Sabtu, 12 Oktober 2024

ORSNG BENAR HIDUP OLEH IMAN

 Kotbah Minggu XX Stlh Trinitatis

Minggu, 13 Oktober 2024

Ev: Habakuk 2:1-4




ORANG BENAR HIDUP OLEH IMAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Kotbah minggu ini mengajak kita untuk mendalami bagaimana orang benar hidup oleh iman di tengah-tengah kemerosotan moral. Apakah orang percaya tetap berdiri teguh di dalam prinsip iman sekalipun dunia ini telah mengalami pergeseran nilai-nilai?


Saya mencoba mendalami kotbah minggu dengan merenungkan pertanyan: bagaimana konsistensi hidup orang percaya dalam mengahadapi godaan dan tantangan kehidupan ini. Apakah orang percaya tegap setia di dalam iman saat ada godaan dan tawaran yang menggiurkan? Atau Apakah orang percaya tetap setia di dalam pergumulan, ancaman dan tekanan? Bisa saja orang jatuh karena godaan, saat lapar ditawarkan mankanan, saat haus ditawarkan air minum, saat menganggur ditawarkan pekerjaan dan saat bekerja ditawarkan jabatan. Dalam menjalani kehidupan ini apakah tetap konsisten di dalam iman menjani kehidupan dalam berbagai rayuan dan godaan? Sebaliknya dalam perjalanan orang percaya, kita hidup dan berjuang untuk meraihnya kita diperhadapkan dengan kesulitan: diancam, ditekan dan ditindas. Saat terjadi demikian apakah kita akan terus hidup berjuang di dalam iman? Apakah tetap mencerminkan nilai-nilai kristiani dan tetap memiliki integritas yang kokoh diantara godaan dan ancaman? 

Kitab Habakuk menyampaikan pertanyaan yang sama kepada kita di Minggu XX setelah Trinitas ini. Tokoh-tokoh Alkitab telah menunjukkan imannya bahwa orang benar akan hidup oleh iman di dalam dunia yang sedah bergumul seperti: Nuh, Abraham, Ayub. Mereka telah menjadi telah dalam menjalani kehidupan ini dan dituliskan dalam Kitab Ibrani 11:1 dan seterusnya. 


1. Dunia ini dalam rangkulan Allah:


Kita harus percaya bahwa hidup ini ada pada rangkulan Allah. Arti nama "habakuk" dalam bahasa Ibrani berarti "merangkul". Kata ini mengingatkan kasih Allah yang merangkul dan memeluk umatNya. Dalam keadaan yang menimpa hidup ini: Tuhan tetap merangkul umatNya dalam kasih setia. Dalam suka dan duka, dalam gembira dan sedih dan didalam air mata kesusahan atau kegembiraan yang meluapluap, Allah sendiri mendekap dan merangkul kita. Tidak ada yang tersingkirkan dan diasingkan, tidak ada pemisahan yang satu dirangkul yang lain dibuang. Semuanya ada dalam rangkulan Allah yang rahamani dan murah hati. Sehebat apapun kuasa fasik menekan dan menenggelamkan orang benar, Tuhan sendiri memeliki cara unik menyelamatkan orang yang dikasihinya. 


Kitab Habakuk berisi peneguhan umat Israel dalam keadaan yang tersesak. Ada perasaan yang tidak bisa diterima atas perlakuan Kasdim yang tidak Adil (1:5-11), namun Habakuk teguh berpendirian: orang benar akan hidup oleh iman (2:4). Karena itu orang percaya harus hidup setia di dalam Tuhan. Habakuk menyanyikan kuasa Tuhan dan kesetiaan orang beriman. Dalam deru perang yang mematikan, situasi dan kondisi yang memusingkan dan terjadinya musim kelaparan orang yang percaya akan tetap takut akan Tuhan dan setia kepadaNya.  

a) Sekalipun bangsa-bangsa datang menyerang dan mengamuk serta berkuasa meremukkan 3:16. Lebih takutlah kepada kuasa Tuhan karena kuasa Tuhan itu melebihi dari apapun, Dia sungguh mulia dan agung. Dengan tenang orang percaya akan menjalani segala kesusahan yang menimpa.

b) Sekalipun petani gagal panen (3:17): apa yang dikerjakan mengecewakan, ladang tak menghasilkan, pohon ara tak berbuah, hasil anggur mengecewakan, tiada gandum untuk dipanen. Demikian dengan ternak menghasilkan apa-apa. Orang percaya tidak akan meninggalkan Tuhan. Tetaplah percaya, ingatlah waktunya akan bersorak-sorai bersama Tuhan. Tuhan itu akan menolong Dan menyelamatkan. 

c) Tuhan adalah kekuatan kita. Dia tidak akan membiarkan orang yang dikasihiNya larut dalam duka dan ratapan. Tuhan itu akan meneguhkan kaki kita seperti rusa (ay. 3:19) itu berarti Tuhan akan memampukan kita melakukan sesuatu agar dapat keluar dari situasi sulit yang kita hadapi. Tuhan akan membuat orang percaya melangkah seperti kaki rusa meninggalkan pemangsanya. Amin

Ketiga hal diatas merupakan tujuan kitab Habakuk, agar kita percaya bahwa Tuhan merangkul kehidupan kita dan Dialah pertolongan kita. 


2. Mengasah tugas nabiah: mempertajam penglihatan dan menawarkan solusi


Habakuk hadir dengan tetap cermat melihat fenomena yang terjadi di tengah-tengah sosial masyarakat. Nabi Habakuk tidak hanya mengeluh dan meratapi bahkan mengutuki kemerosotan moral tetapi tampil memberikan teladanan. Ini kritik kepad akita masa kinia, memang ada ada orang yang sangat tajam melihat kemerostan moral, mengeluh dan mengutukinya keadaan yang rusak namun alpa akan solusi dan keteladanan. Benar apa kata orang bijak: satu teladan lebih berharga dari seribu nasihat. Baiklah kita mencontoh nabi Habakuk, yang tetap terjaga mengamati fenomena yang terjadi di tengah masyarakat.


Habakuk 2:3 (TB) Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. 


Salah satu tugas nabiah di dalam kotbah minggu ini adalah mempertajam penglihatan. Ibarat penjaga menara (watch), dia akan menyorot dan meneropong tentang apa tindakan Tuhan terhadap realitas dunia.

Apakah Tuhan berdiam saja di dalam kemerosotan moral, keangkuhan manusia dan makin meningkatnya kejahatan? Sang pelihat, yaitu nabi tidak akan berhenti menyuarakan kebenaran seperti yang dilakukan oleh nabi Habakuk. Nabi Habakuk hadir memberitahulan tentang penglihatan akan ancaman dan bahaya. Orang Kasdim bangsa sa yang garang dan bengis akan datang menghancurkan umat Allah. Ancaman orang Kasdim ini sebagai bentuk penghukuman. Nabi Habakuk hadir meneguhkan umat Allah. Bagi Habakuk dalam menghadapi ancaman ini tidak dapat mengandalkan kekuatan perang. Habakuk mendeklarasikan bahwa Tuhanlah kekuatan orang percaya dalam menjalani hidup ini. Dalam segala keadaan orang percaya tidak boleh meninggalkan Tuhan. Ketika beban hidup kita berat dan kaki kita seolah tak sanggup untuk berjalan lihatlah pengakuan Habakuk dalam ayat berikut: "ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." (Ay 19) Arti nama "habakuk" dalam bahasa Ibrani berarti "merangkul". Kata ini mengingatkan kasih Allah yang merangkul dan memeluk umatNya. Dalam keadaan yang menimpa hidup ini: Tuhan tetap merangkul umatNya dalam kasih setia. Kitab Habakuk berisi peneguh umat Israel dalam keadaan yang tersesak. Ada perasaan yang tidak bisa diterima atas perlakuan Kasdim yang tidak Adil (1:5-11), namun Habakuk teguh berpendirian: orang benar akan hidup oleh iman (2:4).


Hal yang hendak dijelaskan oleh Habakuk adalah bahwa penghukuman akan datang, dan tidak ada yang dapat menunda atau menangguhkannya. Penghukuman akan datang dan tidak ada dapat yang menghindar dari keputusan Allah. Apakah penghukuman itu akan menjadi pembinasaan? Disinilah nabi Habakuk tampil meyakinkan umatNya bahwa orang benar akan hidup oleh iman. 


Apa yang harus dilakukan menghadapi penghukuman Tuhan? Habakuk memberikan pesan yang berharga, menghadapi penghukuman Tuhan tidak dapat dihindarkan, atau melarikan diri dari penghukuman ini. Satu-satunya yang harus dilakukan afalah mengandalkan Tuhan, percaya dan setia kepadaNya. Orang benar akan hidup oleh percayanya. 


3. Orang benar akan hidup oleh iman dan orang yang membusungkan dada akan lenyap seketika.


Tuhan tidak pernah meninggalkan umatnya, tetap seperti penjaga yang senantiasa terjaga, atau seperti CCTV yang terus mengamati, merekam setiap detik kehidupan kita. Tidak ada yang terluput dan terlupakan sedikit pun karena itu orang benar akan hidup oleh iman.


Di atas sudah disampaikan bagaimana orang benar menjalani kehidupan ini di antara godaan atau ancaman, diantara rayuan ataupun tekanan tetap di dalam iman. Orang percaya tetap berintegritas, percaya Tuhan penentu dalam kehidupan ini. Dia tidak korban rayuan atau godaan, dia pun tidak surut oleh ancaman dan intimidasi tetapi tetap tegar di dalam iman. 


Orang benar hidup oleh iman, dia akan menjalni kehidupannya dengan mengandalkan Tuhan. Dia tidak mengandalakan dirinya sendiri atau kekuatannya sendiri. Seperti ada tertulis: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (Amsal 3:5-6)


Orang benar hidup oleh iman dan percaya Tuhan adalah hakim yang adil. Hal ini mengingatkan kita bahwa tugas orang beriman bukanlah menghakimi atau mengutuki kejahatan. Tugas orang benar adalah memberi keteladanan. ada orang yang lantang mengutuki kemerosotan moral di tengah masyarakat namun tidak memberikan keteladanan. Memperbaiki kerusakan moral bukan hanya mengutuki keadaan, tetapi memberikan contoh keteladanan. 


Orang benar akan percaya pada keadilan Allah, Tuhan adalah hakim yang benar dan adil. Orang benar percaya akan hukuman Allah atas kesombongan dan keangkuhan (Baca 2:5-9). Nabi Habakuk menjelaskan bagaimana cara Allah memberikan hukuman kepada pelaku penindasan.

Habakuk 2:6-7 (TB) Bukankah sekalian itu akan melontarkan peribahasa mengatai dia, dan nyanyian olok-olok serta sindiran ini: Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya — berapa lama lagi? — dan yang memuati dirinya dengan barang gadaian.

Bukankah akan bangkit dengan sekonyong-konyong mereka yang menggigit engkau, dan akan terjaga mereka yang mengejutkan engkau, sehingga engkau menjadi barang rampasan bagi mereka?


Jika kejahatan merajalela, bukan berarti Tuhan tidur, jika orang fasik merajai dan menentukan bukan berarti kuasa Tuhan tak berdaya atas kejahatan. Namun ada kalanya kejahatan nyata agar kita semakin takut pada jalan fasik. Apa yang kita pelajari dari Firaun, Nebukadnezar dan Raja lalim lainnya yang dituliskan dalam Alkitab Kitab? Kita hendak belajar sejarah bahwa kekuasaan jahat akan menghantarkan hidup manusia kepada kesusahan dan kebinasaan. Bangsa Israel sendiri mencatatkan dalam Kitab Tawarikh dan kitab Raja-raja bahwa pemimpin yang takut akan Tuhan mendatanglan sejahtera, kemakmuran dan bahagia. Sebaliknya raja yang jahat yang tidak melakukan oerintah Allah akan membawa kwlesengsaraan. 


Dalam konteks Pilkada serentak, kotbah ini mengundang kita untuk memilih orang benar. Orang benar akan memimpin dengan bijaksana, menghadirkan damai sejahtera dan kebahagiaan bagi banyak orang. 


Dalam kemerosotan moral kadang kita memberontak dalam hati, ini semua tidak benar dan semuanya salah. Dalam keadaan demikian kotbah minggu ini mengajak kita orang benar akan hidup oleh iman dengan meneunjukkan keteladanan iman, seperti tokoh-tokoh Alkitab yang hidup benar di dalam dunia yang tidak benar. Orang benar hidup dalam iman dan percaya bahwa Tuhan maha adil, hukuman akan tiba bahwa orang fasik dan orang yang membusungkan dada akan hilang seketika. 


Kita harus percaya apa yang disampaikan dalam Mazmur 1:4-6 ini:

"Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan." Amin


Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati

Pdt Nekson M Simanjuntak, MTh - Praeses D.28 Deboskab 


Sabtu, 05 Oktober 2024

SIAP SEDIA MEMBERITAKAN FIRMAN

 *Kotbah Minggu XIX Setelah Trinitatis*

Minggu, 6 Oktober 2024

Ev. 2 Timotius 4:1-5



*SIAP SEDIA MEMBERITAKAN FIRMAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, jika ingin hasil lebih baik, bekerjalah lebih sungguh. Apapun pekerjaan yang kita geluti marilah kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Itulah ajakan dari kotbah minggu ini, yaitu melakukan tugas pemberitaan dengan "siap sedia". Kata siap sedia ini saya terjemahkan dengan melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh.

Etos kerja demikian juga dituntut dalam pelayanan sebagaimana ditekankan dalam kotbah Minggu ini. Paulus menasihati Timotius untuk sungguh-sungguh dan siap sedia melakukan tugas pemberitaan dalam keadaan apapun. Melayani lebih sunggu, mendengar dan melakukan pastoral kepada semua orang.  


Timotius merupakan anak rohani Paulus yang selalu dituntun untuk memberitakan Firman Tuhan. Ketika Timotius dalam kesusahan dan kesulitan Paulus selalu meneguhkannya agar tidak pernah menyerah dalam keadaan untuk memberitatakan Firman Tuhan. Paulus juga memberikan contoh yang sangat patut dipuji ketika dia di dalam penjara tetapi tetap memberitakan Firman Tuhan.


*1. Terus memberitakan Firman baik atau tidak baik waktunya:*


Tugas pemberitaan diamanatkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Sebelum Yesus nai ke Sorga, Yesus mengutus murid-muridnya untuk memberitakan Injil (Baca Matius 28:18-20; Markus 16:15, Kisa Rasul1:8) dan tugas pastoral dalam Yohanes 21. Tugas i merupakan tugas rasuli sekaligus tugas am semua orang percaya. Kita dengan semua pemberian Tuhan kita persembahkan untuk tugas pemberitaan Injil atau menopang pemberitaan Injil


Spesifik dalam kotbah ini Paulus menasihati Timotius untuk siap sedia memberitakan Firman. Disatu sisi Timotius masih muda, mungkin ada semacam tantangan bagaimana para orang tua, para ahli atau para Filsuf yang ada disitu mendengarkan pemberitaan Timotius yang muda? Disinilah Paulus terus memotivasi dan membangun kepercayaan diri Timotius untuk tampil memberikan tugas pengajaran dan pemberitaan. 1 Timotius 4:12 (TB) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.


Dari ayat diatas Paukus memberitakan kuncinya yakni bukan pada kepandaian atau kepintaran namun keteladanan. Apalah artinya banyak pengetahuan namun tidak ada perilaku yang dapat diteladani? Tugas memberitakan Injil memang didukung dengan kesediaan belajat agar keterampilan atau memiliki kepandaian mempengaruhi orang. Tapi apalah artinya memiliki skill komunikasi atau public speangking yang hebat atau kata-kata mempesona orang lain namun hanya kata-kata? Bagi Paulus kekuatan pemberitaan Firman ada pada keteladanan. Menyatunya kata dan perbuatan dalam praktek kehidupan sehari-hari. 

Benar kata orang bijak: satu teladan lebih berguna dari seribu nasihat. 


Kunci kedua disampaikan Paulus dalam ayat ini 2 Timotius 4:2 (TB) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.


Siap sedia artinya senantiasa berkenan, tidak memilih-milih waktu atau memilih-milih event. Kapan pun dan dalam keadaan apapun siap sedia memberitakan Injil. Dalam pelayanan harus rajin, bisa mengelola waktu dan mengelola pelayanan dengan baik jangan sampai terkesan memilih-milih. 


Dalam buku Parrohaon dohot Pangalaho Sipujion di Tonga ni Halak Batak, salah satu pangalaho sipujion di dalam melakukan pekerjaan dalam.orang Batak adalah: "RINGGAS" atau "RAJIN." bagi orang Batak kerajinan melebihi kepandaian, disebut dalam dalam ungkapan: "nunut si raja ni ompuna." Kerajinan seseorang akan menentukan keberhasilan. Orang yang bekerja dengan tekun akan mengalahkan orang pandai. Ada orang pandai namun malas, ada orang pintar namun sering melipat tangannya akhir tak menghasilkan apa-apa. Orang rajin akan bekerja dengan ulet dan mengerjakan tugasnya tanpa mengenal lelah sampai berhasil. Seorang yang memiliki etos kerja RINGGAS atau rajin akan senantiasa siap sedia melakukan tugasnya kapan pun dan dimanapun. 


*2. Bukan soal apa yang enak di telinga atau disukai orang tetapi tentang kebenaran*


Firman Tuhan dalam kotbah Minggu ini pagi ini merupakan nasehat yang disampaikan paulus kepada Timotius anak rohaninya bahwa akan datang waktunya kemerosotan rohani terjadi. Akan banyak orang yang tidak menerima dan menyukai ajaran sehat tetapi lebih menginginkan ajaran yang dapat menyenangkan dan memuaskan telinga mereka saja seperti dongeng. Untuk itu Paulus menginginkan supaya Timotius tetap berjaga-jaga dan waspada. Timotius harus tetap menyampaikan kebenaran Firman yang dilakukan dalam kehidupan yang nyata, tetap melakukan pemberitaan injil apapun yang terjadi.


Saya perhatikan akhir-akhir ini sudah semakin banyak kritik kotbah yang bertujuan hanya untuk membuat tertawa. Tertawa memang kebutuhan manusiawi bahkan sesuatu yang kita cari, dengan tertawa kita terhibur dan syaraf kita terbuka akan aura bahagia. Kotbah sering menjadi sarana bagi orang untuk terhibur, namun kotbah bukanlah hiburan apalagi kebenaran Firman tidak ada kaitannya dengan lelucon atau kata-kata lucu yang disampaikan. Dalam.kotbah memang kita terhibur karwna Berita Sukacita, namun Kotbah bukanlah stand up komedi - kata yangbhanya membuat tertawa namun kosong makna.


Pergumulan para pengkotbah rupanya sudah klasik sejak jaman Perjanjian Baru. Paulus menasihatkan, bahwa akan ada waktunya orang mendengarkan cerita lucu, dongeng atau berita lainnya yang asyik untuk di dengar. Asyik di dengar bukan berarti benar. Dalam kotbah kebenaran Firman adalah utama, bukan bagaimana supanya enak di dengar. 


Hal yang harus kita sadari adalah bahwa tidak semua orang bertalenta untuk membuat orang tertawa, tetapi kita juga menuntut para pemberita bisa menyampaikan kotbah dengan menarik. Tidak bisa berhenti saya tidak bisa begini atau begitu, semuanya bisa belajar bagaimana kita sungguh-sungguh mempersiapkan diri dalam setiap tugas pemberitaan. 


Tugas pemberitaan bukanlah hanya di mimbar, tugas pemberitaan itu ada pada aktifitas sehari-hari. Hidup kita adalah pemberitaan kita. Pilihan gaya hidup kita adalah bagian dari pemberitaan kita.  


*3. Sikap seorang pelayan dalam memberitakan Firman.*


Hal yang paling berharga adalah pembentukan pribadi seorang pemberita itu sendiri. dalam kotbah ini ada beberapa hal yang dinasehatkan oleh Paulus kepada Timotius dalam pelayanannya: 


a. Menguasai diri dalam segala hal : Paulus memerintahkan agar Timotius bahwa dia harus menjalani kehidupan didalam kebenaran Kristus yaitu dapat mengendalikan diri apapun keadaannya. Orang yang dapat mengendalikan diri adalah orang yang berkarakter yang meliputi tingkahlaku, perkataan, perbuatan, kasih, kesucian hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan. Maka dia akan menjadi panutan dan teladan bagi orang yang diajar atau digembalakannya.


b. Sabar dalam penderitaan: Rasul Paulus merupakan seorang yang sabar dalam penderitaan yang dialaminya, sekalipun dicaci karena kebenaran, mengalami kekurangan karena melayani dan kesesakan dalam hidupnya, alkitab mencatat bahwa Paulus tidak mengeluh dan mundur dari imannya. Penderitaan yang dialami oleh Paulus berupa tekanan-tekanan secara jasmani, tekanan mental dan rohani. Paulus menjadikan dirinya contoh untuk diteladani oleh Timotius. Maka Paulus menasehatkan supaya Timotius sabar dalam penderitaan, karena Paulus tahu ketika dia melibatkan diri dalam pelayanan Tuhan maka penderitaan akan datang. Tetapi Paulus juga mengingatkan bahwa walaupun penderitaan datang Tuhan juga akan menolong.


c. Jangan pernah berhenti; lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil : Orang yang memberitakan injil adalah orang yang telah mempersiapkan diri. JKika pun ada tantangan atau hambatan, disambut atau ditolah, dicela atau dicerca, teruslah melakukan pemberitaan. Begitulah nasihat Paulus kepada Timotius agar terus menempa diri dan mempersiapkan diri untuk memberitakan Injil. Pengalaman bersama Paulus dalam pemberitaan injil merupakan pelajaran yang terus ditekuni. Paulus pernah ditolak, dikecam dan dicerca, namun pernah juga disambut seperti dewa. Dalam semua itu Tuhan bekerja. BDiterima atau tidak, berakar, bertumbuh atau berbuah Firman yang ditabur dalam hidup seseorang alah pekerjaan Roh Kudus. Tugas kita terus menyampaikan Firman Tuhan bagi semua orang dan dalam semua kesempatan. 


Setiap pemberita Injil harus menyadari bahwa Yesus menyertai kita sampai akhir zaman. Matius 28:20b "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."


d.Menunaikan Tugas Pelayanan: Paulus menginginkan Timotius melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati dan sampai ketujuan. Tentu banyak tantangan yang akan dihadapinya, tapi sedashyat apapun itu, iman harus dijaga supaya dapat tampil sebagai pemenang, itulah yang dikatakan oleh Paulus “Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku teah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, hakim yang adil pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya”. 


Sahabat yang baik hati sebagai orang yang percaya kita semua juga memiliki tugas untuk memberitakan injil melalui perbuatan, perkataan bahkan respon kita ketika menghadapi persoalan dan tantangan kehidupan. Maka marilah kita membekali diri dengan Firman Tuhan dan juga senantiasa memberikan tempat Roh Kudus untuk berdiam didalam hati kita, sehingga roh kudus lah yang menguasai diri kita untuk membantu kita sabar dalam penderitaan dan dapat melaksanakan tugas pelayanan sampai akhir.


Sahabat yang baik hati! kotbah Minggu ini mengajak kita semua untuk melaksanakan tugas panggilan Allah (vocatio Dei) kepada setiap.orsng percaya. Kita semua dipanggil menjadi murid Kristus yang memberitakan Firman melalui hidup kita masing-masing. Tuhan telah menganugerahkan talenta, skill dan berbagai karunia kepada kita. Mari kita persembahakan kemuliaan Allah. Selamat menunaikan tugas bagi kita semua. Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak, MTh 

Praeses Distrik 28 Deboskab

Sabtu, 28 September 2024

PERTOLONGAN KITA HANYA DI DALAM NAMA TUHAN

 Kotbah Minggu XVIII Stlh Trinitatis

Minggu, 29 September 2024

Ev. Mazmur 124:1-8



*PERTOLONGAN KITA ADALAH DI DALAM NAMA TUHAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, apa respon anda jika selamat dari suatu musibah yang mengancam nyawa anda? Tentulah rasa syukur. Apalagi musibah yang menimpa kita nyaris kehilangan nyawa, seperti suatu kecelakan mobil ringsek namun orang ya tidak terluka, atau rumah ditimpa pohon, rumahnya rusak berat tetapi tidak seorang pun di dalam rumah terluka. Kejadian seperti itu tentu ada rasa syukur yang luar biasa. Bagi orang Batak bila kejadian seperti itu akan diberikan sipir ni tondi. Dimana orang tua atau pihak hula-hula akan membuat upacara khusus dengan meletak beras ke atas kepala sambil berkata: pirma tondimuna... (artinya "kuat dan teguhkanlah hatimu"...sambil menyebutkan nama yang bersangkuat) kemudian sebahagian lagi dilemparkan keatas sembari berkata horas, horas, horas.  Itu salah satu contoh dalam budaya orang Batak untuk mensyukuri seseorsng yang luput dari mara bahaya.


Bagaimana kita menyampaikan rasa syukur saat kita merasakan pertolongan dan keselamatan dalam hidup ini? Dalam kotbah Minggu ini kita menyanyikan suatu pujian dan syukur atas pertolongan Tuhan yang besar. Tuhan telah melepaskan dan membebaskan pemazmur dari ancaman nyawa. Tuhan telah menyelamatkan pemazmur dari ancaman maut musuhnya. Dari segi kondisi, tidak mungkin pemazmur dapat melepaskan diri dari bahaya maut yang menimpanya, sama seperti seseorang yang diterpa bahaya air, atau mungkin seperti seekor burung yang lepas dari jating, atau seperti domba yang dilepaskan dari rahang seringala yang siap memanghasa dan melahapnya. 


*1. Ditindas namun tak binasa*


Hal pertama yang perlu kita petik dari kotbah minggu ini adalah keyakinan orang percaya bahwa sehebat apapun kuasa musuh untuk menenggelamkan atau menghabisi seseorang jika Tuhan memihaknya tidak akan tenggelam. Sekalipun ditindas dan ditekan dari berbagai penjuru, kalau Tuhan memihaknya, tidak akan dibiarkan binasa begitu saja. Allah dengan penuh puasa dapat melindungi dan melepaskan dari berbagai kesusahan


Ini pengalaman real dari Daud, berapa kali upaya pengejaran yang dilakukan oleh Saul namun selalu ada jalan yang dipakai Tuhan melepaskan Daud. Sekalipun Saul punya kuasa, punya pasukan, punya segalanya untuk melenyapkan Daud namun Daud tetap luput dan selamat dari pengejaran Saul. 


Menurut para ahli, dilihat dari sastra bahwa Mazmur ini dituliskan setelah masa pembuangan. Syukur ini bisa dipahami bagaimana orang Yehuda keluar dari pembuangan? Dilihat dari kekuatan mereka tidak mungkin bisa menghadapi Raja Babel, Nebukadnezar yang kejam. Dari segi apapun, bangsa itu tidak mungkin keluar dari pembuangan dari diri mereka sendiri. Namun Allah memakai raja Koresh, raja Persia yang menahlukkan Babelonia dan mengumumkan pembebasan bagi Yehuda. Bukan hanya membebaskan mereka namun jika kita baca kitab Ezra dan Nehemia, bagaimana raja Koresh membekali setiap orang yang kembali dari Babilonia, membantu pembangunan Bait Allah dan pembangunan tembok Yerusalem. Bagi sebahagian orang Babilonia mungkin adalah akhir cerita akhir umat Allah, namun Tuhan memulangkan mereka di luar jangkauan pemikiran mereka. Pemulangan umat Allah dari Babel  bukan terjadi begitu saja atau karena kekuatan Yehuda. Mereka hanya sisa-sisa yang terbuah yang sidah menanti kematian dan kebinasaan di Babilonia namun oleh karena Tuhan memihak umatNya, Tuhan membebaskan Yehuda. Mereka dipulangkan ke Yerusalem. 


*2. Menyadari Hidup kita dikelilingi bahaya*


Ada tiga kiasan yang dipakai oleh Mazmur 124 ini tentang bahaya yang hendak membinasakan kita.


2.1. Ibarat banjir yang menghayutkan dan menenggelamkan. 


Mazmur 124:4 (TB)  maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita, 


Banjir bandang merupakan istilah yang sering kita dengar belakangan ini di Indonesia yakni suatu bencana alam yang bersumber dari air.  Banjir Bandang suatu peristiwa dimana tiba-tiba air meluap menghayutkan apa saya yang ada dilintasan air dan memorakporandakan yang ada di sekitar; membawa potongan-potongan kayu besar, batu, pasir dan apapun dapat menerpa rumah-rumah penduduk dan menyebabkan bencana dan kematian bagi umat manusia. Banjir bandang itu tiba-tiba dan tidak ada kedempatan untuk melepaskan diri. Setiap musim hujan, pemandangan seperti itu kerap terjadi. berulang kali para pecinta lingkungan menyampaikan semua ini terjadi karena kerusakan alam. Maunisa merusak alam dan alam pun akhirnya murka membinasakan manusia. Mazmur ini mengingatkan kita bahaya yang mengancam kehidupan kita bisa saja terjadi seperti banjir bandang atau banjir yang menenggelamkan. Kita tidak tahu kapan datangnya namun dengan amarah air yang besar menghayutkan, memporakporandakan dan meneggelamkan 


2.2. Tak membiarkan kita mangsa bagi gigi mereka

Dalam 'Animal Channel' sering kita menyaksikan bagaimana para predator mengggitgit musuhnya. Taring yang tajam menembus dan mencabik-cabik mangsanya.  Bagaimana mungkin seekor domba bisa lepas dari taring gigi serigala, atau rusa dari gigitan singa? Tentulah hanya menunggu waktu untuk ditelah oleh predator. Predator adalah penuang yang gigih mengintai, mengejar da. mengigit mangsanya. Sekali sudah digigit maka akan sulit untuk lepas. 


Demikialah pemazmur menggambarkan ancaman dan bahaya dalam kehidupannya. Bahaya menimpa membuat kita tak berdaya, tinggal pasrah dan menunggu ditelan.  Namun Tuhan berkuasa membebaskannya dari gigi predator.  Sesuatua yang tidak mungkin namun mungkin ' notjong is imposible. Bagi Yuhan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Artinya sekalipun kita sudah dipintu maut dan sudah tinggal telan, bila Tuhan memihak kepada kita, tak akan dibiarkan kita ditelah oleh musuh. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka.

 

2.3. Terjerat perangkap

Semasa SMP saya ingat pernah membuat perangkap burung. Keahlian membuat oerangkap buruh meruoakan hal yang umum bagi anak remaja sejaman saya di kampung. Kita memasang jerat dengan umpan apa yang disukai oleh burung tersebut. Saat terperangkat atau terjerat, burung akan berusaha meronta-ronta untuk melepaskan diri, ada memang yang lepas mungkin karena ikat jeratnya kurang kuat, umumnya karena tali jerat kuat burung tersebut masuk sangkar. 


Kotbah minggu ini, mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini kita diingatkan akan jerat dan perangkap musuh. Kita tidak tahu peluang, tawaran, godaan bahkan peetarungan hang kita jalani adalah mjngkin bahagian dari jerat yang menjatuhkan kita. Namun percayalah sehebat apapun perangkap musuh menjayuhkan kita jika Tuhan berpihak tidak akan terjerat. 


3. Pertolongan kita ada di dalam nama Tuhan


Mazmur 124:8 (TB)  Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. 


Ketiga contoh diatas dijelaskan pemazmur, bahwa dalam bahaya yang sedemikian berat, menenggelamkan, menghayutkan, menggigit dan menelan, mencabik-cabit dan melahap. Sekalipun sudah terperangkap dan tidak bisa mengelak. Dalam semua itu pertolongan kita ada di dalam nama Tuhan.


Daud, dalam mazmur hari ini, memaparkan betapa banyaknya hal yang bisa "menelan kita hidup-hidup" (3), menjerat kita, dan membuat diri kita menjadi mangsa. Bahaya jasmani maupun rohani selalu ada di sekeliling kita selama masih hidup di dunia ini. Musuh-musuh berwujud manusia (2-3) maupun kuasa-kuasa jahat (yang dilambangkan dengan air dan sungai; 4-5) siap menenggelamkan kita dalam kehancuran dan kebinasaan. Daud dengan tegas mengatakan bahwa kalau kita masih dalam keadaan sehat-walafiat jasmani-rohani, itu semua karena "TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." Betapa luar biasanya! Dia yang begitu besar, yang menjadikan langit dan bumi, memperhatikan kita satu demi satu. Ya, satu demi satu! Dia menjaga langkah kita, menjaga hidup kita, menjaga kesehatan kita jasmani-rohani sehingga Minggu demi Minggu, kita masih bisa kembali datang ke gereja untuk bersekutu dengan saudara seiman dan memuliakan nama-Nya.


Coba kita ingat saat awal Pandemi Covid, kita tidak bisa membayangkan bagaimana keluar dari pergumulan itu. Tinggal di rumah takut terinfeksi covid dan hidup kita mencekam. Puji Tuhan kita semua akhirnya dapat beraktifitas nornal saat ini.


Pertolongan kita ada di dalam nama Tuhan, suatu kesaksian dari oemazmur atas pengalaman hidupnya dan pengalaman perjalanan hidup umat Allah. Kini kotbah ini menguatkan dan meneguhkan kita, Tuhan tidak tidur, Tuhan tertap terjaga menjagai dan memelihara hidup kita. Sehebat aoaoun tantangan, ancaman, hanbatan dan bahaya yang mengancam kehidupan kita, percayalah pertolongan Tuhan. Tuhan selalu berpihak bagi orang-orang yang dikasihinya. Amin


Salam:

Pdt. Nekson M Simanjuntak

Praeses HKBP D.28 Deboskab

Sabtu, 21 September 2024

KEBESARAN TUHAN DALAM SELURUH CIPTAAN

 Kotbah Minggu XVII Stlh Trinitatis

Minggu, 22 September 2024

Ev. Mazmur 104:1-3; 13-23



*KEBESARAN TUHAN DALAM SELURUH CIPTAAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, wisata alam merupakan salah satu favorit tujuan wisata yang paling disukai. Alam yang indah menyimpan dan menyingkapkan banyak hal yang menarik mata setiap orang pengunjungnya serta dalamnya oengertian akan Tuhan dibalik indahnya alam. Jika anda pecinta traveling pasti anda tahu bahwa kamar hotel view alam akan dibadrol lebih mahal dibanding kamar tanpa view. Selain itu, tidak sedikit warga gereja agau kumpulan persekutuan berwisata ke alam atau retreat yang alamnya bagus. Masalahnya setelah kita mengunjungi wisata alam apakah kita semakin bersyukur memuji dan memuliakan Tuhan? Atau hanya sekedar buat status photo di medsos dan berkata waah...indah bingitz! He..he..!


Kotbah Minggu ini mengajak kita memuji dan memuliakan Tuhan setelah melihat dan memahami ciptaan Tuhan. Pemazmur menyampaikan kesaksian tentang alam; alam ini menceritakan kebesaran Tuhan dan di dalam penataan alam serta seluruh ciptaan membuat kita takjub. Sungguh begitu agung dan muliaNya Allah yang menciptakan segala sesuatu sehingga baik dan tertata sedemikian rupa. Melihat realita demikian, pemazmur mengajak melalui alam kita memahami dan mengerti begitu agungnya Tuhan itu.  


Jika kita baca kotbah minggu ini dapat kita eksposisikan menjadi tiga bahagian. Bagian pertama adalah pemazmur memuji dan memuliakan Allah pencipta, kedua adalah ekosistem dimana ciotaan yang satu dengan lainnya adalah mata rantai kehidupan dan ketiga adalah pengaturan waktu dan habit mahkluk ciptaan diciptakan sedemikian rupa bagian dari penataan Tuhan agar tidak saling mengganggu antara yang satu dengan yang lain, namun hidup menurut habitnya masing-masing, teratur dan tidak bertabrakan.


Baiklah kita mendalami ketiga bagian kotbah berikut ini:


1. Memuji dan memuliakan Allah Pencipta yang Agung


Mazmur 104:1 (TB) Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, 


Alam ini adalah ciptaan Tuhan, Tuhan yang Maha Agung adalah pelukis alam yang indah dan tinggal dalam ruang-ruangnya yang maha kudus. Keagungan Tuhan dipancarkan dari hasilnya karya ciptaanNya. 

Sama sepelukis, pelukis terkenal dari karyanya denikian dengan professi lainnya. Disinilah pemazmur mengajak kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan karena ciptaanNya yang agung. Karya ciptaan Tuhan yang agung masih dalam alam berpikir kita, bagaimana lagi dengan hal-hal lain yang tersembunyi yang belum dapat dijelaskan dalam alam berpikir manusia. 


Sahabat yang baik hati! Ajakan pemazmur disini benar-benar menghantarkan kita kepada suatu kesadaran Allah itu agung dan luar biasa. Seluruh ciptaanNya memggambarkan dan menceritakan kemuliaan Tuhan. 


Sehubungan dengan lagu ini, tentulah kita ingat lagu ini: MAKA JIWAKU PUN MEMUJIMU (KJ 64 atau BE 569)


Dalam BE diterjemahakan: 

O Debata tung longang do rohangku,

Molo hubereng na tinompaMi,

Saluhut bintang, hilap dohot ronggur,

Manghatindanghon hasangaponMi,

Marende au Tuhan mamuji Ho,

O, Debata, sangap do Ho.

Marende au Tuhan mamuji Ho

O, Debata, sangap do Ho.


Lagu ini sudah sangat terkenal. Refreinnya demikian: maka jiwaku pun memujiMu, sungguh besar kau Allahku. Lagu ini dtulis oleh Pdt. Carl Bobberg pada musim panas tahun 1885. Suatu hari ketika berjalan pulang dari sebuah pertemuan, terjadi hujan badai dan halilintar. Sejam kemudian setelah badai reda, ia tiba di rumah. Ketika ia membuka jendela dan menjenguk keluar, pada hari menjelang senja, permukaan air laut di pelabuhan kecil itu terlihat bagaikan kaca yang mencerminkan langit cerah. Dari dalam hutan di seberang pelabuhan itu, terdengar kicau burung yang merdu. Sewaktu-waktu juga terdengar lonceng gereja di desa itu berbunyi.


Setiap ada ibadah padang atau ibadah yang berkaitan dengan wisata alam maka lagu ini selalu menjadi favorit warga jemaat. Sama seperti yang diungkapkan oleh pemazmur. Pengalaman manusia sama saat melihat alam, takjub dan rasa syukur kepada sang pencipta yang agung. 


Marilah menjadi bagian orang yang bersyukur terhadap alam dan ikut merawat alam ini sebagaimana kita menjadikan minggu ini menjadi Minggu Ekologi.


2. Ekosistem yang saling bergantung - sesama ciptaan penopang ciptaan lainnya.


Mazmur 104:13-14 (TB) Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. 

Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah 


Hal kedua mengajak kesadaran kita untuk menghargai sesama ciptaan dengan alasan kongkrit. Alam ciptaan ini bukan hanya indah, tetapi alam ini diciptakan memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang lain. Tuhan menciptakan udara yang dibutuhkan oleh pohon, pohon adalah rumah bagi burung-burung. Tanah menyediakan yang dibutuhkan tanaman dan tanaman menghasilkan dan dan buah atau daun yang dibutuhkan mahkluk lainnya. Jadi kelangsungann hidup satu ciptaan sangat tergantung pula dengan cipaan lainnya, saat suatu habit rusak atau ketika satu ciptaan terganggu kelangsungan hidupnya maka siklus kehidupan dan kelangsungann hidup ciptaan lainnya akan terganggu pula.


Pemazmur disini mempelajari kelangsungan hidup, lebih dari seorsng oengamat tetapi oenguasaan terhadap alam, tumbuhan (flira) dan hewan (fauna). Kwtergangingan ciltaan gang sak dengan lainny yang disampaikan pemazmur dalam ilmu pengetahuin ini lazim disebut ekosistem. Setiap ciptaan memiliki mata rantai kehidupan dengan mahkluk hidup lainnya. Semuanya ada saling ketergantungan antara yang satu dengan lainnya. Jika yang satu terganggu maka mata rantai kehidupan lainnya akan terganggu pula. Makhluk hidup di suatu ekosistem tertentu, hidup dengan saling bergantung satu sama lain. Hal tersebut merupakan salah satu cara, agar mereka mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jika terjadi kepunahan di antara salah satu makhluk hidup tersebut, cepat atau lambat akan mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup lainnya. 


Istilah simbiosis berasal dari bahasa Yunani "syn" yang berarti bersama atau menjadi satu dan "ibos" yang berarti kehidupan. 

Baiklah kita mengulang pelajaran biologi inix agar kita semakin menyadsri bahwa saya dan mahkluk ciptaan lain adalah saling tergsntung. Alam ini bukan hanya diciptakan untuk manusia, namun manusia harus juga mendeklarasikan dirinya sangat menggantungkan kelangsungan ciptaan lainya kepada manusia.



3. Pergantian waktu dan musim adalah penataan Tuhan atas aktifitas mahluk hidup.


Hal ketiga dari kotbah minggu ini menurut saya sangat menarik adalah pemazmur menyingkapkan bagaimana Allah menata alam ini sedemikian rupa dengan waktu. Habitat dari jenis binatang dan mahkluk tertentu diciptakan sedemikian rupa bersktofotas dalam tuang dan waktu yang tentu. Ini dilakukan Tuhan untuk tatanan kehidupan. 


Mazmur 104:20, 22-23 (TB) Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka hari pun malamlah; ketika itulah bergerak segala binatang hutan. 

Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; 

manusia pun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. 


Alam ini dan pergeseran waktu adalah bagian dari lenataan Tuhan terhadap aktifitas mahkluk hidup. Pemazmur mencoba menyingkapkan pergantian waktu berkaitan dengan aktofotas mahkluk ciotaan. Jadi disini kita harus melihat penataan Allah yang bwsar akan waktu, iklim, musim, cuaca dan habitat binatang dan aktifitasnya menjadi bagian dari penataan Tuhan. 

Gajah yang besar dan Jerapah yang lehernya panjang hanya makan tanaman atau daun-daunan. Padahal predator seperti citah pemakan daging dan tidak tahu berapa binatang yang sudah dilahapnya tetap ukurannya seperti itu. 


Belakangan ini sering berita muncul Gajah di daerah Sumatere mengamuk dan merusak warga. Demikian Harimau Sumatera akhirnya memangsa hewan piaraan penduduk akhirmya tewas diamok penduduk. Mengapa jadi lain? Tentulah jawabannya ada pada alam habit mereka semakin sempit. 

Kotbah minggu ini mengajak kita merenungkan bersama setiap mahkluk hidup: manusia binatang dan tanaman demikian dengan tanah, air, udara dan iklim serta musim ditata sedemikian rupa untuk kelangsungan hidup bersama ciptaan Tuhan.


4. Tangtangan ekologi saat ini 

Perubahan iklim atau disebut Climate Change menjadi tabtangan real umat manusia saat in. Menurut Global Annual Temperature Outlook yang dikeluarkan NCEI (National Centers for Environmental Information) Amerika Serikat, terdapat peluang sebesar 22% bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah dan peluang sebesar 99% untuk menduduki peringkat lima besar. Pada bulan Januari terjadi rekor suhu permukaan laut global bulanan tertinggi selama 10 bulan berturut-turut.


Apa yang sampaikan NCEI tersebut sangat nyata dan itu kita rasakan saat ini, yakni suhu bumi makin panas berturut-turut. Selain itu bencana lainnya sangat mengancam kehidupan kita, longsor, banjir, cuaca ekstrem dan musim yang tidak menentu, kita semua diambang bahaya yang mengancam kehidupan kita.


Tentulah kotbah ini tidak akan menyelesaikan tantangan besar ini perubahan iklim. Menghadapi climate change adalah PR besar seluruh penduduk bumi tanpa terkecuali baik kebijakan global dan mikro. Hal yang dapat disentuh kotbah ini adalah bagaimana kita semakin peduli dan menekankan gaya hidup yang ramah lingkungan menjadi budaya kita. 


Secara praktis ini enam saran menjadi gaya hidup menuju Prinsip Hidup Berkelanjutan (Sustainable Living)

1 Reduce, reuse, recycle. 

2. Penggunaan sumber daya dengan hemat.

3. Konsumsi makanan dengan bijak.

4. Pilih produk yang bertanggung jawab.

5. Mobilitas yang ramah lingkungan. ...

6. Berbelanja dengan bijak.


Ini bukanlah pekerjaan mudah, namun tidak ada yang tidak mungkin. Apalagi orang beriman sesuatu yang sulit bahkan diluar perkiraan dan pikiran manusia dapat terjadi. Enam prinsip hidup sustainable living dapat dilakukan. Tuhan menolong dan memberikan kekuatan kepada kita semua. Tuhan memberkati! Amen


Salam dari kami

Pdt Nekson M Simanjuntak, MTh

Praeses HKBP D.28 Deboskab

Sabtu, 14 September 2024

TUHAN TELAH MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADAMU

 Kotbah Minggu XVI Stlh Trinitatis

Minggu, 15 September 2024

Ev. Mazmur 116:1-9




TUHAN TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita untuk melakukan refleksi pribadi bahwa di dalam segala pergumulan yang telah terjadi dalam hidup ini kita mengaku: Tuhan telah berbuat baik kepada kita. Hal inilah yang dilakukan oleh Pemazmur, bahwa dalam pengalaman hidupnya yang berat, beban yang menekan dan menyesakkan, dia berdoa dan memohon pertolongan kepada Tuhan. Tuhan itu baik, Tuhan mendengar seruan pemazmur, menolong dan menyelamatkan dia dari tali-tali maut. Atas apa yang dialami pemazmur dia menyampaikan kesaksian dan membuat refleksi bahwa Tuhan itu penyelamat, penolong dan pemberi ketenangan kepadanya.


Setelah membaca keseluruhan pasal ini, maka dalam kotbah minggu ini, saya membuat disposisi pada tiga bahagian: 

Pertama, meneladani pemazmur dalam menghadapi pergumulan dan pengalaman sulit yang menyesakkan. Kedua bersyukur atas tindakan Tuhan yang menolong dan menyelamatkan. Pertolongannya tidak pernah terlambat dan Ketiga, atas pertolongan Tuhan, pemazmur membuat kesaksian berupa pengakuan pemazmur siapa Tuhan dalam hidupnya dan membuat refleksi atas apa yang dialami. Tuhan itu baik dan telah memberikan ketenangan kepada jiwa. 


Sekarang iklah kita mendalami ketiga bagian ini.


1. Pemazmur menghadapi tekanan dan kesulitan yang menyesakkan. 


Mazmur 116:3 (TB) Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.


Pada bagian pertama ini ada baiknya kita dapat mengidentifikasi berbagai pergumulan dan pengalaman yang menyesakkan dari pemazmur. Hal itu terlihat dari beberapa kata dan ungkapan ungkapan pemazmur dalam teks: "kegentaran dunia orang mati menimpa aku" (ay 3), "kesesakan dan kedukakaan" (ay3), "aku sudah lemah" (ay 6), penuh dengan "air mata" (ay 8), kaki tersandung (ay 8), "aku tertindas (10). 

Dari identifikasi diatas kita dapat memperoleh gambaran bagaimana tekanan dan kesesakan yang dialami pemazmur. Dia tertindas, ada kuasa dan kekuatan yang menekan, dia tersandung berarti secara aktif lawannya berupaya menjegal dan menjatuhkannya. Dia berurai air mata karena tidak dapat melakukan apapun terhadap kesesakan yang dialami, karena dia lemah dibandingkan dengan musuhnya. Kesesakan dan kedukaan bahkan tali-tali maut telah mengelilingnya. Tidak ada lagi jalan atau kesempatan untuk melepaskan diri dari cengkeraman musuhnya dan sudah dekat dengan kematian. 


Dalam keadaan demikian, pemazmur tidak berputus asa, sebagai orang yang percaya dan beriman dia berdoa, dan berseru minta pertolongan Tuhan. Mazmur 116:4 (TB) Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!" 

Pemazmur menjalani keadaan sulit dengan berserah kepada Tuhan. Pemazmur merendahkan hati dihadapan Tuhan dan terbuka menceritakab kepada Tuhan atas kesesakan dan atas apa yang dialaminya. Dia sadar siapa dirinya, orang yang tidak berdaya dan lemah terhadap musuh. Dapat kita bayangkan bagaimana Daud berurusan dengan raja Saul. Saul memiliki pasukan serta kuasa yang dimilikinya yang bisa melenyaokannya. Dalam keadaan lemah dan tidak berdaya semua harapan ditumpahkan kepada Tuhan. Apa yang dilakukan pemazmur disini menjadi contoh menjalani pergumulan hidup ini. Kita melakukan yang menjadi tugas kita dan selanjutnya percaya dan biarkan Tuhan melakukan yang menjadi bagiannya. Kita percaya pertolonganNya tidak pernah terlambat. Dalam catatan Alkitab, Daud beberapa kali luput dari pengenjaran Saul, bahkan keadaan terbalik beberapa kesempatan Daud sebenarmya dapat membunuh Saul, namun Daud tidak melakukannya karena Saul orang yang diurapi Tuhan. 


Dari pergumulan pemazmur ini kita menemukan pelajaran yang sangat berharga. Pemazmur menjalani keadaan sulit dengan berserah kepada Tuhan. Pemazmur merendahkan hati dihadapan Tuhan dan terbuka atas apa yang dialaminya. Dalam keadaan lemah dan tidak berdaya semua harapan ditumpahkan kepada Tuhan. Apa yang dilakukan pemazmur disini menjadi contoh menjalani pergumulan hidup ini. Kita melakukan yang menjadi tugas kita dan selanjutnya percaya dan biarkan Tuhan melakukan yang menjadi bagiannya. Kita percaya pertolonganNya tidak pernah terlambat.


Atas kesesakan yang dialami, dia mungkin sudah mencoba menaruh harapan akan ada pertolongan dari sahabat dan kolehanya, namun lihatlah dalam segala keadaan yang dialami dia tidak menemukannya sampai dia berkata. Mazmur 116:11 (TB) Aku ini berkata dalam kebingunganku: "Semua manusia pembohong." 

Mungkin ada yang orang yang telah berjanji namun janjinya tidak ditepai, semuanya hanya pemberi harapan palsu (PHP).  


Pemazmur akhirnya tidak menyandarkan harapan kepada manusia tetapi menaruh poengharapan kepada Tuhan. Pemazmur berseru kepada Tuhan dan menjalani kesulitan di dalam pengarapan Tuhan menolong. Inilah sikap baik bagi orang oercaya dalam menghadapi pergumulan berat. Kita menjalani hidup ini di dalam Tuhan. Sekalipun sekarat dan seperti dalam Mazmur 116 ini hampir sama dengan Mazmur 23:4a (TB) "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman." Seberat apapun pergumulan yang kita hadapi, tetaplah berpengharapan jangan pernah berputus asa. 


Mazmur 50:15 (TB) Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela 


2. Bersyukur atas tindakan Tuhan menyelamatkan


Mazmur 116:8 (TB) Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, dan mataku dari pada air mata, dan kakiku dari pada tersandung.


Salah satu kekayaan rohani dari kitab Mazmur adalah pengalaman langsung pemazmur yang merasakan perlindungan dan pertolongan Tuhan. Gubahan-gubahan syair yang maha indah dituangkan dalam bentuk pujian, lagu, syukur dan doa. Kitab Mazmur ini juga banyak menginspirasi orang dalam karya-karya seni. Salah satu lagu populer berkaitan dengan bagaimana Tuhan meluputkan bahkan mengangkat kita lebih dari apa yang kita pikirkan digambarkan dalam lagi: "You Raise Me Up" yang dipopulerkan oleh artis Josh Groban. Liriknya sangat indah yang kemungkinan besar digubah dan diinspirasi dari Mazmur


When I am down and, oh, my soul, so weary;

When troubles come and my heart burdened be;

Then I am still and wait here in the silence,

Until you come and sit awhile with me.


You raise me up, so I can stand on mountains;

You raise me up to walk on stormy seas;

I am strong when I am on your shoulders;

You raise me up to more than I can be.


You raise me up to more than I can be. (Engkau mengangkat aku, lebih dari apa yang aku bisa). Inilah kelebihan orang beriman yang memiliki Tuhan yang maha baik; bukan hanya menolong dan namun menyelamatkan, bukan hanya membimbing namun menghantarkannya sampai ke tujuan. Bukan hanya menuntun namun menggendong kita.


Hal inilah yang kita baca dalam renungan di ini:


- Tuhan meluputkan dari maut. Siapa yang mengetahui apa yang ada di depan jalan yang hendak kita lalui? Siapa yang mengetahui apa yang akan terjadi besok pada diri kita? Tiada tang tahu namun kita melangkah dengan pasti karena jaminan keselamatan dari Tuhan. Demikian pemazmur mengalami ketidak pastian, nyawanya diburu oleh orang-orang yang membencinya. Namun Tuhan menyelamatkan nyawanya dari maut. Tuhan meluputkan nyawa dari jaring dan perangkap musuhnya. Sesungguhnya tali-tali maut telah melilitnya, kesesakan dan dekat dengan dunia orang mati (ay 2). Namun Tuhan meluputkannya.


- Tuhan menghapus air mata dari matanya. Apa yang membuat orang menangis? Tentu duka, kesedihan dan segala beban yang membuat kita tak berdaya. Memang ada saja orang menangis karena bahagia, namun itu air mata kebahagiaan. Pemazmur dalam renungan di pagi ini merasakan kebaikan Tuhan akan kasihNya yang menghapus air mata dari mata orang yang dikasihinya.


- Tidak tersandung: sehebat apapun rencana jahat dari musuh dan rencana untuk menjatuhkan pemazmur tetapi Tuhan melindungi dan mengangkat dia. Mungkin, musuh-musuh Daud telah melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan dirinya. Namun pertolongan Tuhan senantiasa tepat waktu. 


Hal inilah yang harus kita yakini sehebat apapun upaya orang lain untuk menjatuhkan atau melenyapkan, percayalah Tuhan akan melindungi dan menolong. Tuhan tidak akan membiarkan orang yang dikasihinya terbenam oleh siasat jahat dari musuh. 


3. What Kind of God? Kesaksian dan pengakuan pemazmur


Sendainya ditanyakan kepada kita saat ini, berdasarkan pengalaman yang terjadi pada diri kita, siapakah Tuhan menurutmu? Mungkin bagi orang yang telah sembuh dari penyakit akan berkesaksian: Tuha itu adalah tabib yang agung, dokter yang mulia. Mungkin bagi yang pernah mengalami kecelakaan : kesaksiannya akan mengatakan "Tuhan itu pelindung". Bagi orang yang merasakan pertolongan Tuhan atas pekerjaan dan berkat yang di terima: Tuhan maha baik, dll. Tentu masih banyak lagi sebuatn tentang siapa Tuhan itu bagi kita. Menurut saya coba buat waktu merenung sejenak dan membuat kesaksian dan refleksi, bagi saya Tuhan itu adalah....


Di dalam Kotbah Minggu ini, pemazmur menyaksikan. Mazmur 116:5 (TB) TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang. 


a. Tuhan pengasih dan penyayang

Hal ini harus tetap kita pegang teguh bahwa Allah adalah pengasih dan penyayang. 

Mazmur 103:8, 13-14 (TB) TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. 

Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. 

Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. 


b. Tuhan maha adil

Sepintas mungkin realitas sosial yanh kita alami berbeda dengan apa yang kita harapkan, bahkan seolah banyak sekali terjadi ketidak adilan. Ada orang yang baik namun hidupnya kurang beruntung, tetapi sebaliknya ada orang yang dianggal "liar" dan takabur tetapi hidup dalam kemakmuran. Ada orang baik namun hidupnya pendek, namun ada orang yang audah banyak menyakiti orang hiduonya panjang dan sehat-sehat saja. 


Percayalah, Tuhan itu adil dan tidak akan pernah meninggalkann orang benar. Di dalam Tuhan kejahatan tidak akan menang atas kebenaran. Ingatkah kegagahan orang fasik hanya sesaat. Tuhan itu adil. Seperti dituliskan dalam Mazmur 37:35-37 (TB) Aku melihat seorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar seperti pohon aras Libanon; 

ketika aku lewat, lenyaplah ia, aku mencarinya, tetapi tidak ditemui. 

Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan; 


c. Tuhan penyelamat - Savior.


Pemazmur membuat kesaksian bagaimana hidupnya lepas tali-tali maut. Tuhan itu penolong, penyelamat dan pelindung bagi orang yang dikasihinya. Allah itu Yuruselamat, inilah yang terus kitabyakini, kasih Allah yang besar mengutus anakNya yang tunggal agar stiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. 

Allah bukan hanya penyelamat dari kesulitan di setiap segmen kehidupan kita, tetapi jauh ke depan Allah membuat rencana keselamatan yang besar bagi orang yang dikasihiNya. 


Sahabat yang baik hati, tentu masih banyak kesaksian dan pengakuan iman yang dapat kita sampaikan atas pengalaman yang terjadi dalam hidup ini. Dalam kita ini kita diajak untuk bersyukur atas segala kebaikan Tuhan dan menempa diri untuk selalu hidup di dalam kebaikan Tuhan. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak - Praeses D.28 Deboskab

Sabtu, 07 September 2024

TUHAN YESUS MENJADIKAN SEGALA SESUATU MENJADI BAIK

 Kotbah Minggu XVII Stlah Trinitatis

Minggu, 8 September 2024

Ev: Markus 7:24-37




*TUHAN YESUS MENJADIKAN SEGALA SESUATU MENJADI BAIK*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini meneguhkan iman percaya kepada Yesus Kristus yang memiliki kuasa untuk menjadikan segalanya menjadi baik. Mungkin ada beban hidup, pergumulan berat, himpitan dan hamabat di dalam Yesus semuanya menjadi baik. Yesus senantiasa terbuka dan berkenan memberikan belas kasihan setiap waktu.


Dalam ayat 24 disebutkan bahwa Yesus sebenarnya pergi ke daerah Tirus dengan tujuan beristirahat, mungkin semacam retreat untuk menenangkan diri. Yesus menenangkan diri atau retreat bertujuan beristirahat sejenak dari berbagai aktifitas ditambah lagi keterangan sebelum perikop ini Yesus berdialog dengan Yahudi yang berusaha menjatuhkan Yesus dengan mencari-cari kesalahan Yesus. Hal manarik, sekalipun Yesus beristirahat tetapi Yesus tetap membuka diri untuk menolong orang lain.  


Mengapa Yesus pergi menemangkan diri, pekerjaan dan pelayanan Yesus yang padat dan meleleahkan Yesus mengambil waktu untuk beristirahat semacam retreat atau berdoa hal ini perlu dicontoh bahwa dalam segala kesibukan ada waktu untuk menenangkan diri. Sebab pekerjaan dan pelayanan Yesua sangat melelahkan, kemana Yesus pergi ke situ orang datang berbondong- bondong untuk mendengarkan kotbah, pengajaran dan pelayanannya dengan menyembuhkan dan melakukan berbagai mujizat. Yesus dengan sengaja memilih waktu yang tenang. Tetapi sekalipun sudah jauh yakni daerah Sidon, justru disitu juga seorang perempuan orang Siro-Fenesia ( Kanaan datang untuk memohon pertolongan dan belas. Yesus dengan tangan terbuka menolongnya. Dalam perjalanan berikutnya di daerah Dekapolis, Yesus juga menyembuhkan seorang yang bisu. 


Kotbah minggu ini dari Markus 7:24-37 terdiri dari dua cerita. Keduanya sama-sama membawa keluhan dan bebannya ke hadapan Yesus. Sekalipun, Yesus hendak beristirahat namun justru tetap melayani dan memberikan pertolongan. Sekalipun kedua bukan orang Yahudi namun Yesus tetap menolong mereka. Yesus mengerti apa beban hidup yang mereka alami. Yesus menjadikan segalanya menjadi baik. 


Untuk mendalami kotbah ini baiklah kita ambil beberapa pelajaran yang berarti:


*1. Perempuan Siro-Fenesia: iman dan kerendahan hati*


Markus 7:28 (TB) Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."


Hal pertama adalah kebaikan Yesus yang tetap membuka diri menolong orang yang terbeban. Yesus sebenarnya hendak istirahat (retreat), istilah sekarang seorang yang cuti, sekalipun cuti bukan berarti tidak dapat melakukan pekerjaan. Demikianlah Yesus membuka diri untuk menolong perempuan Siro-Fenesia (Yunani), Yesus yang senantiasa membuka diri untuk berbelas kasikan kepada setiap orang yang membutuhkannya. Dalam masa istirahat itu juga Yesus menemukan iman dan kerendahan hati seorang non Yahudi. 


Kedua, perempuan Siro-Fenesia memiliki beban hidup dimana putrinya sakit dirasuki setan. Tidak ada keterangan tentang jenis penyakit ini namun dapat kita bayangkan bagaimana beban seorang ibu yang merawat yang sakit dirasuli setan. Mungkin mereka telah kewalahan menghadapi putrinya yang sakit ini. Setelah dia tahu Yesus datang ke daerah Sidon, perempuan Yunani ini datang memohon pertolongan. 


Ada empat hal yang dapat kita pelajari bagaimana Perempuan Siro-Fenesia mendapatkan belaskasihan Yesus:


a. Datang tersungkur (ro mandapothon Yesus), sekalipun dia orang Yunani namun tidak menjadi oenghalang baginya datang kepada Yesus. Baginya Yesus adalah penolong, dia percaya Yesus dapat menyembuhkan putrinya


b. Sujud memohon (marsomba - serep roha), peremluan Yunani ini datang dengan kerendahan hati, sujud memohon pertolongan. Permohonannya bukanlah sebavai haknya untuk mendapatkan kasih karunia Yesus, tetapi kehadirannya hanya memohon belas kasih. 


c. Tetap lembut (elek mangido), Jika kita baca bagaimana dialog Yesus dengan Perempuan Siro-Fenesia ini, mungkin sepintas bisa membuat jengkel. Saat dia memohon Yesus menjawab tidak baik menjatuhkan makanan kepada anjing. Artinya dalam tradisi Yahudi meja makan adalah milik tuan dan anak-anaknya. Meja makan diatur kursi sedemikian rupa sejumlah anak-anaknya. Jadi makan dipersiapkan buat yang duduk di meja makan. 


 Jawaban Yesus pastilah tidak enak di hati sebagai pemohon. Namun tak enak dihati bukan membuat dia pamit atau tak enak di hati. Perempuan itu tidak jengkel, justru dengan lembut menjawab dan memohon kepada Yesus. Markus 7:28 (TB) Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."


d. iman dan pengharapan ( haporseaon dohot panghirimon), dari jawaban perempuan Yunani diatas Yesus menemukan iman yang sungguh luar biasa. Artinya apa yang tidak berguna, sisa-sisa atau remah-remah atau mungkin makanan yang jatuh tidak sengaja pun itu sangat berguna sekali bagi anjing. Demikianlah argumentasi perempuan Siro-Fenesia ini mengharapkan welas kasihan. Argumentasi itu lahir dari iman dan pengharapan yang sungguh. 

Yesus pun memberkati dan menolong perempuan itu dan menyuruhnya kembali kerumahnya dan putrinya pun disembuhkan. 


*2. Effata - Yesus menyembuhkan yang bisu*


Jika perempuan Siro-Fenesia (Yunani) di atas menemukan imannya dari kata dan permohonannya dan kata-kata itu menunjukkan imannya yang besar. Disebutkan 

Markus 7:29 (TB) Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."


Bagaimana dengan yang bisu ini? Tentu seorang yang bisa tidak mendengar dan tidak bisa bicara. Dia tidak berkata-kata atau menyampaikan kalimat permohonan yang lembut kepada Yesus, hanya mungkin keluarga dan sahabatnya membawa di kepada Yesus. Namun dia juga mendapat belas kasihan dan pertolongan dari Tuhan Yesus.


Orang bisu tidak datang sendirian kepada Yesus, namun ada orang yang berperan membawa dia kepada Yesus. Ayat 32 "disitu orang membawanya kepada Yesus". Tidak dijelaskan siapa orang itu, tetapi perlu dicatat orang yang empatik dan peduli atas orsng difabel. Jika perempuan Siro-fenesia memohon untuk putrinya sendiri, tetapi yang bisu ini adalah orang-orang yang memliki emphatic dan peduli. Bagi saya ini catatan yang sangat penting, kesediaan dan kerelaan orang yang peduli disekitarnya, berbeban dan mengalami pergumulan membawanya kepada Yesus. Inilah tugas orang percaya dimasa kini untuk membawa orang kepada Yesus menerima belas kasihan.


Cara Yesus menyembuhkan bisu berbeda dengan putri perempuan Siro-Fenesia, dari kata-kata permohonan terpancar iman yang besar. Namun seorang bisu pasti tidak mendengar dan tidak bisa bicara menyampaikan permohonan. Yesus berkenan menyembuhkannya. Yesus melakukan tindakan dengan menyentuh telinga dan menjamah lidahnya. Tindakan langsung Yesus menyembuhkannya. 


Apa yang dilakukan Yesus terhadap bisu tuli ini sekaligus menyapa kita sekarang ini. Ada orang yang tidak mau mendengar nasihat dan pengajaran, menutup telinga terhadap apa yang baik. Sikap tidak mau tau, apatis dan tidak mau mendengar seperti itu harua disembuhkan menjadi pribadi yang membuka telinga pada keluhan dan masalah orang lain. Demikian dengan sikap kita, ada orang tidak membuka mulut pada waktu yang seharusnya kita berbicara. Penyakit "bisu" harus disembuhkan dari orang percaya. Kita harus berbicara menyatakan kebenaran, kita barus bersuara dan menceritakan tentang kasih dan perbuatan Kristus.


*3. Semakin dilarang semakin tersebar.*


Dari kedua cerita kesembuhan di atas memberikan pelajaran bahwa Yesus menjadikan segala sesuatu baik. Namun ada hal menarik dari pemberitaan injil Markus yang menjadi pelajaran. Markus 7:36 (TB) Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.


Laranngan Yesus kepada muridnga agar tidak mencerita mepada siapapun sangat perlu kita maknai.

Pertama, sesuai dengan tujuan Yesus ingin menenangkan diri, namun sekalipun begitu tetap berkenan menolong. Dapat kita bayangkan, jika diberitakan makan akan membuat orang banyak berdatangan.  


Kedua, Yesus melarang agar tidak menceritakan perbuatan Yesus, memang pada dasarnya Yesus mrlakukan perbuatan baik bukan untuk pemberitaan atau dipublikasikan. Berbeda dengan prinsip jaman now, melakukan sesuatu demi pencitraan. Jadi tindakan dan perbuatan dilakukan bukan untuk kebaikan itu sendiri tetapi agar dinilai dan dianggap baik. Yesus berbeda, melakukan krbaikan demi kebaikan itu sendiri. Yesus berbuat baik karena tanggung jawab dan keharusan untuk melakukan kebaikan. 

Apa yang dicatat Markus, sekalipun telah dilarang untuk menceritakan perbuatan baik Yesus tetap juga tersebar. Apa yang baik tidak bisa ditutupi.


Ketiga, mungkin penulis Markus hendak menyampaikan pesan kepada para pembaca. Sekalipun jaman gereja mula-mula mendapat tekanan dan ancaman agar tidak memberitakan Injil dan berita kebangkitan Yesus. Injil harus tetap diceritakan dan semakin tersebar sampai ke ujung bumi. Kini Tugas kita untuk menceritakan perbhatan dan kebaikan Yesus, agar nama Tuhan semakin di muliakan banyak orang. Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak

Praeses D.28 Deboskab

Sabtu, 31 Agustus 2024

BERPEGANG TEGUH KEPADA PERINTAH TUHAN

 KOTBAH MINGGU XVI STELAH TRINITATIS

Minggu, 1 September 2024

Ev. Ulangan 4:1-2, 6-9




BERPEGANG TEGUH PADA PERINTAH TUHAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita untuk tetap berpegang teguh kepada perintah Tuhan. {erintah Tuhan adalah pedoman dan peptunjuk dalam kehidupan kita, mana yang harus kita lakukan dan tidak seharusnya kita lakukan. Setia memelihara perintah Tuhan adalah kunci keberhasilan dan kelangsungan hidup. Hal inilah yang diingatkan oleh Musa kepada bangsa Israel sebelum memasuki tanah Kanaan. Musa mengulangi dan menegaskan agar berpegang teguh pada perintah Allah. Perintah Allah harus dipelihara dengan prinsip yang kuat menghadapi dan menjalani situasi baru di Kanaan; tidak boleh menyimpang ke kri atau ke kanan, mengurangi dan menambahi tetapi harus setia memelihara perintah Tuhan dalam segala keadaan. Selain itu tugas umat Allah harus meneruskan dan mewariskan perintah Allah kepada anak cucu mereka. Hanya itulah jalan untuk menjadikan mereka bertahan dan akan diberkati menjadi bangsa yang besar.


Mengapa pesan memelihara perintah Tuhan ini terus diulang-ulangi? Ini adalah memperingatkan umat Allah, mereka akan memasuki suatu era baru, tinggal di negeri yang makmur berlimpah susu dan madu. Situasi baru dapat membuat orang berubah dan melupakan sejarah. Maka kitab Ulangan menjadi peringatan dan sekaligus nasihat untuk menyegarkan kembali sejarah. Di Kanaan, mereka akan berjumpa dengan kepercayaan Kanaani yang percaya pada baal dan dewa kemakmuran sehingga mereka diingatkan agar tidak tergoda untuk menyembah ilah lain. Jika boleh kita bandingkan, peringatan ini sama seperti orang tua saat memberangkatkan anaknya pergi ke kota lain untuk belajar atau bekerja maka orang tua menyampaikan pesan berharga, petuah dan peringatan-peringatan dalam menghadapi situasi baru. Demikianlah kotbah minggu ini, sebelum memasuki tanah Kanaan, Allah sendiri mengingatkan umat Allah agar tetap setia hidup memelihara perintah Tuhan.


Baiklah kita ambil beberapa pesan Firman Tuhan pada minggu ini kepada kita.


1. Memelihara Perintah Tuhan mutlak, tidak boleh ditambah atau dikurangi.


Saya sangat tertarik menitik beratkan kalimat dari ayat 2: "jangan menambah atau mengurangi" Selengkapnya Ulangan 4:2 (TB)  Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu. 


Dalam suatu organisasi tentulah ada peraturan atau dalam suatumperusahaan ada semacam SOP. Persturan atau SOP ini dirancang agar kepentingan semua orang terakomodir. Namun apa jadinya kalau peraturan atau SOP ibarat pasal karet, saat tertentu Aturan/SOP berlaku, namun pada case tertentu itu tidak berlaku. Allahuallam bukan? Arrinya hal yang menguntungkan misalnya itu dipertahankan, namun kalau hal yang merugikan itu sesuatu yang mesti ditafsirkan.


Alkitab dalam melakukan perintah Allah adalah sesuatu keharusan (imperstif), tidak boleh dikurang atau ditambahkan. Allah sendirilah yang menetapkan perintah itu dan tidak dapat dikurangi atau ditambahkan, bahkan satu titik saja (iota) tidak boleh dikurangi. Artinya perintah Allah adalah utuh dan menyatu yang tidak boleh ditawar-tawar.  Jangan menambah dan mengurangi berarti, Allah menuntut ketaatan, perintahNya adalah keharusan bukan untuk ditawar-tawar atau ditaksir-taksir. Di dalam perintah Tuhan kita mengenal amana kehendak Allah mana yang bukan, mana yang harus dilakukan dan mana yang seharusnya tidak dilakukan. Jika kita telah mengetahuinya maka apa yang seharusnya mesti kita lakukan. 


Dengan perintah ini, Tuhan menghendaki ketaatan mutlak sebagai umat Allah. Saat Allah berfirman mereka harus mendengar dan saat Allah menyampaikan perintah mereka harus siap sedia melakukannya. Jadi dengan perintah ini, Tuhan menghendaki umat yang taat dan setia kepada Allah.


2. Memelihara perintah Tuhan: hidup bijaksana dan berakal budi


Hal kedua yang menarik dari kotbah minggu ini adalah, siapa yang melihara perintah Tuhan akan hidup bijak sana dan berakal budi. 


Dalam menjalani kehidupan ini, ada hal yang terjadi di luar pemikiran kita. Situasi baru itu bisa berupa ancaman dan bisa juga sebagai kebahagiaan, ada saat susah atau senang. Kesusahan membuat seseorang bisa lupa akan hal baik, dan lupa akan petunjuk hidup yang telah menghantarkan hidup mereka sejauh ini. Oleh karena tekanan bisa lupa akan Tuhan. Demikian halnya dengan kebahagiaan, kesuksesan dan keberuntungan yang didapatkan bisa membuat seseorang lupa diri, sombong dan tak tahu diri. 


Perintah untuk memelihara perintah Tuhan akan membuat mereka hidup bijaksana dan berakal budi. Hidup bijaksana dan berkal buda akan diuji dari kesulitan dan kebahagiaan. Kesusahan yang terlalu berat bisa membuat seseorang terpuruk dan jatuh, sehingga frustrasi dan kehilangan harapan. Namun Orang percaya tidak boleh berputus asa, karena orang percaya menyadari bahwa kita dengan kekuatan diri sendiri tidak akan sanggup menghadapi kesulitan yang menimpa kita. Namun orang percaya harus percaya bahwa Tuhan menjadi penolong dalam hidup ini. Kesusahan membuat kita bijaksana, karena kita akhirnya menyadari bahwa kita tidak boleh berjalan sendiri, tetapi berjalan dalam tuntunan Tuhan. 


Hidup dalam kemujuran juga menjadi tantangan, orang yang tidak berhikmat kemujuran bisa membuat jatuh pada kesombongan, semua keberhasilan dianggap atau kekuatan sendiri. Tetapi orang yang bijaksana jika kemujuran dan keberhasilan terjadi itu semua bersumber pada berkat Tuhan. Orang yang bijaksana akan bersyukur dan mengingat Tuhan.


Hal inilah yang harus kita yakini bahwa orang yang memelihara perintah Tuhan akan hidup bijak sana dan berakal budi karena mereka akan menyadari semuanya yang terjadi adalah bersumber dari Tuhan. Dialah Allah pencipta dan Allah yang membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan yang memelihara hidup mereka di padang gurun.


Bagaimana bangsa Israel beroleh hikmat dari berpegang kepada Perintah Tuhan? Ada dua hal milik bersama yang diwariskan oleh Israel secara turun temurun, yaitu menetapkan Syema dan Credo. Syema adalah suatu perintah dimana semua orsng akan mendengar perintah Allah (Ulangan 6): Ulangan 6:4-5 (TB)  Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! 

Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.  

sementara Credo adalah bentuk pengakuan iman bangsa Israel bahwa Allah sendirilah yang menuntun mereka kekuar dari perbudakan Mesir dan memberikan Kanaan sebagai Tanah Perjanjian.

Ulangan 6:20-21 (TB)  Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN Allah kita? maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi TUHAN membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat. 


Syema dan Credo adalah hikmat hidup orang Isrsel, syema adalah kesediaan mendengarkan Allah dan mengasihi Allah. Credo adalah tanggung jawab untuk meneruskan sejarah dan pengalaman lampau bersama Allah kepada generasi demi generasi agar mereka tidak lupa diri dan lupa akan Tuhan.


3. Memelihara perintah Tuhan: menyelamatkan masa generasi umat Allah.


Dalam menjelaskan sejarah Israel, saya selalu mengutip Max Isaac Dimont, penulis buku yang terkenal: Yahudi, Tuhan dan Sejarah - Sejarah Panjang Bangsa Yahudi dari Abad 20 SM  hingga 20 M. Satu keseimpulan dari uraian Max Isaac Dimont bagaimana bangsa Yahudi bertahan dalam berbagai benturan peradaban terletak pada keyakinan, tradisi dan sejarah. Jika bangsa-bangsa lain telah hilang pengaruh dalam perjalanan waktu, berdbeda dengan Yahudi 4.000 tahun mereka tetap sebagai penghasil budaya atau mempengaruhi peradaban. Bangsa Israel mengalami sejarah panjang terhadap pengaruh peradaban asing, pernah dibuang dan pernah tak punya tanah air atau pemerintah namun mereka sebagai komunitas tetap eksis penghasil budaya. Tehnologi yang dinikmati umat manusia sekarang sebagian besar merupakan produk Yahudi. 


Penulis Max Isaac Dimont menyebutkan keyakinan kepada Tuhan, tradisi Taurat dan Pewarisan sejarah yang terus menerus hingga melekat dari generasi ke generasi menjadi sangat menentukan.  Tidak sedikit tantangan bagi Yahudi di berbagai kota, anti semitik dan pemusnahan Yahudi oleh Nazi di Jerman dannjuga kota-kota lainnya namun Yahudi tetap eksis.


Salah satu pedoman dasar dari Yahudi ini diperintahkan dalam Kotbah Minggu ini. Yahudi adalah satu bangsa yang paling setia kepada agama, ini menjadi bukti bahwa bangsa Yahudi eksis adalah didukung oleh faktor keterikatan sejarah. Mereka mewariskan perintah Allah dan pengalaman sejarah masa lampau kepada generasi demi generasi.


Sahabat yang baik hati! bagaimana kita mewariskan sejarah untuk meraih masa depan yang gemilah? Saya mau menceritakan pengalaman saya saat melayani di Jemaat (Jakarta dan di Surabaya). Biasanya usai ibadah keluarga (partangiangan) saya mencoba menggali sejarah orang-orang yang akhirnya berhasil melewati kesusahan. Pertanyaan awal dimana kampungnya  dan bagaimana bisa tiba di perantauan. Mereka menceritakan akan pahitnya kehidupan, jerih dan juang yang jika diingat akan meneteskan air mata. Namun karena pertolongan Tuhan akhirnya bisa melampauhi kesuljtan dan tergolong berada  Sejauh saya amati ada dua tipe orang tua Batak mengingat pahitnya kehidupan:


Pertama, orang tua Batak yang selalau mengingatkan kesusahan orang tuanya. Mereka selalu mengajarkan kita bisa sampai dititik ini karena kepahitan. Maka setiap anak harus sadar diri dan "mamboto lungun". 

Kedua, adalah merupakan sejarah pahit, dia berjuang untuk melupakan masa pahit, anak-anaknya difasilitasi dan masa lalu tidak boleh lagi dialami oleh anak-anaknya maka dia berjuang agar anak-anak menikmati kehidupan dan meraih apa yang dianggap kesuksesan dan keberhasilan.

Kedua tipe ini sama-sama mengingat sejarah namun pendekatan yang berbeda, yang satu mengingatkan kepahitan hidup untuk menghargai keberadaan sekarang dan demi meraih masa depan, yang satu melupakan sejarah mereka hendak menghapuskan ingatan masa lalu yang terlalu pahit.


Sahabat yang baik hati! Kotbah Minggu ini mengajak kita, jangan melupakan pengalaman masa lalu, baik pahit atau manis. Semua itu harus diceritakan kepada generasi ke generasi. Biarlah mereka memilah mana pengalaman beegarha dsri masa lalu sebagai cermin untuk menatap masa depan yang gemilang. Marilah kita tetap berpegang kepada perintah Allah dalam hidup ini. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 24 Agustus 2024

KUAT DI DALAM TUHAN MENGHADAPI TIPU MUSLIHAT IBLIS

 KOTBAH MINGGU XIII STLH TRINITATIS

Minggu, 25 Agustus 2024

Ev. Efesus 6:10-20




KUAT DI DALAM TUHAN MENGHADAPI TIPU MUSLIHAT IBLIS


Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengingatkan kita terhadap tugas dan tanggung jawab orang percaya di dunia ini. Orang percaya hidup di dalam peperangan rohani, mengikuti kehendak Allah melawan siasat Iblis.  Memghadapi siasat iblis ini orsng percaya diibaratkan sama seperti seorang prajurit yang siap sedia setiap saat untuk memenuhi perintah komandannya, setia dan displin dalam melaksanakan tugas memenangkan peperangan. Orang percaya sebagai prajurit Kristus harus siap sedia dan memperlekapi diri menghadapi  peperangan iman. Dalam Kotbah ini Paulus mengaskan orang percaya harus kuat dan memperlengkapi diri dengan perlengkapan rohani. Tanpa perlengkapan senjata rohani ini orang percaya tidak akan kuat menghadapi perjuangan iman. 


Baiklah kita mendalami beberapa pokok penting pesan Tuhan dari kotbah ini untuk kita pada minggu ini:


1. Kuat di dalam Tuhan: Allah sumber kekuatan


Dalam menghadapi peperangan orang percaya harus kuat dan kekuatannya bukan pada kemampuan diri sendiri tetapi di dalam Tuhan (Band Kel 14:14). Tuhanlah sumber kekuatan orang percaya dalam menghadapi semua tantangan. Dalam kotbah minggu ini,  tantangan itu berbagai bentuk perang mental, fisik dan mungkin senjata serta kuasa-kuasa yang tak terlihat (roh). Paulus dalam Efesus 6 ini telah mengidentifikasi musuh Injil yaitu tipu muslihat Iblis. Disebutkan Efesus 6:11-12 (TB)  Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; 

karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.


Dari sejumlah tantangan itu Paulus menyebutkannya dengan satu istilah "tipu muslihat iblis". Istilah tipu muslihat iblis mengingatkan kita tentang kisah kejatuhan manusia dalam dosa. Iblis dengan segala tiou muslihat, dengan bujukan dan pwmutarbalikan kebenaran memperdaya manusia jatuh dalam dosa. 

Paulus dalam Kitab Efesus tipu muslihat Iblis ini bisa berupa keinginan daging, bisa dalam bentuk kekuasaan atau kuasa roh-roh. Tipu muslihat iblis bisa bentuk fisik dan non fisiki, hang kelihatan dan yang tidak kelihatan oleh yang berpengaruh dan berkuasa memperdaya. Tipu muslihat iblis lihai menyembuyikan kebenaran, meniadakan kebenaran, itulah sebabbnya Paukus berkata bahwa Iblis adalah bapak dari segala dusta(Yohanes 8:44).  Tetapi apapun tantangan yang datang itu dan bagaimanapun tipu muslihat iblis beroperasi semua itu harus dihadapi dengan kekuatan dari Tuhan. 

 

Menyemangati orang percaya menghadapi tantangan ini banyak kita temuka dalam bentuk lagu-lagu. Lagu ini memotivasi dan menyemangati untuk maju melawan kuasa Iblis yang beroperasi dalam berbagai cara. Beberapa lagu yang menekankan bahwa orang Kristen maju berperang melawan musuh Injil. Sebagai contoh BE No 791 "O hamu prangan" (Laskar Kristus Maju) atau KJ No 339,dll. Kidung seperti ini menyemangati orang percaya berjuang terus untuk melawan tipu muslihat iblis.


Apakah yang menyemangati kita memghadapi tipu muslihat di jaman kini dan apa kekuatan kita menghadapi tantangan kehidupan kini? Jika kita melakukan identifikasi, tentu banyak perlawanan iman dan bathin yng menerpa kehidupan orang percaya masa kini. 

Mungkin menarik juga apa yang digumuli oleh Sidang Raya DGD September lalu, bahwasesuai dengan thema: Christ's Love moves, jika diterjemahkan Kasih Kristus menggerakkan. Sidang Raya XI DGD ini berlangsung di tengah dunia yang sedang menghadapi berbagai tantangan yang sangat berat, mulai dari pandemi Covid-19 yang belum berakhir, sebaliknya dengan efek domino yang luar biasa; perang yang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina, krisis global, ekonomi, pangan, sosial politik, dan krisis ekologi dengan fenomena pemanasan global. Kenyataan dan fenomena ini membayangi dan mempengaruhi keseluruhan penyelenggaraan Sidang Raya di Karlsruhe. “Kasih Kristus Menggerakkan Dunia Ini Menuju Rekonsiliasi dan Kesatuan.”


Secara pribadi dan keluarga,  kita menghadapi tantangan yang menerpa kehidupan kita masing-masing, tantangan itu bisa datang dari luar dan bisa juga dari dalam sendiri. Mungkin saja kita tidak berdaya dan tidak mampu bangkit melawan musuh yang begitu kejam dan bengis. Mungkin sudah diperdaya atau bahkan kita teraniaya, namun dalam ketidak berdayaan kita kita harus mengandalkan kekuatan Tuhan. Paulus menegaskan dalam Filipi 4:13 (TB)  Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. 


2. Perlengkapan senjata rohani:


Kuat di dalam Tuhan, sebenarnya telah menyelesaikan pergumulan diatas karwna Kuasa Allah mengatasi segala-galanya. Namun ada hal menarik, bahwa Paulus menegaskan bahwa orang percaya harua memakai perlengkapan senjara rohani. Mengapa Paulus menyampaikan bahwa kita harus memakai perlengkapan? Inilah pemikiran yang realistik dari Paulus. Beriman mengandalkan Tuhan adalah kekuatan kita dan di dalam menjalankan iman itu harus ada perlekapan. Paulus berkata: tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya (Roma 13:14). Sebagai pengikut Kristus, kita terpanggil dan memiliki tanggungjawab untuk mengenakan Tuhan Yesus sebagai perlengkapan senjata terang. Hal ini merupakan perintah dan kewajiban setiap orang Kristen. Mengenakan artinya memakai, menggunakan, menjalankan atau melaksanakan. Perlengkap senjata adalah alat yang dipakai untuk berperang seperti busur panah, senapan, pistol, pedang, dan sebagainya. Jadi, sebagai pengikut Kristus, hendaknya kita memperlengkapi diri kita dengan perlengkapan senjata terang, itulah yang menjadi perlengkapan senjata rohani bagi kita untuk berperang melawan roh-roh jahat dan penghulu dunia yang gelap ini. Sebagaimana yang telah dinasihatkan oleh Paulus kepada jemaat Kristen mula-mula. (baca Efesus 6:14-20)


Jadi, sikap yang harus dilakukan oleh pengikut Kristus dalam rangka memperlengkapi dirinya dengan perlengkapan senjata terang adalah sebagai berikut:


1. Berikat pinggangkan kebenaran 

2. Berbaju zirahkan keadilan

3. Berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera

4. Mempergunakan perisai iman, 

5. Menerima ketopong keselamatan  dan 

6. Pedang Roh yaitu firman Allah, 


Jika secara fisik perlengkapan di atas kita gunakan, maka kita akan tampil sebagai prajurit, pahlawan yang harus maju ke medan perang untuk memenangkan peperangan. Maka demikianlah orang percaya menghadapi musuh Injil, mempergunakan kebenaran, keadilan, rajin memberiatakn Injil dan mempromosikan perdamaian, beriman, mengerjakan keselamatan dan hidup di dalam Firman Tuhan.  Sebagaimana KJ No 340 

Hai bangkit bagi Yesus, pahlawan salibNya!

Anjungkan panji Raja dan jangan menyerah.

Dengan semakin jaya Tuhanmu ikutlah,

Sehingga tiap lawan berlutut menyembah (Bandingkan BE 247)


Sebagai Kristen yang sejati, kita harus bangkit bagi Yesus, sebab kita adalah Pahlawan salibNya. Jangan mudah menyerah, setialah dalam peperangan iman hingga akhir. Rasul Paulus mengingatkan bahwa kita harus seperti prajurit ikut dalam penderitaan Kristus.


3. Berdoa dan berjaga-jaga


Efesus 6:18 (TB)  dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,


Perlengkapan senjata rohani ini sangat berguna untuk melindungi diri dari serangan musuh, namun dibalik semua persiapan dan kelengkapan, hal terpenting juga disampaikan oleh Paulus, yakni: berdoa dan berjaga-jaga. Di dalam doa kita menyadari diri kita sepenuhnya dihadapan Allah. 


Sebagai perbandingan, waktu SMA saya tinggal di Asrama Tentara, kakak ipar saya seorang tentara.  Saya perhatikan mereka apel 5 kali sehari, saat lonceng apel berbunyi mereka sudah harus siap berbaris dilapangan yang sudah ditentukan. Selain di jam Apel, jika bunyi serene dari radio pemancar maka dalam hitungan menit seluruh pasukan sudah harus berpakaian lengkap berbarisdi lapangan. serene itu menjadi perintah bagi semua prajurit untuk memakai lengkap pakaian seorang prajurit.

Itulah contoh kesiap siagaan seorang prajurit, tidak ada alasan ini dan itu saat serene berbunyi semuanya harus siap dengan pakaian PDL Lengkap. Berjaga-jada dalam koteks iman, menurut saya bisa juga sebagai perbandingan. Kita harus siap sedia setiap saat dan berjaga-jaga jangan sampai lengah atau terlelap. 


Kedua adalah berdoa, doa adalah kekuatan orang percaya. Didalam doa orang percaya membuka diri dihadapan Allah dan menyerahkan hidupnya ke dalam Tuhan dan percaya Tuhan akan bertindak seturut dengan kehendakNya.  Tuhan Yesus mengingatkan para muridNya sebelum Ia naik ke sorga, agar mereka senantiasa berjaga-jaga dan berdoa. Paulus berulang kali mengingatkan agar tetap berdoa (1 Tessalonika 5:17, Roma 12:12, dll).


Sebelum Yesus ditangkap di taman Getsemani, Dia berdoa dan meminta agar murid-murid yang bersama denganNya tetap berjaga-jaga.  Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah (Markus 14:38).   Namun kenyataannya muridnya lengah, kantuk berat dan tertidur. Inilah yang diingatkan oleh Yesus agar pertistiwa Getsemane tidak terulang lagi dalam kehidupan orang percaya. Kita harus tetap berjaga-jaga dan terjaga.


Sahabat yang baik hati, sebagai seorang Kristen kita harus tetap kuat dalam menghadapi segala tantangan. Semuanya kita hadapi di dalam Tuhan. Ada perlengkapan rohani atau perlengkapan iman orang percaya.  Dalam semua itu tetaplah berdoa. Amen


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

ORSNG BENAR HIDUP OLEH IMAN

 Kotbah Minggu XX Stlh Trinitatis Minggu, 13 Oktober 2024 Ev: Habakuk 2:1-4 ORANG BENAR HIDUP OLEH IMAN Selamat Hari Minggu! Sahabat yang ba...