Sabtu, 28 September 2024

PERTOLONGAN KITA HANYA DI DALAM NAMA TUHAN

 Kotbah Minggu XVIII Stlh Trinitatis

Minggu, 29 September 2024

Ev. Mazmur 124:1-8



*PERTOLONGAN KITA ADALAH DI DALAM NAMA TUHAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, apa respon anda jika selamat dari suatu musibah yang mengancam nyawa anda? Tentulah rasa syukur. Apalagi musibah yang menimpa kita nyaris kehilangan nyawa, seperti suatu kecelakan mobil ringsek namun orang ya tidak terluka, atau rumah ditimpa pohon, rumahnya rusak berat tetapi tidak seorang pun di dalam rumah terluka. Kejadian seperti itu tentu ada rasa syukur yang luar biasa. Bagi orang Batak bila kejadian seperti itu akan diberikan sipir ni tondi. Dimana orang tua atau pihak hula-hula akan membuat upacara khusus dengan meletak beras ke atas kepala sambil berkata: pirma tondimuna... (artinya "kuat dan teguhkanlah hatimu"...sambil menyebutkan nama yang bersangkuat) kemudian sebahagian lagi dilemparkan keatas sembari berkata horas, horas, horas.  Itu salah satu contoh dalam budaya orang Batak untuk mensyukuri seseorsng yang luput dari mara bahaya.


Bagaimana kita menyampaikan rasa syukur saat kita merasakan pertolongan dan keselamatan dalam hidup ini? Dalam kotbah Minggu ini kita menyanyikan suatu pujian dan syukur atas pertolongan Tuhan yang besar. Tuhan telah melepaskan dan membebaskan pemazmur dari ancaman nyawa. Tuhan telah menyelamatkan pemazmur dari ancaman maut musuhnya. Dari segi kondisi, tidak mungkin pemazmur dapat melepaskan diri dari bahaya maut yang menimpanya, sama seperti seseorang yang diterpa bahaya air, atau mungkin seperti seekor burung yang lepas dari jating, atau seperti domba yang dilepaskan dari rahang seringala yang siap memanghasa dan melahapnya. 


*1. Ditindas namun tak binasa*


Hal pertama yang perlu kita petik dari kotbah minggu ini adalah keyakinan orang percaya bahwa sehebat apapun kuasa musuh untuk menenggelamkan atau menghabisi seseorang jika Tuhan memihaknya tidak akan tenggelam. Sekalipun ditindas dan ditekan dari berbagai penjuru, kalau Tuhan memihaknya, tidak akan dibiarkan binasa begitu saja. Allah dengan penuh puasa dapat melindungi dan melepaskan dari berbagai kesusahan


Ini pengalaman real dari Daud, berapa kali upaya pengejaran yang dilakukan oleh Saul namun selalu ada jalan yang dipakai Tuhan melepaskan Daud. Sekalipun Saul punya kuasa, punya pasukan, punya segalanya untuk melenyapkan Daud namun Daud tetap luput dan selamat dari pengejaran Saul. 


Menurut para ahli, dilihat dari sastra bahwa Mazmur ini dituliskan setelah masa pembuangan. Syukur ini bisa dipahami bagaimana orang Yehuda keluar dari pembuangan? Dilihat dari kekuatan mereka tidak mungkin bisa menghadapi Raja Babel, Nebukadnezar yang kejam. Dari segi apapun, bangsa itu tidak mungkin keluar dari pembuangan dari diri mereka sendiri. Namun Allah memakai raja Koresh, raja Persia yang menahlukkan Babelonia dan mengumumkan pembebasan bagi Yehuda. Bukan hanya membebaskan mereka namun jika kita baca kitab Ezra dan Nehemia, bagaimana raja Koresh membekali setiap orang yang kembali dari Babilonia, membantu pembangunan Bait Allah dan pembangunan tembok Yerusalem. Bagi sebahagian orang Babilonia mungkin adalah akhir cerita akhir umat Allah, namun Tuhan memulangkan mereka di luar jangkauan pemikiran mereka. Pemulangan umat Allah dari Babel  bukan terjadi begitu saja atau karena kekuatan Yehuda. Mereka hanya sisa-sisa yang terbuah yang sidah menanti kematian dan kebinasaan di Babilonia namun oleh karena Tuhan memihak umatNya, Tuhan membebaskan Yehuda. Mereka dipulangkan ke Yerusalem. 


*2. Menyadari Hidup kita dikelilingi bahaya*


Ada tiga kiasan yang dipakai oleh Mazmur 124 ini tentang bahaya yang hendak membinasakan kita.


2.1. Ibarat banjir yang menghayutkan dan menenggelamkan. 


Mazmur 124:4 (TB)  maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita, 


Banjir bandang merupakan istilah yang sering kita dengar belakangan ini di Indonesia yakni suatu bencana alam yang bersumber dari air.  Banjir Bandang suatu peristiwa dimana tiba-tiba air meluap menghayutkan apa saya yang ada dilintasan air dan memorakporandakan yang ada di sekitar; membawa potongan-potongan kayu besar, batu, pasir dan apapun dapat menerpa rumah-rumah penduduk dan menyebabkan bencana dan kematian bagi umat manusia. Banjir bandang itu tiba-tiba dan tidak ada kedempatan untuk melepaskan diri. Setiap musim hujan, pemandangan seperti itu kerap terjadi. berulang kali para pecinta lingkungan menyampaikan semua ini terjadi karena kerusakan alam. Maunisa merusak alam dan alam pun akhirnya murka membinasakan manusia. Mazmur ini mengingatkan kita bahaya yang mengancam kehidupan kita bisa saja terjadi seperti banjir bandang atau banjir yang menenggelamkan. Kita tidak tahu kapan datangnya namun dengan amarah air yang besar menghayutkan, memporakporandakan dan meneggelamkan 


2.2. Tak membiarkan kita mangsa bagi gigi mereka

Dalam 'Animal Channel' sering kita menyaksikan bagaimana para predator mengggitgit musuhnya. Taring yang tajam menembus dan mencabik-cabik mangsanya.  Bagaimana mungkin seekor domba bisa lepas dari taring gigi serigala, atau rusa dari gigitan singa? Tentulah hanya menunggu waktu untuk ditelah oleh predator. Predator adalah penuang yang gigih mengintai, mengejar da. mengigit mangsanya. Sekali sudah digigit maka akan sulit untuk lepas. 


Demikialah pemazmur menggambarkan ancaman dan bahaya dalam kehidupannya. Bahaya menimpa membuat kita tak berdaya, tinggal pasrah dan menunggu ditelan.  Namun Tuhan berkuasa membebaskannya dari gigi predator.  Sesuatua yang tidak mungkin namun mungkin ' notjong is imposible. Bagi Yuhan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Artinya sekalipun kita sudah dipintu maut dan sudah tinggal telan, bila Tuhan memihak kepada kita, tak akan dibiarkan kita ditelah oleh musuh. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka.

 

2.3. Terjerat perangkap

Semasa SMP saya ingat pernah membuat perangkap burung. Keahlian membuat oerangkap buruh meruoakan hal yang umum bagi anak remaja sejaman saya di kampung. Kita memasang jerat dengan umpan apa yang disukai oleh burung tersebut. Saat terperangkat atau terjerat, burung akan berusaha meronta-ronta untuk melepaskan diri, ada memang yang lepas mungkin karena ikat jeratnya kurang kuat, umumnya karena tali jerat kuat burung tersebut masuk sangkar. 


Kotbah minggu ini, mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini kita diingatkan akan jerat dan perangkap musuh. Kita tidak tahu peluang, tawaran, godaan bahkan peetarungan hang kita jalani adalah mjngkin bahagian dari jerat yang menjatuhkan kita. Namun percayalah sehebat apapun perangkap musuh menjayuhkan kita jika Tuhan berpihak tidak akan terjerat. 


3. Pertolongan kita ada di dalam nama Tuhan


Mazmur 124:8 (TB)  Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. 


Ketiga contoh diatas dijelaskan pemazmur, bahwa dalam bahaya yang sedemikian berat, menenggelamkan, menghayutkan, menggigit dan menelan, mencabik-cabit dan melahap. Sekalipun sudah terperangkap dan tidak bisa mengelak. Dalam semua itu pertolongan kita ada di dalam nama Tuhan.


Daud, dalam mazmur hari ini, memaparkan betapa banyaknya hal yang bisa "menelan kita hidup-hidup" (3), menjerat kita, dan membuat diri kita menjadi mangsa. Bahaya jasmani maupun rohani selalu ada di sekeliling kita selama masih hidup di dunia ini. Musuh-musuh berwujud manusia (2-3) maupun kuasa-kuasa jahat (yang dilambangkan dengan air dan sungai; 4-5) siap menenggelamkan kita dalam kehancuran dan kebinasaan. Daud dengan tegas mengatakan bahwa kalau kita masih dalam keadaan sehat-walafiat jasmani-rohani, itu semua karena "TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." Betapa luar biasanya! Dia yang begitu besar, yang menjadikan langit dan bumi, memperhatikan kita satu demi satu. Ya, satu demi satu! Dia menjaga langkah kita, menjaga hidup kita, menjaga kesehatan kita jasmani-rohani sehingga Minggu demi Minggu, kita masih bisa kembali datang ke gereja untuk bersekutu dengan saudara seiman dan memuliakan nama-Nya.


Coba kita ingat saat awal Pandemi Covid, kita tidak bisa membayangkan bagaimana keluar dari pergumulan itu. Tinggal di rumah takut terinfeksi covid dan hidup kita mencekam. Puji Tuhan kita semua akhirnya dapat beraktifitas nornal saat ini.


Pertolongan kita ada di dalam nama Tuhan, suatu kesaksian dari oemazmur atas pengalaman hidupnya dan pengalaman perjalanan hidup umat Allah. Kini kotbah ini menguatkan dan meneguhkan kita, Tuhan tidak tidur, Tuhan tertap terjaga menjagai dan memelihara hidup kita. Sehebat aoaoun tantangan, ancaman, hanbatan dan bahaya yang mengancam kehidupan kita, percayalah pertolongan Tuhan. Tuhan selalu berpihak bagi orang-orang yang dikasihinya. Amin


Salam:

Pdt. Nekson M Simanjuntak

Praeses HKBP D.28 Deboskab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORSNG BENAR HIDUP OLEH IMAN

 Kotbah Minggu XX Stlh Trinitatis Minggu, 13 Oktober 2024 Ev: Habakuk 2:1-4 ORANG BENAR HIDUP OLEH IMAN Selamat Hari Minggu! Sahabat yang ba...