Sabtu, 24 Februari 2024

ALLAH MEMPERHITUNGKAN IMAN SEBAGAI KEBENARAN

 Kotbah Minggu Reminisce (Ingatlah RahmatMu dan Kasih SetiaMu, Ya Tuhan!)

Minggu, 25 Februari 2024

Ev. Roma 4:1-5;13-17




ALLAH MEMPERHITUNGKAN IMAN SEBAGAI KEBENARAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, beriman adalah suatu kepastian dan bukti yang tidak kita lihat. Hal ini sangat jelas di Ibrani 11:1 (TB)  "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." 

Allah telah menyelamatkan kita melalui  pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Keselamatan adalah anugerah Allah, bukan karena perbuatan atau kemampuan manusia melakukan Taurat. Kita diselamatkan bukan karena kita anak-anak Abraham secara garis keturunan, tetapi karena iman percaya.  Keselamatan adalah pemberian cuma-cuma bukan karena usaha. Keselamatan bukanlah upa budi baik kita dari Allah. Setiap orang percaya akan menjadi pewaris kehidupan yang kekal. 


Ajaran tentang iman ini diijelaskan oleh Paulus berdasarkan pengalaman hidup Abraham. Abraham dipanggil oleh Allah dan dan ditetapkan menjadi Bapak orang percaya. Penetapan itu bukan karena perbuatannya tetapi imannya yang percaya pada janji Allah. Dpercaya pada Allah, saat Abraham diperintahan pergi, Abraham pergi. Abraham taat kepada Tuhan dan satu persatu janji Tuhan diterimaNya.  Abraham mendapatkan janji dari Tuhan bukan dalam usia muda, isterinya Sarai juga sudah tua. Dari segi pikiran logis rahim Sarai telah tertutup untuk melahirkan. Makanya Sarai tertawa akan janji itu. Namun lihatlah Abraham memperoleh anak perjanjian yakni Ishak. Iman Abraham diuji, Allah meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak dan Abraham pun melakukannya dengan tulus. Abraham lulus ujian, Allah mempersiapkan apa yang dikurbankan Abraham bagi Tuhan. Iman Abraham diperhitungkan Allah.  


Mengapa Rasul Paulus menjelaskan ajaran mengenai iman Abraham ini sebagai dasar keselamatan? Rupanya ada sekelompok orang Kristen Yahudi memahami bahwa keselamatan dengan syarat  melakukan hukum Taurat. Dengan syarat hukum Tauratlah seseorsng dibenarkan. Tidak heran mereka selalu menekankan bahwa orang-orang non Yahudi yang masuk menjadi Kristen harus disunat dan wajib melakukan hukum Taurat. 


Perdebatan persyaratan hukum Taurat ini dalam keselamatan telah menjadi permasalahan di kalangan jemaat. Maka untuk mengatasinya Paulus menjelaskan pengajaran tentang keselamatan hanya oleh iman. Iman dioerhitungkan Allah sebagai kebenaran, bukan karena perbuatan. Hukum Taurat tidak menyelamatkan malah menuntut kita dan pelanggaran atas hukum Taurat mendapat kutuk hukum Taurat. Tak seorang pun dapat melakukan hukum Taurat, karena itj hukum Taurat mwmperkenalkan dosa dan menuntun kita kepada anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Melalui hukum Taurat kita menyadari bahwa kita adalah manusia berdosa. Allah didalam Yesus Kristus telah menyelamatkan kita dari dosa. Jadi kita selamat bukan karena pekerjaan Hukum Taurat tetapi karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Efesus 2:8 (TB)  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 


1. Iman dasar berpengharapan.


Roma 4:18 (TB)  Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." 


Pertama Paulus mencontohkan Abraham, dia memiliki iman dan iman itulah yang memampukan Abraham berpengharapan. Sekalipun secara akal dan rasio Abraham tidak mungkin mendapat keturunan karena Rahel isterinya itu sudah mandul. Bagaimana rahim seorang mandul akan melahirkan?  Dari segi ini tidak ada dasar lagi untuk berharap, tetapi Abraham percaya kepada Janji Allah dan percaya Allah memenuhi janjiNya. Iman Abraham Itulah yang diperhitungkan Allah sebagai kebenaran. Dengan fakta ini Paulus menjelaskan Abraham beroleh janji karena iman bukan karena perbuatan pada hukum Taurat. 


Selanjutnya Paulus mengaskan keselamatan adalah anugerah Allah yang kita terima dengan iman. Maka iman adalah dasar dalam keselamatan. Iman adalah dasar kita mempercayai janji. Pengajaran tentang dasar iman ini didasarkan pada Abraham. Abraham hidup 430 tahun sebelum adanya hukum Taurat. Abraham menerima dan mewarisi janji karena ia percaya kepada Allah.


Abraham percaya kepada Janji Allah, pada pihak Allah, Allah berkuasa melaksanakan apa yang dijanjikanNya. Allah itu setia dan memenuhi janjiNya sehingga Abraham menjadi Bapa orang percaya. 

Demikianlah dengan ajaran keselamatan. Keselamatan adalah anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, pemenuhan janji keselamatan itu akan ada.   Adalah suatu kekeliruan jika ada menambahkan hukum Taurat sebagai syarat keselamatan. Roma 4:13 (TB)  Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.


Iman yang kokoh dasar Abraham dibensrkan oleh Allah. Sekalipun tidak ada dasar untjk berharap lagi, namun tetap berharap memelihara janjI. Biarpun fisik lemah namun iman tetap teguh. Kalaupun lutut goyang, namun iman tak pernanh goyah. Biar pun usia lanjut, namun iman semangat terus berlanjut. Biar pun senja menyapa, namun semangat tetap membarA.  Biar pun rahim Sarah tertutup, namun tetap percaya pada rahmat Tuhan mem erikan keturunan dan anak cucu seperti bintang di langit dan pasir di pantai. 


2. Mewarisi iman percaya Abraham: percaya kepada kuasa Allah memenuji hanji Keselamatan. 


Pada bagian kedua ini bahwa orang.percaya mewarisi iman percaya Abraham.  Paulus menegaskan kepada mereka yang membanggakan dirinta keturunan Abraham. Karena keturunan Abraham secara genetik, mereka seolah secara otomatis menjadi pewaris janji Allah. Paulus mengaskan bukan kita menerima anugerah Allah bukan karena kita keturunan Abraham secara genetik tetapi oleh karena warisan iman percaya. Kita adalah anak-anak Allah yang percaya kepada kuasa Allah yang memenuhi Janji keselamatan di dalam Yesus Kristus. 


Janji Allah bukan hanya kepada Abraham tetapi berlaku juga kepada keturunannya. Sekalipun yang mengadakan perjanjian adalah Allah dan Abraham namun janji itu berlaku kepada keturunan Abraham.

Anak-anak Abraham adalah pewaris janji. Hal itu berlaku bagi kita orang percaya.

Roma 4:17 (TB)  seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" — di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.  


Mungkin orang Yahudi mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak Abraham. Secara genetis itu benar dan tidak sangkal. Merekalah anak-anak Abraham secara genetis. Namun anak-anak Abraham bukan hanya orang Yahudi saja, tetapi juga non Yahudi. Anak-anak dari segala bangsa yang percaya kepada janji Allah yang dipenuhi di dalam diri Yesus Kristus. 

Dengan iman kepada Yesus Kristus kita ditetapkan menjadi anak-anak Allah. Sehingga kita dapat menyampaikan, ya Abba, Ya Bapa. 

Galatia 4:6-7 (TB)  Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 

Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

Selanjutnya Efesus 2:19 (TB)  Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,

Penetapan Abraham dan keturunannya menjadi anggota-anggota keluarga Allah merupakan anugerah yang berharga. Kita dijadikan menjadi pewaris kerajaan Allah.


Roma 4:21-22 (TB)  dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. 

Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Ayat diatas menjadi andalan orang percaya. Kita berkerja dan menggapai sesuatu dalam hidup ini bukan karena kemampuan diri, tetapi karena keyakinan bahwa Tuhan akan memenuhinya.


Sebagai Anak-anak Allah kita harus tetap memelihara iman percaya. Percaya kepada kuasa Allah yang memenuhi janjiNya di dalam Yesus Kristus. 


3. Beriman: mensyukuri pembenaran Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus. 


Tokoh Abraham menjadi dasar bagi kita yakin dalam hidup ini. Menjalani hidup bukan dengan kemampuan diri tetapi keyakinan diri kepada kekuatan Allah memenuhi segala janji-janjiNya. Allah tidak pernah lupa, terlambat apalagi mengabaikan janjiNya. Allah penuh kuasa akan mampu melakukan apa yang dijanjikanNya.


Sahabat yang baik hati! Dasar hidup orang percaya adalah beriman. Pertanyaannya kini adalag iman seperti apakah yang kita miliki saat ini? Kita harus mensyukuri pembenaran Allah di dalm Yesus Kristus. 

- bisa saja orang mengaku beriman, tapi sedikit tantangan langsung berubah dan patah arang. Lihatlah contoh-contoh dalam Alkitab: Petrus, Yudas Iskariot dll. Iman rapuh dan tidak kokoh. Syukurlah Petrus berubah setelah kebangkitan Yesus Kristus. Dia penuh keyakinan memberitakan Yesus yang dibangkitkan. 

- ada juga orang beriman namun didalam pikirannya adalah rasionalitas atau akalnya. Contoh beriman seperti ini adalah Yakub. Yakub bekerja keras menggapai yang diharapkannya dari mertuanya Laban. Namun dalam mencapai itu semua Yakub memakai akal termasuk sampai kembali ke Kanaan menjumpai Esau. Bisa saja orang percaya demikian namun Tuhan juga mengajar Yakub. Saat mau kembali ke Kanaan, dia harus bergulat dengan malaikat Tuhan di sungai Yabok.

- Beriman meneladani hidup Abraham, tulus dan melakukan perintah Allah dalam hidupnya. Dia percaya akan apa yang dijanjikan Allah. Amin


Tuhan memberkati


Pdt Nekson M Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...