Selasa, 31 Maret 2015

SALIB: Hikmat dan Kekuatan Allah

SALIB: Kekuatan dan Hikmat Allah (the power of God and wisdom of God)
Bacaan 1 Kor 1,18-31

Cukup menarik jika kita membaca keseluruhan perikope ini, tentang penjelasan Paulus mengenai salib. Paulus memiliki suatu uraian argumentasi yang sangat indah dalam menjawab pertayaan orang Yunani dan dan Yahudi tentang makna Salib. Kedua golongan masyarakat ini memiliki pengaruh di jamannya. Orang Yunani mencari hikmat: mereka terkenal dengan para filsufnya dan sudah memiliki pikiran yang sangat maju pada jamannya dengan menngembangkan nalar dan pikiran-pikiran logis. Mengapa bagi orang Yunani salib sebagai kebodohan? Salib dalam pandangan mereka adalah kutuk atau akhir perjalanan bagi seorang yang memiliki hukuman berat. Maka sungguh tak masuk akal bagi mereka kalau salib adalah jalan keselamatan dari Allah. Demikian halnya bagi Yahudi, salib pada Yesus diangggap sebagai skandal. Istilah ini muncul karena ketika vonnis terhadap Yesus dihadapan Pilatus sebagaimana tuntutan para Sanhedrin, Saduse dan para ahli Taurat atas tuntutan hukum mati Yesus adalah karena menyebut dirinya Anak Allah. Sehingga olehnya dia telah melakukan penistaan agama. Sekalipun vonnis itu tidak berkaitan dengan itu, karena Pilatus sendiri menyebut Yesus tidak bersalah, namun kehadiran Yesus ditengah2 Yahudi menjadi kebencian bagi para imam, Ahli Taurat dan tokoh2 Agama Yahudi di jamannya hingga mereka terus merencanakan dan mencari cara untuk membunuh Yesus.

Dari penjelasan Paulus tentang salib maka sesungguhnya apa yang dianggap Yunani sebagai kebodohan dan bagi orang Yahudi sebagai batu sandungan sesungguhnya sangat terbalik. Pemberitaan salib Kristus adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah dalam menyelamatkan manusia. Bahkan bagi Paulus sendiri hikmat dunia telah membuat manusia tidak mengenal Allah. Yang bodoh bagi Allah lebih besar dari hikmat manusia, atau yang lemah dari Allah adalah lebih kuat dari pada manusia. Jadi siapakah yang sesungguhnya berhikmat atau jalan hikmat, apakah hikmat manusia yang mau binasa itu atau mereka yang percaya yang sekalipun dianggap manusia suatu kebeodohan? Pada bacaan pagi ini sunggguh jelas, Paulus menyebutkan 1 Korintus 1:24-25 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. (But unto them which are called, both Jews and Greeks, Christ the power of God, and the wisdom of God. Because the foolishness of God is wiser than men; and the weakness of God is stronger than men.)

Jalan salib adalah jalan yang dipakai Allah untuk menyelamatkan manusia, jalan salib ini merupakan alur pikir yang sungguh terbalik bahkan pikiran bodoh bagi mereka yang menganggap dirinya berhikmat di jamannya. Hal ini dijelaskan dalam 1 Korintus 1:27-29:

Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat,
dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah,
bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,
supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

(But God hath chosen the foolish things of the world to confound the wise;
and God hath chosen the weak things of the world to confound the things which are mighty;
And base things of the world, and things which are despised,
hath God chosen, yea, and things which are not, to bring to nought things that are:
That no flesh should glory in his presence.)

Inilah jalan salib yang dipakai Allah menyelamat manusia. Disini ada 3 istilah yang dipakai oleh Paulus dalam menjelaskan makna keselamatan yang dilakukan oleh Kristus melalui jalan salib, yaitu: membenarkan, menguduskan dan menebus. Ketiga istilah ini sangat memiliki makna yang sangat luas dalam theologi menjelaskan makna keselamatan di dalam Kristus.

1. Membenarkan atau pembenaran (justification): istilah peradilan, seorang bersalah yang hendak divonnis mati karena kesalahan namun memperoleh pembenaran. Pembenaran ini terjadi bukan alibi yang disusun untuk membenarkan terdakwa, namun karena anugerah atau gratia. Demikian halnya manusia dibenarkan Allah melalui Kristus bukan karena benar, sama sekali tidak! Manusia berdosa dan semestinya mendapatkan hukuman mati, karena dosa namun Kristus membensrkan manusia melalui pengorbanan Kristus di salib sehingga dengan itu memperoleh pembenaran sebagai anugerah Allah di dalam Kristus.

2. Menguduskan atau pengudusan (sanctification): konteks ini adalah istilah imam. Dalam tradisi Yahudi imam memiliki legitimasi untuk menentukan mana yang tahir dan yang bukan tahir. Jika seseorang tidak tahir maka ada langkah-langkah yang mesti dilakukan oleh orang yang tahir. Demikian halnya dengan berbagai kurban yang disampaikan menurut peraturan levirat harus tahir sebagaimana ditentukan. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa Allah itu kudus, hendaklah juga kita kudus. Karena Allah adalah kudus, maka tak mungkin manusia dapat berjumpa dengan Allah yang kudus tanpa pengudusan pada pihak manusia. Manusia tetap berdosa dan tidak mungkin kudus dari dirinya sendiri. Pengudusan di dalam Kristus dilakukan lewat pengorbanan Kristus yang rela mati di kayu salib dan memberikan. Darahnyabyangbtertumpah adalah tebusan yang sangat mahal. Kematian Kristus di kayu salib adalah sebagai korban penghapusan dosa yang sekali untuk selamanya kepada Allah demi menyelamatkan manusia. Melalui pengorbanan Kristus kita menerima darah dan tubuh Yesus melalui perjamuan kudus. Darah Yesus membasuh dosa. Manusia tidak dapat bersih oleh karena perbuatanya sendiri atau hasil usahanya sendiri, manusia dikuduskan hanya oleh darah Yesus Kristus yang ditumpahkan untuk tebusan dosa.

3. Menebus atau penebusan (redemption): istilah ini dalam konteks perbudakan. Seorang budak tidak mungkin merdeka dsri dirinya sendiri karena dia tu duk terhadap tuannya dan dia adalah budak. Seorang budak merdeka dari seorang tuan jika ada yang menebusnya., kalaupun ditebus dia menjadi mioik yang menebusnya. Istilahninilah yang dipakaimoleh Paulus tentang makna penebusan. Manusia berdosa adalah budak dosa dan manusia diperhamba dosa, karena itu Kristus telah menebus kita dari perhambaan dosa dan kita menjadi milik Kristus.

Inilah hikmat Allah dan kekuatan Allah di dalam salib yang menjadi jalan keselamatan bagi manusia.
Di minggu passion ini kita diajak untuk merenungkan jalan salib dan maknanya dalam kehidupan ini agar kita semakin mengasisihi Allah dengan menghargai dan memelihara keselamatan yang dianugerahkan kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...