Kotbah Minggu Setelah Natal
MINGGU, 29 Desember 2024
Ev. 1 Timotius 1:12-17
MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN
Selamat Hari Minggu! Masih dalam suasana Natal kita telah tiba di minggi penghujung tahun 2024. Tinggal 2 hari lagi akita akan memasuki tahun baru 2025. Tentulah banyak yang harus disyukuri sepanjang 2024 dan mengaku bahwakita berada sekarang bukan karena hebat atau kemampuan kita sendiri tetapi karena kasih karunia Tuhan.
Kotbah di Minggu ini diambil dari 1 Timotius 1:12-17 ), suatu owngakuan dari Paukua yang daoat kita contoh. Dia merendahkan diri di hadapan Tuhan, bahwa dirinya dioercayakan menjadi rasul hanya karena kasih karunia Tuhan. Selain itu kotbah minggu ini kita dapat belajar beberapa hal dari Paulus.
1. Rasa Syukur atas karunia yang Tuhan
1 Timotius 1:12 (TB) Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku --
Paulus adalah rasul yang dipilih Yesus secara unik. Jika kedua belas murid dipanggil melalui pemuridan secara langsung, tetapi Paulus melalui suatu penyataan atau penampakan. Sebelum bertobat namanya Saulus. Dia seorang Yahudi yang sangat membenci Yessu dan pengikutnya. Saulus mengejar dan menganiaya Kristen akhirnya ditangkap dan diubah Tuhan Yesus menjadi pemberita Injil (Kis 9). Paulus sendiri menyadari dialah orang yang terkecil dari kalangan para rasul.
1 Korintus 15:9 (TB) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
Setelah pertobatanNya Paulus sangat gait memberitakan Injil. Sesuai dengan panggilan yang ada padanya yakni memberitakan Injil kepada non Yahudi. Paulus berlari dari satu kota ke kota lain dari satu desa ke desa lain untuk memberitakan Injil dan mendirikan jemaat. Dalam semua itu Paulus tidak pernah mengeluh, namun justru bersyukur karena dalam segala keadaan Paulus dapat memberitakan Injil. Jika kita baca Kisah Para Rasul, jemaat-jemaat mula-mula banyak berdiri karena usaha penginjilan Paulus.
Bagaimana Paulus bisa melakukan pekerjaan besar itu dan dimanakah letak etos kerja Paulus dalam melaksanakan tugasnya. Paulus menuturkan rahasia pelayanannya kepada Timoteus, yaitu ada rasa syukur dan setia salam pelayanan.
Bersyukur adalah sikap yang berterima kasih atas apa yang diterima dalam hidup ini. Tiada keluh atau sungut sungut, namun menerima segala keadaan dan dalam segala keadaan masih dapat melihat sisi baik dan positipnya. Difitnah pun dia tetap berjalan dalam kebenaran, dipenjarakan pun dia tetap menjadi motivator bagi sesama tahanan dan meneguhkan penjaga penjara saat malaikat membuka ointu penjara. Di persidangan pun, Paulus menjadi kesempatan menyaksikan Kristus. Terdampar karena perahunya dihempaskan topan, Paulus menyembuhkan orang. Artinya dalam segala keadaan Paulus tidak pernah berputus asa namun memakai segala potensi yang ada padanya melayani Tuhan. Etos kerja demikian sangat membantu setiap orang produktif dalam hidupnya.
Paulus sangat tekun mengerjakan pemberitaan Injil dan mendirilan jemaat-jemaat di Asia kecil hingga ke Eropa. Dia tetap setia pada pekerjaannya sebagai pelayan Tuhan. Tantangan berat tak membuat Paulus berhenti dari tanggungjawab pelayanan. Paulus tetap setia menunaikan tugasnya. Bagi Paulus pelayanan ini adalah pemberian. Tuhan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dan kesetiaan.
Rasa syukur Paulus atas karunia Tuhan, ysng memperkenankan dia menjadi hambaNya, salah seorang dari yang dulu menganiaya jemaat tetapi Tuhan mempercayakannya dalam tugas pelayanan.
2. Menjadi contoh
Saya sudah lupa siapa yang menyampaikan umgkapan ini: Indonesia tidak kurang orang pintar, tetapi kita miskin teladan.
Diskusi ini muncul atas keprihatinan dan krisis yang terjadi di Indonesia, negara yang sangat makmur, banyak sumber daya alam dan sumber daya manusia tetaoi kenyataannya sangat tertinggal dari negara-negara lain dimana sudah banyak SDM dan sumberdaya lainnya namun indeks kemiskin tinggi, dimana letak masalahnya? Masalahnya adalah: keteladanan.
Masalah keteladanan inilah yang juga menjadi perhatian utama Paulus. Berdiri dan bertumbuhnya gereja-gereja buah penginjilannya ada pada faktor keteladanan Paulus. Paulus menjadi contoh di dalam iman, contoh di dalam pelayanan, contoh di dalam pemberitaan injil dan contoh dalam segala h. Tidak per ah mengeluh tetapi mau berpeluh. Kaaih karunia ya g diberikan oleh Kristus kepadanya adalah menjadi kesempatan untuk melakukan yang terbaik di dalam iman.
1 Timotius 1:16 (TB) Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
Pernyataan ini sangat membantu orang masuk Kristen, Paulus dahulu orang yang tidak percaya, tetapi kemauan bertobat dan menerima Kristus. Paulus menunjukkan pertobatannya dengan sungguh-sungguh menghidupi imannya dan mengabdikan diri menjadi pemberita Injil. Hidup Paulus yang demikian menjadi contoh yang mudah dimengerti oleh orang yang mendengar pemberitaanNya.
Saat mengajak orang teelibat dalam pelayanan ada banyak alasan, belum bersedia karwna belum siap, hidupnya belum benar dan berbagai alasan lainnya dengan memberitahukan segala kekurangan. Pengakuan Paulus ini menjadi pelajaran, dari semua murid Kristus dialah paling berdosa, namun dia tidak mau tetap dalam ketertinggalanya. Penangkapan Kristus menjadi momentum atau titik balik perubahan. Paulus mau bertobat dan berubah setelah menerima Kristus. Demikianlah kita dalam segala kekuarangan jika ada ajakan untuk berubah jangan tetap tinggal dalam kekuarangan tetapi bersedialah untuk berubah dan meninggalkan kelemahan. Kristus menyertai dan mengasihani kita, kasih karuniaNya akan menyertai dan meneguhkan kita.
Jika kita boleh evaluasi di persekutuan kita, mungkin jika diberi pertanyaan: apakah kekuarangan dalam kelemahan di dalam gereja kita? Pasti rame dan akan bermunculan borok, dosa dan berbagai kesalahan-kesalahan. Namun siapakah yang mau bersedia membenahi dan mengorbankan waktu dan tenaga untuk memberi jalan keluar atas kelemahan yang ada?
Sahabat yang baik hati! Gereja akan bertumbuh dan berkembang jika setiap orang menghidupi pertobatannya. Gereja akan terus menginspirasi orang jika dapat memberikan keteladanan iman. Paulus sangat menasihati Timotius agar menjadi teladan bagi orang percaya, siapapun kita tanpa mengenal usia.
1 Timotius 4:12 (TB) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Mengenai keteladanan ini, kita tidak perlu menunggu orang lain menunjukkan contoh tetapi mari mulai dari diri sendiri. Kita tidak perlu mencari salahnya dimana, tetapi mari kita mulai memberi keteladanan, mari mengurangi komentar panjang lebar dan kritik sana - sini. Ingatlah: satu teladan lebih berguna dari sejuta kata-kata. Lebih baik menyalakan satu lilin dari pada mengutuki kegelapan.
3. Bagi Kristus hormat dan kemuliaan
Hal ketiga yang menarik dari kotbah ini menjadi pelajaran dalam pelayanan adalah dari semua yang dikerjakan oleh Paulus bukanlah untuk mengambil simpatik atau pujian diri. Di atas semua yang dikerjakan Paulus adalah segala hormat dan kemuliaan bagi Kriatus. Dialah Tuhan, Yuruselamat yang diutus Allah ke dunia ini untuk keselamatan kita.
Dalam pelayanan sering sekali seseorang pada akhirnya kecewa dan bahkan seolah menyesal telah melakukan ini dan itu tetapi dia tidak didengar, saran dan usulnya tidak dimasukkan menjadi agenda dalam pelayanan. Orang yang sudah rela berkorban tidak dihormati atau dihargai, malah dihianiati. Bagaimana agar kuta tidak kecewa? Paulus memberikan satu kunci rahasia agar tidak kecewa dalam suatu pengabdian, yakni: apa yang kita kerjakan adalah demi hormat dan kemuliaan pada Kristus. Paulus menasihati kita jangan jemu-jemu berbuat baik, karwna perbuatan kita orang lain merasakan kasih karunia Tuhan.
Saudaraku yang kekasih, prinsip pelayanan Paulus terletak pada bagian ketiga ini bahwa apa yang dikerjakan, apa yang dilakukan dan apa yang dioerbuatNya semuanya tertujh kepada hormat dan kemuliaan bagi Kristus. Apa yang kita kerjakan dalam pelayanan adalah persembahan. Persembahan itu adalah milik Allah. Kita percaya, jika kita bisa mempersembahkan sesuatu itu adalah berkat yang telah kita terima dari Tuhan. Kiranya persembahan kita dapat berguna bagi orang lain dan orang lain dapat memuji dan memuliakan Allah atas apa yang diterimanya.
1 Timotius 1:17 (TB) Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
Sahabat yang baik hati! Mari belajar dari diri Paulus. Dia menghidupi rasa syukur dan setia menekuni pekerjaan akan menghasilkan pekerjaan yang produktif. Jauhkan sungut-sungut dan rasa malas, mari tetap bersyukur dan bertekun memenuhi tugas panggilan kita masing-masing. Amin
Salam dari kami
Pdt Nekson M Simanjuntak