Sabtu, 20 Januari 2024

ALLAH TEMPAT PERLINDUNGAN KITA

 Kotbah Minggu III Setelah Ephipanias

Minggu , 21 Januari 2024

Ev. Mazmur 62:6-13




ALLAH TEMPAT PERLINDUNGAN KITA


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, setiap.orang membutuhkan rasa nyaman, ndaman dalam bepergian, nyaman dalam bekerja, nyaman di rumah dan nyaman dalam pertemanan. Jika rasa nyaman terusik orang pasti menghindar dan mencari tempat yang lebih nyaman. Demikian juga dalam suatu komunitas dan pertemanan: seseorang yang tidak nyaman dalam komunitas waktunya akan mencari komunitas yang lebih nyaman baginya atau memilih untuk silent dan berdiam diri.


Dalam kehidupan kita dijaman ini ada banyak yang dapat kita inventarisir tindakan manusia untuk memperoleh rasa nyaman. Pertama, cobalah anda masuk ke komplek.perumahan anda, pasti di gerbang ada pos penjaga. Bukan saja itu ada rumah yang dijaga oleh satpam. Selain itu dikelilingi oleh cctv. Itulah mahalnya rasa nyaman.  Kedua, demikian dalam pekerjaan dan masa depan anak tidak sedikit orang mengeluarkan biaya untuk asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan pendidikan anak. Semua itu dilakukan untuk terli dung dari hal-hal yang tidak terpikirkan dan antisipasi apa yang tidak ketahui di masa mendatang.  Ketiga, Saya kurang tahu bagaimana anda membeli suatu produk, selain harga dan kualitas tentu juga hal yang diperhatikan adalah masa garansi, jika barang rusak maka dia merasa nyaman bisa diganti. 

Rasa nyaman agar manusia terlindungi dari kerugian dan mengantisipasi hal apa ha g akan terjadi esok menjadi bisnis yang sangat penting dan menentukan.


Pertanyaan, apakah semua jaminan peindungan (garansi) yang ditawarkan seperti yang diharapkan? Tidak sedikit orang kecewa, saat minta garansi barang yang rusak misalnya ada banyak persyaratan yang diajukan bahkan tidak semudah janji saat memberikan garansi. Itulah hidup kita banyak yang sangat kecewa  karena yang terjadi tidak seperti yang diharapkan.


Kotbah Minggu ini memberikan kepada kita suatu kepastian bahwa hanya di dalam Tuhanlah tempat perlindungan yang nyaman dan tidak mengecewakan. Perlindungan Tuhab itu pasti, tidak temporer karena Allah setia melindungi kita sepanjang waktu. Inilah yang dapat kita temukan dalam kotbah Minggu ini. Allah adalah tempat perlindungan kita yang paling nyaman. 


Sekarang baiklah kita ambil beberapa pesan penting dari kotbah Minggu ini. 


1. Hanya Dekat Allah saja aku tenang

Saya masih ingat film tahun 1994, berjudul "The Body Guard From Beijing", film yang dibintangii Jet Li. Film ini menceritakan seorang pengusaha kaya raya Hongkong yang sangat terkenal memiliki kekasih bernama Michele.  Untuk memberikan perlindungan dan rasa aman dari gangguan rupanga polisi di negaranya tak sanggup memberikan perlindungan. Maka dihadirkanlah seorang pasukan khusus dari China menjadi pengawal pribadi Michelle. Setelah tiba di rumah, Jet Li mengubah rumah dengan berbagai peralatan pengamanan sehingga rumah seperti penjara.  Kemanapun dikawal dan akhirnya merasa terpenjara dan terkekang karena pengawalan yang ketat dari sang Body Guard. Memang Jet Li membuktikan bahwa semua tindakannya benar untuk memberikan perlindungan dan keselamatan Michele namun dia merasa tak aman. Di akhir film, Michele menyadari sekalipun dia terkekang, tidak nyaman dan tidak bebas semuanya untuk melindungi dirinya dari seorang bodyguard yang terlatih.


Ini satu contoh tang sering terjdi dalam kehidupan ini, untuk mencari rasa aman pada akhirnya apa yang dirasakan justru ketidak nyamanan. Mengapa bisa seperti itu, tentu karena keterbatasan manusia melindungi dirinya dari segala bahaya dan ancaman. Indra kita terbatas untuk mengetahui dan mengantisipasi apa yang akan terjadi dalam hidup ini. Pemazmur berkesimpulan hanya dekat Tuhan saja dia merasa tenang dan nyaman.


Apa yang disampaikan pemazmur ini menjadi pegangan hidup kita. Dalam kehidupan sehari hari ada baiknya kita menaati peraturan atau standar keselamatan kerja yang ditetapkan. Namun dalam semua kita harus percaya bahwa hanya dekat dengan Tuhan saja kita tenang dan rasa aman. Mazmur 62:5 (TB)  Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. 


2. Allah adalah Gunung Batu dan Tempat 


Mazmur 62:6-7 (TB)  (62-7) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. 

(62-8) Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. 


ALLAH adalah gunung batu,  benteng pertahanan dan tempat perlindungan. Ketiga istilah sering disebutkan dalam Alkitab yang memiliki makna bahwa Allah adalah benteng pertahanan, tempat perlindungan paling aman dan tempat berdiri kokoh.  Mengapa Allah disebut sebagai gunung batu. Tentu dalam dunia PL gunung batu menjadi tempat perlindungan yang nyaman. Hal itu berkaitan dengan peradaban jaman PL. Dimana Kota-kota dalam Perjanjian Lama biasanya di kelilingi oleh tembok. Bangsa-bangsa berlomba jaya dengan merebut dan menahlukkan kota lainnya, jaman yang penuh peperangan. Maka kota yang dibangun tembok yang disebut juga kubu pertahanan. Kuatnya kota  sering diukur dari bagaimana kekuatan tembok dan benteng pertahanan yang dibangun untuk melindungi kota dari musuh. Gerbang pintu masuk kota dijaga ketat dan tembok yang kokoh yang terbuat dari bahan-bahan batu padas. Dibalik tembok mereka aman berlindung dan posisi aman untuk menyerang musuh yang datang. Dengan gambaran konstruksi kota di jaman itu kita semakin memahami arti makna Allah gunung batu. Selain menggambarkan kekokohan juga sebagai perlindungan paling aman.


Inilah nyanyian pemazmur, baginya tidak ada benteng pertahanan dan tempat perlindungan yang paling aman di dunia ini. Bagi pemazmur hanya Tuhan Allah sebagai gunung batu bagiNya. Pengakuan pemazmur ini menyadarkan kita sehebat apapun tembok kota yang dibangun terbatas  kekuatannya. Sehebat apapun penjaga mengawal kota, mereka memiliki keterbatasan. Bagi pemazmur Tuhan adalah gunung batu paling aman dan Dia pelindung dari segala rencana jahat musuh-musuhnya. 


3. Hidup orang fasik seperti angin

Mazmur 62:10-11 Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin. Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya. 


Pada bagian ketiga Kotbah minggu ini pemazmur mengingatkan mencari kebahagian dan kesenangan diri tidak dapat ditemukan dengan cara orang fasik. Orang fasik mencari kekayaan dengan mengorbankan orang lain, melakukan kejahatan, penindasan dan pemerasan untuk meraih impian. Kotbah ini mengingatkan: swsuatu yang dicapai dengan kejahatan tidak akan mendatangkan kesejahteraan, malah menjerumuskan orang dalam berbagai kesusahan. Mungkin dimata orang bisa saja orang fasik berhasil namun keberhasilan orang fasik seperti angin, hanya sesaat dan waktunya akan tiba diterbangkan seperti debu.


Dengan kotbah ini mengingatkan kita jauhilah jalan fasik, apalagi bendak  menjadi kaya dengan cara memeras. Itu adalah kekejian bagi Tuhan. Alkitab sangat kritis terhadap kekayaan. Bukan berarti Alkitab mengajarkan anti kekayaan sama sekali tidak. Alkitab mengajarkan kekayaan bersumber dari Allah (Amsal 10, 22 dan 1 Taw 29:12). Jika kekayaan bersumber dari Allah mengapa Alkitab kritis terhadap kekayaan? 


Menurut Alkitab ada beberapa alasan; pertama kekayaan bisa berubah menjadi berhala. Kekayaan yang dimiliki berupa uang, harta dan jabatan dapat menjadi berhala dalam diri seseorang.  Kekayaan bisa menjadi mammon yang menyesatkan hidup (Mat 6:24). Kekayaan bersumber dari Allah, namun manusia melupakan pemberiNya. Alasan kedua, uang adalah berkat dan kekayaan adalah pemberian Tuhan, namun karena mencintai uang orang tak akan puas dengan uang, bahkan dasar dari segala kejahatan adalah cinta uang (1 Tim 6:10). Demi menginginkan uang dan kekayaan orang bisa lupa diri dan kehilangan harga diri, menyiksa diri dalam berbagai rupa-rupa kegelisahan. Dengan demikian Alkitab hendak mengajarkan  dalam hal kekayaan harus ada penguasaan diri. 


Menurut Alkitab kebahagiaan bukan diukur dari banyaknya uang yang dimiliki, namun bagaimana seseorang bersyukur atas apa yang Tuhan beri. Itulah sebabnya Alkitab mengajarkan: "Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: 

Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. 

Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku." (Amsal 30:7-9)


Dengan demikian pada bagian ketiga ini, pemazmyt hendak mengingatkan kita akan dua hak ini: 

Pertama: jangan percaya pemerasan dan perampasan dapat menambah kekayaan. Ini jalan pintas yang sangat menyesatkan, dengan menindas dan merampas seolah dapat menjadi kaya. Alkitab mengingatkan hal ini bahwa jalan pintas seperti itu tak diberkati Tuhan bahkan akan mengalami berbagai penderitaan yang tak terperikan.

Kedua, Mazmur ini mengingatkan jika harta semakin bertamba jangan melekat hatimu kepadanya. Ini sejajar dengan apa yang disampaikan oleh Yesus: Matius 6:21 (TB)  Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. 


Selamat hari minggu, Tuhan memberkati kita semua. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...