh Daud. Manusia akan jatuh di dalam dosa dan hidup di dalam dampaknya yang menuju binasa. Dengan turunNya Roh Kudus kita diinsafkan akan dosa, hidup dalam kebenaran dan sadar akan penghakiman. Disinilah peran Roh Kudus memenuhi orang percaya agar hidupnya dipimpin oleh Roh Allah. Sebagaimana dijelaskan Paulus dalam Roma 8:14 (TB)  Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Band Galatia 5:25


Dengan demikian kita menyadari bahwa Roh Kudus memampukan orang percaya melihat dan mempercayai karya keselamatan Allah. (Baca buah-buah Roh Gal 5:22).  Roh Kudus pula yang memampukan orang percaya menyaksikan karya keselamatan Allah dan Roh Kudus yang menyertai dan memelihara serta mempersatukan orang percaya setia sampai maranatha.


2. "Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus."


Hal kedua yang perlu kita pelajari adalah apa yang terjadi dengan orang percaya saat Roh Kudus memenuhi mereka? Dalam kisah 2 ini diberitakan beberapa peristiwa penting yang terjadi di tengah-tengah orang percaya.


Beberapa catatan yang dituliskan dalam Kisah Para Rasul 2 ini yang perlu kita maknai sebagai peristiwa rohani dalam diri orang percaya. Peristiwa turunNya Roh Kudus yang dipercayai sebagai kehadiran Allah.


2.1. Bunyi seperti tiupan angin yang keras - kehadiran Roh Kudus menjadikan persekutuan orang percaya menjadi oerlumoulannorsng yang mendengar dan merasakan kehadiran Allah. 


Kisah Para Rasul 2:2 (TB)  Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;


Dalam Alkitab, kehadiran Allah dijelaskan dengan suara. Alllah menyapa dan menyampaikan maksudNya kepada manusia dengan suara Allah. Dalam memahami maksud Allah manusia mempergunakan telinga untuk mendengar. Sedangkan angin, memgingatkan kita akan nafas yang dihembuskan oleh Allah pada manusia dan oleh nafas Allah manusia hidup. Penjelasan ayat ini menunjukkan kehadiran Allah, agar manusia mendengar dan merasakan kehadiran Allah dalam diri manusia.


Berikut saya kutip satu tafsiran akan ayat 2 ini:

"...Itu adalah suatu bunyi dari langit, seperti bunyi guruh (Why. 6:1). Allah dikatakan mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya (Mzm. 135:7), dan mengumpulkan angin dalam genggam-Nya (Ams. 30:4). Dari Dialah bunyi ini datang, seperti suara orang yang berseru-seru, persiapkanlah jalan untuk Tuhan.." selanjutnya 


"... Itu adalah bunyi angin, sebab jalan Roh adalah seperti jalan angin (Yoh. 3:8), engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Ketika Roh hidup hendak memasuki tulang-tulang yang kering, sang nabi disuruh untuk bernubuat kepada nafas hidup (KJV: “bernubuat kepada angin”): Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin (Yeh. 37:9). Dan meskipun bukan di dalam angin Tuhan datang kepada Elia, namun angin mempersiapkan dia untuk menerima penyataan Allah akan diri-Nya sendiri dalam bunyi angin sepoi-sepoi basa (1Raj. 19:11-12, KJV: dalam suara yang tenang dan lirih – pen.). Allah berjalan dalam puting beliung dan badai (Nah. 1:3), dan dari angin puting beliung Ia berbicara kepada Ayub..."


Dari catatan di atas peristiwa Pentakosta adalah peristiwa historis dimana Allah hadir di tengah-tengah manusia dan manusia mendengar dan merasakan kehadiran Allah dalam persekutuan orang percaya.


2.2. Lidah-lidah seperti nyala api - dipenuhi Roh Kudus untuk menyaksikan Injil keselamatan dengan penuh semangat yang menyala menurut karunia-karunia roh masing-masing


Kisah Para Rasul 2:3 (TB)  dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 


Lidah api yang menyala namun tidak membakar? Peristiwa besar yang mengingatkan kita akan peristiwa Sinai. Allah menampakkan diri kepada Musa melalui api. Dimana Musa melihat nyala api namun semak belukar tidak terbakar Baca Keluaran 3:2). Perjumpaan Musa dengan Allah menjadikan Musa memiliki misi besar atas umat Allah.


Peristiwa turunNya Roh Kudus dijelaskan dengan nyala api yang memenuhi orang percaya. Hal ini hendak mengingatkan missi orang percaya yang besar, mengobarkan Injil keselamatan ke seluruh dunia. Karena itu missi memberitakan Injil ini harus penuh demgan semangat yang menyala. 


Lidah api yang hinggap atas murid-murid, bertebaran pada diri masing-masing. Artinya tidak sekumpulan lidah api atas semua, tetapi hinggap pada diri masing-masing secara terpisah pribadi lepas pribadi. Jika.kita gambarkan mungkin seperti nyala api lilin yang dipegang masing-masing.  Hal ini dapat kita maknai bahwa Roh Kudus memenuhi diri pribadi lepas pribadi. Allah di dalam Roh Kudus memenuhi diri seseorang secara personal.  Hal ini dapat kita hubungan dengan karunia-karunia Roh. Setiap orang memiliki karunia roh, yang berbeda dari setiap orsng percaya menurut pemeberian Roh Kudus itu sendiri. Karunia Roh adalah anugerah ha g diterima secara personal yang harus dipersembahkan untuk membangun persekuan.


2.3. Berkata-kata dalam bahasa yang lain - Roh Kudus memampukan kita memahami dan mengerti orang lain.


Kisah Para Rasul 2:4 (TB)  Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.


Apa yang terjadi disini merupakan mujizat besar yang membuat orang heran dan tercengeng. Mereka adalah orang-orang diaspora yang datang ke Yerusalem, mereka datang dari berbagai bangsa dan bahasa yang berbeda namun setelah Roh Kudus memenuhi mereka dapat mengerti apa yang dikatakan oleh para rasul. Mereka mulai berkata-kata bahasa mereka dan orang lain dapat mengerti apa yang dikatakan. Penulis Lukas sengata mencatatkan beberapa nama bangsa yang hadir di Yerusalem, suatu daftar yang lengkap dimana di jaman itu ada orang-orang Yahudi diaspora.


Makna terpenting disini adalah Roh Kudus memberikan roh yang memberikan pengertian dan pemahaman, sehingga apa yang dikatakan oleh rasul dimengerti oleh mereka. Roh yang memberikan pengertian dan pemahaman ini mempersatukan dan mempersekutukan orang percaya memahami maksud Allah. 

Peristiwa ini menjadi kebalikan dari perisfiwa Menara Babel (Kej 11:7), mereka bersatu dengan kesombongan ingin mencapai Allah, maka Allah mengacaukan bahas mereka dan mereka diserakkan Allah. 

Jika peristiwa Babel menyerakkan, maka peristiwa turunnya Roh Kudus mempersatukan orang percaya.


Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus, hidup dalam saling mengerti dan memahami untuk membangun tubuh Kristus. 


3. Orang banyak itu tercengang atau mencela


Pada bagian ketiga kotbah ini, gereja perlu merenungkan secara mendalam apa kata orang terhadap kehadiran gereja bagi sekitarnya? Apakah aktifitas kita mengundang cibiran atau membuat orang kagum dan tercengang karena aktifitas orang percaya menghadirkan hal yang mempersatukan, yang berguna dan saling membangun.


Di dalam peristiwa Pentakosta ada dua respon orang menyaksikan peristiwa turunnya Roh Kudus. 

Sikap pertama adalah positip: mereka tercengang dan heran, tercengang dan termangu (Kisah Rasul 2:7, 12). Peristiwa yang membuat mereka takjub dan heran, apa yang mereka saksikan dinilai sebagai sesuatu yang positip. Bahkan kesaksian para murid-murid, tentang perbuatan Allah yang diceritakan para dimengerti oleh mereka. 


Sedangkan sikap lain adalah negatip, mereka bingung (ay 6), mencibir dan mencela bahkan menyebut mereka dalam keadaan mabuk (Kis 2: 13). Sikap kedua ini membuat Rasul Petrus bangkit untuk memberikan penjelasan. Petrus dipenuhi Roh Kudus menjelaskan sejarah keselamatan yang dipenuhi di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Seorang nelayan namun dipenuhi Roh Kudus dapat secara apik menjelaskan sejarah keselamatan sebagaimana dijanjilan Allah dalam kitab suci. Kotbah Petrus ini dapat kita baca dalam Kisah 2: 13-40).


Setelah Rasul Petrus menjelaskan semua itu akhirnya mereka bertanya apa yang harus mereka perbuat? Rasul Petrus menyarankan agar mereka percaya, bertobat dan memberi diri dibaptis dan menjadi bagian dari persekutuan orang percaya. 


Dengan peristiwa turunnya Roh Kudus yang kita peringati kini, hendaknya mendorong gereja semakin giat dengan pelayanan yang membangun tubuh Kristus dan mempersatukan. Aktifitas pelayanan gereja hendaknya membuat orang tercengang dan kagum karena kesatuan hati yang menyaksikan perbuatan-perbuatan Allah. 


Kita menyadari tidak semua orang menilai positip akan pekerjaan baik yang kita lakukan, namun pekerjaan baik yang dikerjakan dengan pernyertaan Roh Kudus pada akhirnya akan diterima sebagai kebenaran. Waktunya cibiran menjadi pujian, celaan berubah menjadi dukungan. 


Roh Kudus menolong kita semua melakukan pekerjaan Allah, agar semua orang memuji dan memuliakan Tuhan. 


Selamat Pentakosta

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Sabtu, 11 Mei 2024

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

 Kotbah Minggu Exaudi

Minggu, 12 Mei 2024

Ev. Mazmur 1:1-6




KEBAHAGIAAN ORANG BENAR


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini tentang kebahagiaan orang benar.  Hidup berbahagia dan diberkati tentu didambakan setiap orang tanpa terkecuali.  Namun untuk memiliki kehidupan yang berbahagia bukanlah perkara mudah, berbagai macam cara dan usaha dilakukan oleh manusia untuk mencari dan mendapatkan kebahagiaan dan tidak ada satupun indikator bahagia. 


Hidup bahagia sering kali diidentikkan dengan kekayaan dan harta yang berlimpah dan banyak, jabatan yang tinggi, dan umur yang panjang dan jauh dari persoalan dan hambatan hidup. Apakah memang demikian adanya? Tunggu dulu, jika kita telisik bisa saja pandangan ini keliru. Dalam mempersiapkan kotbah ini saya membaca artikel https://www.liputan6.com/bisnis/read/3031627/tragis-kisah-5-miliarder-yang-akhiri-hidup-dengan-bunuh-diri ada 5 orang milliarder hidupnya berakhir dengan bunuh diri. Mereka punya banyak asset dan kekayaan namun berakhir dengan tragis. 


Demikian halnya dengan jabatan, semua orang mendambakan jabatan tinggi namun apakah setelah mencapai jabatan tertinggi bahagia? Seorang pejabat tinggi pernah berkata: "hidup kami seperti memanjat tebing". Dilihat orang mencapai puncak, tinggi dan orang kagum namun ada banyak hal yang mengkuatirkan, apa yang terjadi jika jatuh, kebijakan yang salah akan menjadi sorotan tajam publik. Semakin tinggi jabatan semakin tinggi tekanan publik, jika tak tahan akan stres dan penuh tekanan. Tidak sedikit pejabat publik memimpikan kapan bisa melepaskan semua beban berat ini dengan menyelesaikan jabatan publiknya. Jadi bahagia itu tidak melekat pada material dan jabatan. 


Kebahagiaan itu ada pada hati manusia yang menerima hidup ini sebagai pemberian Tuhan dan tetap terhubung pada sumber kehidupan. Inilah yang kita temukan dalam kotbah Minggu ini.  Bahagia itu ada pada orang benar, bahagia itu melekat pada hati yang menerima kenyataan dengan penuh sukur dapat menjalani hidup penuh bahagia dalam tuntunan Firman Tuhan.


Baiklah kita dalami Mazmur 1:1-6 ini, bagaimana pemazmur menawarkan kebahagiaan orang benar. 


1. Bahagia orang benar jauh dari perilaku fasik


Mazmur 1:1-6 merupakan pendahuluan aras keseluruhan kitab Mazmur. Mazmur ini menjrlelaskan bahagia orang benar. Orang benar memiliki hikmat dan dapat menempatkan diri dalam kehiduoan ini. Pemazmur membandingkan dua sikap hidup yang kontras berbeda, hidup orang saleh dan hidup orang fasik. 


Hidup orang saleh, berciri kebenaran, kasih, ketaatan dan rajin bekerja, berlaku jujur dan rendah hati. Firman Tuhan menjadi pedoman hidupnya siang dan malam.  Dikatakan demikian: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 


Sebaliknya hidup orang fasik adalah orang yang tidak beriman, tahu tentang Tuhan dan firman-Nya tapi tidak mau melakukannya.  Mereka melakukan kejahatan dan hidup menuruti hawa nafsunya.  Sementara pencemooh adalah orang yang kesukaannya mencari-cari kesalahan, menghakimi, mengejek, mengritik, menggosip dan merendahkan sesamanya;  orang seperti ini mudah sekali menemukan selumbar di mata orang lain tapi tidak dapat melihat balok matanya sendiri.  Mereka juga meremehkan dan memandang rendah kebenaran Tuhan.  Orang fasik, orang berdosa dan pencemooh adalah gambaran dari kehidupan duniawi. Selama kita masih hidup sama seperti orang tersebut maka berkat Tuhan dan kebahagiaan yang didampakan oleh manusia akan semakin menjauh dari kehidupan kita.


Sahabat yang baik, hidup bahagia bukan berarti tanpa masalah, pencobaan, penderitaan dan pergumulan. Memang ada orang beranggapan bahwa hidup bahagia itu diartikan tidak ada masalah, tanpa penderitaan, bebas dari cobaan dan selalu berkelimpahan. Namun, pemazmur memiliki perspektif lain tentang hidup bahagia. Itu sebabnya, mengawali tulisannya pemazmur menegaskan rahasia hidup bahagia menurut Mazmur 1:1 nampak dari perbuatan dan sikap hidupnya semata. Orang percaya akan mendengar setiap nasehat dan melakukananya dengan baik dan jelas. 


Orang percaya sejati dapat diketahui dari apa yang tidak mereka lakukan, tempat yang tidak mereka kunjungi dan kumpulan yang tidak mereka masuki. Tidak seorang pun yang dapat menikmati berkat Allah tanpa berbalik dari hal-hal yang merusak atau membahayakan. Menurut pemazmur hidup bahagia itu bukan hanya cerita atau teori semata tetapi dapat dialami dan ada hasil yang diperoleh. 


Allah menghendaki bahwa orang percaya itu sehat-sehat dan penuh berkat. Tuhan ingin segala sesuatu beres dengan kita, yaitu bahwa pekerjaan, rencana, maksud, pelayanan, keluarga kita, dsb. Berjalan sesuai dengan kehendak dan petunjuk-Nya adalah kunci kebahagiaan. 


2. Hidup orang benar mencintai Firman Tuhan siang dan malam


Mazmur 1:2 (TB)  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 


Orang benar tidak bergaul dengan kefasikan, karwna memang.komunitas dan lingkungan salah satu faktor menentukan. Kita hidup dan dibesarkan dalam kehidupan sosial yang kompleks. Komunitas di mana kita berada akan mempengaruhi pola, cara dan gaya hidup kita. Komunitas yang sehat tentunya akan mendukung perkembangan karakter kita menjadi positif. Tetapi sebaliknya komunitas yang tidak sehat, akan membentuk karakter kita menjadi negative. Komunitas yang tidak sehat berpotensi untuk membuat hidup kita kehilangan kebahagiaan. Tawaran-tawaran yang disajikan oleh komunitas yang tidak sehat dihadapkan kepada kita. Karena itu pemazmur mendorong kita supaya tidak mengikuti dan menerima tawaran yang merusak tersebut, bila kita ingin hidup bahagia.  Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di kota Korintus berkaitan dengan pergaulan sosial orang percaya menulis demikian: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” – 1 Korintus 15:33. Artinya, jika kita salah bergaul dengan orang-orang yang tidak memiliki karakter yang baik, maka karakter kita yang awalnya baik juga akan dirusakkan. Bila ini terjadi maka hidup bahagia itu akan menjadi sirna. Oleh karena itu, rahasia hidup bahagia ialah dengan menjauhkan diri dari pergaulan yang tidak baik, tetapi senantiasa hidup di dalam Firman Tuhan. 


Disinilah terlihat bagaimana orang benar menempatkan diri dalam kompleksitas  kehidupan sehari-hari.  Pemazmur memberikan kunci bagaimana orang benar hidup di dalam Tuhan: tidak ikut dalam kesuksesan orang fasik, kebahagiaan semu orang bebal dan kesenangan orang malas Orang percaya menghadapi pergumulan sehari-hari dengan sinari Firman Tuhan.  Jadi Firman Tuhan memagari hidupnya dari pengaruh luar yang berdampak negatif.


Saya membuat renungan harian dalam media sosial page FB, dengan topik: Firman Tuhan Sumber Kehidupan; kekuatan, inspirasi dan motivasi baginya. Page ininsudah 10 tahun lebih.  Tujuan renungan harian ini adalah menjadikan Firman Tuhan menjadi sumber kehidupan orang percaya.  Firman Tuhan sumber kekuatan, dalam hidup ini bisa saja kita lelah, berjerih dan berjuang melakukan kebaikan hingga seolah tak berdaya. Firman Tuhan menjadi sumber kekuatan, ibarat energi baru yang membuat kita memiliki tenaga. Firman Tuhan sumber Inspirasi, dalam banyak hal Firman Tuhan menginspirasi kita, dalam berbagai kebuntuan Firman Tuhan memberi petunjuk dan jalan keluar. Firman Tuhan sumber motivasi, menggerakkan dan mendorong kita melakukan pekerjaan dengan penuh semangat. 


Benar apa yang disampaikan dalam Mazmur 119:105 (TB)  Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 

Merenungkan Firman Tuhan siang dan malam berarti aktifitas sehari-hari dilandaskan pada kebenaran Firman Tuhan.  Maka sasaran dari Mazmur 1 ini tidak ada satupun aktifitas kehidupannya yang bertentangan dengan Firman Tuhan, karena Firman Tuhanlah sumber kehidupan baginya. 


3. Hidup orang benar seperti pohon ditepi air suangai


Mazmur 1:3, 6 (TB)  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. 


Berkaitan dengan bagian di atas, orang percaya menjadikan Firman Tuhan sebagai sumber kehidupan. Pemazmur memberikan contoh yang sangat real, yaitu seperti pohon ditepi aliran sungai karena ketersediaan air dia dapat tumbuh segar, daunnya lebat dan menghasilkan buah pada musimnya. Intinya adalah ketersambungan dengan sumber air.

Demikianlah orang benar, ketersambungannya dengan Yesus Kristus akan menjadikannya tetap sengar, hijau, bertumbuh dan berbuah. Yesus Kristus adalah Air Hidup. 


Pada musim kemarau begini, hal yang terpikirkan bagi saya adalah bagaimana bisa tanaman bertahan hidup? Tanam akan layu dan berangsur kering kemudian mati jika tidak disiram dengan air. Sebaliknya tanaman yang selalu disiram dengan air, maka dia akan tumbuh segar karena air sebagai sumber kehidupannya tersedia. 


Bukan hanya betumbuh segar, disini pemazmur mengingatkan hal buah. Kehidupan orang benar tampak dari pekerjaannya. Pribadi seseorsng bukan terletak pada apa yang diucapkannya tetapi dilihat dari perbuatannya. Yesus mengingatkan hal ini dalam Matius 12:33 (TB)  Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.


Dengan demikian bahagia orang benar bukan terletak pada bagaimana dia mendapatkan pemeliharaan Tuhan, berkat yang melimpah, saleh dan jauh dari jalan orang fasik serta tetap tegar dalam menjalani kehidupan ini. Bahagia orang benar saat kita dapat melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Tuhan memberkati!


Salam minggu Exaudi

Pdt Nekson M Simanjuntak


Rabu, 08 Mei 2024

YESUS NAIK KE SORGA DAN KITA BERSUKACITA

 Kotbah Hari Kenaikan Tuhan Yesus

Kamis, 9 Mei 2024

Ev. Lukas 24: 44-53




YESUS NAIK KE SORGA DAN KITA BERSUKACITA


Selamat Merayakan Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus! Sahabat yang baik hati, kenaikan Tuhan Yesus merupakan sesuatu yang paradoks, di satu sisi para murid merasa sedih karena jika Yesus naik ke Sorga maka Yesus akan meninggalkan mereka. Mereka akan kehilangan guru yang mengajari, membimbing dan menasihati mereka selama ini. Namun di sisi lain, kenaikan Tuhan Yesus memberikan sukacita, karena merayakan peristiwa kenaikan Tuhan Yesus mengingatkan tujuan hidup orang percaya. Hidup ini bukanlah hanya di dunia ini tujuan akhir kehidupan orang percaya adalah rumah bapa di Sorga.  Yesus naik ke sorga menyediakan tempat di rumah Bapa di Sorga bagi orang yang percaya. Keyakinan ini meneguhkan iman dan pengharapan orang percaya, pergumulan apapun yang dialami di dunia ini tetaplah bertahan dan menahan karena sukacita dan bahagia akan menyertai orang percaya di rumah Bapa di Sorga. Dengan pemahaman demikian perpisahan Yesus dengan murid-murid bukanlah sesuatu hal yang harus ditangisi tetapi merupakan sukacita bagi orang percaya karena kepastian akan adanya tempat di rumah Bapa di Surga.


Sesuai dengan topik kotbah minggu ini, Yesus naik ke sorga dan kita bersukacita. Sukacita apa yang kita temukan dalam peristiwa kenaikan Tuhan Yesus? Penulis Injil Lukas merangkumkannya dalam bagian penutup kitab Injil Lukas.  

Pertama: dengan peristiwa kenaikan ini, Tuhan Yesus membuka pikiran para murid bagaimana memahami secara lengkap tentang kitab suci dan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Yesus telah menggenapi kitab suci dan apa yang dikatakan Yesus tentang kematian dan kebangkitanNya benar adanya. Yesus telah menggenapi janji keselamatan Allah.

Kedua, Yesus naik ke sorga bukan berarti Yesus meninggalkan para murid bekerja sendirian. Sebagaimana telah dijanjikan Roh Kudus akan turun untuk menghibur, membimbing dan mengajari para murid untuk bersaksi di dunia ini. Roh Kudus akan memperlengkapi dan memberikan kekuata. Kepada murid-muri menjadi saksi Kristus di dunia ini.

Ketiga, Yesus memberkati para murid-murid dan mereka bersukacita memuliakan Allah di dalam Bait Allah sampai pengutusan nereka memberitakan Injil dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. 


Baiklah kita ambil pelajaran dari kotbah minggu ini yang dapat kita aktualisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.


1. Yesus membuka pikiran para murid memahami kitab suci dan perkataan Tuhan Yesus.


Lukas 24:44 (TB)  Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."


Bagi kaum Yahudi, Perjanjian lama terdiri dari 'Torah' (Taurat Musa), 'Nebiim' (Kitab para nabi)  dan 'Ketubim' (Sastra hikmat). Rangkuman isi keseluruhan Perjanjian Lama Janji keselamatan Allah kepada umatNya. Janji itu digenapi di dalam Yesus Kristus. 


Baiklah kita lihat satu persatu: 

Torah berarti Taurat, atau 'Taurat Musa' yang diberikan Allah kepada Musa di Sinai. Taurat ini berisi perintah dan larangan yang harus dipatuhi oleh umat Allah sebagai janji bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Di dalam Taurat itu umat Allah mengetahui kehendak Allah dan sebagai umat Allah mereka wajib melakukannya. Konsekwensi Taurat berisi berkat dan kutuk, mereka akan diberkati kala melakukan Taurat namun akan kena kutuk kal melanggarnya (Baca Ulangan 27:26 band Gak 3:11). Dari pandangan ini manusia dihadapan hukum Taurat adalah manusia berdoa yang kena hukuman Tuhan . Namun Tuhan mengasihi kita dengan tidak menghukum tetapi menebus kita dsrinhukuman melalui pengorbanan Yesus Kristus yangbrela mati di kayu salib. Dari pandangan ini kita memahami bahwa Yesus Kristus menggenapi hukum Taurat. (Rom 13:8). 


Yesus adalah penggenapan dari nubuatan para nabi. Janji keselamatan sebagaimana di nubuatkan oleh nabi-nabi digenapi di dalam diri Yesus Kristus. Saat Yesus mengajar di Rumah ibadah di Nazareth, Yesus membuka kitab Yesaya 61:1-2 dan membacakannya kemudian Yesus berkata: Lukas 4:21 (TB)  Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."

Apa yang dilakukan oleh Yesus mengajar, berkotbah dan menyembuhkan dengan berbagai mujizat dan kuasa semuanya hendak menggenapi kitab suci.


Yesus merupakan penggenapan dari Taurat dan kitab para nabi dijelaskan lebih baik dari cerita Yesus dimuliakan di bukit. Petrus melihat Yesus berbincang-bincang dengan Musa dan Elia. Matius 17:3 (TB)  Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Peristiwa ini snagat memukau hati Petrus sungguh indah, sampai memintah kepada Yesus agar mereka berkemah dan tinggal disitu. 


Sebelum Yesus naik ke Sorga, Yesus mengingatkan semua itu kepada murid agar mereka tidak ragu akan kebenaran di dalam Yesus Kristus. Dialah Mesias Anak Allah yang memenuhi Taurat dan kitab para nabi dan mazmur.  Taurat dan Para nabi sesungguhnya berisi kepada kehendak Allah yang menyelamatkan manusia. Hal ini dipenuhi di dalam diri Yesus Kristus melalui pengorbananNya.


2. Tugas orang percaya: menyaksikan pengorbanan Yesus Kristus

Lukas 24:46-47 (TB)  Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,

dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.


Apa yang telah dilakukan oleh Yesus haruslah diberitakan. Siapakah yang memberitakannya? Tentu semua orang percaya. Jika kita perhatikan semua kitab Injil semuanya menekankan Missi atau amanat Tuhan Yesus kepada orang percaya untuk memberitakan Injil dan menyaksikan Yesus Kristus (Matius 28:19-20; Markus 16:15), Kis 1:8 dan Yoh 21: 16-19). Semua itu merupakan amanat agung  Tuhan Yesus kepada murid-murid.


Menyaksikan Yesus merupakan tugas berat dan besar, apalagi dalam gereja mula-mula. Mereka menghadapi para hater dari kaum Yahudi dan juga Herodian. Kaum Yahudi sangat membenci kekristenan, karena dianggap bidat dan sesat. kaum Yahudi secara agresif membantah Kebangkitan Yesus sampai memberikan uang sogok kepada penjaga kubur Yesus (Baca:

Namun kebenaran tetap kebenaran, bagaimanapun hebat orang menyebarkan hoak dan berita bohong, kebenaran pada akhirnya akan menang. Itulah berita kebangkitan Yesus yang diberitakan dan disaksikannoleh orang percaya hingga kini. 


Tidak sedikit orang yang mati martyr karena menyaksikan Yesus Kristus. Namun darah orang martyr adalah benih gereja. 

Jika kita baca juga sejarah penginjilan di berbagai penjuru dunia, banyak tantangan yang mengerikan dialami oleh Pemberita Injil, namun kengerian itu tidak meredamkan semangat pemberitaan Injil.


Di tanah Batak misalnya kematian Munson dan Kuman telah menjadi berita yang santer dalam berbagai Badan Sending Eropa dan Amerika karena Munson dan Lyman dikirim oleh Badan Zending Boston Amerika. Kematian Munson dan Lyman tidak membuat lembaga-lembaga Sending menghentikan pengiriman missinaris ke Tanah Batak.  Kehadiran IL Nommensen dan para misionaris dari RMG telah mengubah Tanah Batak yang disinari Injil, beroleh pendidikan dan terpelihara kesehatan. 


Tugas orang percaya adalah menyaksikan Pengorbanan dan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Inilah yang harus terus digumuli dari waktu ke waktu, jaman ke jaman. Seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan jaman, Injil Yesus Kristus harus diberitakan dan memberi dampak kepada setiap jaman.


Syair KJ No 427 sangat tepat menjadi nyanyian kita bersama sepanjang waktu: 

Kusuka menuturkan cerita cerita mulia,

cerita Tuhan Yesus dan cinta kasihNya.

'Ku suka menuturkan cerita yang benar,

penawar hati rindu, pelipur terbesar.

'Ku suka menuturkan, 'ku suka memasyurkan

cerita Tuhan Yesus dan cinta kasihNya.


3. Diperlengkapi oleh Roh Kudus 


Lukas 24:48-49 (TB)  Kamu adalah saksi dari semuanya ini.

Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."


Jika seseorang diberi tugas di jaman tentu pertanyaan adalah apakah kita memiliki kompetensi melakukan tugas tersebut?  Seorang pemimpin yang baik pasti terlebih dahulu membekali para anak buahnya agar mampu melakukan tugas yang diberi. Untuk memperlengkapi staf tidak sedikit perusahaan atau pemerintah mengembangkan kapasitas pekerjanya melalui pelatihan dan pemberdayaan. Kemampuan itu terus diasah dan dikembangkan untuk hasil pekerjaan yang lebih maksimal.


Yesus memanggil murid-murid dari berbagai latar belakang yang berbeda. Umumnya mereka dari orang-orang yang sederhana. Pemberdayaan Yesus kepada murid-muridnya menghasilkan pekerjaan pemberitaan Injil yang luar biasa. Petrus seorang nelayan namun mampu menyakinkan 3.000 orang Yahudi pada peristiwa Turunnya Roh Kudus. Ini suatu kesaksian yang luar biasa, malereka yang terdiri dari pakar kitab suci, imam-imam tetua-tetua kaum Yahudi dapat diyakinkan oleh Petrus. Semua itu bukan karena pendidikan Petrus setara dengan mereka, bukan karena status sosial murid-murid selevel dengan mereka namun mereka mampu memberitakan Injil karena kuasa Roh Kudus. 


Yesus juga berpesan dalam Kisah Para Rasul 1:8 (TB)  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."


Pesan ini menjelaskan bahwa orang percaya dapat menyaksikan Yesus Kristus hanya dengan kekuatan Roh Kudus. Roh Kudus akan meneguhkan orang percaya melakukan Missi Allah. Roh Kudus akan mengajari dan menghibur orang percaya. Roh Kudus akan menyertai orang percaya sampai Kristus datang kembali. 


4. Yesus naik ke sorga dan memberkati murid-muridNya


Lukas 24:50b (TB)  ".... Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka."


Tradisi memberkarti ada banyak kita temukan dalam alkitab. Ishak memberkati Yakub, Yakub memberkati kedua belas suku Israel. Demikian dengan Musa, saat pidato perpisahannya dengan bangsa Israel sebelum memasuki Tanah Kanaan Musa memberkati mereka. Berikutnya imam atau suku Lewi memberkati umat dengan menumpangkan tangan.à Menumpangkan tangan dan memberkati adalah saluran berkat Allah yang disampaikan oleh hambaNya untuk memberkati, memenuhi harapan dan visi tentang akan apa ysng terjadi di depan.


Yesus naik ke Sorga dengan terlebih dahuku menumpangkan tangan memberkati murid-muridNya. Apa yang disampaikan disini adalah bahwa berkat itu menjadi doa dan harapan yang meneguhkan para murid. Yesus memberkati mereka sehingga mereka memperoleh kekuatan dalam menjalani tugas-tugas seorang murid. Berkat yang diterima membuat para murid bersuka cita dan memuji-muji Tuhan. Mereka diberkati dan percaya Allah akan menjadikan mereka menjadi berkat bagi dunia.

Dengan berkat dan sukacita yang dijelaskan oleh Injil Lukas menunjukkan kebaikan Yesus bukanlah kesedihan bari murid, namun sukacita karena Yesus memberkati kita kini dan menyediakan masa depan bagi setiap orang percaya. 


Selamat merayakan hari kenaikan Yesus Kristus bagi kita semua. Tuhan memberkati!


Salam dari:

Pdt Nekson M Simanjuntak

KESATUAN DAN KEPEDULIAN JEMAAT

  Kotbah Minggu III Setelah Ephipanias Minggu, 26 Januari 2025 Ev. 1 Korintus 12:12-20 KESATUAN DAN KEPEDULIAN JEMAAT Selamat Hari Minggu! S...