Sabtu, 30 September 2023

TEKUN MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH

 Kotbah Minggu XVII Stlh Trinitatis

Minggu, 1 Oktober 2023

Ev: Yakobus 5:7-11




TEKUN MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH

(Tekun Seperti Petani, Sabar Seperti Ayub)


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita untuk tekun dan sabar melakukan kehendak Allah sampai kedatangan Kristus. Ketekunan adalah bukti dari pada iman yang teruji. Roma 5:4 (TB)  dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 


Dalam kotbah ini Rasul Yakobus secara kongkrit memberikan dua contoh: tekun seperti petani dan sabar seperti Ayub. Tujuan rasul Yakobus menjelaskan ini adalah meyakinkan jemaat mula-mula agar sabar dan bertekun menghadapi penderitaan dan penganiayaan yang mereka alami. Hanya orang yang sabar dan bertekun memperoleh upah dan mahkota yang diharapkan. 


1. Memaknai Ketekunan

Nunut siraja ompuna! Suatu ungkapan orang Batak yang menjelaskan ketekunan menghantarkan orang menuju keberhasilan. Keberhasilan bukan oleh kepintaran namun oleh ketekunan. Dalam kisah-kisah inspiratif sangat banyak kita temukan kasus seperti ini. Ada orang yang pintar namun karena tidak tekun bekerja di tidak sampai kepada kesuksesan, karena sedikit ada hambatan langsung frustrasi dan patah semangat. Sebaliknya ada orang yang biasa-biasa namun karena tekun dia berhasil menekuni bidangnya. Ketekunan yang dimaksudkan dalam kotbah ini dapat juga kita terapkan dalam kehidupan kita. Dalam menghadapi masalah dan pergumulan, kesabaran dan ketekunan adalah kunci penting. 


Alkitab telah memberikan kesaksian bahwa Allah membentuk umatNya lewat ketekunan. Kisah Bapak Leluhur Abraham, Ishak dan Yakub. Demikian kisah perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan. Jika ditarik garis jarak Mesir ke Kanaan hanya sekitar 700-800 KM. Namun Tuhan membentuk Israel selama 40 tahun menyeberangkan mereka dari Mesir ke Kanaan, melewati kesulitan  melewati tantangan bahkan melewati ancaman kehidupan yang mematikan. Namun buah ketekunan itu menghasilkan kwalitas kehidupan yang teruji. 


Kotbah Minggu ini mengajak kita untuk bertekun. Berwtekun memiliki makna luas, bertekun dalam doa (Rom12:14, Kol 4:2; 1 Tes 5:19), bertekun dalam iman, bertekun melakukan kebaikan dan bertekun menantikan kedatangan Kristus. 


Sabar dan tekun dua kata kunci yang digunakan dalam kotbah ini. Sabar terjemahan dari Yunani adalah makrothumesate (Ay 7 dan 8). Mangondolhon adong hasabamon ni roha paimahon, songon pangila na manghirim tingki gotilon. Pandohan na paduahon ima "tekun" dalam bahasa Yunani disebut Hupmone (ay.11). Hupomone artinya sabar, tabah dan tahan uji menjalani suatu proses. Kata hupomone bisa menekankan ketekunan dalam menjalani tahapan atau suatu proses. 


Ada istilah bahwa sabar itu ada batasnya, tapi bagi setiap orang percaya kesabaran kita haruslah tidak ada batasnya sebab kesabaran dalam menanggung ujian-ujian iman itu haruslah sedemikian rupa tak terbatas sehingga iman kita tidak akan luntur karena penganiayaan atau penderitaan.

Ketabahan dalam menjalani ujian dibuktikan dengan sikap penerimaan dan berserah serta pengandalan akan Tuhan.  Ketabahan juga termanifestasikan dalam sikap mengampuni.  Meskipun dianiaya atau menderita karena perbuatan jahat orang lain, kita harus selalu mengampuni dan mengampuni terus menerus. 


Sebagaimana dikutim dari Roma 5:4 Ketekunan menghasilkan tahan uji. Tidak ada orang yang meraih kesuksesan tanpa menjalani tahapan demi tahapan, ujian demi ujian. Ketekunan merupakan bentukan dari proses menjadi. Ibarat suatu pekerjaan melakukan secara terus menerus dan pada akhirnya dapat menyelesaikan sampai akhir  


2. Sabar seperti Petani; 

Untuk memudahkan kita memahami ketekunan, rasul Yakobus memberikan contoh seperti petani. Petani dalam hidupnya memiliki perjalanan panjang menuju hasil. Proses awal dari pemilihan bibit, pengolahan lahan, pemeliharaan dan perawatan dari berbagai hama hingga menuju panen. Dalam istilah management start well, proses well dan finishing well. Seorang petani harus sabar menjalani semua proses ini dan dengan penuh pengharapan bahwa waktu akan tiba untuk panen. Harvest time adalah kebahagiaan seotang petani, dimana mereka menikmati hasil panennya. Panen tidak sendirinya tiba jika tidak dimulai dari awal yang baik dan kesiapsesdiaan memelihara pertumbuhan tanamannya sehingga semua itu dapat berjalan dengan baim dan menikmati hasil. 

Yakobus 5:7 (TB)  Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.


Kesabaran membuahkan hasil yang baik. Sebaliknya jika seorang petani tidak sabar, tidak memelihara pertumbuhan tanamannya dan merawatnya dari segala hama makan hasil panen pu  tidak akan sepeti yg diharapkan bahkan kerugian besar dan berlelah namun hasilnya sia-sia.


Rasul Paulus melengkapi ketekunan ini dalam.syrat ke Timotius, ketekunan itu seperti:  seorang prajurit, olahragawan dan petani.


2 Timotius 2:3-6 (TB)  Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. 

Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.

Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya. 


Seorang prajurit pastilah tekun berlatih sebelum terjun ke medan perang, tabah menghadapi latihan untuk menjadi prajurit yang kuat dan tangguh. Demikian dengan olahragawan, selain latihan dia harus tekun berjuang samoai meraih mahkota kemenangan dan seperti petani melakukan proses dan tahapan-tahapan dilaluinya sampak panen tiba. 


3. Bertekun seperti Ayub;  

Kitab Ayub menjadi buku yang sangat inspiratif bagi setiap.pembacanya. Tokoh Ayub menjadi contoh dan teladan bagi orang percaya agar bertekun dalam hidup ini. Ayub seorang yang saleh, akrab bergaul dengan Tuhan dan dia tudak melakukan apa ya g jahat di mata Tuhan. Hidupnya diberkati, namun musibah pun datang, ibarat ujian yang menguji kesabaran dan ketabahan. Belajar dari hidup Ayub, seberat apapun beban hidup yang kita alami jika dijalani dengan kesetiaan dan ketekunan akan memperoleh hasil yang manis. 


Ayub orang yang setia kepada Tuhan, namun dalam pencobaan yang dialaminya seluruh miliknya telah diambil darinya; harta, ternak dan anak-anaknya pun meninggal. Ayub sendiri mengalami penyakit yang sangat parah kaulitnya membusuk hingga tidak boleh kain untuk melapisi tubuhnya. Bukan hanya itu para sahabatnya pun nampaknya menekan Ayub dan tekanan bahwa penderitaan yg dialaminya adalah buah dari perbuatannya sendiri. Hal paling menyedihkan  isterinya sendiri bahkan telah menjauh darinya bahkan menyesali diri karena nampaknya tidak ada manfaat untuk setia pada Tuhan. Namun apapun penilaian sahabatnya dan bagaimanapun rasa kesal isterinya dan orang-orang terdekat pada Ayub, Ayub tetap bertekun. 

Yakobus 5:11 (TB)  Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.  


Ayub yang bertekun, setia menjalani penderitaan dan hasilnta dia memperoleh anugerah yang besar. Allah menganugerahkab dua kali lipat dari apa yang dimilikinya sebelumnya. Ketahanan Ayub menghadapi tantangan dan hidup terus dalam ketekunan menjadi buah yang sangat indah. Ayub memperoleh lebih dari apa yang dimilikinya. 


Dua contoh yang diberikan oleh rasul Yakobus ini memberikan semangat bagi gereja mula-mula dalam menghadapi penderitaan. Kotbah ini  menjadi semangat dan sumber inspirasi bagi kita agar sabar dan bertekun menghadapi tantangan dalam kehidupan ini yang penuh tantangan, baik disebabkan oleh diri sendiri maupun oleh berbagai tantangan dari luar diri kita sendiri. 


Mari jalani semua itu dengan penuh kesabaran seperti seoran petani dan bertekun seperti Ayub. Menahan semua beban di dalam penuh keyakinan Tuhan akan menoloh dan waktunya akan tiba pergumulan dan beban ini berganti menjadi manis.


Tuhan memberkati, mari bertekun melakukan  kehendak Allah sampai kedatangan Kristus. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...