📸 Look at this post on Facebook
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02d21U7BL8ZBC2T1dQR1oxMMfAAS93Mr8tgkGvSh2CqrCDHTj8cfpwxGnoChJt18pCl&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo&mibextid=RUbZ1f
Kotbah Minggu XXIV Stlh Trinitatis
Minggu, 19 Nopember 2023
Evangelium; 5 Musa 8:11-18
*JANGAN MELUPAKAN TUHAN*
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Kotbah Monggu ini mengajak kota agar tidak melupakan Tuhan. Karena begitu banyak apa yang telah Allah perbuat dalam perjalanan bangsa Israel tidak mungkin bisa dilupakan. Tapi yang namanya manusia bisa saja lupa seperti ungkapan: lupa kacang pada kulitnya? Suatu ungkapan yang menjelaskan sifat seseorang yang lupa akan perbuatan dan budi baik orang lain, tidak tahu berterima kasih dan tak setia kawan. Tentu kita tidak menyukai sifat dan perbuatan demikian bukan? Mengedukasi kejadian lupa kacang pada kulit ada juga cerita Malim Kundang, seseorang hang berubah menjadi batu.
Alkitab mengajarkan kita akan nilai-nilai yang positif; hormat kepada orang-orang yang berjasa pada kita, jangan lupakan kebaikannya serta setia kepada Tuhan yang telah melakukan perbuatan besar dalam hidup bangsa Israel.
Kotbah minggu merupakan nasihat Musa kepada bangsa Israel, sebelum memasuki tanah Kanaan. Musa mengingatkan mereka agar jangan melupakan Tuhan, mereka harus setia kepada Tuhan yang telah memberikan tanah Kanaan, tanah perjanjian menjadi milik pusaka bagi mereka. Tanah Kanaan adalah tanah perjanjian yang ditetapkan sejak Abraham, Ishak dan Yakub. Mereka akan hidup dengan penuh sejahtera, makanan berlimpah, rasa aman dan hidup makmur. Kanaan menjadi gambaran dimana kehidupan yang bahagia bagi setiap orang yang mendiaminya.
Perbaikan ekonomi bisa saja membuat berubah? Ibarat orang yang dulu miskin namun setelah makmur bisa menjadi sombong dan lupa diri. Inilah tantangan dalam kehidupan yang dingatkan oleh Musa (termasuk Josua), makanya jauh sebelum mereka memasuki tanah Kanaan kitab Ulangan ini mengingatkan kembali akan kasih dan perbuatan Allah yang besar sepanjang sejarah Israel. Allah yang membebaskan mereka dari perbudakaan Mesir, menuntun dan memelihara selama 40 tahun di perjalanan padang gurun dan Allah sendiri yang memberikan Tanah perjanjian serta memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi mereka. Semua itu bukanlah karena kerja keras atau hasil usaha mereka semata tetapi karena kasih setia Tuhan yang memelihara janji setiaNya.
Kitab Ulangan, seperti namanya demikianlah isi kitab ini. Musa mengulangi kembali akan perintah Tuhan bagi umatNya, agar mereka tidak melupakan Tuhan. Tujuan kita Ulangan ini agar mereka mewariskan perbuata Allah kepada anak cucu mereka tentang perbuatan Allah, kemudian mengingatkan perintah Allah: mereka menjadi umat yang setia dan mengabdi kepada Tuhan. Mereka harus mengasihi Allah dengan segenap akab, budi dan kekuatannya. Inilah yang disebut dengan Shema dan Credo Israel. Sema Israel, yaitu seruan kepada seluruh israel beribadah kepada Allah yang esa, Allah satusatunya yang harus disembah dan dipuji tidak ada allah lain. Credo Israel adalah ajaran yang harus diwarisken kepada anak cucu mereka bahwa dahulu mereka budak di Mesir, namun karena kuasa Allah, mereka dibebaskan dari perbudakan Mesir, menuntun mereka di padang gurun dan memberikan tanah Kanaan. Oleh sebab itu setiap orang Israel harus mempersembahkan hasil ladang dan ternak mereka sebagai persembahan dan kurban yang harum bagi nama Tuhan.
Bagaimana agar bangsa Israel itu tidak lupa kepada Tuhan? Tentu mereka harus memelihara hidup mereka sebagai umat Allah dengan memegang penuh janji setia untuk memelihara perintah Tuhan. Beribadah adalah salah satu indikator agar tidak lupa akan Tuhan.
Dalam kotbah Minggu ini, baiklah kita ambil beberapa penekanan dari pada kotbah Minggu i
*1. Allah yang memberikan Tanah Perjanjian sebagai milik Pusaka*
Ulangan 8:7 (TB) Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;
Jika kita membaca kitab Yosua, kita menemukan banyak cerita yang luar biasa bagaimana bangsa Israel dapat menduduki tanah Kanaan. Di negeri itu telah berdiam beberapa suku bangsa, lebih tinggi peradabannya dan jumlahnya pun cukup besar namun Israel dapat menduduki tanah Kanaan. Ulangan 7:1 (TB) "Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu,
Bukankah kota Yeriko sendiri memiliki peradapan yang tinggi? Bangsa Israel hanyalah masyarakat nomaden, namun pendidik Yeriko sudah memiliki peradapan yang tinggi, bangunan dari beton, ada pasukan tentara mereka dan peralatan besi dan baja. Namun bangsa Israel dapat menahlukan Yeriko dengan hanya mengeliliki tembok itu dengan nafiri.
Allah berperang di depan dan Allah sendirilah yang mengalahkan bangsa sekitar sehingga tanah Kanaan menjadi milik pusaka orang Israel. Hal ini harus diingat oleh bangsa Israel tanah Kanaan bukan kekuatan atau kuasa mereka merebut tanah itu, atau kehebatan mereka mengalahkan suku bangsa sekitar namun Tuhan yang memberikan tanah ini.
Kalau ini pemberian, dapat kita samakan seperti kita menerima hadiah istimewa. Kita tidak hanya bersukacita atas pemberian hadiah istimewa itu, tetapi akan selalu mengingat pemberi hadiah tersebut.
*2. Hati-hati! Jangan melupakan Tuhan*
Ulangan 8:11 (TB) Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;
Tinggal di tanah Kanaan akan membuat Isrsel memasuki suatu peradaban baru; mereka akan tinggal menetap dan menikmati kesuburan dan kemakmuran Kanaan. Jika selama dalam perjalanan di padang gurun, tidak pernah mereka terpikir punya rumah yang menetap dan ladang yang harus diolah secara menetap. Apakah bahaya dari perubahan hidup ini: dari yang tidak punya menjadi punya, dari tiada menjadi orang berada. Bisa saja timbul kesombongan, tinggi hati dan keserakahan. Kehidupan yang lebih mapan bisa membuat seseorang tinggi hati. Untuk mengantisipasi perubahan kehidupan inilah Musa mengingatkan agar mereka tidak lupa diri dan tinggi hati. Yang dulu berkekurangan namun setelah mereka hidup dalam tanah yang subur akan berkecukupan. Semua yang mereka miliki semata-mata pemberian Allah yangbharus diterima dengan syukur dan rendah hati.
Itulah sebabnya Musa mengingatkan agar mereka tidak lupa akan Tuhan. Bagimana bangsa Israel ini agar tidak lupa akan Tuhan? Mereka harus setia memelihara perintah Tuhan. Disini saya kutip Shema Israel - seruan kepada seluruh umat Israel:
Ulangan 6:4-9 (TB) Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
a) mengasihi Tuhan dengan segenap hati
b) mengajarkannya berulang-ulang krpada anak cucu
c) tanda ditangan
d) lambang di dahi
Keempat hal diatas merupakan perintah yang harus dilakukan dan tidak boleh tidak. Perintah ini harus terpatri dihati mereka dan terus diwariskan generasi ke generasi
*3. Jangan tinggi hati, tetaplah rendah hati!*
Ulangan 8:14 (TB) jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan,
selanjutnya dikatakan dalam Ulangan 8:17 (TB) Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
Tinggi hati membuat orang jatuh. Masih ingat bagaimana jatuhnya manusia ke dalam dosa salah satu godaan dari sang ular yang licik,
Kejadian 3:4-5 (TB) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan *kamu akan menjadi seperti Allah*, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
"kamu akan menjadi sama seperti Allah", sengaja saya kutip, inilah sumber jatuhnya manusia yaitu: "hubris", keinginan manusia menjadi sama dengan Allah. Hubris, sebuah kata Yunani kuno, umumnya diterjemahkan sebagai “sirnanya cita rasa tentang kenyataan, dan rasa percaya-diri yang berlebihan terkait dengan kemampuan manusia.” Dalam bahasa populer biasa disebut “PD” yang bersinggungan dengan keangkuhan.
Manusia tetaplah manusia tak mungkin sama dengan Allah, kita diciptakan bukan pencipta. Kita adalah manusia yang berasal dari tanah liat. Hakekat kita adalah manusia dan tak mungkin akan sama dengan Allah. Karena itu segala kesombongan, tinggi hati dan keangkuhan harus dibuang jauh-jauh. Elsebagaimana diungkapkan oleh nabi Yesaya dalam Yesaya 64:8 (TB) Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
Sahabat yang baik hati! Kotbah minfgu ini memgajak kota agar tetap rendah hati. Apa yang ada pada kita merupakan anugerahNya. Semuanya bersumber dari Dia. Baikla seperti jakan Musa kepada unat Allah jika mereka memasuki tanah Kanaan, janganlah tinggi hati tetapi harus bersyukur dan tetap rendah hati. Tuhan memberkati.
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar