Sabtu, 22 Juni 2024

BERSYUKUR KARENA KESELAMATAN DARI TUHAN

 Kotbah Minggu IV Stlh Trinitatis

Minggu, 23 Juni 2024

Ev. Mazmur 107:23-32




BERSYUKUR KARENA KESELAMATAN DARI TUHAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Coba ingat saat anda masuk ke restoran dimana saat pesanan anda di antar oleh pelayan apakah respon saudara? Tentu spontan mengucapkan terima kasih, bukan? Itu salah satu contoh bahwa hal sederhana saja dilakukan oleh orang lain kita mengucapkan terima kasih.  Bagaimana pula bila kita dilepaskan dari keseskaan yang besar? Tentu selain bersyukur pasti ada refleksi atas pertolongan yang besar ada komitmen di dalam diri untuk mengabdikan diri sebagai ungkapan syukur.


Mungkin hal seperti ini juga ada totem dalam masyarakat. Ada satu suku sangat menghargai seekor binatang karena konon leluhur mereka ditolong seekor binatang. Sebagai penghargaan atas pertolongan yang menentukan kehidupan leluhur mereka diwariskan kepada anak cucu dengan nasehat agar mereka menghargai binatang tersebut, dengan tidak boleh menyembelih atau memakannya. Jika kita cari lagi berbagai cerita dalam masyarakat komitmen atau janji semacam itu ada di dalam suatu masyarakat.


Dengan konteks yang berbeda Kotbah minggu ini merupakan Mazmur umat Allah yang mengajak bersyukur karena perbuatan besar Tuhan dalam sejarah perjalanan hidup mereka. Pemazmur menceritakan  beberapa pengalamanmasa lalu dan semua itu tidak mungkin lepas oleh karena kekuatan mereka tetapi disimpulkan karena kebaikan Tuhan. Mazmur 107:1  Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 


Kotbah Minggu ini merupakan bagian dari ajakan pemazmur untuk menyampaikan syukur kepada Tuhan. Jika kita membaca keseluruhan Mazmur 107 ini, kita menemukan ada ritme kehidupan yang dituliskan dalam Mazmur ini: saat manusia bergumul, mereka berseru kepada Tuhan dan Tuhan bertindak menjawab doa mereka kemudian mereka bersyukur kepada Tuhan atas perbuatan-perbuatanNya. 


1. Dalam kesesakan tersedia pertolongan.


Ada beberapa cerita pengalaman hidup yang nyata sesungguhnya tak berdaya melepaskan diri dari kesesakan oleh karena kekuatan diri sendiri. Hanya pertolongan Tuhanlah yang membuat mereka bisa selamat. Tuhan menjawab seruan minta tolong mereka. 


Kisah pertama ayat 4-9: Ada orang yang menggembara di padang gurun. Berjalan di padang gurun sangat mematikan, suhu panas yang sanga tinggi, binatang berbisa dan tidak ada air. Berjalan di padang gurun tiada kepastian, menatap dsri ujung keujung tiada petunjuk. Jikapun ada sesaat bisa saja berubah tak tahu arah karena badai gurun yang mematikan. Siapakah yang dapat selamat berjalan di padang gurun? Tentu perjalan bangsa Israel selama.40 tahun di  padang gurun. Mereka berseru kepada Tuhan. Maka Tuhan mendengar doa dan Tuhan pun mendengarkan doa mereka sehingga mereka selamat dari padang gurun. 


Kisah kedua 10-14: Ada orang yang duduk dalam kegelapan dan kekelaman mereka berseru kepada Tuhan dan Tuhan pun bertindak membebaskan mereka dari kegelapan. Tipe ini kesesakan diri adalah khas penjara bawah tanah. Penjara bawah tanah didesign tidak ada jendela, hanya satu titik cahaya yang dapat menyinari ruangan tersebut. Pokoknya gelap dan menyeramkan. Dari kekuatan diri sendiri tidak mungkin seseorang dapat keluar dari penjara bawah tanah. 


Kesah ketiga aya 17-19 ada pula orang yang menderita sakit yang tidak tertahankan, mungkin berkaitan dengan hukuman atas penyksaan terhadap dosa pelanggaran namun mereka berseru kepada Tuhan dan Tuhan menjawab doa mereka yang sakit menjadi sembuh. 


Kemudian dalam kotbah Minggu ini kisah seorang pelaut yang diombangambingkan oleh Badai besar. Saat orang yang berlayar, diterpa badai hingga terhuyung-huyung, dari makah datang pertolongan di tengah ombak yang menenggelamkan? Namun mereka berdoa dan Tuhan pun menyelamatkan mereka dari ombak. 


Apa yang dinyanyikan dalam Mazmur 107 ini adalah benar-benar memberitahukan perjalanan hidup manusia tidak lepas dari penderitaan, pergumulan dan kesesakan. Namun selalu ada Tuhan yang setia dan berkenan menjawab doa permohonan. Tuhan bertindak dengan segala perbuatanNya yang besar memberikan keselamatan bagi orang-orang yang berseru kepadanya. Atas pengalaman demikianlah pemazmur menyaksikan: bahwasanya kasih setia Allah kekal selama-lamanya. 


2. Berseru kepada Tuhan saat badai menerpa!


Dari cerita yang diutarakan oleh pemazmur di dalam Mazmur 107 ini, hidup orang percaya tidak terlepas dari permasalahan atau pergumulan. Bahkan ada kalanya seolah Tuhan membiarkan badai itu menerpa hidup kita. Kata pelaut: badai ombak yang kuat melahirkan pelaut tangguh. Petarung kuat muncul dari pertarungan hebat, seseorang menjadi kuat setelah teruji dengan melewati beban. Apa yang hendak diceritakan oleh Mazmur ini adalah kesesakan yang menimpa kita membuktikan dua hal: 

Pertama, tidak seorang pun dapat melepaskan diri dari kesesakan dengan kekuatannya sendiri, tetapi semua karena pertolongan Tuhan. 

Kedua, kesesakan atau kesulitan yang terjadi kadang dibiarkan Tuhan untuk melatih kita lebih kuat. Artinya dengan masalah yang dihadapi Allah membentuk kita lebih kuat dan tahan uji. Penderitaan melahirkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, tahan uji menimbulkan pengharapan dan pengharapan tidak mengecewakan (Rom 5:3-5a)  


Siklus hidup ini memang terkadang demikian, saat mengalami kesesakan kita berusaha membebaskan diri dengan segala kekuatan kita dan segala akal dan kemampuan.  Wajar jika manusia mengandalkan akal dan kekuatannya sendiri menghadapi masalah yang dihadapinya namun kita harus menyadari bahwa kekuatan kita sangat terbatas, jarak pandang kita terbatas, energy yang kita miliki sangat terbatas. Jika segala akal dan kekuatan telah dilakukan namun badai kehidupan terus datang menerjang jangan berputus asa. Atau mungkin jika kita lepas dari suatu pergumulan jangan lupa diri, dalam hari-hari berikutnya siapa tahu ada tantangan lain yang menimpa kita. Jadi tetaplah andalkan Tuhan. Bukan berarti bahwa akal dan kekuatan tidak berguna, sama sekali tidak. Akal dan kekuatan kita tetap kita pakai tetapi semuanya dialaskan pada keyakinan pada Tuhan.


3. Bersyukur atas  keselamatan dari Tuhan


Banyak kisah-kisah sedih yang terjadi pada pengalaman sehari-hari. Ada orang lupa diri, tidak mengingat perbuatan baik orang lain. Ini dialamatkan apda ungkapan: "Lupa kacang pada kulitnya". 

Kisah sedih: "air susu dibalas dengan air tuba". Sifat manusiawi yang tidak tahu bersyukur, malah lupa diri dan membalaskan yang baik dengan yang jahat. 


Mazmur 107 ini merupakqn Mazmur yang mengajarkan kita akan komitmen di hati yang mengingat perbuatan dan pertolongan Tuhan dalam hidup. 


Di dalam PL ada istilah Nazar, suatu janji iman seseorang yang bermaksud memberikan ucapan syukur karena telah merasakan pertolongan atau perbuatan Tuhan dalam hidupnya. Nazar ini harus ditepati bila tidak dianggap sebagai hutang. Penjelasan nazar ini sangat banyak kita temukan di dalam PL. Intinya seseorang yang berjanji menyampaikan ucapan syukur atas berkat atau perbuatan Tuhan dalam hidupnya. Nazar ini merupakan sesuatu yang harus dibanyar.  Mazmur 22:25 (TB)  (22-26) Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia. 


Mengapa pemazmur mengajak umat menyampaikan syukur atas perbuatan Tuhan. Disini pemazmur hendak mengingatkan bahwa keselamatan bersumber dari Tuhan. Kita yang telah menerima keselamatan itu harus mengingat Allah. 


Dalam tradisi Israel ada yang disebut dengan Credo. Suatu pengakuan bahwa bangsa Israel dahulu budak di Mesir tetapi karwna tangan tuhan yang kuat membebaskan mereka dari Firaun. Cresdo selalu diulang-ulang generasi ke generasi agar mereka tidak melupakan perbuatan Tuhan.


Sahabat hang baik hati, baiklah kita merenungkan sejenak senauh mana perjalanan yang kita temouh saat ini. Apakah ini semua karena kekuatan kita senidiri? Kotbah ini mengingatkan kita kembali. Jika kita bisa berjalan hingga di titik ini, semuanya karena kebaikan Tuhan. Marilah ucapkan syukur kepada Tuhan. Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...