Kotbah Minggu Sexagesima (60 Hari Sebelum Paskah)
Minggu, 4 Februari 2024
Ev: Yesaya 40:21-31
TUHAN KEKUATAN KITA
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini meneguhkan kita agar kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan. Tuhanlah menjadi kekuatan bagi kita dalam menghadapi tantangan hidup.
Salah satu hal yang melumpuhkan semangat seseorang sikap mental. Jika mental seseorang kuat tentu menjadi energi yang positip memenangkan pergumulan. Sebaliknya jika mentalnya lemah dan pesimis akan melemahkan diri sendiri. Salah satu sikap yang harus dilawan dalam diri adalah inferior. Sikap Inferior adalah salah satu bentuk perasaan kurang percaya diri pada diri seseorang. Inferior ini muncul dalam bentuk perasaan tidak berarti, tidak berharga dan tidak punya kekuatan apapun. Inferior itu bisa juga berupa minder, pesimis dan selalu dibawah bayang-bayang ketakutan. Sikap demikian akan kehilangan kekuatan diri, frustrasi dan tak mau bangkit. Orang yang yang mengalami inferior butuh terafi dan motivasi agar bisa bangkit mengembalikan percaya diri. Meyakinkan bahwa dia berharga dan memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu yang berharga dalam hidupnya.
Keadaan seperti itulah yang dilihat oleh Yesaya kepada umatNya Israel (Yakub) yang terbuang ke Babilonia. Khusus pasal 40 merupakan awal pelayanan Yesaya pada masa pembuangan. Di pembuangan mereka menderita, asa mereka sirna, kebanggaan sebagai umat pilihan Allah redup dan lenyap. Mereka meratapi nasib umat yang terbuang. Ibarat taruna yang lesu dan kalah berperang akhirnya menjadi tawanan. Syukurlah Tuhan mengutus nabi Yesaya agar umat Israel tersadar bahwa dalam menghadapi pembuangan ini, kekuatan mereka bukan hanya pada kemampuan mereka, tetapi ada pada Tuhan.
1. Percaya kepada Allah: Pencipta dan Maha Kuasa
Yesaya 40:21 (TB) Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?
Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan cara nabi Yesaya untuk mengeksplorasi kembali apa yang mereka ingat dan alami tentang Allah. Ingatan ini akan mengulang kembali kejayaan masa lalu yang mereka alami. Dengan memgingat pengalaman masa lalu dimana Allah telah bertindak dalam sejarah Israel akan membangkitkan harapan bahwa hal hang sama Tuhan menyertai mereka menghadapi pahitnya pembuangan ini.
Alkitab telah mencatat Allah adalah pencipta dan pemelihara ciptaanNya. Tidak ada sesuatu yang ada tanpa sepengetahuan Allah. Dunia ini dan segala isinya ada dalam kuasa Tuhan. Maka pembuangan yang terjadi juga harus diyakini diketahui oleh Allah dan ada rencana Allah dibalik apa yang mereka alami.
Jika Allah yang berdaulat atas segala ciptaanNya apa perlh lagi ragu atau kemahakuasaanNya? Keyakinan seperti inilah yang kembali digali oleh nabi Yesaya menumbuhkan harapan dan semangat di dalam pembuangan. Tentang peristiwa pembuangan, Allah telah menyampaikan pesan kepada umatNya melalui para nabi-nabi. Pembuangan Babel adalah hukuman Allah atas ketidak setiaan umat Allah. Sama seperti orang tua tidak mungkin membiarkan anaknya melakukan pelanggaran tanpa ada hukuman. Hukumannya untuk mendidik dan mengajar sehingga sadar akan perbuatannya yang tidak benar.
Selain mengingatkan apa yang Allah pencipta, nabi Yesaya juga mengngatkan Allah tidak dapat disamakan oleh kuasa apapun. Dialah Maha kuasa, dan tidak ada pember-pembesar di dunia hang tidak tahkluk kepadaNya. Allah melebihi Firaun, Allah tidak dapat dibandingkan dengan raja Nebukadnezar atau dewa-dewi yang disembah oleh bangsa-bangsa di dunia. Allah itu adalah Maha Kuasa yang tidak adapat dibandingkan dengan apapun.
Yesaya 40:25 (TB) Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus.
2. Allah Itu Peduli
Umat Israel berkeluh dalam pembuangan: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" Jika Tuhan memperhatikan jalan mereka tentu tak akan membiarkan semua ini terjadi? Mereka merasa bahwa Tuhan telah menyembunyikan wajahNya. Mereka hanya menuntut dimana Tuhan dalam penderitaan yang mereka alami? Apakah Tuhan tidak melihat derita yang menimpa umatNya? Apakah Tuhan sudah tidak di pihak mereka yang menderita? Keluh ini muncul karena tidak ada lagi kekuatan untuk menjalani semua penderitaan. Pertanyaan ini suatu ungkapan hati yang sudah rapuh, isak tangis atas duka yang mendalam dan pikiran mereka hampa seolah tiada jalan. Ada kalanya demikian, tidak habis pikir dan secara logis hilangnya akal untuk mencari jalan keluar atas masalah yang menghimpit, akhirnya pasrah dan menjalani seadanya tanpa asa. Semakin dipikirkan semakin menderita, semakin berusaha mencari jalan semakin lelah dan berbeban.
Dalam keadaan demikian Yesaya membuat pertanyaan: Yesaya 40:28 (TB) Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
Memang manusia punya keterbatasan, cobalah pandang ke depan berapah jauhkan jangkauan mata kita? Coba pusatkan perhatian untuk mendengar seberapa besarkah daya tangkap telinga kita mendengar suara? Manusia punya keterbatasan, namun harus kita sadari hidup ini bukan ditentukan oleh Tuhan, tetapi oleh Tuhan sang pencipta. Tuhan telah jauh merancang kehidupan ini. Apa yang terjadi dalam hidup semuanya diketahui oleh Tuhan dan Tuhan sendiri punya rencana atas setiap session yang terjadi dalam kehidupan ini.
Inilah yang harus kita ketahui, kita percaya bahwa Allah itu Pencipta dan Mahankuasa. Dia perencana ulung dalam kehidupan ini. Dia peduli, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan. Bangkitlah, Tuhan kekuatan kita.
3. Orang yang menantikan Tuhan bagaikan rajawali
Bagaimana kita bangkit dari hati yang terpuruk? Dalam keadaan demikianlah nabi Yesaya hadir memberikan semangat bagi mereka di pembuangan. Orang percaya tak akan berputus asa, tetapi dia akan bangkit dan memiliki kekuatan yang berlipat ganda. Jangan minder dan takut, jangan katakan Tuhan sudah membuang kami. Tetapi percayalah, ketika percaya disitu ada kekuatan yang melebihi dari kekuatan rajawali.
Yesaya melihat kelesuan melanda semua usia, dari muda hingga tua, semua mereka seolah tak berdaya. Padahal mereka adalah umat Allah, umat Pilihan, bangsa yang diberkati dan milik kepunyaan Allah.
Bangkitlah, Tuhan kekuatan kita. Seperti rajawali bisa terbang tinggi, melawan angin kencang dan matanya tajam melihat dari kejauhan. Yesaya 40:31 (TB) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Rajawali ini gambaran yang tepat untuk kekuatan. Raja wali perkasa, matanya tajam gambaran visioner. Cengkeramannya tajam gambaran kekuatan dan sayapnya kuat mampu membawa terbang tinggi. Rajawali adalah burung yang memiliki 'aerodinamika' yang sempurna. Rajawali mampu terbang melayang sepanjang hari, di bantu dengan arus udara. Sayap rajawali juga mampu membaca arus udara yang tidak teratur sehingga rajawali mampu menghindar dari guncangan dan mampu terbang dalam keadaan badai sekalipun.
Selain itu burung raja wali mau berdiam diri untuk memperbaharui diri. Setelah beberapa lama, paruhnya yang baru akan tumbuh lagi, dan denga menggunakan paruh barunya tersebut, ia akan mencabut kuku-kukunya satu-persatu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu-bulu sayapnya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Ketika semua itu sudah dilewati, rajawali tiu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan itu harus dilewati rajawali kurang lebih dalam waktu setengah tahun.
Gambaran Rajawali yang dipakai oleh Yesaya menjadi penting agar bangsa Israel percaya diri dan bangkit kembali.
Tuhan tidak hanya bekerja ketika hal baik saja, ketika hal buruk pun menimpa orang yang dikasihinya Tuhan mendatangkan kebaikan. Seperti syair lagu KJ:".. dari cadas di depanku keluar air yang sedap.., suka duka dipakainya untuk kebaikan ku.." seperti seorang prajurit yang mengikuti pelatihan, terkadang mereka lelah dan cape dan mungkin harus menjalani ruang yang sangat sulit ditempuh, semua itu latihan agar kuat dan tangguh. Demikian hal-hal buruk, penderitaan dan duka yang menimpa umat yang dikasihi, bisa menjadi pelajaran dan semakin mengasah iman dan kesetiaan kita kepada Tuhan.
Sahabat yang baik hati! Hal yang paling berharga dalam hidup adalah pengharapan. Keadaan bisa jatuh bangun, keberadaan kita dilecehkan dan dipandang sebelah mata orang lain. Tetapi keadaan terpuruk sekalipun jangan pernah kehilangan harapan. Milikilah asa dan nantikan Tuhan. Itu adalah kekuatan yang tak terhingga yang dapat memulihkan keadaan. Jangan sampai jatuh pada depressi yang mendalam sehingga memasuki suatu lorong kehidupan yang sulit disembuhkan. Dalam seluruh beban hidup dan pergumukan yang mendalam kita harus percaya Tuhan ada. Dia ada disamping kita seperti tutor yang membimbing suatu pelatihan. Dia meneguhkan dan menguatkan kita.
Tuhan adalah kekuatan kita meyakinkan kita semua bahwa Allah yang Maha Kuasa peduli dan akan memberikan kekuatan kepada kita menghadapi pergumulan hidup.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar