Sabtu, 11 November 2023

SALING MEMBANGUN DALAM MENANTIKAN TUHAN

 Kotbah Minggu XXIII Stlh Trinitatis

Minggu, 12 Nopember 2023

Ev. 1 Tessalonika 5:1-11



SALING MEMBANGUN DALAM MENANTIKAN TUHAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita bagaimana sesungguhnya sikap orang Kristen dalam menantikan Tuhan? Sebagaimana kita tahu bahwa Kristus akan datang, dan kedatangannya akan segera datang. Bagaimana seharusnya sikap orang percaya menantikan Tuhan? Disinilah Paulus menjelaskan dalam 1 Tessalonika 5:1-11 memberikan nasihat agar orang percaya berjaga-jaga, memelihara iman dan saling membangun dalam menantikan Tuhan. 


Nasihat Paulus ini sangat penting karena ada di kalangan jemaat yang salah memahami tentang hati Tuhan. Semua memahami baik rasul dan jemaat bahwa hari Tuhan sangat dekat. Kristus akan datang menghakimi setiap orang: orang percaya mewarisi kehidupan kekal, sedangkan orang yang tidak bertobat kepada hukuman. Disatu sisi hari kedatangan Tuhan merupakan hal yang dinanti-nantikan, karena dengan kedatangan Kristus orang percaya memasuki kehidupan yang kekal. 


Kapan Tuhan datang? Pertanyaan ini menjadi suatu yang sangat sulit untuk dijawab, hanya pesan yang dapat kita tangkap bahwa Tuhan segera datang, dia datang seperti pencuri tak tahu kapan bahkan anak manusia sendiri tidak tahu kapan, hanya Bapa di Surga. Markus 13:32 (TB) Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja."

Mari melupakan.pertanyaan kapan Tuhan datang karena itu urusan Tuhan, sekarang baiklah kota fokus bagaimana seharusnya menantikan kedatangan Tuhan? Dalam Kotbah ini marilah kita dalami tiga hal berikut ini, yaitu


1. Berjaga-jaga dan mempersiapkan diri


1 Tesalonika 5:6 (TB) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. 


Dalam prakteknya di Jemaat Tessalonika ada pula berbagai respon yang muncul dari jemaat dalam memyambut hari Tuhan. Ada yang bertekun di dalam doa dan berjaga-jaga, namun ada juga yang tidak arif dalam menyongsong hari Tuhan. Ada sebahagian dari mereka menjual miliknya dan hiduo dengan hura-hura menghabiskan semua haratanya karena esok Tuhan akan datang karena kalau hari Tuhan datang tidak ada yang akan dibawa. Ada sebahagian dari mereka tidak lagi bekerja karena roh Tuhan besok datang atau ada juga yang memanfaatkan waktu yang sedikit dengan memuaskan keinginan diri sendiri dengan berbagai kenikmatan duniawi dan menghambur-bamburkan hartanya. Cara berpikir seperti itu dikritisi dan dinasehati oleh para rasul Paulus. Tuhan segera datang, namun dalam menunggu kedatangan Tuhan kita harus tetap bekerja. Sekalipun besok Tuhan datang hari ini kita harus menanam pohon apel. Bagi Paulus menunggu kedatangan Tuhan adalah berjaga-jaga dan waspada serta bekerja. Sekalipun besok Tuhan datang orang percaya harus bekerja, siap sedia dan berjaga-jaga. Jangan ada yang tertidur, jika orang tertidur pada hari Tuhan datang maka mereka tidak ikut bersukacita bersama Tuhan. Seperti perumpamaan Yesus gadis yang bijak dan yang bodoh. Matius 25:1-4, 8 (TB) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.

Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,

sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.


Gadis yang bodoh tak mempersiapkan apa-apa, mereka tertidur dan minyaknya habis ketika para pengantin laki-laki datang. Mereka tertinggal dan ditinggal. Sementara para gadis yang bijak mereka berjaga-jaga, mereka mempersiapkan minyak untuk dian mereka, kalau pengantin laki-laki larut malam mereka tak khuatir karena dian mereka tetap menyala dan mereka pun ikut dalam sukacita bersama pengantin laki. 


Dalam kotbah minggu ini, kita diajak untuk mempersiapkan diri menantilan hari kedatangan Tuhan. Selain berjaga-jaga, Rasul paulus menasihatkan agar jemaat saling membangunkan. Sikapi ini sangat penting karena sebagai persekutuan orang percaya saling menopang dan saling menguatkan. Tak membiarkan orang lain tercecer dan tertinggal. Berjaga jaga dan jangan tertidur merupakan pesan yang sangat berharga karena semuanya telah ditebus dan diselamatkan. Keselamatan itu sangat berharga dan mahal ditebus dengan darah Kristus. Keselama tidak boleh sia-sia, agar tak siasia harus berjagajaga dan saling membangunkan. Itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa kita ditebus untuk mewarisi kehidupan kekal, bukan untuk dihukum. 1 Tesalonika 5:1, 9 (TB) Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,


Ada juga di kalangan Kristen menanti-nantikan Tuhan dengan terus berpikir dan menaksir-naksir ayat-ayat kitab suci untum.menjawab kapan hari Tuhan tiba. Setiap ada kejadian yang belum pernah ada selalu dihubung-hubungkan dengan hari Tuhan. Dalam sejarah kekristenan telah banyak sekte atau bidat yang tersesat karena menaksir-naksir hari Tuhan. Dengan kotbah hari ini kita diajak, mengenai hari Tuhan kapan tiba itu adalah urusan dan keputusan Tuhan, tugas kita adalah berjaga-jaga dan menjalani kehidupan ini dengan setia dan bijaksana. 


2. Memelihara diri sebagai anak-anak terang


1 Tesalonika 5:8 (TB) Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. 


Salah satu tantangan dalam menunggu ada kebosanan. Bosan akan membuat seseorang tidak fokus, akhirnya lalai dan lupa akan tujuan. Artinya seseorang bisa saja tidak setia dalam penantiannya.


Perjalanan orang Kristen menuju suatu titik yang dinantikan, yaitu kedatangan Kristus Dalam menempuh itu orang percaya harus tetap setia memelihara imannya tetap terjaga. Sama seperri kisah seorang musafir dalam buku yang sangat terkenal dituliskan oleh Jhon Buyan. Perjalanan kita seperti musafir, banyak yang dijalani: yang menggona dan menggiurkan agar kita melupakan iman. Ada pula berupa tantangan, kesulitan dan himpitan kehidupan, saat kita lemah maka iman kita kalah. Ada juga ancaman, intimidasi hingga mempertaruhkan nyawa agar menyangkal imannya. Dalam semua itu kita harus sadar dan tetap terjaga.


Disinilah Paulus memberikan nasihat bahwa kita harus seperti anak-anak siang hari, yang senantiasa sadar dan terjaga di dalam iman. Tidak terlelap atau tertidur karena kalah terhadap godaan. 

Pada kesempatan yang berbena, Paulus juga menasihatkan jemaat Efesus agar orang percaya mencerminkan hidup anak-anak terang. 

Efesus 5:8-11 (TB) Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,

karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, 

dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. 

Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.


3. Saling Membangun


Ketahanan seseorang menghadapi pergumulan berbeda-beda. Ada orang yang kuat sehebat apapun pergumulan yang dihadapi tidak akan mudah goyah. Namun ada juga yang lemah, sedikit ada tantangan sudah mengeluh dan berkeluh. Ada juga orang semangat diawal, berapi-api namun beberapa waktu kemudian semangatnya mudah padam dan redup.

Sebagai persekutuan, rasul Paulus menasihatkan agar semua orang saling meneguhkan dan saling membangun yang satu dengan yang lain buka saling menjatuhkan. Saat musibah dan pergumulan dihadapi jemaat yang satu, maka yang lain secara bersama-sama memberikan sokongan dan dukungan. 


Nasihat saling meneguhkan dan saling membangun ini sangat penting, setiap pribadi membutuhkan orang lain dan orang lain membutuhkan kehadiran kita. Jadi di dalam persekutuan semua berharga. Memang berbagai karunia telah anugerahkan kepada kita, dalam karunia yang berbeda-beda yang kita peroleh dari Tuhan dapat kita persembahkan untuk meneguhkan dan membangun orang lain. 


Sahabay yang baik hati! Agar keselamatan tidak siasia, marilah hidup berjagajaga dan tetap sadar terjaga seperti pada siang hari serta saling membangunkan agar semua yang percaya menjadi ahli waris dan ikut dalam sukacita di dalam Tuhan. Seperti gadis yang bijak, berjagajaga dan diannya menyala menunggu Tuhan demikianlah kita orang percaya menunggu Tuhan. Tuhan menghendaki kita semua umat tebusannya mewarisi kehidupan kekal. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...