Sabtu, 21 September 2024

KEBESARAN TUHAN DALAM SELURUH CIPTAAN

 Kotbah Minggu XVII Stlh Trinitatis

Minggu, 22 September 2024

Ev. Mazmur 104:1-3; 13-23



*KEBESARAN TUHAN DALAM SELURUH CIPTAAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, wisata alam merupakan salah satu favorit tujuan wisata yang paling disukai. Alam yang indah menyimpan dan menyingkapkan banyak hal yang menarik mata setiap orang pengunjungnya serta dalamnya oengertian akan Tuhan dibalik indahnya alam. Jika anda pecinta traveling pasti anda tahu bahwa kamar hotel view alam akan dibadrol lebih mahal dibanding kamar tanpa view. Selain itu, tidak sedikit warga gereja agau kumpulan persekutuan berwisata ke alam atau retreat yang alamnya bagus. Masalahnya setelah kita mengunjungi wisata alam apakah kita semakin bersyukur memuji dan memuliakan Tuhan? Atau hanya sekedar buat status photo di medsos dan berkata waah...indah bingitz! He..he..!


Kotbah Minggu ini mengajak kita memuji dan memuliakan Tuhan setelah melihat dan memahami ciptaan Tuhan. Pemazmur menyampaikan kesaksian tentang alam; alam ini menceritakan kebesaran Tuhan dan di dalam penataan alam serta seluruh ciptaan membuat kita takjub. Sungguh begitu agung dan muliaNya Allah yang menciptakan segala sesuatu sehingga baik dan tertata sedemikian rupa. Melihat realita demikian, pemazmur mengajak melalui alam kita memahami dan mengerti begitu agungnya Tuhan itu.  


Jika kita baca kotbah minggu ini dapat kita eksposisikan menjadi tiga bahagian. Bagian pertama adalah pemazmur memuji dan memuliakan Allah pencipta, kedua adalah ekosistem dimana ciotaan yang satu dengan lainnya adalah mata rantai kehidupan dan ketiga adalah pengaturan waktu dan habit mahkluk ciptaan diciptakan sedemikian rupa bagian dari penataan Tuhan agar tidak saling mengganggu antara yang satu dengan yang lain, namun hidup menurut habitnya masing-masing, teratur dan tidak bertabrakan.


Baiklah kita mendalami ketiga bagian kotbah berikut ini:


1. Memuji dan memuliakan Allah Pencipta yang Agung


Mazmur 104:1 (TB) Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, 


Alam ini adalah ciptaan Tuhan, Tuhan yang Maha Agung adalah pelukis alam yang indah dan tinggal dalam ruang-ruangnya yang maha kudus. Keagungan Tuhan dipancarkan dari hasilnya karya ciptaanNya. 

Sama sepelukis, pelukis terkenal dari karyanya denikian dengan professi lainnya. Disinilah pemazmur mengajak kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan karena ciptaanNya yang agung. Karya ciptaan Tuhan yang agung masih dalam alam berpikir kita, bagaimana lagi dengan hal-hal lain yang tersembunyi yang belum dapat dijelaskan dalam alam berpikir manusia. 


Sahabat yang baik hati! Ajakan pemazmur disini benar-benar menghantarkan kita kepada suatu kesadaran Allah itu agung dan luar biasa. Seluruh ciptaanNya memggambarkan dan menceritakan kemuliaan Tuhan. 


Sehubungan dengan lagu ini, tentulah kita ingat lagu ini: MAKA JIWAKU PUN MEMUJIMU (KJ 64 atau BE 569)


Dalam BE diterjemahakan: 

O Debata tung longang do rohangku,

Molo hubereng na tinompaMi,

Saluhut bintang, hilap dohot ronggur,

Manghatindanghon hasangaponMi,

Marende au Tuhan mamuji Ho,

O, Debata, sangap do Ho.

Marende au Tuhan mamuji Ho

O, Debata, sangap do Ho.


Lagu ini sudah sangat terkenal. Refreinnya demikian: maka jiwaku pun memujiMu, sungguh besar kau Allahku. Lagu ini dtulis oleh Pdt. Carl Bobberg pada musim panas tahun 1885. Suatu hari ketika berjalan pulang dari sebuah pertemuan, terjadi hujan badai dan halilintar. Sejam kemudian setelah badai reda, ia tiba di rumah. Ketika ia membuka jendela dan menjenguk keluar, pada hari menjelang senja, permukaan air laut di pelabuhan kecil itu terlihat bagaikan kaca yang mencerminkan langit cerah. Dari dalam hutan di seberang pelabuhan itu, terdengar kicau burung yang merdu. Sewaktu-waktu juga terdengar lonceng gereja di desa itu berbunyi.


Setiap ada ibadah padang atau ibadah yang berkaitan dengan wisata alam maka lagu ini selalu menjadi favorit warga jemaat. Sama seperti yang diungkapkan oleh pemazmur. Pengalaman manusia sama saat melihat alam, takjub dan rasa syukur kepada sang pencipta yang agung. 


Marilah menjadi bagian orang yang bersyukur terhadap alam dan ikut merawat alam ini sebagaimana kita menjadikan minggu ini menjadi Minggu Ekologi.


2. Ekosistem yang saling bergantung - sesama ciptaan penopang ciptaan lainnya.


Mazmur 104:13-14 (TB) Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. 

Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah 


Hal kedua mengajak kesadaran kita untuk menghargai sesama ciptaan dengan alasan kongkrit. Alam ciptaan ini bukan hanya indah, tetapi alam ini diciptakan memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang lain. Tuhan menciptakan udara yang dibutuhkan oleh pohon, pohon adalah rumah bagi burung-burung. Tanah menyediakan yang dibutuhkan tanaman dan tanaman menghasilkan dan dan buah atau daun yang dibutuhkan mahkluk lainnya. Jadi kelangsungann hidup satu ciptaan sangat tergantung pula dengan cipaan lainnya, saat suatu habit rusak atau ketika satu ciptaan terganggu kelangsungan hidupnya maka siklus kehidupan dan kelangsungann hidup ciptaan lainnya akan terganggu pula.


Pemazmur disini mempelajari kelangsungan hidup, lebih dari seorsng oengamat tetapi oenguasaan terhadap alam, tumbuhan (flira) dan hewan (fauna). Kwtergangingan ciltaan gang sak dengan lainny yang disampaikan pemazmur dalam ilmu pengetahuin ini lazim disebut ekosistem. Setiap ciptaan memiliki mata rantai kehidupan dengan mahkluk hidup lainnya. Semuanya ada saling ketergantungan antara yang satu dengan lainnya. Jika yang satu terganggu maka mata rantai kehidupan lainnya akan terganggu pula. Makhluk hidup di suatu ekosistem tertentu, hidup dengan saling bergantung satu sama lain. Hal tersebut merupakan salah satu cara, agar mereka mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jika terjadi kepunahan di antara salah satu makhluk hidup tersebut, cepat atau lambat akan mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup lainnya. 


Istilah simbiosis berasal dari bahasa Yunani "syn" yang berarti bersama atau menjadi satu dan "ibos" yang berarti kehidupan. 

Baiklah kita mengulang pelajaran biologi inix agar kita semakin menyadsri bahwa saya dan mahkluk ciptaan lain adalah saling tergsntung. Alam ini bukan hanya diciptakan untuk manusia, namun manusia harus juga mendeklarasikan dirinya sangat menggantungkan kelangsungan ciptaan lainya kepada manusia.



3. Pergantian waktu dan musim adalah penataan Tuhan atas aktifitas mahluk hidup.


Hal ketiga dari kotbah minggu ini menurut saya sangat menarik adalah pemazmur menyingkapkan bagaimana Allah menata alam ini sedemikian rupa dengan waktu. Habitat dari jenis binatang dan mahkluk tertentu diciptakan sedemikian rupa bersktofotas dalam tuang dan waktu yang tentu. Ini dilakukan Tuhan untuk tatanan kehidupan. 


Mazmur 104:20, 22-23 (TB) Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka hari pun malamlah; ketika itulah bergerak segala binatang hutan. 

Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; 

manusia pun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. 


Alam ini dan pergeseran waktu adalah bagian dari lenataan Tuhan terhadap aktifitas mahkluk hidup. Pemazmur mencoba menyingkapkan pergantian waktu berkaitan dengan aktofotas mahkluk ciotaan. Jadi disini kita harus melihat penataan Allah yang bwsar akan waktu, iklim, musim, cuaca dan habitat binatang dan aktifitasnya menjadi bagian dari penataan Tuhan. 

Gajah yang besar dan Jerapah yang lehernya panjang hanya makan tanaman atau daun-daunan. Padahal predator seperti citah pemakan daging dan tidak tahu berapa binatang yang sudah dilahapnya tetap ukurannya seperti itu. 


Belakangan ini sering berita muncul Gajah di daerah Sumatere mengamuk dan merusak warga. Demikian Harimau Sumatera akhirnya memangsa hewan piaraan penduduk akhirmya tewas diamok penduduk. Mengapa jadi lain? Tentulah jawabannya ada pada alam habit mereka semakin sempit. 

Kotbah minggu ini mengajak kita merenungkan bersama setiap mahkluk hidup: manusia binatang dan tanaman demikian dengan tanah, air, udara dan iklim serta musim ditata sedemikian rupa untuk kelangsungan hidup bersama ciptaan Tuhan.


4. Tangtangan ekologi saat ini 

Perubahan iklim atau disebut Climate Change menjadi tabtangan real umat manusia saat in. Menurut Global Annual Temperature Outlook yang dikeluarkan NCEI (National Centers for Environmental Information) Amerika Serikat, terdapat peluang sebesar 22% bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah dan peluang sebesar 99% untuk menduduki peringkat lima besar. Pada bulan Januari terjadi rekor suhu permukaan laut global bulanan tertinggi selama 10 bulan berturut-turut.


Apa yang sampaikan NCEI tersebut sangat nyata dan itu kita rasakan saat ini, yakni suhu bumi makin panas berturut-turut. Selain itu bencana lainnya sangat mengancam kehidupan kita, longsor, banjir, cuaca ekstrem dan musim yang tidak menentu, kita semua diambang bahaya yang mengancam kehidupan kita.


Tentulah kotbah ini tidak akan menyelesaikan tantangan besar ini perubahan iklim. Menghadapi climate change adalah PR besar seluruh penduduk bumi tanpa terkecuali baik kebijakan global dan mikro. Hal yang dapat disentuh kotbah ini adalah bagaimana kita semakin peduli dan menekankan gaya hidup yang ramah lingkungan menjadi budaya kita. 


Secara praktis ini enam saran menjadi gaya hidup menuju Prinsip Hidup Berkelanjutan (Sustainable Living)

1 Reduce, reuse, recycle. 

2. Penggunaan sumber daya dengan hemat.

3. Konsumsi makanan dengan bijak.

4. Pilih produk yang bertanggung jawab.

5. Mobilitas yang ramah lingkungan. ...

6. Berbelanja dengan bijak.


Ini bukanlah pekerjaan mudah, namun tidak ada yang tidak mungkin. Apalagi orang beriman sesuatu yang sulit bahkan diluar perkiraan dan pikiran manusia dapat terjadi. Enam prinsip hidup sustainable living dapat dilakukan. Tuhan menolong dan memberikan kekuatan kepada kita semua. Tuhan memberkati! Amen


Salam dari kami

Pdt Nekson M Simanjuntak, MTh

Praeses HKBP D.28 Deboskab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORSNG BENAR HIDUP OLEH IMAN

 Kotbah Minggu XX Stlh Trinitatis Minggu, 13 Oktober 2024 Ev: Habakuk 2:1-4 ORANG BENAR HIDUP OLEH IMAN Selamat Hari Minggu! Sahabat yang ba...