Sabtu, 22 Oktober 2022

PANGGILAN UNTUK IKUT MENDERITA

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0qSU1KLfP12ty2Ym6qif8fY28CMg8zMvkrRL8iRZ7LDFCUQwFquhjtC3dzQcCnz8sl&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo

KOTBAH MINGGU XIX SETELAH TRINITATIS,

Minggu, 23 Oktober 2022

Nas: 2 Timotius 2:1-13


*PANGGILAN IKUT MENDERITA SEBAGAI PRAJURIT KRISTUS*


Selamat Hari Minggu!  No pain no gain, tiada kesuksesan tanpa jerih juang. Ungkapan ini mengingatkan kita agar setiap orang melakukan usaha dan kerja keras untuk mencapai tujuan. Jika seseorang yang sudah bekerja keras belum tentu berhasil bagaimana pula dengan orang yang tidak sepenuh hati. Di dalam hidup ini memang ada keberuntungan namun usaha yang sungguh-sungguh menjadi suatu proses awal keberhasilan. Tuhan bekerja dibalik semua hasil yang diperoleh. Benar apa kata Mazmur 126:5 (TB) Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan bersorak-sorai.


Menjadi murid Kristus juga merupakan panggilan untuk memikul salib dan bersedia menderita. Markus 8:34 (TB)  Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.


Paulua dalam dalam 2 Tim 2:3-6, panggilan ikut menderita ini diibaratkan seperti prajurit, atlet dan petani. Seorang prajurit harus berjuang dengan mengerahkan seluruh tenaga demi kemenangan pertempuran. Seorang atlet harus mau berlatih dan menyerahkan segala kekuatannya berlari menuju harus finis meraih piala. Dan seperti seorang petani  dia berjerih mulai dari memilih bibit, mengolah lahan, menanam, merawat tanaman dari dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan oleh seorang petani demi bahagia di masa panen.


Sekarang marilah kita dalami tiga tipe yang dicontohkan Paulus dalam menanggung penderitaan.


*1. Seperti seorang Prajurit: berjuang sampai menang.*

Ada satu motto dalam diri seorang prajurit, yaitu: "lebih baik mandi keringat waktu latihan dari pada mandi darah saat bertempur". Motto ini memotovasi lebih baik berlelah saat latihan, letih, cape dan mungkin menanggung beban-beban yang harus dilalui semua itu membentuk kesiapan diri dalam pertempuran yang sebenarnya. Jika dalam latihan tidak ditunjukkan dengan kesungguhan bagaimana dia berjuang habis-habisan saat pertempuran? 


Ini jugalah yang dicontohkan oleh Paulus, panggilan seorang Murid Kristus harus ikut menderita seperti prajurit. Memiliki displin, memiliki sikap tangguh, memiliki kemauan yang tinggi untuk dilatih dan dibentuk dalam latihan agar sanggup dan kuat dalam pertempuran. Ketika mereka memasuki medan peperangan mereka harus bertahan hingga memenangkannya. Setelah kemenangan peperangan mereka akan bersukacita dan bersoraksorai karena telah mengalahkan musuh. 


Prajurit atau tentara dalam jaman Romawi tentulah orang terlatih; terlatih secara fisik, mental dan displin. Seorang prajurit dipastikan sebagai orang yang loyal terhadap atasan dan setia dalam melaksanakan perintah atau komando. Prajurit memiliki ketaatan dna kesetiaan dalam melaksanakan tugas yang ditetapkannya baginya. 


Seorang prajurit mesti loyal dan bertempur hingga memenangkan peperangan. Prajurit tidak akan pernah meninggalkan medan pertempuran sebelum ada komando untuk mengakhiri pertempuran. Hanya ada satu yaitu laksanakan perintah. Ini kesiapan seorang prajurit melaksanakan perintah tanpa ada pertimbangan namun jawaban: SIAP. Kesiap sediaan seorang prajurit untuk melaksanakan perintah dan tak akan mundur dari medan pertempuran sebelum memenangkan peperangan. 


Demikian seorang murid Kristus mesti memiliki spirit seorang prajurit harus siap sedia dalam melaksanakan tugas pemberitaan Injil. Tiada dalih atau alasan apapun untuk tidak memberitakan Injil. Seorang pelayan harus pula berjuang demi Injil.  Sama seperti Paulus, dianiaya bahkan di penjarakan pun dia telah bersedia oleh karena pelayan yang dia emban.


*2. Seperti seorang Atlet: berlari terus sampai garis finish*


Atlet menjadi contoh figur yang menarik diberikan oleh Alkitab bagi orang percaya dalam menjalani kehidupan ini. Seorang atlet tentu selain memiliki bakat dan kemampuan dalam dirinya pasti sebelum bertanding mempersiapkan diri melalui latihan, mengasah kemampuannya menjalani rute, dan langkah-langklah penting yang harus dipersiapknanya. Pada saat bertanding seorang atlet harus memiliki daya juang dan daya tahan, dan daya kompetisi yang tinggi menghadapi lawan-lawannya sesuai dengan rule satu aturan main yang ada. Seorang atlet bukan asal menang dan cepat mencapai finish tetapi on the rule, jika seorang atlet bertanding di luar aturan main seorang atlet bisa didiskwalifikasi dan sia-sia segala pertandingannya.  Perjuangan seorang atlet harus terus berlari sampai di garis finis. Seorang atlet yang memenangkan pertandingan akan memperoleh piala atau mahkota. Demikian juga jerih juang orang percaya yang menderita dan bertahan terhadap segala pergumulan hidup hingga memperoleh kehidupan kekal.


Analogi Atlet ini sangat penting dalam kehidupan orang beriman. Mempersiapkan diri dan harus berjuang hingga finish menerima mahkota atau piala. Perjuangan iman juga demikian orang percaya berjalan dalam satu tujuan yaitu menyongsong Tuhan, menantikan kedatangan Tuhan hingga menerima mahkota kehidupan. 


Gambaran atlet ini sangat penting disadari oleh seorang pelayan. Seorang pelayan harus memiliki karakter seorang atlet yang senantiasa mempersiapkan diri sebelum terjun ke dalam medan pelayanan, pada masa pelayannya dia harus tabah dan mengarahkan perjalan hidup orang beriman kepada mahkota kehidupan kekal. 


*3. Seperti seorang Petani: tekun sampai panen tiba*


Petani dalam hidupnya memiliki perjalanan panjang menuju hasil. Proses awal dari pemilihan bibit, pengolahan lahan, pemeliharaan dan perawatan dari berbagai hama, mencegah tanaman dari berbagai hama dan penyakit serta dengan tekun menantikan menuju panen tiba. Kebahagiaan petani adalah bahwa apa yang ditanam menghasilkan panen. Apa yang dikerjakannya dari awal menghasilkan diakhir proses yang ditunggunya. Dalam istilah management start well, proses well dan finishing well. Seorang petani harus sabar menjalani semua proses ini dan dengan penuh pengharapan bahwa waktu akan tiba untuk panen. Harvest time adalah kebahagiaan seotang petani, dimana mereka menikmati hasil panennya. Panen tidak sendirinya tiba jika tidak dimulai dari awal yang baik dan kesiapsediaan memelihara pertumbuhan tanamannya sehingga semua itu dapat berjalan dengan baik dan menikmati hasil. 

Yakobus 5:7 (TB) Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.


Kesabaran membuahkan hasil yang baik. Itulah kesimpulan dari suatu kehidupan dari seorang petani. Sebaliknya jika seorang petani tidak sabar, tidak memelihara pertumbuhan tanamannya dan merawatnya dari segala hama makan hasil panen pun tidak akan seperti yg diharapkan bahkan kerugian besar dan berlelah namun hasilnya sia-sia bakan apa yang dikerjakan dari awal pada akhirnya akan sia-sia dan tidak. Waktunya habis dan tidak menghasilkan apa-apa. 


Analogi petani ini sangat penting disadari oleh seorang pelayan yang harus memiliki kesabaran. Seorang pelayan harus menjalani fase waktu yang dilaluinya seperti fase-fase yang dijalani oleh seorang petani. Dalam jangka waktu yang panjang seorang pelayan harus menyadari bahwa dalam pelayananya fase-fase waktu ini tidak selamanya ada pada waktu yang bersamaan. Dalam pelayanan tertentu mungkin seorang pelayan hanya menuai, dia bisa berpindah tugas dan yang lain diharapkan dapat merawat apa yang ditaburkan. Dalam fase tertentu seorang pelayan harus merawat apa yang telah ditaburkan oleh penduhulunya sehingga apa yang dirancang sebelumnya bisa bertumbuh dengan baik. Hal ini harus disadari sepenuhnya agar seorang pelayan bukan hanya berpikir menanam dan menuai pada saat pelayannya di suatu tempat. Pelayanan kita adalah bisa saja buah dari pekerjaan pendahulu dan apa yang kita tanam akan dirawat oleh orang lain dan akhirnya waktunya akan tiba menghasilkan buah yang baik bagi pelayan itu sendiri dan jemaat.


Dengan tiga contoh ini, panggilan mengikut Yesus harus melalui proses. Tahapan proses paling ujung adalah menerima mahkota kehidupan. 

2 Timotius 2:11-13 (TB)  Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; 

jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; 

jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." 


Tuhan memberkati dan memberikan kekuatan bagi kita semua untuk setia dalam menjalani kehidupan di dalam Yesus Kristus. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...