Sabtu, 23 September 2023

TUHAN MEMULIHKAN KEHIDUPAN UMATNYA

 Kotbah Minggu XVI Stlh Trinitatis

Minggu 24 September 2023

Ev.: Kejadian 8:15-22



ALLAH MEMULIHKAN KEHIDUPAN UMATNYA


Selamat Hati Minggu! Pada Minggu ini diagendakan sebagai Minggu Ekologi, minggu yang mengingatkan tugas dan tanggung jawab manusia terhadap alam dan lingkungan hidup. Setelah Allah menciptakan manusia , Allah memberkati mereka dan memberikan amanah untuk menahlukan bumi, merawat dan melestarikannya. Namun apa yang terjadi, manusia jatuh ke dalam dosa. 


Kejatuhan manusia dalam dosa merusak hubungan manusia fengan Allah, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam. Allah mendatangkan hukum: Adam dan Hawa diusir dari taman Eden. Pengasingan demikian tak membuat manusia berhenti berdosa namun dosa terus berkecamuk hingga Allah menetapkan jntuk menghukum manusia dengan mendatangkan air Bah. 


Kejadian 6:5-6 (TB) Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 


1. Dosa telah membuat Tuhan menyesal menciptakan manusia.


Datangnya air bah disebabkan dosa manusia. Dosa manusia yang telah merusak segalanya, merusak hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam. Dosa memutar balikkan arti ciotaan, jika pada kisah penciptaan Allah melihatnaoa yang diciprakannya baik adanya, dosa telah merusak segalanya. Alkita menggunakan istilah yang sangat jarang digunakan: "Allah menyesal". Allah yang Maha Tahu, Maha Kuasa, Maha segala-galanya menyesal karena dosa.


"Allah menyesal" suatu kalimat yang sangat jarang ditemukan dalam Alkitab. Hanya satu kali dalam kitab Kejadian (6:6) dan 3 kali dalam kitab nabi-nabi (Yeremia 18:10; Amos 7:3 dan 6). Konteksnya adalah Allah menyesal karena telah merencanakan hukuman bagi manusia. Hukuman itu karena dosa yang sudah keterlaluan. Dalam Kejadian 6 bahwa dosa telah merajalela, manusia memproduksikan dosa dan di dalam hatinya hanya kejahatan. Maka Tuhan menghukum manusia dan penghuni bumi. Hanya Nuh dan keluarganya yang mendapat kasih karunia. Itu pun sudah mendapat tantangan dari masyarakat karena Nuh membuat perahu. Bagi yang binasa pekerjaan Nuh adalah sesuatu yang tak lazim, namun Nuh sebagai orang saleh dan berpegang pada perintah Tuhan tetap membuat bahtera sesuai perintahNya. Oleh perahu Nuh dan keluarganya selamat.


2. Persembahan Nuh

Jika oleh Dosa, Allah telah mendatangkan murka, maka oleh persembahan yang harum dari Nuh berjanji tidak mendatangkan hukuman kepada manusia lewat air bah. Persembahan Nuh disukai Tuhan. Hal ini mengingatkan kita bahwa hal yang dikehendaki Tuhan dari manusia adalah Persembahan. Persembahan bukan hanya kurban ternak atau kurban bakaran di hadapan Allah namun persembahan dengan arti luas mempersembahan hidup ini untuk pelayanan dan kemuliaan Tuhan. (Baca Rom 12:1)


Persembahan Nuh telah membuat keputusan penting dalam keputusan Tuhan tentang jaminana keselamatan manusia dan penghuni bumi. Setelah Nuh keluar dari bahtera hal pertama dilakukan oleh Nuh membangun altar persembahan, beribadah dan membakar korban persembahan bagi Tuhan. Atas korban yang harum itu Allah membuat suatu keputusan penting ditandai dengan bujur Tuhan bahwa tak akan mendatangkan air bah untuk menghukum manusia dan penghuni bumi ini. Bahkan ada kalimat penting, sekalipun hatinya jahat sejak kecil namun Tuhan tidak membinasakan mereka.


Namun tidaklah boleh disalah artikan, bahwa Allah membiarkan manusia berhati jahat? Sama sekali tidak. Penghukuman seperti masa air bah tidak akan pernah lagi. Tuhan panjang sabar dan penuh kasih karunia, tidak dibalaskannya setimpal dengan apa yang kita perbuat. Sekalipun kasihNya tidak terukur namun tetap menghukum kejahatan dan puncak hukuman itu adalah pada penghakiman kelak. Manusia berdiri dihadapan Allah mempertanggungjawabkan hidupnya. Tuhan tidak menghendaki dosa. Upah dosa adalah maut. Namun Allah sendiri telah menggantikan hukuman itu dengan kasih karunia. Yesus telah mati di kayu salib untuk menggantikan kita manusia berdosa. Sesungguhnya dosa kitalah yang ditanggungnya sehingga kita dibenarkan dan beroleh kasih karunia di hadapan Allah.


Apa yang menarik dari renungan ini? Sungguh besar peran orang yang mendapat kasih karunia. Tuhan berkenan atas kurban Nuh. Tuhan menetapkan tak akan mengutuk bumi dan membinasakan manusia seperti hukuman air bah. Demikian halnya dengan Abraham, ketika Tuhan hendak menjatuhkan hukuman terhadap Sodom dan Gomora, seolah ada tawar menawar Abraham dengan Tuhan sebelum menjatuhkan hukuman. Namun hal Sodom dan Gomora tak terelakkan lagi. Orang benar dan yang mendapat kasih karunia dari Tuhan sangat berperan menjadi berkat bagi sesama dan bagi dunia ini. Marilah menyampaikan doa syafaat untuk kebaikan bangsa dan negara kita. Mari kita menyampaikan permohonan dihadapan Tuhan untuk kesatuan dan persatuan bangsa kita agar Tuhan tidak mendatangkan murkanya atas perilaku dan perbuatan segelintir orang yang merusak kedamaian dan ketenteraman kita. Mari naikkan doa syafaat sebagaimana Nuh dan Abraham agar Tuhan melunakkan hatinya untuk tidak mendatangkan hukuman bagi bangsa kita.


Mari pula kita berdoa untuk mereka yang selalu menyebarkan kebencian agar diubah menjadi berhati damai. Tuhan tidak membinasakan manusia lagi di bumi oleh air bah, namun angkara murka manusia yang membuat orang dan pembunuhan sadis adalah buah dosa dan kejahatan. Inilah tugas agama yang menggarami dan menerangi setiap hati manusia yang berkewajiban mendatangkan kedamaian.


3. Janji Allah:


Kejadian 8:21 (TB) Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. 


3.1. Kita pasti ingat janji Tuhan pada Nuh bahwa Tuhan tidak mendatangkan air bah lagi untuk menghukum manusia. Sebagai tanda perjanjian itu, Tuhan menempatkan busurNya yang lazim kita sebut dengan pelangi. Busur adalah panah, yang digunakan untuk perang. Jika Tuhan menempatkan busurNya itu berarti Tuhan menghentikan perang menghentikan penghukuman atas umat manusia melalui air bah. Tuhan akan menata ciptaanNya dengan kasih berkat dan kasih karunia lewat Nuh dan keturunanNya.


Selain busur, janji Tuhan terhadap Nuh dan keluarganya adalah bahwa Tuhan akan memberkati Nuh sama seperti berkat yang diberikan kepada Adam: memberkati dan memberikan mandat untuk mengelola alam. Tuhan akan memelihara hidup Nuh dan keluarganya, Tuhan akan memberkati tanah yang akan diolah dan menghasilkan tuaian yang besar. Nuh adalah pengelola kebun anggur yang diberkati dan penuh kelimpahan. Janji Tuhan tentang pemeliharaan hidup Nuh dan anak cucunya diberi dengan statement yang pasti, dikatakan: "Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."


3.2. Tak henti-hentinya musim nenanam dan menuai. 

Seorang petani pasti akan tahu, jika menanam padi pasti hasilnya padi, kacang akan menuai kacang, mananam jagung memanen jagung. Apa yang ditanam itulah yang dituai. 


Hukum tabur-tuai adalah hukum alamiah yang dipahami oleh setiap orang. Namun harus kita pahami bahwa tabur tuai itu bukanlah hukum alam semata tanpa campur tangan Tuhan, tabur tuai adalah jaminan pemeliharaan Tuhan paskah air bah. Jaman Adam di taman Eden, manusia tinggal menikmati apa yang Tuhan berikan. Namun setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat kita harus bekerja dan berlelah mencari nafkah. Dalam kelelahan kita itulah ada janji pemeliharaan Tuhan atas umat manusia yaitu jaminan bahwa selagi bumi masih ada tak henti-hentinya menanam dan menuai.


Janji pemeliharaan Tuhan ini menjadi motivasi dan semangat bagi kita untuk bekerja, karena Tuhan akan memberkati apa yang kita kerjakan. Tuhan telah mengatur musim sedemikian rupa untuk menopang kehidupan kita. Marilah dengan giat bekerja, dan mendoakan pekerjaan kita agar menikmati hasil dari pekerjaan seturut dengan pemberian Tuhan. Jangan mengeluh jika musim panas tiba, sabar dan tabahlah mengikuti rencana Tuhan waktunya akan datang musim dingin. Jangan berkeluh jika musim kemarau, tapi pelajarilah apa yang dapat kita kerjakan di musim kemarau, waktunya akan tiba untuk musim penghujan. Tuhan perencana ulung dalam hidup ini, Dia penata dan pengatur yang maha baik.


4. Tanggung jawab kita kini


Dengan ancaman yang sangat serius, kerusakan alam dan perubahan iklim pada minggu Ekologi ini kita diajak untuk merenungkan sikap manusia terhadap alam. Dapat kah manusi menghentikan gaya hiduo yang merusak alam? Bisa kah kita berdampingan dengan ciotaan lain tanpa harus merusak dan menhorbankan mereka?  


Dalam minggu ekoogi ini kita diajak untuk merenungkan pula, masih adakah yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerusakan alam dan memperlambat pemanasan global?


Berbagai ahli menganjurkan agar kita bisa bisa hidup di bumi yang sudah rusak dan ancaman serius daei dampak pemanasan hlobal, manusia harus hidup ramah lingkungan, menanam pohon dan perubahan tatanan dunia baru. Penggunaan energy yang tidak terbarukan (fosil) kepada energy yang terbarukan dengan tehnologi yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan bahan-bahan plastik, semakin hemat dalam menghasilkan sampah dan semakin produktif menghasilkan hang baik bagi alam dan lingkungan.


Sahabat yang baik hati, selamat merayakan minggu ekologi bagi kita semua. Tuhan memberkati. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...