Sabtu, 02 September 2023

KAYA DALAM PELAYANAN KASIH

 Kotbah Minggu XIV Stlh Trinitatis

Minggu, 3 September 2023

Nas: 2 Korint 8:1-7




KAYA DALAM PELAYANAN KASIH


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Kotbah Minggu ini tertulis pada 2 Korintus 8:1-7 tentang memberi dukungan dalam pelayanan kasih. Bagi Paulus gereja yang hidup adalah persekutuan oramg percaya yang melakukan pelayanan kasih. Pesan inilah yang dikembangkan oleh gereja mula-mula yang harus terus kita kembangkan. Gereja ada oleh karena kasih dan kehidupan bergereja adalah untuk melakukan pelayanan kasih.


Ada hal yang serius diperhatikan oleh Paulus terhadap jemaat Korintus, mereka menguras tenaga dan pikiran karena terkoptasi dalam pengkotak-kotakan bahkan telah jatuh pada perpecahan dan terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok. Ada kelompok Paulus, ada kelompok Kefas, ada kelompok Apolos dan ada kelompok Kristus.  Mereka masing-masing hidup dalam sentimen kelompok dan saling mengunggulkan diri sendiri dan mengganggap diri benar dan lebih sesuai dengan ajaran Injil. Dapat kita bayangkan keadaan demikian tidak akan pernah mendiskusikan pelayanan yangbsaling membangun dan menguatkan tetapi mereka sibuk dengan keunggulan diri sendiri dan larut dalam mencela kelompok lain. Akhirnya jatuh pada perpecahan, pengelompokan dan pengkotak-kotakan.


Paulus menyurati jemaat ini agar meninggalkan perselisihan memulai kehidupan bergereja yang hidup dalam kasih, mengembangkan solidaritas dan kebersamaan karena orang percaya adalah satu persekutuan sebagai tubuh Kristus. Tubuh Kristus adalah gambaran gereja bawa semuanya satu di dalam Kristus dan saling menghargai, menolong dan menopang karena semuanya adalah anggota tubuh Kristus menurut fungsi yang berbeda-beda.


Dalam kotbah ini Paulus mendorong mereka agar ikut terlibat dalam pelayanan kasih. Gereja melihat keluar banyak hal yang membutuhkan pertolongan dan uluran tangan orang percaya.  Pelayanan kasih adalah missi gereja menopang yang miskin, orang yang dianiaya dan dikejar-kejar. Hal ini disampaikan oleh Paulus agar mereka bukan lagi berorientasi pada dirinya atau kelompoknya namun menunjukkan solidaritas dan kasih kepada sesama orang percaya yang menderita dan mengalami penganiayaan. Jangan asyik dengan diri sendiri, tetapi terpanggillah untuk memberikan sesuatu bagi orang lain. Kurangi mengeluh atas kebutuhan diri, tetapi mulailah mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan bagi orang lain. 


1. Contoh Jemaat-jemaat Makedonia: bergumul tetapi tetap memberi


Ada kebiasaan jemaat saat mendiskusikan dan membahas permohonan bantuan hang datang ke gereja. Sering muncul, ngapain membantu di luar sana, sedang kita masih banyak yang perlu dibantu. Pernyataan seperti itu sering terjadi jika ini terus dibiarkan maka gereja akan terus asyik pada diri sendiri tak akan pernah berbuah bagi ornag lain. 


Harus kita ingat dan sadari bahwa orang miskin dan yang perlu ditolong akan tetap selalu ada diantara kita, sebagamana pesan Tuhan Yesus dalam Matius 26:11 (TB)  "Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu." Namun bukan berarti bahwa kita harus menutup diri apa yang bisa kita buat bagi orang lain di luar persekutuan kita. Disekitar kita hafus kita perhatikan, namun gereja harus tetap peduli bagi orang-orang yang menyampaikan permohonan bagi kita sejauhnkita bisa. Siapa tahu dengan demikian kita lebih mensgukuri hidup ini, apa yang menurut kita perlu ditong disemitar kira justru dengan melihat kehiduoan orang lain justru kita harus lebih teregerak lagi untuk peduli dengan orang lain.


Paulus memberikan contoh jemaat-jamaat di Makedonia, mereka adalah orang-orang yang sederhana mungkin masih jauh dibawah kehidupan jemaat Korintus tetapi lihatlah mereka ikut berpartisipasi dalam pelayanan kasih. Mereka bukan hanya sekedar memberi namun sungguh-sungguh memberi bahkan melebihi dari kesanggupan mereka. Mereka tidak memiliki apa-apa dibanding dengan jemaat Korintus namun dengan tulus memberi, memiliki solidaritas dan hidup dalam kasih. Mereka miskin namun kaya dalam perbuatan kasih terhadap sesama. 


Bukan mereka tidak bergumul dan menderita, mereka memiliki banyak pergumukan dan tangangan namun dalam menjalani gantangan itu mereka merasakan hidup dalam kemurahan Tuhan. Itukah sebabnya dalam.keadaan mereka yang menderita sanggup pula memberi dukungan bagi jemaat lain. 2 Korintus 8:2 (TB)  Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.


2. Melayani dengan tulus memberi dari kekurangan.


Melayani dengan tulus dan memberi dsri kekurangan.  Menurut saya semboyan ini sangat baik, dalam pelayanan harus tulus bukan ada apanya. Melayani memang harus berangkat dsri ketulusan seperti Kristus yang tulus melayani. Melayani bukan untuk dilayani  (Markus 10:45). Memberi dari kekurangan seperti persembahan seorang janda yang dicontohkan oleh Yesus kepada murid-muridNya. Markus 12:43-44 (TB)  Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.

Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."


Panggilan jemaat-jemaat yang keterlibatan mendukung Paulus dalam memberitakan injil semata-mata dengan ketulusan. Mereka memberi bukan untuk pujian diri atau sebagai prestise, sama sekali tidak. Paulus mengorganisir jemaat untuk mendukung missi pemberitaan semuanya dilakukan dengan tulus bukan dengan sungut-sungut. Ada memang orang melayani namun disertai dengan sungut-sungut. Pekerjaan demikian kurang memahami arti dan makna pelayanan.  


Kesaksian Paulus mengenai persembahan jemaat mula-mula adalah mereka juga memberi bukan dari kelebihan, tetapi dari kekurangan. Jemaat mula-mula banyak dari kehidupan yang sederhana, miskin dan berkekurangan. Memang dalam Alkitab ada disebutkan beberapa yang kaya namun orang Kristen mula-muka sangat terbatas jumlahnya dari orang-orang yang berkehidupan yang mapan. Sekalipun demikian jemaat mula-mula dalam keterbatasannya mereka memberi lebih dari apa yang mereka bisa. 


Hal inilah yang perlu kita kembangkan bersama, bagaimana setiap orang yang sudah merasakan berkat Tuhan dapat menopang pelayanan gereja dengan rela memveri dan berpartisipasi dalam pelayanan kasih yang diorganisir gereja. 


3. Tranfsormasi dari receiver (penerima) menjadi giver (pemberi)- kaya dalam segala sesuatu.


Kenyataannya ada yang kaya dalam ukuran harta benda, namun miskin dalam pelayanan kasih. Ada orang yang sebaliknya berkekurangan dari ukuran materi namun sangat kaya dalam pelayanan kasih. 


Paulus mengajak jemaat Filipi untuk memiliki mental kaya. Lebih baik memberi dari pada menerima, lebih baik menolong daripada ditolong, lebih baik memperhatikan daripada diperhatikan. Inilah spirit yang bermental kaya dalam segala hal. Tidak merasa.kecil hati karena tidak bisa berbuat banyak, tetapi apa yang bisa diberi dengan potensi yang ada pada dirinya dioersembahkan bagi orang lain. Baik itu materi, baik pikiran, pengetahuan , perkataan dan iman yang bisa disharing kan bagi orang lain.


Inilah ayat oenutup dalam kotbah ini, Paulus mengajak dalam 2 Korintus 8:7 (TB)  Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, — dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami — demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. 


Alangkah baiknya jika jemaat Korintus ikut berperan dalam pelayanan kasih. Ikut dalam menyokong pemberitaan Injil. Ini suatu ajakan Paulus agar jemaat Korintus keluar dari permasalahan internal mereka kepada suatu missi yang lebih besar yaitu pelayanan kasih. Paulus mencontohkan jemaat-jemaat di Makedonia tentu karena alasan bahwa jemaat Korintus tahu siapa mereka sekalipun mereka tidak kaya namun kaya dalam hal memberi dan menopang pelayanan kasih. 


Apa yang disampaikan oleh Paulus ini mengajak kita untuk ikut berperan dalam hal missi. Gereja yang bertumbuh (growth church) adalah gereja yang keluar dari permasalahan internal dan berperan bagi orang lain. Church for other adalah suatu gereja yang bertumbuh dan menjadi berkat bagi sesamanya.


Mari kita kembangkan bersama hidup dalam pelayanan kasih. Kaya dalam pelayanan kasih tidak diukur dari besar kecilnya pemberian tetapi kebesaran hati dan ketulusan hati untuk memberi dan kesediaan kita terlibat dalam missi pengembangan Kerajaan Allah. Tuhan telah memberkati kita dengan berbagai pemberian dan karunia-karunia, mari kita persembahkan untuk menghadikan pelayanan kasih bagi semua orang. Tuhan memberkati. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...