https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0KK3m2GBafssbdEaTin2zz9kmBQ6sKeQkFe5m5UzfWuHvkbh1tMgecD8jAbHWvHWyl&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo&mibextid=RUbZ1f
Kotbah Minggu INVOCAVIT, 18 Februari 2024
Ev. Mazmur 25:1-10
*HIDUP DI DALAM KASIH SETIA TUHAN*
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, pasti suasana Pemilu masih mewarnai percakapan kita minggu ini. Teruslah bawa dalam doa agar Tuhan memelihara bangsa Indonesia dan pemimpin yang telah kita pilih di pemilu kemarin benar-benar berhati hamba untuk melayani rakyat.
Saya memperhatikan catatan kotbah saya, rupanya kotbah ini minggu ini merupakan Evangelium pada Minggu Judika tahun 2019 pada masa itu persiapan-persiapan Pemilu. Pemilu yang sangat memakan perhatian, mendebarkan dan akhirnya bisa berjalan dengan baik. Itu suatu bukti bahwa Tuhan memelihara dan melindungi bangsa Indonesia.
Sekarang marilah kita fokus pada kotbah Minggu ini dsri Mazmur 25:1-10.
Mazmur 25 ini adalah doa permohonan Daud meminta perlindungan Tuhan. Bagaima dia keluar dari situasi sulit, dimana sekelilingnya sudah menunggu kejatuhannya. Hanya kepada Tuhan Dua Namun Daud bangkit memohon perlindungan dari Tuhan. Tuhan itu baik dan mengangkat kita lebih dari yang kita mampu seperti penggalan lagu: "you raise me up more than I can be." Terpuruk dan bangkit merupakan ciri orang yang berpengharapan. Itulah indahnya hidup di dalam kasih setia Tuhan.
Salah satu dari kisah Hero to Zero pernah saya baca dan menurut saya bisa menjadi inspirasi bagi kita. Seseorang yang telah bekerja di suatu perusahaan, dia dikenal ramah, kreatif, inovatif dan rendah hati. Dua kali pergantian direktur utama perusahaan itu dia mendapat penghargaan sebagai staf perusahaan terkreatif dan telah melakukan inovasi-inovasi di perusahaan tersebut. Namun entah angin apa menimpanya tiba-tiba menerima surat pemecatan dan diinstruksikan untuk mengambil hak-haknya dan segera meninggalkan perusahaan. Dia tidak habis pikir ada apa yang terjadi, dia berupaya meminta penjelasan dari atasannya namun tidak ada kesempatan untuk melakukan peninjauan kembali. Mau tidak mau dia harus menerima bahwa dia sudah tidak dibutuhkan perusahaan. Dalam keadaan demikian dia berdoa kepada katanya: “Tuhan aku tidak meminta penjelasan dari Engkau mengapa aku dipecat, namun tunjukkanlah kebenaranMu dan ajarilah aku tentang apa yang hendak kulakukan.” Doa itu menyemangati hidupnya. Dia mulai merintis dan membuka usaha jasa yang sama dengan perusahaan sebelumnya dia bekerja. Atas kerja keras perusahaan yang dirintisnya melejit bahkan lebih besar dari perusahaan sebelumnya dimana ia bekerja sebelumnya. Diberhentikan dari pekerjaan tak membuat dia terpuruk namun bangkit dan telah menjadi masuk daftar 14 orang terkaya di Indonesia.
Cerita di atas merupakan salah satu pengalaman dari sekian banyak pengalaman pahit yang dialami seseorang dalam hidupnya yang pada akhirnya membuahkan keberhasilan. Pertanyaan adalah bagaimana kita menghadapi tantangan hidup itu hingga membuahkan pencerahan dan kemajuan dalam diri kita masing-masing. Hal inilah setidaknya yang kita temukan di dalam pengalaman Pemazmur sebagaimana dalam Mazmur 25 ini. Pemazmur mengalami pergumulan yang berat menghadapi musuh. Ada pihak-pihak tertentu yang berupaya menggerogoti, menekan bahkan hendak menghilangkan nyawanya. Mungkin saja musuh-musuhnya telah beria-ria melihat kejatuhan dan keterpurukan dirinya.
Mazmur 25 merupakan ungkapan pengalaman Daud sendiri, dalam teks Ibrani mazmur ini disusun secara rapi sesuai dengan susunan alphabetis (artinya aya 1 dimulai huruf a, ayat 2 dimulai huruf b dan seterusnya hingga z dalam susunan abjad Ibrani a (alef)hingga p (thaw)). Isi merupakan buah pergumulan iman Pemazmur yang mengalami berbagai kesusahan. Digambarkan bahwa dia berada dalam serangan musuh (ay 2), dijerat oleh jaring musuh (ay 15), sebatang kara dan tertindas (ay 16), sengsara dan mendapat kesukaran (ay 18). Dari semua itu dapat kita bayangkan bahwa dia berada dalam masalah yang besar yang bahkan mengancam nyawanya sendiri. Dalam keadaan demikian perikop ini memberikan tiga pelajaran yang cukup berharga tentang bagaimana kita menghadapi masalah yang besar, yakni:
*1. Lindungilah aku atas kebencian musuh-musuhku*
Pada era kompetisi saat ini secara sadar atau tidak kita telah menjadi kompetitor bagi orang lain dan sebaliknya. Jika kompetisi dilakukan secara sehat dan fair mungkin masih bisa kita terima, namun bagaimanakah jika kompetisi dilakukan secara curang dan tidak sehat apa yang hendak kita lakukan? Mungkin ada yang berontak, panas hati dan dendam membara atau sikap bermusuhan atau rekasioner yang pada akhirnya mendatangkan konflik. Dalam konflik biasanya seseorang membela diri dan menyerang pihak lawan dengan segala cara dan kemampuannya. Itulah yang umumnya dilakukan oleh banyak dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang berbeda dari diri Pemazmur, yakni Daud (25:1); dia dibenci dan dimusuhi orang, mungkin berbagai upaya berupa jerat dan jebakan telah dilakukan untuk menjatuhkan dan menghilangkan nyawa Daud. Namun dia mengatakan: kepadaMu ya, Tuhan kuangkat jiwaku (ay.2) dia berpendirian kokoh bahwa Tuhan akan menolongnya: “mataku tetap tertuju kepada Tuhan” (ay 15). Dia menyerahkan hidupnya dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Daud percaya Tuhan akan menolong dan melindungi dia atas musuh-musuhnya. Daud tidak menginginkan Tuhan membalaskan dan memusnahkan musuh-musuhnya. Daud hanya memohon agar dia dilindungi atas semua serangan musuh, dia memohon jangan dipermalukan dihadapan musuhnya, serta jangan samapai musuh-musuhnya bersorak-sorai atas segala rencana kejahatan mereka.
Keyakinan Daud adalah yang benar tidak akan mendapat malu dan tidak akan dipermalukan. Orang yang benar justru akan mendapat pertolongan dan perlindungan dari semua serangan dan strategy orang jahat.
*2. Berikanlah petunjukMu*
Pelajaran kedua dari Daud dalam perikop minggu ini adalah, dia memohon petunjuk tentang apa yang hendak dilakukan dalam menjalani hidupnya. Dapat kita banyangkan dalam keadaan tertekan, dikelilingi musuh dan mungkin dalam pengintaian lawan secara intensif bagaimana Daud bisa bergerak. Mungkin saja kalau dia bertindak justru menjadi boomerang baginya, kalau dia diam sama saja dengan menggali kuburannya sendiri. Disinilah iman dan pengharapan yang luar biasa dari Daud; memohon petunjuk dan jalan keluar dari Allah. “berikanlah jalan-jalanMu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku” (ay 4). Daud memohon petunjuk dan jalan untuk dia lalui. Ini artinya bahwa Daud sendiri yang menjalaninya namun atas petunjuk dari Tuhan.
Hal ini memberikan suatu hal yang sangat penting dalam kehidpan kita sehari-hari, ketika kita menghadapi masalah yang besar hendaklah memohon petunjuk kepada Tuhan, bukan kepada tawaran-tawaran yang banyak dilakukan oleh orang saat ini.
Salah satu ciri masyarakat Indonesia menurut pakar sosiolog adalah "gemar tahyul". Mencari jalan keluar dari masalah, nasib, jodoh, pekerjaan dll. Ini menyuburkan perdukunan. Seolah-olah orang pintar bisa menjawab segala persoalan sekalipun sudah banyak korban penipuan atas praktek seperti ini.
Perikop ini mengajak dan menegaskan kepada kita hanya kepada Tuhan sajalah kita memohon petunjuk dan jalan keluar dari masalah yang kita hadapi. “Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.” (ay.8).
*3. Ingatlah rahmat dan kasih setia-Mu kepadaku*
Daud menyadari kesusahan yang dia alami dari musuh-musuh mungkin saja akibat dari kesalahan dan dosa-dosa yang dia perbuat. Ada semacam sikap yang reflektif dan koreksi diri. “Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggar-pelanggaranku janganlah Kauingat.” (ay 7). Dia tidak membela diri habis-habisan serta membuktikannya bahwa dia benar dihadapan Allah. Mungkin dalam perkara ini dia benar, namun dia menyadari bahwa ada kesalahan dan pelanggarannya di masa lalu. Itulah sebabnya, Daud dengan kerendahan hati memohon kepada Tuhan: ingatlah rahmatMu dan kasih setiaMu, ya Tuhan ( ay 6).
Apa artinya ini; adanya pengakuan bahwa dirinya pernah melakukan kesalahan, dosa dan pelanggaran namun dalam perkara yang sedang dia hadapi memohon pengampunan dan rahmat Tuhan. Janganlah pelanggaran masa lalu ditimpakan kepadanya dalam menghadapi masalah yang di depan mata. Itulah permohonan dari Daud yang sungguh-sungguh karena dia yakin bahwa Tuhan itu rahmani, maha baik dan penuh kasih setia.
Kebenaran manusia tidaklah menjadi alasan atau syarat untuk menerima rahmat dan kasih setia Tuhan. Rahmat dan kasih setia Tuhan kita peroleh karena Tuhan itu baik, rahmani dan setia. Tidak ada alasan baik kita untuk bermegah terhadap sesama terlebih di hadapan Allah. Apapun adanya kita sekarang; pejabat, pedagang, pengusaha, petani, tukang becak dll atau dalam keadaan susah, senang, bahagia, setengah hati, tawar hati dll ingatlah bahwa Tuhan itu rahmani dan penuh kasih setia. Dia akan selalu memberi rahmat dan kasih setiaNya dalam memelihara hidup kita.
Sahabat yang baik hati!
Mazmur 25 ini merupakan Mazmur Daud yang memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan. Atas pergumulan yang dia hadapi kita memperoleh pelajaran yang cukup berharga terlebih menghadapai masalah dan pergumulan atau ketika berhadapan dengan lawan (pesaing) atau competitor dalam berbagai kehidupan yang kita jalani. Dari Mazmur 25 ini kita memperoleh jaminan yang cukup berharga yakni:
- Tuhan melindungi orang percaya dari luapan kebencian musuh. Tuhan akan melepaskan dan menyelamatkan hambaNya dari setiap rencana jahat orang lain
- Tuhan selalu berkenan memberikan petunjuk dan jalan dalam setiap masalah yang kita hadapi.
- Tuhan rahmani dan penuh kasih setia, Dia mengampuni pelanggaran dan dosa-dosa yang kita perbuat asalhkan kita menyesal dan memohon pengampunan daripadaNya.
Kisah cerita seorang manager muda diawal kotbah ini menjadi inspirasi bagi kita untuk berdoa dalam menghadapi masalah dia mengatakan: “Tuhan aku tidak meminta penjelasan dari Engkau mengapa aku mendapat pergumulan, namun tunjukkanlah kebenaranMu dan ajarilah aku tentang apa yang hendak kulakukan.” Selamat dalam menghadapi pergumulan, dan rasakanlah penyertaan dan perlindungan Tuhan dalam hidupmu. Amin!
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar