Sabtu, 27 April 2024

ORANG YANG MENCARI TUHA. AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU

 Kotbah Minggu Kantate, 28 April 2024

Ev. Mazmur 22:26-32



ORANG YANG MENCARI TUHAN AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini merupakan undangan untuk memuji-muji Tuhan. Sesuai dengan nama minggu yaitu "kantate" artinya: nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan. 


Melalui Mazmur 22 ini kita belajar dari kesaksian iman pemazmur. Dia hidup di jalan Tuhan, setia dan tetap percaya dalam menghadapi segala kesengsaraan yang menimpa hidupnya. Setia di jalan Tuhan bukan berarti semuanya indah, di sini pemazmur mengalami kesusahan, hidupnya merana dan jauh dari pertolongan Tuhan. Dalam kesengsaraan yang mendalam tersebut pemazmur tetap berharap dan memiliki keyakinan pada pertolongan Tuhan. Dia percaya orang yang takut akan Tuhan akan tetap memuji-muji nama Tuhan. 


Jika kita baca keseluruhan pasal 22 ini bahwa kesengsaraan pemazmur bukan karena kesalahannya sendiri, namun karena musuh-musuhnya kejam dan bengis. Pemazmur kewalahan menghadapi musuh-musuhnya, kekuatannya habis dan seolah tak berdaya (ay 16). Dia diibaratkan seperti ulat yang tak berdaya (ay 7) semantara musuh-musuhnya digambarkan seperti lembu jantan dan banteng (ay 13) yang dihadapi seorang matador, seperti singa yang siap menerkam (ay 14) dan seperti gerombolan anjing galak (17). Semua itu musuh-musuh bengis, gerombolan penjahat yang siap mengepung dan melahap mangsanya. Pemazmur tidak berdaya menghadapi semua itu, disinilah pemazmur berdoa dan menantikan pertolongan Tuhan.


Mazmur 22 ini sangat terkenal karena doa inilah yang disampaikan oleh Tuhan Yesus di kayu salib saat-saat terakhir sebelum menghembuskan nafas terakhir. 

Mazmur 22:2 Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. 

Seruan itu bukanlah mau mengatakan bahwa Yesus ditinggalkan Allah, namun Yesus menyampaikan doa orang saleh sebagaimana disampaikan dalam Mazmur 22 ini.


Sahabat yang baik hati! 

Marilah kita mengambil pelajaran penting dari kotbah ini dalam menjalani kehidupan kita saat ini.


1. Sekalipun hidup merana namun tetap berkantate memuji nama Tuhan! 


Hidup penuh tekanan tetap berkantate, hidup penuh dengan ancaman tetap berkantate. Kotbah ini mungkin sulit dijalankan, namun pemazmur dan Yesus telah melakukannya, bahkan mungkin banyak pengalaman rohani orang percaya menerapkan kisah seperti itu. 


Mungkin ada pengalaman-pengalaman pahit dalam hidup kita, pengalaman hidup di komunitas dan lingkunga kerja: anda telah melalukan yang terbaik namun selalu salah di mata orang. Anda telah berjerih juang yang terbaik namun belum membuahkan hasil. Ada telah bekerja keras dan menghasilkan yang terbaik namun tidak dihargai oleh orang lain. Telah banyak orang menikmati buah pekerjaan anda dalam komunitas namun anda mendapat demosi tetap bahkan dengan sengaja memojokkan dan mematikan karier anda. Dalam keadaan demikian janganlah berhenti menjadi orang yang menghasilkan kebaikan, tetaplah berbuah seperti pengalaman pemazmur ini.


Sekalipun sudah tak berdaya pemazmur berkata dalam Mazmur 22:14-15 (TB) (22-15) Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; 

(22-16) kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. 

Namun dalam ayat berikutnya pemazmur memupuk asa dalam dirinya bertumbuh menjadi iman yang kokoh. Dalam.keadaan merana dia mencari Tuhan, dalam.keadaan tak berdaya tetap menaruh harapan pada pertolongan Tuhan. Dia berdoa dan mengungkapkan rasa sesak dihati kepada Tuhan, "...mengapa Engkau meninggalkan aku?"


Dia percaya bahwa orang yang setia mencari Tuhan akan memuji-muji namaNya. Dalam segala keadaan yang menyusahkan tetap berkanteta, memuji Tuhan dan menyanyikan bagian baru bagi Tuhan. 

Sedikitpun tidak ada terbertik dalam pikirannya untuk meninggalkan Tuhan. Pemazmur tetap setia, taat dan saleh, menaati kewajiban religiusnya dengan membanyar nazar dan persembahan yang dikhususkan untuk Tuhan. Otulah jiwa pemazmur yang tetap berkantate sekalioun hidup merana.


2. Saatnya orang jahat berbalik dan orang sombong bersujud


Sebagaimana disebutkan diatas kejahatan musuh-musuh pemazmur telah digambarkan seperti binatang, seperti lembu jantang dan banten-vbanten yang siap menyeruduk, seperti singa yang siap menerkam, dan seperti anjing yang yang mengerumuni dan menggonggong. Bagaimana seseorang menghadapi situasi ini? Jika kita baca keseluruhan pasal 22 ini tidak ada sikap reaktif dari oemazmhr, namun dia pasrah dalam doa dan memohon pada Tuhan.


Namun keyakinan pemazmur tehadap musuh-musuhnya adalah akan ada waktunya orang jahat berbalik dan orang sombong sujud. Pemazmur percaya Tuhan tidak akan membiarkan kejahatan, dan kesombongan menghina dan menindas orang ysng tak berdaya 


Dalam pengalaman hidup sehari-hari bisa saja terjadi demikian. Seorang petinju dalam pertemuan pers sangat sombong menghina lawannya, namun saat bertanding jatuh tersungkur dan kalah memalukan. Atau mungkin dalam hidup bertetangga, merasa kaya dan menghina orsng lain namun dalam seturut waktu keadaan berbalik.


Alkitab adalah bukti historis Allah melawan kesombongan melalui kisah nyata dalam sejarah peradaban manusia. Banyak kisah Alkitab yang menjadi pelajaran bahwa kesombongan diruntuhkan oleh Tuhan. Firaun menjadi mummi, pembangunan Menara Babel berantakan, kisah Goliat dan Daud, serta cerita-cerita lainnya yang menggugah hati.


Hal yang mau diingatkan oleh Pemazmur adalah Tuhan tidak akan berdiam membiarkan kejahatan bertambah jahat dan kesombongan orsng sombong menjadi-jadi. Tuhan bekerja waktunya orang jahat akan berbalik dan orang sombong akan sujud. Orang percaya tetap setia dan rendah hati menikmati berkat Tuhan. Itulah sebbanya pemazmur berkata: Mazmur 22:26 (TB) (22-27) Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya! 

Tetapi orang sombong akan sujud dan tidak dapat menyambung hidup.


3. Kantate orang yang mencari Tuhan bukan hanya kini tetapi sampai ke masa depan anak cucu


Pada bagian akhir kotbah ini, diceritakan tentang masa depan orang yang setia mencari Tuhan, dimana keturunannya dan anak cicunya akan menceritakan tentang Allah, perbuatan dan pertolongan Tuhan dalam sejarah hidup keluarga orang yang mencari Tuhan.


Mazmur 22:30-31 (TB) (22-31) Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. 

(22-32) Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya. 


Disini kita menemukan visi dari pemazmur, berharap pada Tuhan bukan hanya terjawab kini tetapi juga pada generasi berikut. Kemenangan orsng yang mencari Tuhan bisa saja tidak terjadi pada masa hidupnya, namun kejayaan pada anak cucunya. 


Kesetiaan orang yang mencari Tuhan sekalipun sengsara dan merana akan membentuk pribadi yang ulet, tangguh dan berkarakter. Keteladanan menghadapi itu akan membentuk karakter unggul pada anak-cucu. Mereka akan menceritakan kisah leluhur mereka yang memantafkan penderitaan menjadi kemenangan. Sehingga mereka mengikuti jejak pendahulunya serta taat beribadah.


Pemazmur disini mau menceritakan tetang pengalaman bangsa Israel yang disebut dengan Credo. Mereka mengingat semua penderitaan di Mesir dan oleh kuasa tangan Tuhan mereka bebas dan memberikan Kanaan. Credo ini harus diajarkan, diulangulangi dan setiap angkatan akhirnya memiliki dan menghayati cerita itu dan membentuk mereka menjadi pribadi yang tetap memelihara keyakinan leluhur mereka dengan beribadah kepada Tuhan. 

Selengkapnya Credo ini dapat kita baca dalam: 


Ulangan 6:21-25 (TB) maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi TUHAN membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat. 

TUHAN membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang besar dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap Firaun dan seisi rumahnya, di depan mata kita;

tetapi kita dibawa-Nya keluar dari sana, supaya kita dapat dibawa-Nya masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang kita.

TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini.

Dan kita akan menjadi benar, apabila kita melakukan segenap perintah itu dengan setia di hadapan TUHAN, Allah kita, seperti yang diperintahkan-Nya kepada kita." 


Menceritakan masa sulit, hidup merana yang dialami oleh orang tua perlu diceritakan kepada anak-anak agar mereka memiliki daya juang, tangguh dan siap menghadapi masalah. Mari kita berkantante dan kelak juga anak-cucu kita menjadi anak-anak yang mencari Tuhan dan berkantate. Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak


Sabtu, 20 April 2024

YESUS GEMBALA YANG BAIK

 Kotbah Minggu Jubilate, Minggu 21 April 2024

Ev. Yohanes 10:11-18




YESUS GEMBALA YANG BAIK


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak berjubilate karena berita sukacita yaitu: Yesus Gembala Yang Baik. Yesus bukanlah gembala biasa yang menuntun domba ke padang gurun, menuntun ke air sejuk. Lebih dari itu, Yesus datang mencari yang hilang,  menuntun kita kepada kehendak Allah dan memgobankan nyawaNya agar kita memperoleh kehidupan yang kekal.


Jubilate berarti bersukacita atas pembebasan. Jubilate mengingatkan kita akan tahun Yobel dalam kitab Imamat 25. Dalam tahun Yobel umat Allah merayakan tahun rahmat Tuhan telah datang, umat bersukacita merayakan pendamian dan pembebasan; pembebasan manusia dari bebagai beban hidup: perbudakan, hutang dan beban lainnya. Tanah dan rumah yang tergadai pada tahun yobel kembali kepada pemiliknya. Tahun yobel menghargai harkat orang miskin, menghargai tanah karena tahun ke limapuluh ladang beristirahat dan tidak diolah. Pembebasan itu bukanlah karena usaha manusia tapi karena ketetapan Tuhan. Setiap orang bersukacita dan bersoraksorai karena rahmatNya.


Marilah kita menggali beberapa pokok pesan yang penting dari kotbah minggu ini. Sebagai ungkapan syukur kita karena keselamatan di dalam Yesus Kristus. Yesus adalah Gembala yang baik yang telah membebaskan kita dari dosa dan menuntun kita kepada kehidupan yang kekal. 


1. Yesus Gembala yang baik - mari menghayati  pengorbananNya.


Yesus gembala yang baik. Mungkin kita di Indonesia tidak familiar memahami tugas seorang gembala. Kalau pun ada beternak dan memelihara kerbau paling satu atau dua ekor, sebelum pergi ke sekolah bangun pagi membawa kerbau ke ladang untuk bisa makan rumput.


Gembala dalam konteks Perjanjian Baru sangat berbeda, yakni menjelaskan tugas dan tanggung jawab besar untuk  memelihara, merawat dan mengawasi kawanan domba yang banyak di padang gurun. Seorang gembala harus menuntun kawanan domba saat pagi hari ke padang rumput, mengawasi dan melindunginya dari segala predator buas seperti singa, serigala dan binatang buas lainnya. Menjelang petang hari sang gembala akan menuntun dombanya meminum air sejuk setelah itu membawa mereka kembali pulang ke kandang. Gembala yang baik akan tahu jumlah dombanya, jika ada yang tersesat, maka dia akan segera mencarinya agar tidak dimangsa serigala. Jika luka dia akan membalutnya dan menggendongnya.


Gambaran demikianlah yang dimaksukan oleh Yesus berkata: Akulah Gembala Yang Baik! Suatu pernyataan sejuk dan memberikan jaminan bagi kita. Yesus sang Gembala Yang Baik akan melihara hidup kita. Yesus menuntun kita ke padang rumput hijau, dijagai dari mara bahaya, dituntun ke air sejuk dan dibawa pulang sebagai kawanan domba Allah.


Yesus sebagai Gembala yang baik menjelaskan kepada kita lebih dalam dari tugas gembala biasa, yaitu oengorbanan diri. Yesus gembala yang baik yang menyerahkan Nyawa demi menyelamatkan manusia. Disini Yesus menyebutkan tugas yang diembanNya melalui kematianNya di kayu salib. Dosa telah membuat manusia tersesat dan semakin jauh dari Tuhan. Konsekwensi dosa adalah maut. Yesus datang ke dunia ini mencari dan menyelamatkan kita. Karena manusia telah diperhamba dosa dan konsekwensi dosa adalah maut. Maka satu-satunya menyelamatkan manusia berdosa adalah Yesus menjalani kematian agar kita yang mati oleh dosa ditebus dan menjadi milik Allah.


Ketika kotbah ini memperdengarkan Yesus gembala yang baik, kita bersyukur atas pengerobanan Yesus dan sekaligus mengajak kita untuk menghayati tugas pastoral para murid. Pertanyaan dan penugasan Yesus kepada Rasul Petrus kini diperdengarkan kembali kepada kita. Jika kita benar-benar mengasihi Yesus dengan sungguh-sungguh maka kita melakukan tugas pelayanan kita dengan pengorbanan lebih sungguh-sungguh. 


2. Domba yang mengenal gembalanya


Pada bagian kedua ini saya mengajak kita untuk mendalami keberadaan kita sebagai kawanan domba Allah. Hal ini berkaitan dengan pernyataan dari  Yohanes 10:14b ".....domba-domba-Ku mengenal Aku."


Pelayanan sang Gembala yang baik, membuat kawanan domba menaati dan apa yang diperintahkannya. Gembala berjalan di depan dan kawanan domba mengikutinya. Ketika sang gembala bersuara mengarahkan semua kawanan domba, suara gembala dikenal domba dan mengikutinya. Gembala yang baik akan didengarkan dan ditaati kawanan domba.


Gembala yang baik mengharapkan domba-dombanya yang baik pula, mau dituntun, dibimbing dan diarahkan sehingga tak tersesat dan tercerai berai oleh serigala pemangsa. Kita bersyukur mengenal Yesus sang gembala yang baik dan kita adalah kawanan domba. 


Sebagai kawanan domba yang baik ada tiga hal yang harus dimiliki oleh orang percaya sebagai domba gembalaan Tuhan Yesus Kristus. Ketiga hal ini ini sekaligus menjadi tiga tahapan menjadikan kita menjadi murid Tuhan Yesus. 


2.1. Mendengar: 

Mendengar adalah indera penerima pesan dalam diri manusia. Jika terganggung pendengaran maka sulit untuk diarahkan, diajak dan dituntun. Dengan mendengar kita mengetahui, aba-aba atau perintah. Suara sang Gembala akan memanggil donba-dombanya agar dituntun kepada padang rumbut hijau. Demikianlah orang percaya harus mau mendengar suara Tuhan Yesus yang senantiasan bersei dan menggil nama kota satu-persatu untuk melakukan kehendak Allah.   Dapat kita bayangkan bagaimana domba yang tak mau menuruti suara gembalanya dia tak akan menadapat rumput hijau malah tersesat dan bisa menjadi sasaran predator.


2.2. Mengenal: jika kita mengenal seseorang pasti kita mengenal suaranya. Nomor yang tidak tercantum namanya di hp anda pasti anda bisa menebak suara siapa yang menelpon anda. Itulah contoh kekuatan mendengar.  Dengan mendengar kita mengenal suara seseorang. Demikianlah orang percaya di dunia ini, begitu banyak suara yang lewat di telinga menggoda, merayu dan membujuk kita agar meninggalkan imannya bahkan dengan janji-janji. Dalam semua itu sebagai murid harus bisa membedakannya mana suara dunia yang menyesatkan dan mana suara sang gembala agung yang menuntun kita kepada keselamatan. Domba yang baik akan selalu.mendengar dan mengenal suara Tuhan Yesus. Dialah  Yuruselamat dunia yang diutus Allah menyelamatkan manusia dari dosa.


2.3. Mengikut: 

Mendengar dan mengenal tak cukup, tetapi harus mengambil keputusan untuk mengikut Tuhan Yesus. Lagu lama ini sering kita dengar: mengikut Yesus keputusanku, mengikut Yesus keputusanku, mengikut Yesus keputusanku. Kutak ingkar, ku tak ingkar. 


Sahabat yang baik hati ketiga hal dan tahapan inilah yang harus dimilikiIi oleh seorang murid Tuhan Yesus: mendengar, mengenal dan mengikut Tuhan Yesus. Tanpa ketiga hal ini kita tidak dapat nenjadi muridNya sebagaimana telah dikatakan oleh Tuhan Yesus: Matius 16:24 (TB)  Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.


3. Tugas pastoral orang percaya masa kini terhadap domba-domba lain milik Allah


Yohanes 10:16 (TB)  Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.


Bagian ketiga dari kotbah ini mengingatkan kita akan tugas dan tanggung jawab pastoral orang percaya di tengah-tengah dunia ini. Hal ini dapat kita kembangkan dari ayat 16, dimana Yesus sendiri memberitahukan bahwa masih ada domba-domba lain milikNya namun belum dalam satu kandang. Pesan ini merupakan pemberitahuan dan sekaligus penugasan pada murid untuk melakukan missi . Setiap orang di bumi ini adalah milik Allah, yang harus dihormati, dihargai dan disayanhi karena mereka juga adalah orang yang ikut di dalam penebusan. Setiap orang harus merasakan dan merayakan pengorbanan Yesus sang gembala yang baik. Jadi arang lain adalah milik kepunyaan Allah yang harus dituntun, diajak untuk untuk mau mendengar suara sang gembala dan menjadikan mereka menjadi satu kawanan (missi). 


Mendalami makna ayat 16 ini setidaknya ada tiga tugas orang percaya terhadap orang lain


3.1. Harus Kutuntun

Yesus telah menuntun kita kepada kehendak Allah, melaluim pengajaran Yesus tentsng kerajaan Allah kita murid-muridNya dituntun kepada kehendak Allah. Sehingga kita mengetahui apa yang baik dan benar serta apa yang seharusnya dilakukan dalam hidup imi.


Meneladani Yesus gembala yang bagi menugaskan kita dalam minggu ini bagaimana kita menjadi orang yang dapat mencegah orang hidup dalam kesesatan. Di dunia ini banyak tawaran dan godaan, siasat dan jebakan yang membuat orang tersesat dalam hidupnya sehingga jauh dari kehendak Allah. 


Yesus memanggil dan menugaskan Rasul Petrus untuk melakukan tugas penggembalaan. Yohanes 21:17 (TB)  Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.


3.2. Mendengar suara Yesus

Tugas kedua disini adalah bagaimana mengajak orang mendengarkan suara Yesus. Dunia yang kita diami saat ini penuh dengan suara dari suara bisik-bisik hingga suara keras yang memekakkan telinga. Dalam kenyataannya ada banyak orang yang tersesat seperti kisah anak yang hilang, menhikuti keinginan dan berjakan kepada kebinasaan. Yesus sang gembala yang baik datang mengingatkan dan menuntuk kita kepada kehendak Allah. 


Inilah yang saya sebutkan sebagai tugas pastoral orang percaya dimasa kini. Masa kkta nisebut dengan era 4.0, era digital dan dalam tehnologi komjnikasi disebut era 5G. Banyaknyang memperdengarkan ajakan, mempertontokan kekoyolan dan berbagai sikap yang tidak terpuji agar viral. Hingga ada yang berkotbah bukan lagi menyuarakan kebenaran Firman tetapi bagaimana agar viral. Jika kita tidak arif kita akan jatuh kepada kesesatan yang semakin jauh dari kehendak Allah. Saat ini Yesus menegaskan akan Kutuntun. Sebagsi pengikut Yesus,  orang percata diingatkan oleh kotbah Minggu ini disapa untuk mau mendengar suara Yesus. Suara Yesus yang lembut yang menuntun kita jalan kehidupan yang kekal.


3.3. Menjadi satu kawanan

 Bagian ketiga ini bagaimana kita hadir menjadi sahabat bagi yang lain. Alasan utama disini adalah orang lain itu bukan musuh, bukan yang harus diharamkan dan dikafirkan. Kita diajak mengoreksi pemahaman kita terhadap orang lain. Di kalangan Krisren dendiri masih banyak yang menjafakan kita umat yang diberkati, yang lain yang dikutuki. Disini, Yesus mengingatkan  mereka adalah milik kepunyaan Allah juga. Setiap orang di dunia ini adalah milik kepunyaan Allah. Orang lain bukan musuh, namun sahabat yang perlu disapa dan rangkul agar mereka untuk merasakan hangatnya cinta kasih dari sang gembala yang baik.


Dengan tugas ini, kita diajak untuk mengevaluasi sikap kita terhadap orang lain. Jika orang lain adalah milik Allah maka ujaran kebencian, menghina dan merendahkan orang lain adalah tindakan yang tidak terpuji. Hadirlah menjadi sahabat bagi orang lain dan setiap pribadi menjadi duta Allah untuk menyalurkan kasih sayang sang gembala yang baik.


Sahabat yang baik hati! Pesan Tuhan Yesus kepada kita untuk menggapai kawanan domba-domba yang lain adalah milik Allah dan visi Yesus kelak mereka akan menjadi satu kawanan domba Allah di dalam penggembalaan sang gembala yang baik. 


Yesus tidak membatasi diri suku bangsa tertentu, tetapi di Gembala untuk semua, bahkan termasuk kawanan domba lain yang belum masuk dalam penggembalaan sang Gembala yang baik. "Kawanan domba-domba lain" adalah sebutan bagi non Yahudi dan segala suka bangsa yang mau menerima Yesus Kristus dalam hidupnya. Dengan renungan ini kita semua adalah bahagian yang digembalakan Yesus Kristus. Sehingga tidak ada pembatasan baik Yahudi maupun non Yahudi, kita semua kawanan dombanya yang dipersatukan di dalam Yesus Kristus. 


Yesus juga berdoa agar kawanan domba yang percaya kepada Yesus Kristus atas pemberitaan orang percaya masuk dalam satu kawanan Sang Gembala yang baik. Yohanes 17:20-21 (TB)  Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.


Sahabat yang baik hati! Inilah yang harus kita syukuri dan berjubilate bahwa kita semua hidup dalam pemeliharaan dan penggembalaan Yesus sang Gembala yang baik.  Sebagaimana ungkapan pemazmur 23:1 Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Mari ikut ajakan suara sang Gembala yang baik.


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 13 April 2024

CAHAYA WAJAH TUHAN MENYINARI KITA

 Kotbah Minggu Miserecordias Domini (Bumi dipenuhi kasih karunia Tuhan)

Minggu, 14 April 2024

Ev. Mazmur 4:1-9




CAHAYA WAJAH TUHAN MENYINARI KITA


Selamat Hari Minggu! Kotbah minggu ini memberikan pelajaran penting bahwa Tuhan akan mendengar dan menjawab seruan minta tolong. Hal ini menumbuhkan keyakin dan semngat bagi orang percaya dalam berbagai kesulitan yang dialami percayalah Tuhanlah sandaran dan andalan. Kita percaya Tuhan akan menerangi orang percaya menjalani masa-masa kelam dan sulit diatasi. Saat semua orsng menyalahkan kita ada Tuhan yang membenarkan dan saat semua orang meninggalkan kita ada Tuhan yang mentertai


Jika kita baca keseluruhan Mazmur 4 ini, akan kita tempukan pengajaran yang berharga bagaimana menghadapi kesesakan hati saat difitnahan dan lawan-lawan anda hendak menjatuhkan anda dengan menyebarkan kebohongan-kebohongan. Pemaxmyr terdesak dan seolah sendirian menghadapi pergumulan yang dihadapinta, tiada orsng yang menolong karena semua meninggalkannya. Hidupnya sesak, namun tidak beroutus asa. Pemazmur mengampaikan seruan kepada Tuhan yang dipercayai penolong dan penyelamat baginya. 


Marilah kita menelaah beberapa pelajaran berharga dari kotbah ini, berangkat fari ayat-ayat yang kita angkat di bawah ini:


1. Berdoa memohon pengasihan Tuhan!

Mazmur 4 ini diberi judul oleh LAI doa malam, sesungguhnya dari segi isi Mazmur ini merupakan doa permohonan saat difitnah. Ada  tuduhan-tuduhan yang tidak benar pada diri pemazmur. Suasana hati yang yang tidak tenang membutuhkan waktu menenangkan diri dihadapan Tuhan. Sesungguh tuduhan musuh-musuh pemazmur  sudah terjawab namun dari pihak lawan masih terus melakukan upaya fitnah dan membangun kebohongan yang ditujukan kepada dirinya. Mazmur 4:2 "Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?" 


Pemazmur mengalami fitnahan serius karena musuh-musuhnya menyebarkan kebohongan Fitnahan itu membuat sesak di hatinya, tapi tidak berpretensi untuk membalaskan atau membalaskannya. Fitnahan yang dituduhkan oun tidak kita temuan. Ini suatu tindakan pembunuhan karakter. Musuhnya menyebar issu kebohongan untuk melemahkan pemazmur sendiri. Tujuan mysuh-musuhnya adalah jntuk mencemarkan nama baik, menodai dan membuat cacat pemazmur di mata orang.


Dalam keadaan demikian, apakah yang dilakukan oleh pemazmur? Pertama sekali yang dilakukan oleh pemazmur adalah berdoa dan berseru kepada Tuhan. Pemazmur percaya sepenuhnya bahwa Tuhan akan mendengarkan seruannya. 


Disinilah kita menemukan kematangan rohani dan iman pemazmur. Dia menyampaikan seruan minta tolong kepada Tuhan. Dia percaya kepada Tuhan atas segala apa yang digumulinya.


Saat berdoa dia tidak memaksa Tuhan, tetapi dia menyadari dirinya siapa dihadapan Tuhan. Karena itu kata yang dipakai adalah kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku. Suatu kondisi dimana pemazmur menempatkan diri dalam pengasihan Tuhan.


Yesus pernah membawa murid-murid ke Bait Allah dan begitu bedanya seorang Farisi berdoa dan seorang pemungut cukai. Farisi merasa kebaikannya menjadi keharusan Tuhan menjawab doanya, sebaliknya pemungut cukai berdoa: kasihanilah aku orang berdosa ini. (Baca Luk 18:13).  Yesus mengajarkan saat berdoa kita harus menempatkan diri sebagai pemohon pengasihan Tuhan. 


2. Kelola amarah, jangan berbuat dosa dan ada saatnya diam!

Mazmur 4:4 (TB)  (4-5) Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela 


Setelah berdoa menyerahkan pergumulannya kepada Tuhan, pelajaran kedua dari kotbah imi adalah mengelola amarah. Dari ayat 5 ini kita menemukan suatu kekuatan orsng oercaya. Siapa yang tidak geram dan murka jika difitnah? Dituduh salah namun tak punya dasar? Pemazmur menentramkan dirinya agar tidak marah yang mendatangkan dosa. Dia percaya berdiam diri adalah kekuatan. Orang diam bukan berarti tidak bertindak, berdiam diri adalah bertindak menelola emosi dan amarah di dalam hati. 


Dalam menghadapi situasi demikian, pemazmur percaya kekuatan Firman Tuhan dalam Keluaran 14:14 (TB)  TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." 


Bagaimana kita merefleksikan yang dihadapi pemazmur ini dalam lingkungan kita di masa kini? Kita baru saja melewati Pemilu ada banyak berita berseliweran tentang tokoh yang ikut dalam kontestasi pemilu. Jika tidak cermat menganalisa berita kita termakan hoaks. 

Pemberitaan yang tidak benar nampaknya didukung oleh media sosial, baik yang tersng-terangan mauoun berita yang anonim. Akibatnya adalah akhir-akhir ini marak dangan berita pengaduan atas tuduhan pencemaran  nama baik. Perlakuan tidak enak karena dituduh dengan tidak berdasar akan berdampak pada pengaduan pidana tindak pencemaran nama baik sesuai dengan undang-undang ITE. Memang sakit difitnah sampai-sampai ada ungkapan: fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Bagaimana mengelola hati saat difitnah, dibully dan banyak berita bohong yang ingin menjatuhkan anda? 


Kita harus akui, bahwa dalam hidup ini ada banyak orang berhasil karena diremehkan atau dilecehkan. Pengalaman pahit akan membuat orang beranjak untuk bangkit. Fitnah dan tuduhan tak berdasar akan menjadi energi yang besar untuk membuktikan diri bahwa apa yang dituduhkan orang tidak benar.  Ada banyak orang akhirnya bekerja keras karena dibully. Demikian juga ada orang menjadi tokoh besar karena diperlakukan tidak adil akhirnya bangkit membenahi dirinya untuk berjuang. 


Disinilah kita belajar dari kotbah ini pengalaman pahit, difitnah, diremehkan dan dibully akan menjadi energy besar menghantarkan seseorang bisa berhasil. Pengalaman pemazmur menjadi contoh dia tidak langsung naik pitam, membalaskan fitnah dengan fitnah. Pemazmur terkesan boleh marah namun jangan sampai berdosa. Disini kita membutuhkan kematangan diri untuk mengelola amarah. Jangan sampai amarah kita mendatangkan kesusahan yang lebih besar. Hal yang sama diajarkan oleh Paulus dalan Efesus 4:26 (TB)  Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu  


Pemazmur tidak melawan sendiri kejahatan para musush-musuhnya, pemazmur tidak mengadukan lawan-lawannya yang menyebarkan fitnah dan kebohongan ke pengadilan tetapi Pemazmur menyampaikan pengaduan kepada Tuhan yang dia percayai akan membuktikan kebenaran. Dia percaya TUHAN akan memberikan pertongan dan pertolongannya tidak akan gerlambat. 


3. Tetap Bersyukur dan memberikan persembahan


Mazmur 4:5 (TB)  (4-6) Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN. 


Pelajaran ketiga, dari kotbah ini adalah pemazmur mengingatkan untuk memberikan persembahan yang benar dihadapan Tuhan. Kondisi yang dialami tidak mempengaruhi memenuhi dia memberikan kewajiban religiusnya. Pemazmur tetap bersyukur dan  mempersembahkan korban persembahan kepada Tuhan. Sering kita memahami bahwa memberikan persembahan syukur saat kita menerima berkat atau telah lepas dari pergumulan.


Dalam Mazmur ini, dia masih dalam kesesakan, pergumulan masih ada dari pihak pihak lawan, namun dia tetap memberikan persembahan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan. Apa artinya ini, persembahan tentu diberikan kepada Tuhan, pada saat itulah kita mengingat Tuhan. Dengan ajakan ini kita meneladani pemazmur,  dia percaya Tuhan bekerja dan berkarya bukan saat kita merasakan bahagia dan bersukacita, namun kita selalu percaya dalam segala kesesakan yang dialami bahwa Allah menyertai dan turut bekerja mendatangkan kebaikan. 


Selain itu, pemazmur juga hendak mengingatkan ada banyak orang lupa diri saat lepas dari masalah. Banyak kisah-kisah zero ke hero berjerih juang yang luar biasa  dan begitu kuat di dalam doa namun saat sampai kepada keberhasilan, dia menikmati keberhasilannya dengan kepuasan diri dan jatuh kepada kesombongan. Inilah yang ditentang oleh pemazmur bahwa dalam segala keadaan kita harus tetap bersyukur. Kita tidak boleh melupakan Tuhan. Kita harus sadar bahwa jika pun seseorang dapat melewati segala kesesakan yang dialami semuanya itu karena pertolongan Tuhan. 


4. Pertolongan Tuhan membuat aku tenang dan aman.


Pada bagian keempat ini pemazmur meyakinkan bahwa hanya pertolongan Tuhan yang membuat kita tenang dan aman. Mazmur 4:8 (TB)  (4-9) Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman. 


Setiap orang pasti memiliki kecemasan namun tingkat kecemasan berbeda-beda pada setiap seseorang. Ada orang tidak bisa tidur lagi kalau belum menyelesaikan tugas dan pekerjaannya. Ada orang tang merasa biasa-biasa saja padahal sudah mengalami kerugian besar. Ada orang yang cemas tanpa sebab namun selalu gelisah dihantui rasa takut. Ada orang takut sekali salah dan saat salah dunianya dianggap berakhir, namun ada orang yang muka tebal sudah salah pede dan pongah menganggangkat kepala menyalahkan orang lain. Itulah berbagai tipe manusia menghadapi kecemasan. Jika kita identifikasi ada banyak ketakutan (phobia): pada binatang tertentu, ada takut dalam kegelapan, ke air, ketinggian dll sampai penyakit yang disebut dengan "Anxiety Disorder" - gangguan mental karena kecemasan berlebihan. Keadaan mental yang terus dihantui oleh katakutan berlebihan 


Bagaimana setiap orang menghadapi kecemasan? Tentu berbeda-beda pula. Hal yang pertama diyakinkan ada ketenangan hati. Tenang dulu, berpikir menguasai pikiran dan perasaan obyektif dan rasional menganalisa sehingga bisa tenang untuk menyusun langkah. 


Pemazmur di dalam kotbah ini mengalami ancaman, propaganda dan musuhnya dengan gencar menyasar kebohongan dituduhkan padanya. Namun Pemazmur menghadapi semua itu dengan tenang dan berdiam diri. Dia tidak reaktif atau mengandalkan dirinya sendiri, namun percaya pada pertolongan Tuhan. Bagi pemazmur pertolongan Tuhan membuat dia tenang dan aman. 

Sebagaimana disampaikan juga di dalam Mazmur 62: 2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. 


Sahabat yang baik hati! Apa yang kita temukan dari mazmur ini menjadi pedoman yang baik bagi kita. Jangan kecewa saat kebaikanmu tidak disambut orang lain. Jangan marah saat kebaikan hatimu difitnah orang. Janganlah surut dan berhenti berbuat kebaikan sekalipun banyak orang yang tidak menyukai perbuatan kita. Teruslah memancarkan cahaya kemuliaan Tuhan lewat perbuatan baik kita karena Tuhan telah memancsrkan wajahNya kepada kita. Amen


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Sabtu, 06 April 2024

KITA HIDUP DI DALAM TERANG TUHAN

 Kotbah Minggu QUASIMODEGENITI (Seperti Bayi Yang Haus Akan Susu Murni) 

Minggu, 7 April 2024

Ev. 1 Yohanes 1:1-2:2



KITA HIDUP DI DALAM TERANG TUHAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita bagaimana pengaruh kebangkitan Yesus terhadap orang percaya menyaksikan Yesus Kristus. Spirit kebangkitan Kristus telah mengubah hidup para murid secara total. Mereka memiliki makna yang baru tentang pengajaranNya, kotbahNya, pelayananNya dan nasihatNya. Artinya setelah kebangkitan mereka menemukan makna yang baru tentang pengalaman murid-murid bersama Yesus.


Kematian dan kebangkitannya adalah suatu fakta hitoris karena mereka adalah saksi mata atas peristiwa itu. Hal inilah yang membuat rasul menuliskan peristiwa tentang Tuhan Yesus agar setiap orang yang membaca dan mendengarkan percaya kepada Yesus Kristus.  

Artinya tujuan surat pastoral rasul Yohanes adalah meyakinkan setiap orang bahwa hidup kekal ada pada Yesus Kristus. Barang siapa memiliki Yesus memiliki hidup, dan barang siapa tidak memilikinya dia akan binasa. 


Yesus sendiri telah menyatakan diriNya kepada murid-murid dan kepada orang banyak bahwa didalam dirinyalah Allah menyatakan kehendakNya. Itulah sebabnya pengajaran Yesus dalam Injil Yohanes dijelaskan dengan berbagai penjelasan: Akulah Roti Hidup, Akulah Terang Dunia, Akulah Gembala yang baik, Akulah jalan, kebenaran dan hidup, Akulah Pintu, Akulah kebangkitan dan hidup dll. Semua itu menjelaskan bahwa di dalam Yesuslah hidup kekal itu dinyatakan. 1 Yohanes 1:2 (TB) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.


Pandangan demikian menegaskan kepastian hidup ada di dalam Yesus Kristus. Kepastian ini sangat penting jika filsafat di jaman itu masih mencari dan meraba-raba akan konsep kebenaran dan kepastian tentang hidup maka Yohanes memberitakan suatu kepastian hidup di dalam diri Yesus. Kebenaran di dalam Injil tidak perlu diragukan seperti meragukan suatu hipotesis para filsuf. Di dalam Yesus Kristus ada hidup dan Yesus Kristus adalah kebenaran itu sendiri. Barang siapa memiliki anak memperoleh hidup yang kekal. Sebaliknya barang siapa yang tidak memiliki anak akan binasa.


Sekarang baiklah kita mendalami kotbah ini, setidaknya ada tiga hal yang dapat kita kembangkan dalam kehidupan ini.


1. Hidup di dalam persekutuan dengan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus


1 Yohanes 1:3b "....supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus."


Rasul bersaksi agar semua orang percaya, dan orang percaya hidup di dalam persekutuan. Hal inilah yang dijelaskan oleh Injil Yohanes dan surat-surat Yohanes merupakan kesaksian tentang Yesus, kesaksian mereka bukanlah kata orang, namun merekalah menjadi saksi mata atas peristiwa yang terjadi. Semua itu dituliskan sebagai bukti bagi setia orang. Dalam Injil Yohanes ada banyak kita temukan pernyataan: Akulah Air Hidup, Akulah Roti Hidup, Akulah Gembala Yang Baik, Akulah Pintu...dll. Semua itu menjelaskan kesaksian bahwa Yesus Kristuslah kehidupan itu sendiri. Yesus adalah firman yang dinyatakan Allah, Yesus adalah jawaban akan apa yang dicari dan dibutuhkan oleh manusia agar hidup. Tindakan dan perbuatanNya benar-benar menghadirkan kehidupan. Dialah air kehidupan yang mengalir kehidupan bagi banyak orang. barang siapa yang minum air kehidupan dari Yesus tidak haus lagi. Yesuslah roti hidup, roti yang berbeda dari roti yang sekedar membuat kenyang. Yesus roti hidup yang menjamin kehidupan kekal, barang siapa menerima Yesus tidak akan lapar. Yesus mengidupkan Lazarus membuktikan pada Yesus ada kebangkitan dan hidup. Puncak seluruh pembuktian kehidupan kekal dinyatakan di dalam diri Yesus kita temukan pada peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus. 


Jadi apa yang diajarkan Yesus benar-benar membuka mata murid-murid dan orang banyak bahwa hidup kekal ada pada Yesus Kristus. Dialah Anak Allah yang diutus ke dunia ini untuk menebus dari dosa. Dunia telah jatuh ke dalam dosa dan dilingkupi kegelapan. Kristus sang terang dunia datang dan menebus milikNya. Sehingga dunia ini tidak lagi dilingkupi oleh kegelapan namun ditersngi oleh Kristus. Kegelapan tidak dapat bertahan atas kegelapan. Demikianlah manusia yang jatuh dalam dosa dan matimoleh dosa memperoleh keselamatan oleh Kristus.


Satu lagi kelebihan Injil Yohanes dan surat-surat Yohanes adalah menjelaskan sera lebih detel bagaimana peran Roh Kudus. Roh Kudus menolong orang percaya memberikan tentang apa yang harus disaksikan. (Yoh 14:17,26 dan 16:8-11). Roh Kuduslah yang memelihara persekutuan orang percaya tetap tinggal di dalam persekutuan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus). 


Artinya Hidup orang percaya yang hidup di dalam persekutuan di dalam Bapa, Anak dan Roh Kudus mengajak kita untuk percaya kepada karya keselamatan Allah yang memberikan kehidupan yang kekal. Kita Percaya kepada Allah, pencipta dan pemelihara kehidupan, percaya kepada Yesus Kristus sebagai Yuruselamat dan percaya kepada Roh Kudus yang menuntun kita sampai maranatha. Percaya demikian bukan hanya rumusan yang konfesionis namun merupakan buah penghayatan iman - spiritualitas sebagaimana disampaikan oleh Paulus dalam Galatia 2:20 (TB) namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. 


2. Hidup di dalam terang menanggalkan kegelapan


1 Yohanes 1:5b-6 ".....Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran."


Di dalam Injil Yohanes dan Surat-surat Yohanes dua hal yang kontras ditunjukkan kepada pembaca yakni kegelapan dan terang. Gelap adalah sifat dunia yang menuju kebinasaan sedang terang adalah sifat yang ilahi yang menerangi hidup manusia agar beroleh hidup kekal. Dunia yang gelap menjelaskan realitas dunia ini yang dipenuhi dan dikuasai oleh kegelapan. Gelap bukan berarti ketiadaan penerangan tetapi realitas manusia yang tidak mengenal Allah. Manusia terbelenggu dengan kuasa dosa. Tuhan tak membiarkan manusia tetap tinggal dalam kuasa gelap. Allah di dalam diri Yesus Kristus hadir di dunia ini dan menjadi terang. Dunia yang gelap bukan saja bermakna tiada cahaya, seperti dalam gelap malam, tetapi gelap dalam pengertian teologis yang mendalam, dunia yang penuh kejahatan, dunia yang tidak mengenal Allah. Kuasa gelap yang meliputi dunia ini. Allah tidak membiarkan dunia ciptaan dan miliknya dikuasai oleh kuasa kegelapan. Dengan kehadiran Tuhan Yesua, Allah mengusai dunia ini dengan kuasa terang. Sebagaimana kesaksian Yohanes Pembaptis: Yohanes 1:9 (TB) Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. 


Menerima Yesus Kristus, berarti kita memasuki suatu realitas yang baru yaitu hidup dalam terang. Kegelapan tidak akan pernah bertahan terhadap terang, dimana terang bersinar pada saat yang sama kegelapan telah berakhir. Terjemahan bahasa Ingris disebut "past', berarti telah berlalu, masa lalu. Masa lalu sesungguhnya tidak akan berulang lagi ke zaman kini. Terjemahan American Standard disebut dengan "darknes is passing way". Kata passing way berarti berakhir, bisa juga disebut mati dan sudah tidak ada lagi.


Jadi menerima Yesus sang terang berarti kita memasuki realitas baru dalam terang dimana kegelapan akan sirna. Kekuatan terang inilah yang memampukan orang percaya menanggalkan berbagai sifat dan buah-buah kegelapan.

Lebih jauh Paulus menegaskan tentang konsekwensi anak-anak terang dalam Efesus 5:11 (TB) "Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu."


3. Hidup di dalam pengampunan


1 Yohanes 1:8-9 (TB) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.


Terang di dalam Yesus Kristus menerangi hati setiap orang, terang itu bercahaya menyinari relung hati setiap orang, dan terang itu membantu seseorang melihat dirinya sendiri dengan jelas, tidak ada yang tersembunyi semuanya terbuka. Dalam keadaan demikianlah seseorang menemukan dirinya siapa dihadapan Tuhan. Kita adalah manusia berdosa. Melalui terang di dalam Yesus Kristus setiap menyadari dan mengenal diri sebagai manusia berdosa. 


Itulah kekuatan terang Kristus yang menyinari setiap orang. Jika ada orang yang mengaku tidak berdosa dia adalah menipu dirinya sendiri dan tidak ada kebenaran di dalam dirinya. 

Menyadari diri sebagai manusia berdosa sangat menolong kita memperoleh kehidupan, sebaliknya jika seseoang mengakui dirinya tidak berdosa dia adalah pendusta dan menipu dirinya sendiri. Jika seseorang tidak berdosa tentu dia tidak membutuhkan keselamatan. Sebaliknya orang menyadari diri sebagai manusia berdosa tersedia kehidupan, karena dengan menyadari diri sebagai manusia berdosa akan mendorong seseorang mengakui dosa. Selanjutnya datang memohon pengampunan dan pengampunan dosa tersedia di dalam Yesus Kristus.


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak


MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...