Rabu, 06 Mei 2015

FIRAUN MENGEJAR, TUHAN MENERJANG

FIRAUN MENGEJAR, TUHAN MENERJANG

Bacaan pagi ini dari Keluaran 10,10-14 tentang kisah pengejaran tentara Firaun terhadap orang Israel. Dalam perjuangan yang keras, Israel akhirnya dapat keluar dari Mesir. Tulah demi tulah tak membuat Firaun pasrah melepaskan orang Israel dari perbudakan, namun sekeras-keras hati seseorang akan ada kelemahannya. Setelah tulah kesepuluh yakni kematian anak sulung menimpa Mesir, putra kesayangan dan pewaris tahta harus meninggal. Firaun pun luluh dwn setuju bangsa Israel bebas dan Musa memimpin mereka keluar dari Mesir.

Sungguh di luar perkiraan, Firaun tidak pasrah begitu saja. Setelah pemulihan tulah kesepuluh dia memerintahkan pasukan terbaik dan tercepatnya mengejar orang Israel agar kembali ke perbudakan Mesir. Kereta kuda dan pasukan terbaiknya dikerahkan untuk mengejar dan mengembalikan mereka yang sedang dalam perjalanan. Hal ini membuat semua bangsa Israel ketakutan, siasia nampaknya perjuangan keluar dari Mesir. Kereta kuda yang cepat dan ganas sungguh menakutkan bagi seorang budak di negeri orang. Tidak sedikit dari antara mereka yang kesal hingga keluar kata-kata keluh kepada Musa. Keluaran 14:11-12  dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?
Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."  (And they said unto Moses, Because there were no graves in Egypt, hast thou taken us away to die in the wilderness? wherefore hast thou dealt thus with us, to carry us forth out of Egypt?
Is not this the word that we did tell thee in Egypt, saying, Let us alone, that we may serve the Egyptians? For it had been better for us to serve the Egyptians, than that we should die in the wilderness.)
Bagi mereka perjuangan ini rasanya siasia saja, dari segi kekuatan tidak mungkin mereka berperang melawan pasukan Mesir yang diperlengkapi dengan persenjataan perang. Menghindar dari pengejaran dengan berlari lebih kencang adalah juga merupakan sesuatu yang sungguh tidak mungkin, bagaimana bisa adu cepat berlari dari kuda. Kalaupun mereka berlari, mau lari ke mana? Di depan hanya terpampang Laut Merah, lautan yang siap menelan dan menenggelamkan mereka.  Oh sungguh, alangkah malang, bagi mereka hanya rasanya pembebasan dari Mesir ibarat mimpi di siang bolong dan hanya memindahkan kuburan kematian mereka. Kenapa tidak msti dan dikubur di mesir saja? Demikian keluh mereka yang ketakutan kepada prajurit Firaun.

Disinilah kepemimpinan Musa yang hebat, dalam kondisi yang sangat tertekan dan seolah tak ada jalannkeluar, dia tampil memberikan motivasi dan keyakinan yang luar biasa. Dalam kondisi ini dia berkata: Keluaran 14:13  "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.  (Fear ye not, stand still, and see the salvation of the LORD, which he will shew to you to day: for the Egyptians whom ye have seen to day, ye shall see them again no more for ever.)

Jika Tuhan telah menunjukkan kuasanya dengan membebaskan Israel dari perbudakan Mesir dengan berbagai mujizat yang disaksikan oleh umat itu sendiri, maka Tuhan pula yang melepaskan mereka dari pengejaran pasukan Mesir ini. Tuhan berkuasa dan kuasanya sungguh agung, yang dibutuhkan adalah kepasrahan, berdiam dan menyerahkan seluruh perkara ini kepada Tuhan. Itulah sebabnya Musa berkatan dalam Keluaran 14:14  TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."  (The LORD shall fight for you, and ye shall hold your peace.)

Sunggguh agung tindakan Tuhan, lanjutan kisah ini. Laut Merah yang dirasa adalah laut menenggelamkan mereka sesungguhnya Tuhan ada dan hadir untuk menyelamatkan. Dengan kuasa Tuhan, Musa membelah laut merah dan orang Israelpun bisa berjalan dalam laut yang terbelah. Setelah mereka menyeberang, pasukan kereta kuda Firaun persis di tengah laut yang terbelah, Musa pun menurunkan tangannya laut kembali menyatu dan apa yang terjadi seluruh pasukan Firaun yang mengejar ditunggangbalikkan dan tenggelam di dasar laut.

Firaun mengejar, Tuhan menerjang. Inilah perbuatan Tuhan yang memberikan keselamatan bagi umat yang dikasihinya. Kisah ini menjadi inspirasi, motivasi dan menambah keyakinan kita kepada Tuhan. Tuhan sungguh luar biasa memberikan keselamatan dan jalan keluar atas pergumulan hidup kita.

FIRAUN MENGEJAR, TUHAN MENERJANG

FIRAUN MENGEJAR, TUHAN MENERJANG

Bacaan pagi ini dari Keluaran 10,10-14 tentang kisah pengejaran tentara Firaun terhadap orang Israel. Dalam perjuangan yang keras, Israel akhirnya dapat keluar dari Mesir. Tulah demi tulah tak membuat Firaun pasrah melepaskan orang Israel dari perbudakan, namun sekeras-keras hati seseorang akan ada kelemahannya. Setelah tulah kesepuluh yakni kematian anak sulung menimpa Mesir, putra kesayangan dan pewaris tahta harus meninggal. Firaun pun luluh dwn setuju bangsa Israel bebas dan Musa memimpin mereka keluar dari Mesir.

Sungguh di luar perkiraan, Firaun tidak pasrah begitu saja. Setelah pemulihan tulah kesepuluh dia memerintahkan pasukan terbaik dan tercepatnya mengejar orang Israel agar kembali ke perbudakan Mesir. Kereta kuda dan pasukan terbaiknya dikerahkan untuk mengejar dan mengembalikan mereka yang sedang dalam perjalanan. Hal ini membuat semua bangsa Israel ketakutan, siasia nampaknya perjuangan keluar dari Mesir. Kereta kuda yang cepat dan ganas sungguh menakutkan bagi seorang budak di negeri orang. Tidak sedikit dari antara mereka yang kesal hingga keluar kata-kata keluh kepada Musa. Keluaran 14:11-12  dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?
Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."  (And they said unto Moses, Because there were no graves in Egypt, hast thou taken us away to die in the wilderness? wherefore hast thou dealt thus with us, to carry us forth out of Egypt?
Is not this the word that we did tell thee in Egypt, saying, Let us alone, that we may serve the Egyptians? For it had been better for us to serve the Egyptians, than that we should die in the wilderness.)
Bagi mereka perjuangan ini rasanya siasia saja, dari segi kekuatan tidak mungkin mereka berperang melawan pasukan Mesir yang diperlengkapi dengan persenjataan perang. Menghindar dari pengejaran dengan berlari lebih kencang adalah juga merupakan sesuatu yang sungguh tidak mungkin, bagaimana bisa adu cepat berlari dari kuda. Kalaupun mereka berlari, mau lari ke mana? Di depan hanya terpampang Laut Merah, lautan yang siap menelan dan menenggelamkan mereka.  Oh sungguh, alangkah malang, bagi mereka hanya rasanya pembebasan dari Mesir ibarat mimpi di siang bolong dan hanya memindahkan kuburan kematian mereka. Kenapa tidak msti dan dikubur di mesir saja? Demikian keluh mereka yang ketakutan kepada prajurit Firaun.

Disinilah kepemimpinan Musa yang hebat, dalam kondisi yang sangat tertekan dan seolah tak ada jalannkeluar, dia tampil memberikan motivasi dan keyakinan yang luar biasa. Dalam kondisi ini dia berkata: Keluaran 14:13  "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.  (Fear ye not, stand still, and see the salvation of the LORD, which he will shew to you to day: for the Egyptians whom ye have seen to day, ye shall see them again no more for ever.)

Jika Tuhan telah menunjukkan kuasanya dengan membebaskan Israel dari perbudakan Mesir dengan berbagai mujizat yang disaksikan oleh umat itu sendiri, maka Tuhan pula yang melepaskan mereka dari pengejaran pasukan Mesir ini. Tuhan berkuasa dan kuasanya sungguh agung, yang dibutuhkan adalah kepasrahan, berdiam dan menyerahkan seluruh perkara ini kepada Tuhan. Itulah sebabnya Musa berkatan dalam Keluaran 14:14  TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."  (The LORD shall fight for you, and ye shall hold your peace.)

Sunggguh agung tindakan Tuhan, lanjutan kisah ini. Laut Merah yang dirasa adalah laut menenggelamkan mereka sesungguhnya Tuhan ada dan hadir untuk menyelamatkan. Dengan kuasa Tuhan, Musa membelah laut merah dan orang Israelpun bisa berjalan dalam laut yang terbelah. Setelah mereka menyeberang, pasukan kereta kuda Firaun persis di tengah laut yang terbelah, Musa pun menurunkan tangannya laut kembali menyatu dan apa yang terjadi seluruh pasukan Firaun yang mengejar ditunggangbalikkan dan tenggelam di dasar laut.

Firaun mengejar, Tuhan menerjang. Inilah perbuatan Tuhan yang memberikan keselamatan bagi umat yang dikasihinya. Kisah ini menjadi inspirasi, motivasi dan menambah keyakinan kita kepada Tuhan. Tuhan sungguh luar biasa memberikan keselamatan dan jalan keluar atas pergumulan hidup kita.

Selasa, 31 Maret 2015

KETAATAN HAMBA

KETAATAN HAMBA TUHAN
bacaan: Yes 50,4-9a

Bacaan pagi ini menceritakan tentang karakter Hamba Tuhan. Dari bacaan ini kita menemukan bahwa hamba mesti memiliki ketaatan. Ketaatannya diuraikan:

1. Tetap seorang murid.
Sorang murid tentu selalu belajar tentang bapa yang mau disampaikan. Firmanbyang disampaikan bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat bagi orang yang letih lesu.
Yesaya 50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. (The Lord GOD hath given me the tongue of the learned, that I should know how to speak a word in season to him that is weary: he wakeneth morning by morning, he wakeneth mine ear to hear as the learned.)

2. Mempertajam pendengaran:
Seorang hamba Tuhan memiliki ketajaman untuk mendengar. Ini suatu kekebihan yang mesti dimiliki seorang hamba. Kecendeungan banyak orang biasanya ingin di dengarkan, keinginan didengarkan inilah maka orang biasanya berbicara sebanyak mungkin untuk menyampaikan isi hati dannpikirannya. Hamba disini mesti mengkap hal ini sehingga senantiasa harus mau mendengar dan senantiasa mempertajam pendengarannya, dengan demikian dia dapat melayani banyaknorang dan mengerti apa yng hendak disampaikan pada orang.
Yesaya 50:5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. (The Lord GOD hath opened mine ear, and I was not rebellious, neither turned away back.)

3. Rela Menderita.
Menyerahkan diri dan merelakan diri menanggung segala beban, bertanggungjawab dan mau menanggung segala resiko atas setiap pekerjaan yang diembannya. Yesaya 50:6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.
( I gave my back to the smiters, and my cheeks to them that plucked off the hair: I hid not my face from shame and spitting.)
Hal ini pula yang disebut Yesus rela menderita dan memikul salib

4. Tetap berpengharapan, Tuhanlah penolongnya.
Dalam segala keadaan atas apa yang dialami seorang murid memiliki pengharapan bahwa dirinya tidak mampu dan kuat menghadapi segala tantangan, tetapi dikuatkan oleh Allah. Tidak meminta kekuatan lain diluar kehendak Allah, tetapi berpengharapan hanya pada Allah, Dia penolong baginya.
Yesaya 50:7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
(For the Lord GOD will help me; therefore shall I not be confounded: therefore have I set my face like a flint, and I know that I shall not be ashamed.)

Salam passion

SALIB: Hikmat dan Kekuatan Allah

SALIB: Kekuatan dan Hikmat Allah (the power of God and wisdom of God)
Bacaan 1 Kor 1,18-31

Cukup menarik jika kita membaca keseluruhan perikope ini, tentang penjelasan Paulus mengenai salib. Paulus memiliki suatu uraian argumentasi yang sangat indah dalam menjawab pertayaan orang Yunani dan dan Yahudi tentang makna Salib. Kedua golongan masyarakat ini memiliki pengaruh di jamannya. Orang Yunani mencari hikmat: mereka terkenal dengan para filsufnya dan sudah memiliki pikiran yang sangat maju pada jamannya dengan menngembangkan nalar dan pikiran-pikiran logis. Mengapa bagi orang Yunani salib sebagai kebodohan? Salib dalam pandangan mereka adalah kutuk atau akhir perjalanan bagi seorang yang memiliki hukuman berat. Maka sungguh tak masuk akal bagi mereka kalau salib adalah jalan keselamatan dari Allah. Demikian halnya bagi Yahudi, salib pada Yesus diangggap sebagai skandal. Istilah ini muncul karena ketika vonnis terhadap Yesus dihadapan Pilatus sebagaimana tuntutan para Sanhedrin, Saduse dan para ahli Taurat atas tuntutan hukum mati Yesus adalah karena menyebut dirinya Anak Allah. Sehingga olehnya dia telah melakukan penistaan agama. Sekalipun vonnis itu tidak berkaitan dengan itu, karena Pilatus sendiri menyebut Yesus tidak bersalah, namun kehadiran Yesus ditengah2 Yahudi menjadi kebencian bagi para imam, Ahli Taurat dan tokoh2 Agama Yahudi di jamannya hingga mereka terus merencanakan dan mencari cara untuk membunuh Yesus.

Dari penjelasan Paulus tentang salib maka sesungguhnya apa yang dianggap Yunani sebagai kebodohan dan bagi orang Yahudi sebagai batu sandungan sesungguhnya sangat terbalik. Pemberitaan salib Kristus adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah dalam menyelamatkan manusia. Bahkan bagi Paulus sendiri hikmat dunia telah membuat manusia tidak mengenal Allah. Yang bodoh bagi Allah lebih besar dari hikmat manusia, atau yang lemah dari Allah adalah lebih kuat dari pada manusia. Jadi siapakah yang sesungguhnya berhikmat atau jalan hikmat, apakah hikmat manusia yang mau binasa itu atau mereka yang percaya yang sekalipun dianggap manusia suatu kebeodohan? Pada bacaan pagi ini sunggguh jelas, Paulus menyebutkan 1 Korintus 1:24-25 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (But unto them which are called, both Jews and Greeks, Christ the power of God, and the wisdom of God. Because the foolishness of God is wiser than men; and the weakness of God is stronger than men.)

Jalan salib adalah jalan yang dipakai Allah untuk menyelamatkan manusia, jalan salib ini merupakan alur pikir yang sungguh terbalik bahkan pikiran bodoh bagi mereka yang menganggap dirinya berhikmat di jamannya. Hal ini dijelaskan dalam 1 Korintus 1:27-29:

Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat,
dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah,
bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,
supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

(But God hath chosen the foolish things of the world to confound the wise;
and God hath chosen the weak things of the world to confound the things which are mighty;
And base things of the world, and things which are despised,
hath God chosen, yea, and things which are not, to bring to nought things that are:
That no flesh should glory in his presence.)

Inilah jalan salib yang dipakai Allah menyelamat manusia. Disini ada 3 istilah yang dipakai oleh Paulus dalam menjelaskan makna keselamatan yang dilakukan oleh Kristus melalui jalan salib, yaitu: membenarkan, menguduskan dan menebus. Ketiga istilah ini sangat memiliki makna yang sangat luas dalam theologi menjelaskan makna keselamatan di dalam Kristus.

1. Membenarkan atau pembenaran (justification): istilah peradilan, seorang bersalah yang hendak divonnis mati karena kesalahan namun memperoleh pembenaran. Pembenaran ini terjadi bukan alibi yang disusun untuk membenarkan terdakwa, namun karena anugerah atau gratia. Demikian halnya manusia dibenarkan Allah melalui Kristus bukan karena benar, sama sekali tidak! Manusia berdosa dan semestinya mendapatkan hukuman mati, karena dosa namun Kristus membensrkan manusia melalui pengorbanan Kristus di salib sehingga dengan itu memperoleh pembenaran sebagai anugerah Allah di dalam Kristus.

2. Menguduskan atau pengudusan (sanctification): konteks ini adalah istilah imam. Dalam tradisi Yahudi imam memiliki legitimasi untuk menentukan mana yang tahir dan yang bukan tahir. Jika seseorang tidak tahir maka ada langkah-langkah yang mesti dilakukan oleh orang yang tahir. Demikian halnya dengan berbagai kurban yang disampaikan menurut peraturan levirat harus tahir sebagaimana ditentukan. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa Allah itu kudus, hendaklah juga kita kudus. Karena Allah adalah kudus, maka tak mungkin manusia dapat berjumpa dengan Allah yang kudus tanpa pengudusan pada pihak manusia. Manusia tetap berdosa dan tidak mungkin kudus dari dirinya sendiri. Pengudusan di dalam Kristus dilakukan lewat pengorbanan Kristus yang rela mati di kayu salib dan memberikan. Darahnyabyangbtertumpah adalah tebusan yang sangat mahal. Kematian Kristus di kayu salib adalah sebagai korban penghapusan dosa yang sekali untuk selamanya kepada Allah demi menyelamatkan manusia. Melalui pengorbanan Kristus kita menerima darah dan tubuh Yesus melalui perjamuan kudus. Darah Yesus membasuh dosa. Manusia tidak dapat bersih oleh karena perbuatanya sendiri atau hasil usahanya sendiri, manusia dikuduskan hanya oleh darah Yesus Kristus yang ditumpahkan untuk tebusan dosa.

3. Menebus atau penebusan (redemption): istilah ini dalam konteks perbudakan. Seorang budak tidak mungkin merdeka dsri dirinya sendiri karena dia tu duk terhadap tuannya dan dia adalah budak. Seorang budak merdeka dari seorang tuan jika ada yang menebusnya., kalaupun ditebus dia menjadi mioik yang menebusnya. Istilahninilah yang dipakaimoleh Paulus tentang makna penebusan. Manusia berdosa adalah budak dosa dan manusia diperhamba dosa, karena itu Kristus telah menebus kita dari perhambaan dosa dan kita menjadi milik Kristus.

Inilah hikmat Allah dan kekuatan Allah di dalam salib yang menjadi jalan keselamatan bagi manusia.
Di minggu passion ini kita diajak untuk merenungkan jalan salib dan maknanya dalam kehidupan ini agar kita semakin mengasisihi Allah dengan menghargai dan memelihara keselamatan yang dianugerahkan kepada kita.

Sabtu, 28 Maret 2015

HARAJAON NASO TARHUTUR

Jalo Hamu ma Harajaon Naso Tarhutur

Jamita di ari Minggu sadarion 15 mar 2015 ima sian Heber 12,18-29 taringot tu haunduhon ni na porsea tu Jesus naung mangalehon HataNa dohot bagabagai tu na porsea asa hot na porsea di harajaon ni Debata, ima na ginoar di turpuk on: "Harajaon Naso Tarhutur."

Toho di thema minggu digoar do: Parhalado Halomoan; mardongan biar dohot hadaulaton.
Molo tajaha turpuk on sian bona ni Bindu 12 tontu lam tangkas ma botoonta ia turpuk on ima sipodaon sian panurat Heber siulaon ni angka na porsea dia nma siulaon nasida di na manghirim haluaon i. Domu tu topik ni minggu na mandok Parhalado Halomoan? Antong na gabe sungkunsungkun: aha do sipatupaon ni parhalado asa parhalado halomoan sasahalak di jolo ni Debata? Manang aha do siulaon ni na porsea i asa ruas halomoan ni Debata ibana?

Sian turpuk Heber 12 on adong tolu na boi putihanta asa halomoan ni Debata:

1. Marhadaulaton dibagasan roha biar mida Jahowa.
Sian ayat 18-21dipatorang do songon dia biar ni roha ni bangso Israel tingki manjalo Patik di dolok Sinai, angkahitir, godoron jala mabiar situtu nasida. Diparentahon si Musa do naso jadi nasida masuk tu ombun ni Debata, ala ro Debata dibagasan api na marnalanala dohot panghuling ni sarune na mansai gogo. Baliksa ingkon manguras nasida ai ndang talup nasida marnida jala pajumpang bohi dohot Debata (jaha 2 Musa 19). Manangnise na masuk tu ombun ni Debata ingkon mate ibana. Alai ndada dibagasan Api be ro Debata, alai dibagasan PatikNa, dibagasan hataNa dohot fi bagasan Jesus Kristsu naung gabe pangoloi di Debata. Songoni ma nian ganup na porsea di bagasan roha biar mida Debata ala na songkal jala na badia do Debata. Sotung adong na neang jala langgus pajumpang dohot Debata di bagas jorona manang di parmingguon pe. Ingkon badia jala hormat di ganup nasa parjumpangan dohot Debata. Ala ni i ganup ma hita mangarade diri, mambuka roha manjalo haroro ni Debata di angka parsaoran diparmingguan manang di partangianganta be. Sotung adong be na mangaleai bagas jorono, manang na mambaen hagunturon di nasa parmingguon, sotung ro rimas ni Debata. Ai songon api do Debata na mangarotonghon (ay 29).

2. Unang tulak Ibana
Asa halomoan ni Debata hita, sotung tulak Ibana naung mamboan hata hangoluan i tu hita, ima Jesus Kristus. Pasupasu dohot dame do na binoanna asa tarpasupasu jala mardame rohanta. Hasonanganta do na binoanna, nang pe asa jumpang hasonangan na manongtong i ingkon boluson do hasusaan di na manuhuk silang i. Sandok sotung adong na manukak Ibana di ngoluon, gariada tahe gabe pasidohot hita nian siboan Hata i asa lam torop halak na marhamubaon ni roha asa lam torop halak na taruli di dame dohot pasupasu na binoanna. Ro pe ibana, na mambuat hangalutonta do jala paampuhon hasonanagan. (Pat Mat 11:28)

3. Jalo ma Harajaon Naso Tarhutur
Dipaboa panurat Heber do nasa na adong di portibion ima na boi tarhutur do, ndang hot jala na boi do tarhutur, matapor jala gabur. Taida ma Raja Pharao na gogo di tingkina, dihutur si Musa do. Suang songoni Nebukadnezar raja ni halak Babel dihutur jala gabur do pola manjampal ubana songkn dorbia. Suang songoni si Herodes, holan tubu Raja na pinaboa ni angka pwrroha sian Purba,mpintor angkahitir. Antong ndang adong na hot na tau haposan ni jolma na manongtong di portibi on. Sude i na lao salpu do molo dung ro Ibana. Ido umbahen na didok hata ni Tuhan Jesus di markus 13:31 "salpu pe songot tano dohot laut dohot nasa isina, alai anggo hatangki tung na so ooo salpu".

Antong aha do na so tarhutur, ima: harajaon ni debata. Nungaa dipaojak Debata harajaonna di portibion marhitehite Jesus Kristus, mian ma hita disi sotung adong na mambuat tumpal i sian hita. Tajalo hataNa jala taulahon, ai ido gogo di na porsea asa hot di harajaon na so tarhutur i. Molo tung gale hita tarajumi, tongtong do ni donganan ni Tondi Parbadia do ganup na porsea asa manongtong panghirimonna."

TUHAN MEMERLUKANNYA

TUHAN MEMERLUKANNYA
Nats: Markus 11,1-11

Selamat hari minggu!
Ada tiga hal yang cukup menarik dari Kotbah minggu ini dari Markus 11, 1-11 yang perlu diperdalam dan direfleksikan dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu:

1. Ketaatan:
Murid pergi melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus dan menjawab seperti jawaban yang disampaikannoleh Yesus. Inilah sesungguhnya tugas seorang murid: ketaatan di dalam mengikuti Yesus adalah konsekwensi seorang murid. Apalagi dalam minggu sengsara, dlm banyak hal murid akan menghadapi tantangan, gangguan dan ancaman. Harga seorang murid akan teruji dlm melampauhi penderitaan.

2. Tuhan memerlukannya:
Pemilik keledai tidak mengenal murid, namun pemilik keledai mempasrahkan keledainya itu dilepaskan murid setelah kalimat ini disampaikan: Tuhan Memerlukannya. Dalam berbagai hal pengalaman hidup, hal ini perlu kita maknai memberikan persembahan dengan membantu pelayanan dan missi gereja: dibutuhkan uluran tangan untuk berpartisipasi. Ketika hal seperti itu terjadi pada kita, kita mempercayainya Tuhan memerlukan sesuatu dari kita. Hal ini juga bisa kita kembangkan dalam hal memaknai musibah yang terjadi seperti kehilangan apa yang kita miliki bahkan Mungkin yg paling berharga dlm hidup kita. Kita percayai Tuhan mengetahui segala sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi di dalam hidup ini, jangan stress atau kecut tetapi pasrahkan dan katakan Tuhan memerlukannya dan Dia akan mengembalikannya segera.

3. Hosanna
Seruan hosanna disini adalah harapan orang banyak, Yesus akan naik tahta dan memimpin Israel sebagai bangsa sebagaimana kepemimpanan Daud. Padahal missi Yesus adalah menjadi raja damai yang mendamaikan Allah dengan manusia. Konsep keselamatan yang dibawa Yesus bukanlah konsep keselamatan dan memulihkan kerajaan Israel melainkan Kerajaan Allah. Dalam kerajaan Allah kuasa dosa akan dikalahkan. Itulah missi Yesus ke Yerusalem yang mati dan dibangkitkan untuk mengalahkan kuasa dosa dan maut. Jika kita baca cerita selanjutnya orang banyak yang hadir dan yang mengeluelukan Yesus dengan hosanna kecewa akan dengan harapan hosanna mereka, itulah sebabnya mereka berbalik dari hosannna menjadi salibkan dia salibkan dia pada peristiwa Gabbatha. Mengapa seruan mereka berbalik dari pujian ke hujatan, karena tak sesuai dan yg diharapkan. Dalam iman, Hal yang selalu kita ingat adalah membenamkan harapan di kehendak Allah.

Dengan demikian seruan Hosaana dalam minggu palmarum ini tentu selalu mengingatkan kita bahwa pujian dan elu-elu yang kita sampaikan pada saat yang sama adalah membuka hati kita kepada kehendak Allah. Dengan demikian hosaanna harus dimaknai dengan suatu pemahaman kita mesti menyesuaikan harapan kita kepada kehendak Allah. Biarlah kehendak Allah yang terjadi.

Hosanna...!

Jumat, 02 Januari 2015

SATU DI DALAM KRISTUS

Mengawali Tahun Baru
SADA DO HITA SALUHUTNA DI BAGASAN KRISTUS
Galatia 3:26-28 Ai saluhut do hamu anak ni Debata marhitehite haporseaon di Kristus Jesus.
Ai Kristus i do diparuloshon hamu, sude hamu, naung tardidi tu bagasan Kristus.
Ndang mardiaimbar disi Jahudi manang Junani, hatoban manang anak mata, baoa manang parompuan, ai sada do hamu saluhutna di bagasan Kristus Jesus.
Galatia 3:26-28 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.
Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.

Kotbah Ompui Ephòrus Tahun Baru 1 Jan 2015 dari Galatia 3,26-28 tentang Kesatuan Jemaat.
Penekanan pentingnya kesatuan (hasadaon) merupakan potensi dan kekuatan. Kekuatan kesatuan ini banyak pula diungkapkan oleh beberapa istilah yang akrab kita kenal baik bhs Indonesia maupun dalam Bahasa Batak, misalnya: "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh", "aek godang aek laut, dos ni roha si baen na saut". Dari ungkapan ini kesatuan hanya ada jika ada hati yang terbuka untuk membuka diri dan menghargai orang lain. Yang pasti kita sudah berbeda, entah apapun bisa kita buat bahwa kita sungguh berbeda bahkan jauh berbeda dengan orang lain. Namun dalam berbagai perbedaan itu ada hal yang dapat menyatukan kita. Hal inilah ruang yang dijadikan oleh Paulus dalam Galatia, dalam berbagai perbedaan dan segala identitas dan potensi yang berbeda di jemaat ada hal yang harus lebih utama dalam persekutuan yaitu kita semua sama di dalam Kristus. Kristus telah membuat kita menjadi Anak Allah, sehingga kita menyebut Abba. Di dalam Kristus , Allah adalah Bapa kita dan kita adalah anak2Nya tampa membedakan latar belakang, suku, status sosial dan identitas lain.
Keampuhan menjadi satu di dalam Kristus bukanlah pekerjaan mudah, karena paham2 konstruksi budaya manusia yang membedakan diri pada dikotomi "kami" dengan "mereka". Kami dan mereka adalah getto atau tembok pemisah antara kami dan mereka. Kami adalah ekslusif dan superior dan dalam pandangan kami, mereka adalah orang asing. Komunitas kami dan mereka akan menghambat proses persatuan dan kesatuan dalam jemaat. Kami selalu berorientasi akan superioritas diri dan idiologi superioritas diri ini memunculkan prasangka merendahkan orang lain. Kristus adalah perdamaian yang meruntuhkan pemisah kami dan mereka menjadikan suatu istila KITA. Kita adalah dimana kami dan mereka bersatu.
Marilah identifikasi beberapa hal yang membuat kami dan mereka:
1. Yahudi dan Yunani: karakteristik keduanya sungguh berbeda. Yahudi merasa diri umat Pilihan, mereka adalah umat yang diberkati, kepada mereka Tuhan menyampaikan Firman dan Taurat dan berbagai kelebihan lainnya. Dalam kehidupan religiusnya Yahudi adalah orang yang paling saleh, karena semua gerak kehidupan diatur oleh Taurat dan fianggap sebagai ibadah. Sebagai umat Pilihan Tuhan mereka menaatinya dan menganggap diri sebagai orang yang paling saleh dari seluruh umat manusia. Dalam pandangan demikian pemahaman terhadap orang lain adalah umat lain adalah bukan pilhan, tidak diberkati dan tidak saleh. Orang lain dianggap bukan umat Tuhan dan tidak mengenal Allah, nahis, kotor dan takmpantas memperoleh keselamatan. Kesalehan mereka menjadi suatu paham superioritas diri lebih saleh dan lebih kudus dari orang lain atau umat manapun dan tak pantas menjadi satu meja dalam jamuan kudus.
Yunani berbeda lagi, mereka peyanjung rasionalitas. Hal yang tak masuk akal bagi mereka adalah kebodohan. Bahkan keselamatan melalui salib dianggap kebodohan. Paham ini mendorong mereka lebih berhikmat sementara umat lain sebagai kebodohan. Bagi Yunani puncak pencapaian hikmat adalah pengetahuan. Baik Yahudi dan ayunani penyanjung kehebatan diri.
PAULUS dalam Galatia merakit kesatuan dari Yahudi yang merasa paling saleh dan Yunani paling berhikmat satu di dalam Kristus.
2. Hamba atau Orang Merdeka
Syukurlah perbudakan dan rasisme telah dihapuskan demi kesamaan dan kesetaraan umat manusia. Pada jaman Alkitab hal ini sangat berbeda dan tak akan mungkin budak dan tuan dianggap sama. Budak adalah budak, sedang tuan adalah tuan. Hamba tak memiliki hak untuk merdeka, dan tuanlah pemegang hak kemerdekaan mereka. Budak dan tuan sudah dianggap kodrat. Tak mungkin bagi budak menyebut dirinya sama dengan tuan atau sebaliknya. Budaya baru di dalam orang yang perdaya di dalam Kristus membuat mereka satu di dalam Kristus: sama2 yang ditebus dan dimateraikan oleh baptisan yang satu itu. Inilah suatu kekuatan Kristus yang meruntuhkan pemisah yang sangat keras dijamannnya sehingga dapat menerima satu dengan yang lain sebagai saudara.
Seperti nyanyian Marthin Luther: we shall overcome, we shall over come. Di dalam Kristus kita melampauhi semua hal yang memisahkan kami dan mereka.
3. Lakilaki atau Perempuan
Jaman alkitab disebut jaman yang sangat besar pengaruh patriakhis, lakilaki dianggap lebih kuat, lebih utama dan segala kelebihannya ketimbang perempuan. Sementara perempuan diangap lemah dan segala keterbatasannya. Dalam pandangan ini Paulus melihat ada suatu kekuatan di dalam Kristus yang tidak membedakan atau mengutamakan lakilaki dari perempuan. Kotbah ini menjadi suatu titik keberangkatan pemahaman kita akan kesamaan lakilaki dan perempuan dalam status, sosial dan peran dalam masyarakat. Baik lakilaki dan perempuan adalah kodrat ilahi dalam diri manusia yang menjalankan fungsi sesuai dengan kehendak Allah.
Refleksi:
Ada banyak hal yang dapat kuta identifikasi yang membuat kita berbeda dengan orang lain. Ajakan firman di Tuhan sepanjang tahun ini yang diprogramkan sebagai Tahun Perempuan untuk bersamasama merakit kebersamaan. Mari identifikasi hal2 yang dapat membuat kuta lebih erat bersatu di dalam Kristus. Perbedaan adalah anugerah Tuhan, orang beriman hal2 yang berbeda dalam setiap identifikasi dapat melihat dan merakit kebersamaan dan kesatuan dan persekutuan. Kata "kami" dan "mereka" yang membuat kita berpisah dari sesama, Kristus memampukan kami dan mereka menjadi KITA.

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...