Sabtu, 04 November 2023

MULIAKANLAH TUHAN DENGAN HARTA DAN TUBUHMU

 Kotbah Minggu XXI Stlh Trinitatis

Minggu, 5 Nopember 2023

Ev.: Amsal 3:9-10




MULIAKANLAH TUHAN DENGAN SEGALA HARTAMU DAN TUBUHMU


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita untuk memuliakan Tuhan dengan segala apa yang ada pada kita. Hal ini tentu didasarkan pada pemahaman bahwa apa yang ada pada kita adalah pemberian Tuhan. Tuhan mencipta, memperlekapi dan memelihara hidup kita serta memberikan apa yang dibutuhkan dalam kehidupan ini. Kita sadar bahwa ada begitu banyak pemberian Tuhan dalam hidup kita, tubuh kita dan berbagai hal yang menopang kehidupan kita: pemberian berupa material dan immaterial. Material berupa harta, uang asset dll sedangkan immaterial seperti kesehatan,  kebahagiaan, kebebasan dan kedamaian dll. Itu semua adalah pemberian Tuhan bagi kita. Allah menganugerahkan berbagai hal dalam kehidupan dan yang menopang kehidupan kita. 


Dalam kotbah minggu ini kita diajak segala pemberian dari Tuhan baik itu berupa harta dan kekayaan serta tubuh kita sendiri kita persembahkan untuk kemuliaan bagi nama Tuhan. 


1. Segala pemberian Tuhan adalah kekayaan kita.

Alkitab mengajarkan Allah yang menentukan kaya,  usaha manusia ada namun menentukan kaya adalah Allah sendiri. 


Amsal 10:22 (TB)  Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. 


Ada dua contoh yang kongkrit bagaimana kita menyadari Allah yang menentukan hasil pekerjaan kita. Dua tetangga memiliki ladang yang berdampingan, mereka sama-sama mengolah ladang mereka, menanam bibit yang sama, pupuk yang sama dan perawatan tanaman yang sama. Namun mengapa hasil panen mereka berbeda. Bukankah mereka sama-sama bekerja dan upaya yang dilakukan mengolah ladang itu dapat dibilang hampir sama namun pada waktu panen hasilnya beda, pertanyaan mengapa hasilnya berbeda? Ini adalah misteri kehidupan, tindakan yang sama belum tentu hasilnya sama. Itulah sebabnya Amsal mengingatkan: manusia berencana, Tuhanlah yang menentukan apa yang terbaik bagi setiap orang 


Dalam kesempatan lain, ada dua orang pekerja memasuki masa pensiun mereka memiliki dana pensiun yang sama. Mereka sama-sama menginvestasikan uang pensiunnya masing-masing: yang satu membeli kapling untuk persiapan rumah pensiun. Yang satu lagi membeli lahan dipinggiran kota, lebih luas namun agak murah. Jumlah uang yang mereka belanjakan uang yang hampir sama. Setelah lima tahun seorang pensiun yang satu membangun rumahnya dan dia bahagia bisa menempati rumah pensiun bersama keluarga. Teman pensiunnya yang satu lagi menjadi millioner karena tanah yang dibelinya mendapat ganti untung dari program pembangunan secara berlipat ganda. Bukankah mereka sama-sama memiliki uang yang sama-sama menginvestasikan uang dengan jumlah yang sama, namun lima tahun berikutnya hasilnya berbeda. Hal ini hanya contoh dari sekian banyak pengalaman kehidupan ini untuk menguatkan bahwa manusia berencana namun menentukan hasilnya adlaah Tuhan. 


Tentu jika kita dengarkan cerita teman dan sahabat lainnya pasti ada kisah-kisah yang mirip dengan itu. Dua contoh diatas merupakan contoh yang kongkrit dalam pengalaman sehati-hari kita  bahwa  apa yang disampaikan oleh Amsal ini membuka kesadaran kita bahwa Tuhanlah yang menentukan hasil dari pekerjaan seseorang.  Tuhanlah yang menentukan dan menjadikan kaya. Tetapi bukan berarti bahwa nas renungan ini menafikan usaha dan kerja keras seseorang, sama sekali tidak. Manusia harus tetap bekerja dan berusaha karena dengan bekerja dan berusahalah kita, Allah memberikan berkatnya. Kita percaya, Tuhan akan memberkati setiap usaha kita dan memberikan imbalan yang adil seturut dengan pertimbangan Tuhan.


2. Dua arus memahami kekayaan 

Ada dua arus dalam kekristenan yang ekstrim memandang kekayaan. Pandangan pertama  adalah uang dan kekayaan dianggap duniawi yang menghambat orang mengikuti Kerajaan Sorgawi.  Paham ini memandang dunia ini dan segala kemewahannya fana dan berlalu, uang dianggap sangat negatip dapat membuat orang jauh dari Tuhan.  Orang beriman harus berpegang teguh pada iman dan mengarahkan diri kepada hidup yang kekal. Orang beriman harus menjauhkan diri dari dunia dan segala kemewahannya karena  dunia  akan berlalu. Perjalanan orang beriman harus menuju kehidupan yang kekal yaitu kehidupan kekal.


Pandangan ekstrim kedua adalah uang dan kekayaan bukti dari orang yang diberkati. Ini yang disebut dengan teologis sukses. Teologi Sukses berpendapat bahwa bukti orang yang percaya kepada Tuhan adalah hidup berkelimpahan: kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup ini termasuk dalam hal uang, kekayaan dan jabatan. Mereka anak Tuhan yang diberkati penuh kelimpahan. Ekstrimnya pandangan ini memandang bahwa iman diukur dari materialis yang dimiliki dan diperoleh seseorang. Sedangkansegala yang membuat orang tidak sukses dianggap sebagai buah dari kurang iman.


Kedua pandangan diatas adalah kurang tepat, nas ini hari mengajarkan harta dan kekayaan bukan hal yang harus dijauhi atau menjadi ukuran iman. Harta kekayaan adalah pemberian Allah untuk dipergunkakan memuliakan Allah di dunia ini.  Kekayaan adalah pemberian Allah, namun jangan melupakan pemberinya. Apapun pemberian Allah dalam hidup ini harus menguatkan kita  menuju pengharapan iman.  Yesus akan datang dalam kemuliaan karena itu orang percaya harus saling menguatkan dan meneguhkan setiap orang melalui misi. Disinilah orang percaya membutuhkan pelayanan dan Tuhan memberkati pelayanan orang percaya. Allah dapat bekerja dan berkarya dalam diri manusia baik pada orang miskin maupun kaya. Tuhanlah yang menentukan kaya bukan sebagai ukuran yang diberkati Tuhan.   Pandangan realistis ini: kekayaan adalah pemberian Tuhan yang harus dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan.


Kekayaan adalah pemberian Tuhan  makanya kita bekerja dan berkarya. Lewat bekerja manusia memperoleh berkat dari Tuhan.  Berkat Tuhan yang kita terima kita persembahkan dalam menumbuhkan dan mengembangkan Kerajaan Allah di dunia ini.  Berkat Tuhanlah menjadikan kaya (Amsal 10:22). 


Amsal sendiri memohon kepada Tuhan agar memjauhkan kemiskinan atau kekayaan dari padanya, hal yang dimintakan adalah biarlah dia menikmati hasil pekerjaannya sendiri.  


Amsal 30:8-9 (TB) 

Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. 

Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku. 



3. Memuliakan Tuhan dengan segala pemberianNya.

Amsal ini mengajak orang percaya untuk muliakanlah Tuhan dengan segala harta dan milik kita. Pengajaran ini datang dari Raja Salomo, seorang yang berhikmat dan diberkati Tuhan dengan kekayaan. Bagi Salomo kekayaan yang dimilikinya adalah pemberian Tuhan. Tuhan memberikan kekayaan bukan untuk kepentingan diri, tetapi dipersembahkan bagi kemuliaan Tuhan. Mempersembahkan milik demi kemuliaan Tuhan tentu dengan pengembangan missi dan pelayanan di dunia ini: menolong sesama dan membangun kemanusiaan.


Gereja HKBP memiliki landasan yang sangat berharga memahami persembahan. Hal ini terulis dalam Buku Ende No 2024:

Dan setiap doa persembahan jemaat menyanyikan ini srtiap minggu. Sebagai uangkapan bahwa semua pemberian Allah dan tubuh kita harus kita persembahkan untuk memuliakan Tuhan. 


Nasa na nilehonMi, tondi ro di pamatangku

Hosa dohot gogongki, ro di saluhut artangku

Hupasahat i tu Ho, na so unsatonku do.


Tuhan karunia-Mu, roh dan jiwaku semua

Nyawa juga hidupku, harta milikku semua

‘Ku serahkan pada-Mu untuk s’lama-lamanya


Fari syair BE tersebut diatas apa yang ada pada kita, baik tubuh, jiwa dan roha, harta milik kita semua adalah pemberian Allah yang harus kita persembahkan pula kepadaNya. 

Tentu ada banyak cara yang dapat kita lakukan dalam hidup memuliakan Tuhan melalui harta dan tubuh kita, diantaranya:


Pertama: Kita harus percaya bahwa jika  Tuhan menitipkan pemberianNya kepada kita, itu bukanlah semata-mata karena doa pribadi kita dan untuk kepentingan diri kita sendiri. Pemberian Tuhan adalah suatu amanat bahwa dimana kita harus mempergunakannya untuk kemuliaan nama Tuhan. Sama seperti Abraham, Tuhan memberkatinya menjadi berkat bagi orang lain. 


Kedua: pemberian Tuhan dalam hidup berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini bukan membuat manusia saling cemburu pafa orang lain, namun Allah hendak memperlengkapi manusia dengan lainnya sehingga yang satu dengan lainnya saling membutuhkan. Manusia tidak bisa hidup dengan apa yang ada padanya, kita hidup dengan bantuan orang lain dan sebaliknya apa yang ada pada kita dibutuhkan oleh orang lain. Maka pemberian apapun yang dianugerahkan Tuhan pada kita mari kita persembahkan untuk mendatangkan kebaikan bagi orang lain.


Ketiga: bagaimana kita memuliakan Tuhan dengan anggota tubuh kita? Tubuh manusia memiliki banyak talen karunia dan potensi  seperti: pemikiran, ide, suara, gerak, fisik dll. Semuanya dapat kita persembahkan untuk memuliakan Tuhan. Manusia melalui daya kreasinya dapat memuji dan memuliakan Tuhan.


Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu ini mengajak kita untuk mempersembahkan apa yang ada pada kita untuk memuliakan nama Tuhan. Tuhan memberkati. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...