Sabtu, 28 September 2024

PERTOLONGAN KITA HANYA DI DALAM NAMA TUHAN

 Kotbah Minggu XVIII Stlh Trinitatis

Minggu, 29 September 2024

Ev. Mazmur 124:1-8



*PERTOLONGAN KITA ADALAH DI DALAM NAMA TUHAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, apa respon anda jika selamat dari suatu musibah yang mengancam nyawa anda? Tentulah rasa syukur. Apalagi musibah yang menimpa kita nyaris kehilangan nyawa, seperti suatu kecelakan mobil ringsek namun orang ya tidak terluka, atau rumah ditimpa pohon, rumahnya rusak berat tetapi tidak seorang pun di dalam rumah terluka. Kejadian seperti itu tentu ada rasa syukur yang luar biasa. Bagi orang Batak bila kejadian seperti itu akan diberikan sipir ni tondi. Dimana orang tua atau pihak hula-hula akan membuat upacara khusus dengan meletak beras ke atas kepala sambil berkata: pirma tondimuna... (artinya "kuat dan teguhkanlah hatimu"...sambil menyebutkan nama yang bersangkuat) kemudian sebahagian lagi dilemparkan keatas sembari berkata horas, horas, horas.  Itu salah satu contoh dalam budaya orang Batak untuk mensyukuri seseorsng yang luput dari mara bahaya.


Bagaimana kita menyampaikan rasa syukur saat kita merasakan pertolongan dan keselamatan dalam hidup ini? Dalam kotbah Minggu ini kita menyanyikan suatu pujian dan syukur atas pertolongan Tuhan yang besar. Tuhan telah melepaskan dan membebaskan pemazmur dari ancaman nyawa. Tuhan telah menyelamatkan pemazmur dari ancaman maut musuhnya. Dari segi kondisi, tidak mungkin pemazmur dapat melepaskan diri dari bahaya maut yang menimpanya, sama seperti seseorang yang diterpa bahaya air, atau mungkin seperti seekor burung yang lepas dari jating, atau seperti domba yang dilepaskan dari rahang seringala yang siap memanghasa dan melahapnya. 


*1. Ditindas namun tak binasa*


Hal pertama yang perlu kita petik dari kotbah minggu ini adalah keyakinan orang percaya bahwa sehebat apapun kuasa musuh untuk menenggelamkan atau menghabisi seseorang jika Tuhan memihaknya tidak akan tenggelam. Sekalipun ditindas dan ditekan dari berbagai penjuru, kalau Tuhan memihaknya, tidak akan dibiarkan binasa begitu saja. Allah dengan penuh puasa dapat melindungi dan melepaskan dari berbagai kesusahan


Ini pengalaman real dari Daud, berapa kali upaya pengejaran yang dilakukan oleh Saul namun selalu ada jalan yang dipakai Tuhan melepaskan Daud. Sekalipun Saul punya kuasa, punya pasukan, punya segalanya untuk melenyapkan Daud namun Daud tetap luput dan selamat dari pengejaran Saul. 


Menurut para ahli, dilihat dari sastra bahwa Mazmur ini dituliskan setelah masa pembuangan. Syukur ini bisa dipahami bagaimana orang Yehuda keluar dari pembuangan? Dilihat dari kekuatan mereka tidak mungkin bisa menghadapi Raja Babel, Nebukadnezar yang kejam. Dari segi apapun, bangsa itu tidak mungkin keluar dari pembuangan dari diri mereka sendiri. Namun Allah memakai raja Koresh, raja Persia yang menahlukkan Babelonia dan mengumumkan pembebasan bagi Yehuda. Bukan hanya membebaskan mereka namun jika kita baca kitab Ezra dan Nehemia, bagaimana raja Koresh membekali setiap orang yang kembali dari Babilonia, membantu pembangunan Bait Allah dan pembangunan tembok Yerusalem. Bagi sebahagian orang Babilonia mungkin adalah akhir cerita akhir umat Allah, namun Tuhan memulangkan mereka di luar jangkauan pemikiran mereka. Pemulangan umat Allah dari Babel  bukan terjadi begitu saja atau karena kekuatan Yehuda. Mereka hanya sisa-sisa yang terbuah yang sidah menanti kematian dan kebinasaan di Babilonia namun oleh karena Tuhan memihak umatNya, Tuhan membebaskan Yehuda. Mereka dipulangkan ke Yerusalem. 


*2. Menyadari Hidup kita dikelilingi bahaya*


Ada tiga kiasan yang dipakai oleh Mazmur 124 ini tentang bahaya yang hendak membinasakan kita.


2.1. Ibarat banjir yang menghayutkan dan menenggelamkan. 


Mazmur 124:4 (TB)  maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita, 


Banjir bandang merupakan istilah yang sering kita dengar belakangan ini di Indonesia yakni suatu bencana alam yang bersumber dari air.  Banjir Bandang suatu peristiwa dimana tiba-tiba air meluap menghayutkan apa saya yang ada dilintasan air dan memorakporandakan yang ada di sekitar; membawa potongan-potongan kayu besar, batu, pasir dan apapun dapat menerpa rumah-rumah penduduk dan menyebabkan bencana dan kematian bagi umat manusia. Banjir bandang itu tiba-tiba dan tidak ada kedempatan untuk melepaskan diri. Setiap musim hujan, pemandangan seperti itu kerap terjadi. berulang kali para pecinta lingkungan menyampaikan semua ini terjadi karena kerusakan alam. Maunisa merusak alam dan alam pun akhirnya murka membinasakan manusia. Mazmur ini mengingatkan kita bahaya yang mengancam kehidupan kita bisa saja terjadi seperti banjir bandang atau banjir yang menenggelamkan. Kita tidak tahu kapan datangnya namun dengan amarah air yang besar menghayutkan, memporakporandakan dan meneggelamkan 


2.2. Tak membiarkan kita mangsa bagi gigi mereka

Dalam 'Animal Channel' sering kita menyaksikan bagaimana para predator mengggitgit musuhnya. Taring yang tajam menembus dan mencabik-cabik mangsanya.  Bagaimana mungkin seekor domba bisa lepas dari taring gigi serigala, atau rusa dari gigitan singa? Tentulah hanya menunggu waktu untuk ditelah oleh predator. Predator adalah penuang yang gigih mengintai, mengejar da. mengigit mangsanya. Sekali sudah digigit maka akan sulit untuk lepas. 


Demikialah pemazmur menggambarkan ancaman dan bahaya dalam kehidupannya. Bahaya menimpa membuat kita tak berdaya, tinggal pasrah dan menunggu ditelan.  Namun Tuhan berkuasa membebaskannya dari gigi predator.  Sesuatua yang tidak mungkin namun mungkin ' notjong is imposible. Bagi Yuhan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Artinya sekalipun kita sudah dipintu maut dan sudah tinggal telan, bila Tuhan memihak kepada kita, tak akan dibiarkan kita ditelah oleh musuh. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka.

 

2.3. Terjerat perangkap

Semasa SMP saya ingat pernah membuat perangkap burung. Keahlian membuat oerangkap buruh meruoakan hal yang umum bagi anak remaja sejaman saya di kampung. Kita memasang jerat dengan umpan apa yang disukai oleh burung tersebut. Saat terperangkat atau terjerat, burung akan berusaha meronta-ronta untuk melepaskan diri, ada memang yang lepas mungkin karena ikat jeratnya kurang kuat, umumnya karena tali jerat kuat burung tersebut masuk sangkar. 


Kotbah minggu ini, mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini kita diingatkan akan jerat dan perangkap musuh. Kita tidak tahu peluang, tawaran, godaan bahkan peetarungan hang kita jalani adalah mjngkin bahagian dari jerat yang menjatuhkan kita. Namun percayalah sehebat apapun perangkap musuh menjayuhkan kita jika Tuhan berpihak tidak akan terjerat. 


3. Pertolongan kita ada di dalam nama Tuhan


Mazmur 124:8 (TB)  Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. 


Ketiga contoh diatas dijelaskan pemazmur, bahwa dalam bahaya yang sedemikian berat, menenggelamkan, menghayutkan, menggigit dan menelan, mencabik-cabit dan melahap. Sekalipun sudah terperangkap dan tidak bisa mengelak. Dalam semua itu pertolongan kita ada di dalam nama Tuhan.


Daud, dalam mazmur hari ini, memaparkan betapa banyaknya hal yang bisa "menelan kita hidup-hidup" (3), menjerat kita, dan membuat diri kita menjadi mangsa. Bahaya jasmani maupun rohani selalu ada di sekeliling kita selama masih hidup di dunia ini. Musuh-musuh berwujud manusia (2-3) maupun kuasa-kuasa jahat (yang dilambangkan dengan air dan sungai; 4-5) siap menenggelamkan kita dalam kehancuran dan kebinasaan. Daud dengan tegas mengatakan bahwa kalau kita masih dalam keadaan sehat-walafiat jasmani-rohani, itu semua karena "TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." Betapa luar biasanya! Dia yang begitu besar, yang menjadikan langit dan bumi, memperhatikan kita satu demi satu. Ya, satu demi satu! Dia menjaga langkah kita, menjaga hidup kita, menjaga kesehatan kita jasmani-rohani sehingga Minggu demi Minggu, kita masih bisa kembali datang ke gereja untuk bersekutu dengan saudara seiman dan memuliakan nama-Nya.


Coba kita ingat saat awal Pandemi Covid, kita tidak bisa membayangkan bagaimana keluar dari pergumulan itu. Tinggal di rumah takut terinfeksi covid dan hidup kita mencekam. Puji Tuhan kita semua akhirnya dapat beraktifitas nornal saat ini.


Pertolongan kita ada di dalam nama Tuhan, suatu kesaksian dari oemazmur atas pengalaman hidupnya dan pengalaman perjalanan hidup umat Allah. Kini kotbah ini menguatkan dan meneguhkan kita, Tuhan tidak tidur, Tuhan tertap terjaga menjagai dan memelihara hidup kita. Sehebat aoaoun tantangan, ancaman, hanbatan dan bahaya yang mengancam kehidupan kita, percayalah pertolongan Tuhan. Tuhan selalu berpihak bagi orang-orang yang dikasihinya. Amin


Salam:

Pdt. Nekson M Simanjuntak

Praeses HKBP D.28 Deboskab

Sabtu, 21 September 2024

KEBESARAN TUHAN DALAM SELURUH CIPTAAN

 Kotbah Minggu XVII Stlh Trinitatis

Minggu, 22 September 2024

Ev. Mazmur 104:1-3; 13-23



*KEBESARAN TUHAN DALAM SELURUH CIPTAAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, wisata alam merupakan salah satu favorit tujuan wisata yang paling disukai. Alam yang indah menyimpan dan menyingkapkan banyak hal yang menarik mata setiap orang pengunjungnya serta dalamnya oengertian akan Tuhan dibalik indahnya alam. Jika anda pecinta traveling pasti anda tahu bahwa kamar hotel view alam akan dibadrol lebih mahal dibanding kamar tanpa view. Selain itu, tidak sedikit warga gereja agau kumpulan persekutuan berwisata ke alam atau retreat yang alamnya bagus. Masalahnya setelah kita mengunjungi wisata alam apakah kita semakin bersyukur memuji dan memuliakan Tuhan? Atau hanya sekedar buat status photo di medsos dan berkata waah...indah bingitz! He..he..!


Kotbah Minggu ini mengajak kita memuji dan memuliakan Tuhan setelah melihat dan memahami ciptaan Tuhan. Pemazmur menyampaikan kesaksian tentang alam; alam ini menceritakan kebesaran Tuhan dan di dalam penataan alam serta seluruh ciptaan membuat kita takjub. Sungguh begitu agung dan muliaNya Allah yang menciptakan segala sesuatu sehingga baik dan tertata sedemikian rupa. Melihat realita demikian, pemazmur mengajak melalui alam kita memahami dan mengerti begitu agungnya Tuhan itu.  


Jika kita baca kotbah minggu ini dapat kita eksposisikan menjadi tiga bahagian. Bagian pertama adalah pemazmur memuji dan memuliakan Allah pencipta, kedua adalah ekosistem dimana ciotaan yang satu dengan lainnya adalah mata rantai kehidupan dan ketiga adalah pengaturan waktu dan habit mahkluk ciptaan diciptakan sedemikian rupa bagian dari penataan Tuhan agar tidak saling mengganggu antara yang satu dengan yang lain, namun hidup menurut habitnya masing-masing, teratur dan tidak bertabrakan.


Baiklah kita mendalami ketiga bagian kotbah berikut ini:


1. Memuji dan memuliakan Allah Pencipta yang Agung


Mazmur 104:1 (TB) Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, 


Alam ini adalah ciptaan Tuhan, Tuhan yang Maha Agung adalah pelukis alam yang indah dan tinggal dalam ruang-ruangnya yang maha kudus. Keagungan Tuhan dipancarkan dari hasilnya karya ciptaanNya. 

Sama sepelukis, pelukis terkenal dari karyanya denikian dengan professi lainnya. Disinilah pemazmur mengajak kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan karena ciptaanNya yang agung. Karya ciptaan Tuhan yang agung masih dalam alam berpikir kita, bagaimana lagi dengan hal-hal lain yang tersembunyi yang belum dapat dijelaskan dalam alam berpikir manusia. 


Sahabat yang baik hati! Ajakan pemazmur disini benar-benar menghantarkan kita kepada suatu kesadaran Allah itu agung dan luar biasa. Seluruh ciptaanNya memggambarkan dan menceritakan kemuliaan Tuhan. 


Sehubungan dengan lagu ini, tentulah kita ingat lagu ini: MAKA JIWAKU PUN MEMUJIMU (KJ 64 atau BE 569)


Dalam BE diterjemahakan: 

O Debata tung longang do rohangku,

Molo hubereng na tinompaMi,

Saluhut bintang, hilap dohot ronggur,

Manghatindanghon hasangaponMi,

Marende au Tuhan mamuji Ho,

O, Debata, sangap do Ho.

Marende au Tuhan mamuji Ho

O, Debata, sangap do Ho.


Lagu ini sudah sangat terkenal. Refreinnya demikian: maka jiwaku pun memujiMu, sungguh besar kau Allahku. Lagu ini dtulis oleh Pdt. Carl Bobberg pada musim panas tahun 1885. Suatu hari ketika berjalan pulang dari sebuah pertemuan, terjadi hujan badai dan halilintar. Sejam kemudian setelah badai reda, ia tiba di rumah. Ketika ia membuka jendela dan menjenguk keluar, pada hari menjelang senja, permukaan air laut di pelabuhan kecil itu terlihat bagaikan kaca yang mencerminkan langit cerah. Dari dalam hutan di seberang pelabuhan itu, terdengar kicau burung yang merdu. Sewaktu-waktu juga terdengar lonceng gereja di desa itu berbunyi.


Setiap ada ibadah padang atau ibadah yang berkaitan dengan wisata alam maka lagu ini selalu menjadi favorit warga jemaat. Sama seperti yang diungkapkan oleh pemazmur. Pengalaman manusia sama saat melihat alam, takjub dan rasa syukur kepada sang pencipta yang agung. 


Marilah menjadi bagian orang yang bersyukur terhadap alam dan ikut merawat alam ini sebagaimana kita menjadikan minggu ini menjadi Minggu Ekologi.


2. Ekosistem yang saling bergantung - sesama ciptaan penopang ciptaan lainnya.


Mazmur 104:13-14 (TB) Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. 

Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah 


Hal kedua mengajak kesadaran kita untuk menghargai sesama ciptaan dengan alasan kongkrit. Alam ciptaan ini bukan hanya indah, tetapi alam ini diciptakan memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang lain. Tuhan menciptakan udara yang dibutuhkan oleh pohon, pohon adalah rumah bagi burung-burung. Tanah menyediakan yang dibutuhkan tanaman dan tanaman menghasilkan dan dan buah atau daun yang dibutuhkan mahkluk lainnya. Jadi kelangsungann hidup satu ciptaan sangat tergantung pula dengan cipaan lainnya, saat suatu habit rusak atau ketika satu ciptaan terganggu kelangsungan hidupnya maka siklus kehidupan dan kelangsungann hidup ciptaan lainnya akan terganggu pula.


Pemazmur disini mempelajari kelangsungan hidup, lebih dari seorsng oengamat tetapi oenguasaan terhadap alam, tumbuhan (flira) dan hewan (fauna). Kwtergangingan ciltaan gang sak dengan lainny yang disampaikan pemazmur dalam ilmu pengetahuin ini lazim disebut ekosistem. Setiap ciptaan memiliki mata rantai kehidupan dengan mahkluk hidup lainnya. Semuanya ada saling ketergantungan antara yang satu dengan lainnya. Jika yang satu terganggu maka mata rantai kehidupan lainnya akan terganggu pula. Makhluk hidup di suatu ekosistem tertentu, hidup dengan saling bergantung satu sama lain. Hal tersebut merupakan salah satu cara, agar mereka mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jika terjadi kepunahan di antara salah satu makhluk hidup tersebut, cepat atau lambat akan mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup lainnya. 


Istilah simbiosis berasal dari bahasa Yunani "syn" yang berarti bersama atau menjadi satu dan "ibos" yang berarti kehidupan. 

Baiklah kita mengulang pelajaran biologi inix agar kita semakin menyadsri bahwa saya dan mahkluk ciptaan lain adalah saling tergsntung. Alam ini bukan hanya diciptakan untuk manusia, namun manusia harus juga mendeklarasikan dirinya sangat menggantungkan kelangsungan ciptaan lainya kepada manusia.



3. Pergantian waktu dan musim adalah penataan Tuhan atas aktifitas mahluk hidup.


Hal ketiga dari kotbah minggu ini menurut saya sangat menarik adalah pemazmur menyingkapkan bagaimana Allah menata alam ini sedemikian rupa dengan waktu. Habitat dari jenis binatang dan mahkluk tertentu diciptakan sedemikian rupa bersktofotas dalam tuang dan waktu yang tentu. Ini dilakukan Tuhan untuk tatanan kehidupan. 


Mazmur 104:20, 22-23 (TB) Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka hari pun malamlah; ketika itulah bergerak segala binatang hutan. 

Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; 

manusia pun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang. 


Alam ini dan pergeseran waktu adalah bagian dari lenataan Tuhan terhadap aktifitas mahkluk hidup. Pemazmur mencoba menyingkapkan pergantian waktu berkaitan dengan aktofotas mahkluk ciotaan. Jadi disini kita harus melihat penataan Allah yang bwsar akan waktu, iklim, musim, cuaca dan habitat binatang dan aktifitasnya menjadi bagian dari penataan Tuhan. 

Gajah yang besar dan Jerapah yang lehernya panjang hanya makan tanaman atau daun-daunan. Padahal predator seperti citah pemakan daging dan tidak tahu berapa binatang yang sudah dilahapnya tetap ukurannya seperti itu. 


Belakangan ini sering berita muncul Gajah di daerah Sumatere mengamuk dan merusak warga. Demikian Harimau Sumatera akhirnya memangsa hewan piaraan penduduk akhirmya tewas diamok penduduk. Mengapa jadi lain? Tentulah jawabannya ada pada alam habit mereka semakin sempit. 

Kotbah minggu ini mengajak kita merenungkan bersama setiap mahkluk hidup: manusia binatang dan tanaman demikian dengan tanah, air, udara dan iklim serta musim ditata sedemikian rupa untuk kelangsungan hidup bersama ciptaan Tuhan.


4. Tangtangan ekologi saat ini 

Perubahan iklim atau disebut Climate Change menjadi tabtangan real umat manusia saat in. Menurut Global Annual Temperature Outlook yang dikeluarkan NCEI (National Centers for Environmental Information) Amerika Serikat, terdapat peluang sebesar 22% bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah dan peluang sebesar 99% untuk menduduki peringkat lima besar. Pada bulan Januari terjadi rekor suhu permukaan laut global bulanan tertinggi selama 10 bulan berturut-turut.


Apa yang sampaikan NCEI tersebut sangat nyata dan itu kita rasakan saat ini, yakni suhu bumi makin panas berturut-turut. Selain itu bencana lainnya sangat mengancam kehidupan kita, longsor, banjir, cuaca ekstrem dan musim yang tidak menentu, kita semua diambang bahaya yang mengancam kehidupan kita.


Tentulah kotbah ini tidak akan menyelesaikan tantangan besar ini perubahan iklim. Menghadapi climate change adalah PR besar seluruh penduduk bumi tanpa terkecuali baik kebijakan global dan mikro. Hal yang dapat disentuh kotbah ini adalah bagaimana kita semakin peduli dan menekankan gaya hidup yang ramah lingkungan menjadi budaya kita. 


Secara praktis ini enam saran menjadi gaya hidup menuju Prinsip Hidup Berkelanjutan (Sustainable Living)

1 Reduce, reuse, recycle. 

2. Penggunaan sumber daya dengan hemat.

3. Konsumsi makanan dengan bijak.

4. Pilih produk yang bertanggung jawab.

5. Mobilitas yang ramah lingkungan. ...

6. Berbelanja dengan bijak.


Ini bukanlah pekerjaan mudah, namun tidak ada yang tidak mungkin. Apalagi orang beriman sesuatu yang sulit bahkan diluar perkiraan dan pikiran manusia dapat terjadi. Enam prinsip hidup sustainable living dapat dilakukan. Tuhan menolong dan memberikan kekuatan kepada kita semua. Tuhan memberkati! Amen


Salam dari kami

Pdt Nekson M Simanjuntak, MTh

Praeses HKBP D.28 Deboskab

Sabtu, 14 September 2024

TUHAN TELAH MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADAMU

 Kotbah Minggu XVI Stlh Trinitatis

Minggu, 15 September 2024

Ev. Mazmur 116:1-9




TUHAN TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita untuk melakukan refleksi pribadi bahwa di dalam segala pergumulan yang telah terjadi dalam hidup ini kita mengaku: Tuhan telah berbuat baik kepada kita. Hal inilah yang dilakukan oleh Pemazmur, bahwa dalam pengalaman hidupnya yang berat, beban yang menekan dan menyesakkan, dia berdoa dan memohon pertolongan kepada Tuhan. Tuhan itu baik, Tuhan mendengar seruan pemazmur, menolong dan menyelamatkan dia dari tali-tali maut. Atas apa yang dialami pemazmur dia menyampaikan kesaksian dan membuat refleksi bahwa Tuhan itu penyelamat, penolong dan pemberi ketenangan kepadanya.


Setelah membaca keseluruhan pasal ini, maka dalam kotbah minggu ini, saya membuat disposisi pada tiga bahagian: 

Pertama, meneladani pemazmur dalam menghadapi pergumulan dan pengalaman sulit yang menyesakkan. Kedua bersyukur atas tindakan Tuhan yang menolong dan menyelamatkan. Pertolongannya tidak pernah terlambat dan Ketiga, atas pertolongan Tuhan, pemazmur membuat kesaksian berupa pengakuan pemazmur siapa Tuhan dalam hidupnya dan membuat refleksi atas apa yang dialami. Tuhan itu baik dan telah memberikan ketenangan kepada jiwa. 


Sekarang iklah kita mendalami ketiga bagian ini.


1. Pemazmur menghadapi tekanan dan kesulitan yang menyesakkan. 


Mazmur 116:3 (TB) Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.


Pada bagian pertama ini ada baiknya kita dapat mengidentifikasi berbagai pergumulan dan pengalaman yang menyesakkan dari pemazmur. Hal itu terlihat dari beberapa kata dan ungkapan ungkapan pemazmur dalam teks: "kegentaran dunia orang mati menimpa aku" (ay 3), "kesesakan dan kedukakaan" (ay3), "aku sudah lemah" (ay 6), penuh dengan "air mata" (ay 8), kaki tersandung (ay 8), "aku tertindas (10). 

Dari identifikasi diatas kita dapat memperoleh gambaran bagaimana tekanan dan kesesakan yang dialami pemazmur. Dia tertindas, ada kuasa dan kekuatan yang menekan, dia tersandung berarti secara aktif lawannya berupaya menjegal dan menjatuhkannya. Dia berurai air mata karena tidak dapat melakukan apapun terhadap kesesakan yang dialami, karena dia lemah dibandingkan dengan musuhnya. Kesesakan dan kedukaan bahkan tali-tali maut telah mengelilingnya. Tidak ada lagi jalan atau kesempatan untuk melepaskan diri dari cengkeraman musuhnya dan sudah dekat dengan kematian. 


Dalam keadaan demikian, pemazmur tidak berputus asa, sebagai orang yang percaya dan beriman dia berdoa, dan berseru minta pertolongan Tuhan. Mazmur 116:4 (TB) Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!" 

Pemazmur menjalani keadaan sulit dengan berserah kepada Tuhan. Pemazmur merendahkan hati dihadapan Tuhan dan terbuka menceritakab kepada Tuhan atas kesesakan dan atas apa yang dialaminya. Dia sadar siapa dirinya, orang yang tidak berdaya dan lemah terhadap musuh. Dapat kita bayangkan bagaimana Daud berurusan dengan raja Saul. Saul memiliki pasukan serta kuasa yang dimilikinya yang bisa melenyaokannya. Dalam keadaan lemah dan tidak berdaya semua harapan ditumpahkan kepada Tuhan. Apa yang dilakukan pemazmur disini menjadi contoh menjalani pergumulan hidup ini. Kita melakukan yang menjadi tugas kita dan selanjutnya percaya dan biarkan Tuhan melakukan yang menjadi bagiannya. Kita percaya pertolonganNya tidak pernah terlambat. Dalam catatan Alkitab, Daud beberapa kali luput dari pengenjaran Saul, bahkan keadaan terbalik beberapa kesempatan Daud sebenarmya dapat membunuh Saul, namun Daud tidak melakukannya karena Saul orang yang diurapi Tuhan. 


Dari pergumulan pemazmur ini kita menemukan pelajaran yang sangat berharga. Pemazmur menjalani keadaan sulit dengan berserah kepada Tuhan. Pemazmur merendahkan hati dihadapan Tuhan dan terbuka atas apa yang dialaminya. Dalam keadaan lemah dan tidak berdaya semua harapan ditumpahkan kepada Tuhan. Apa yang dilakukan pemazmur disini menjadi contoh menjalani pergumulan hidup ini. Kita melakukan yang menjadi tugas kita dan selanjutnya percaya dan biarkan Tuhan melakukan yang menjadi bagiannya. Kita percaya pertolonganNya tidak pernah terlambat.


Atas kesesakan yang dialami, dia mungkin sudah mencoba menaruh harapan akan ada pertolongan dari sahabat dan kolehanya, namun lihatlah dalam segala keadaan yang dialami dia tidak menemukannya sampai dia berkata. Mazmur 116:11 (TB) Aku ini berkata dalam kebingunganku: "Semua manusia pembohong." 

Mungkin ada yang orang yang telah berjanji namun janjinya tidak ditepai, semuanya hanya pemberi harapan palsu (PHP).  


Pemazmur akhirnya tidak menyandarkan harapan kepada manusia tetapi menaruh poengharapan kepada Tuhan. Pemazmur berseru kepada Tuhan dan menjalani kesulitan di dalam pengarapan Tuhan menolong. Inilah sikap baik bagi orang oercaya dalam menghadapi pergumulan berat. Kita menjalani hidup ini di dalam Tuhan. Sekalipun sekarat dan seperti dalam Mazmur 116 ini hampir sama dengan Mazmur 23:4a (TB) "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman." Seberat apapun pergumulan yang kita hadapi, tetaplah berpengharapan jangan pernah berputus asa. 


Mazmur 50:15 (TB) Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela 


2. Bersyukur atas tindakan Tuhan menyelamatkan


Mazmur 116:8 (TB) Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, dan mataku dari pada air mata, dan kakiku dari pada tersandung.


Salah satu kekayaan rohani dari kitab Mazmur adalah pengalaman langsung pemazmur yang merasakan perlindungan dan pertolongan Tuhan. Gubahan-gubahan syair yang maha indah dituangkan dalam bentuk pujian, lagu, syukur dan doa. Kitab Mazmur ini juga banyak menginspirasi orang dalam karya-karya seni. Salah satu lagu populer berkaitan dengan bagaimana Tuhan meluputkan bahkan mengangkat kita lebih dari apa yang kita pikirkan digambarkan dalam lagi: "You Raise Me Up" yang dipopulerkan oleh artis Josh Groban. Liriknya sangat indah yang kemungkinan besar digubah dan diinspirasi dari Mazmur


When I am down and, oh, my soul, so weary;

When troubles come and my heart burdened be;

Then I am still and wait here in the silence,

Until you come and sit awhile with me.


You raise me up, so I can stand on mountains;

You raise me up to walk on stormy seas;

I am strong when I am on your shoulders;

You raise me up to more than I can be.


You raise me up to more than I can be. (Engkau mengangkat aku, lebih dari apa yang aku bisa). Inilah kelebihan orang beriman yang memiliki Tuhan yang maha baik; bukan hanya menolong dan namun menyelamatkan, bukan hanya membimbing namun menghantarkannya sampai ke tujuan. Bukan hanya menuntun namun menggendong kita.


Hal inilah yang kita baca dalam renungan di ini:


- Tuhan meluputkan dari maut. Siapa yang mengetahui apa yang ada di depan jalan yang hendak kita lalui? Siapa yang mengetahui apa yang akan terjadi besok pada diri kita? Tiada tang tahu namun kita melangkah dengan pasti karena jaminan keselamatan dari Tuhan. Demikian pemazmur mengalami ketidak pastian, nyawanya diburu oleh orang-orang yang membencinya. Namun Tuhan menyelamatkan nyawanya dari maut. Tuhan meluputkan nyawa dari jaring dan perangkap musuhnya. Sesungguhnya tali-tali maut telah melilitnya, kesesakan dan dekat dengan dunia orang mati (ay 2). Namun Tuhan meluputkannya.


- Tuhan menghapus air mata dari matanya. Apa yang membuat orang menangis? Tentu duka, kesedihan dan segala beban yang membuat kita tak berdaya. Memang ada saja orang menangis karena bahagia, namun itu air mata kebahagiaan. Pemazmur dalam renungan di pagi ini merasakan kebaikan Tuhan akan kasihNya yang menghapus air mata dari mata orang yang dikasihinya.


- Tidak tersandung: sehebat apapun rencana jahat dari musuh dan rencana untuk menjatuhkan pemazmur tetapi Tuhan melindungi dan mengangkat dia. Mungkin, musuh-musuh Daud telah melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan dirinya. Namun pertolongan Tuhan senantiasa tepat waktu. 


Hal inilah yang harus kita yakini sehebat apapun upaya orang lain untuk menjatuhkan atau melenyapkan, percayalah Tuhan akan melindungi dan menolong. Tuhan tidak akan membiarkan orang yang dikasihinya terbenam oleh siasat jahat dari musuh. 


3. What Kind of God? Kesaksian dan pengakuan pemazmur


Sendainya ditanyakan kepada kita saat ini, berdasarkan pengalaman yang terjadi pada diri kita, siapakah Tuhan menurutmu? Mungkin bagi orang yang telah sembuh dari penyakit akan berkesaksian: Tuha itu adalah tabib yang agung, dokter yang mulia. Mungkin bagi yang pernah mengalami kecelakaan : kesaksiannya akan mengatakan "Tuhan itu pelindung". Bagi orang yang merasakan pertolongan Tuhan atas pekerjaan dan berkat yang di terima: Tuhan maha baik, dll. Tentu masih banyak lagi sebuatn tentang siapa Tuhan itu bagi kita. Menurut saya coba buat waktu merenung sejenak dan membuat kesaksian dan refleksi, bagi saya Tuhan itu adalah....


Di dalam Kotbah Minggu ini, pemazmur menyaksikan. Mazmur 116:5 (TB) TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang. 


a. Tuhan pengasih dan penyayang

Hal ini harus tetap kita pegang teguh bahwa Allah adalah pengasih dan penyayang. 

Mazmur 103:8, 13-14 (TB) TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. 

Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. 

Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. 


b. Tuhan maha adil

Sepintas mungkin realitas sosial yanh kita alami berbeda dengan apa yang kita harapkan, bahkan seolah banyak sekali terjadi ketidak adilan. Ada orang yang baik namun hidupnya kurang beruntung, tetapi sebaliknya ada orang yang dianggal "liar" dan takabur tetapi hidup dalam kemakmuran. Ada orang baik namun hidupnya pendek, namun ada orang yang audah banyak menyakiti orang hiduonya panjang dan sehat-sehat saja. 


Percayalah, Tuhan itu adil dan tidak akan pernah meninggalkann orang benar. Di dalam Tuhan kejahatan tidak akan menang atas kebenaran. Ingatkah kegagahan orang fasik hanya sesaat. Tuhan itu adil. Seperti dituliskan dalam Mazmur 37:35-37 (TB) Aku melihat seorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar seperti pohon aras Libanon; 

ketika aku lewat, lenyaplah ia, aku mencarinya, tetapi tidak ditemui. 

Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan; 


c. Tuhan penyelamat - Savior.


Pemazmur membuat kesaksian bagaimana hidupnya lepas tali-tali maut. Tuhan itu penolong, penyelamat dan pelindung bagi orang yang dikasihinya. Allah itu Yuruselamat, inilah yang terus kitabyakini, kasih Allah yang besar mengutus anakNya yang tunggal agar stiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. 

Allah bukan hanya penyelamat dari kesulitan di setiap segmen kehidupan kita, tetapi jauh ke depan Allah membuat rencana keselamatan yang besar bagi orang yang dikasihiNya. 


Sahabat yang baik hati, tentu masih banyak kesaksian dan pengakuan iman yang dapat kita sampaikan atas pengalaman yang terjadi dalam hidup ini. Dalam kita ini kita diajak untuk bersyukur atas segala kebaikan Tuhan dan menempa diri untuk selalu hidup di dalam kebaikan Tuhan. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak - Praeses D.28 Deboskab

Sabtu, 07 September 2024

TUHAN YESUS MENJADIKAN SEGALA SESUATU MENJADI BAIK

 Kotbah Minggu XVII Stlah Trinitatis

Minggu, 8 September 2024

Ev: Markus 7:24-37




*TUHAN YESUS MENJADIKAN SEGALA SESUATU MENJADI BAIK*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini meneguhkan iman percaya kepada Yesus Kristus yang memiliki kuasa untuk menjadikan segalanya menjadi baik. Mungkin ada beban hidup, pergumulan berat, himpitan dan hamabat di dalam Yesus semuanya menjadi baik. Yesus senantiasa terbuka dan berkenan memberikan belas kasihan setiap waktu.


Dalam ayat 24 disebutkan bahwa Yesus sebenarnya pergi ke daerah Tirus dengan tujuan beristirahat, mungkin semacam retreat untuk menenangkan diri. Yesus menenangkan diri atau retreat bertujuan beristirahat sejenak dari berbagai aktifitas ditambah lagi keterangan sebelum perikop ini Yesus berdialog dengan Yahudi yang berusaha menjatuhkan Yesus dengan mencari-cari kesalahan Yesus. Hal manarik, sekalipun Yesus beristirahat tetapi Yesus tetap membuka diri untuk menolong orang lain.  


Mengapa Yesus pergi menemangkan diri, pekerjaan dan pelayanan Yesus yang padat dan meleleahkan Yesus mengambil waktu untuk beristirahat semacam retreat atau berdoa hal ini perlu dicontoh bahwa dalam segala kesibukan ada waktu untuk menenangkan diri. Sebab pekerjaan dan pelayanan Yesua sangat melelahkan, kemana Yesus pergi ke situ orang datang berbondong- bondong untuk mendengarkan kotbah, pengajaran dan pelayanannya dengan menyembuhkan dan melakukan berbagai mujizat. Yesus dengan sengaja memilih waktu yang tenang. Tetapi sekalipun sudah jauh yakni daerah Sidon, justru disitu juga seorang perempuan orang Siro-Fenesia ( Kanaan datang untuk memohon pertolongan dan belas. Yesus dengan tangan terbuka menolongnya. Dalam perjalanan berikutnya di daerah Dekapolis, Yesus juga menyembuhkan seorang yang bisu. 


Kotbah minggu ini dari Markus 7:24-37 terdiri dari dua cerita. Keduanya sama-sama membawa keluhan dan bebannya ke hadapan Yesus. Sekalipun, Yesus hendak beristirahat namun justru tetap melayani dan memberikan pertolongan. Sekalipun kedua bukan orang Yahudi namun Yesus tetap menolong mereka. Yesus mengerti apa beban hidup yang mereka alami. Yesus menjadikan segalanya menjadi baik. 


Untuk mendalami kotbah ini baiklah kita ambil beberapa pelajaran yang berarti:


*1. Perempuan Siro-Fenesia: iman dan kerendahan hati*


Markus 7:28 (TB) Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."


Hal pertama adalah kebaikan Yesus yang tetap membuka diri menolong orang yang terbeban. Yesus sebenarnya hendak istirahat (retreat), istilah sekarang seorang yang cuti, sekalipun cuti bukan berarti tidak dapat melakukan pekerjaan. Demikianlah Yesus membuka diri untuk menolong perempuan Siro-Fenesia (Yunani), Yesus yang senantiasa membuka diri untuk berbelas kasikan kepada setiap orang yang membutuhkannya. Dalam masa istirahat itu juga Yesus menemukan iman dan kerendahan hati seorang non Yahudi. 


Kedua, perempuan Siro-Fenesia memiliki beban hidup dimana putrinya sakit dirasuki setan. Tidak ada keterangan tentang jenis penyakit ini namun dapat kita bayangkan bagaimana beban seorang ibu yang merawat yang sakit dirasuli setan. Mungkin mereka telah kewalahan menghadapi putrinya yang sakit ini. Setelah dia tahu Yesus datang ke daerah Sidon, perempuan Yunani ini datang memohon pertolongan. 


Ada empat hal yang dapat kita pelajari bagaimana Perempuan Siro-Fenesia mendapatkan belaskasihan Yesus:


a. Datang tersungkur (ro mandapothon Yesus), sekalipun dia orang Yunani namun tidak menjadi oenghalang baginya datang kepada Yesus. Baginya Yesus adalah penolong, dia percaya Yesus dapat menyembuhkan putrinya


b. Sujud memohon (marsomba - serep roha), peremluan Yunani ini datang dengan kerendahan hati, sujud memohon pertolongan. Permohonannya bukanlah sebavai haknya untuk mendapatkan kasih karunia Yesus, tetapi kehadirannya hanya memohon belas kasih. 


c. Tetap lembut (elek mangido), Jika kita baca bagaimana dialog Yesus dengan Perempuan Siro-Fenesia ini, mungkin sepintas bisa membuat jengkel. Saat dia memohon Yesus menjawab tidak baik menjatuhkan makanan kepada anjing. Artinya dalam tradisi Yahudi meja makan adalah milik tuan dan anak-anaknya. Meja makan diatur kursi sedemikian rupa sejumlah anak-anaknya. Jadi makan dipersiapkan buat yang duduk di meja makan. 


 Jawaban Yesus pastilah tidak enak di hati sebagai pemohon. Namun tak enak dihati bukan membuat dia pamit atau tak enak di hati. Perempuan itu tidak jengkel, justru dengan lembut menjawab dan memohon kepada Yesus. Markus 7:28 (TB) Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."


d. iman dan pengharapan ( haporseaon dohot panghirimon), dari jawaban perempuan Yunani diatas Yesus menemukan iman yang sungguh luar biasa. Artinya apa yang tidak berguna, sisa-sisa atau remah-remah atau mungkin makanan yang jatuh tidak sengaja pun itu sangat berguna sekali bagi anjing. Demikianlah argumentasi perempuan Siro-Fenesia ini mengharapkan welas kasihan. Argumentasi itu lahir dari iman dan pengharapan yang sungguh. 

Yesus pun memberkati dan menolong perempuan itu dan menyuruhnya kembali kerumahnya dan putrinya pun disembuhkan. 


*2. Effata - Yesus menyembuhkan yang bisu*


Jika perempuan Siro-Fenesia (Yunani) di atas menemukan imannya dari kata dan permohonannya dan kata-kata itu menunjukkan imannya yang besar. Disebutkan 

Markus 7:29 (TB) Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."


Bagaimana dengan yang bisu ini? Tentu seorang yang bisa tidak mendengar dan tidak bisa bicara. Dia tidak berkata-kata atau menyampaikan kalimat permohonan yang lembut kepada Yesus, hanya mungkin keluarga dan sahabatnya membawa di kepada Yesus. Namun dia juga mendapat belas kasihan dan pertolongan dari Tuhan Yesus.


Orang bisu tidak datang sendirian kepada Yesus, namun ada orang yang berperan membawa dia kepada Yesus. Ayat 32 "disitu orang membawanya kepada Yesus". Tidak dijelaskan siapa orang itu, tetapi perlu dicatat orang yang empatik dan peduli atas orsng difabel. Jika perempuan Siro-fenesia memohon untuk putrinya sendiri, tetapi yang bisu ini adalah orang-orang yang memliki emphatic dan peduli. Bagi saya ini catatan yang sangat penting, kesediaan dan kerelaan orang yang peduli disekitarnya, berbeban dan mengalami pergumulan membawanya kepada Yesus. Inilah tugas orang percaya dimasa kini untuk membawa orang kepada Yesus menerima belas kasihan.


Cara Yesus menyembuhkan bisu berbeda dengan putri perempuan Siro-Fenesia, dari kata-kata permohonan terpancar iman yang besar. Namun seorang bisu pasti tidak mendengar dan tidak bisa bicara menyampaikan permohonan. Yesus berkenan menyembuhkannya. Yesus melakukan tindakan dengan menyentuh telinga dan menjamah lidahnya. Tindakan langsung Yesus menyembuhkannya. 


Apa yang dilakukan Yesus terhadap bisu tuli ini sekaligus menyapa kita sekarang ini. Ada orang yang tidak mau mendengar nasihat dan pengajaran, menutup telinga terhadap apa yang baik. Sikap tidak mau tau, apatis dan tidak mau mendengar seperti itu harua disembuhkan menjadi pribadi yang membuka telinga pada keluhan dan masalah orang lain. Demikian dengan sikap kita, ada orang tidak membuka mulut pada waktu yang seharusnya kita berbicara. Penyakit "bisu" harus disembuhkan dari orang percaya. Kita harus berbicara menyatakan kebenaran, kita barus bersuara dan menceritakan tentang kasih dan perbuatan Kristus.


*3. Semakin dilarang semakin tersebar.*


Dari kedua cerita kesembuhan di atas memberikan pelajaran bahwa Yesus menjadikan segala sesuatu baik. Namun ada hal menarik dari pemberitaan injil Markus yang menjadi pelajaran. Markus 7:36 (TB) Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.


Laranngan Yesus kepada muridnga agar tidak mencerita mepada siapapun sangat perlu kita maknai.

Pertama, sesuai dengan tujuan Yesus ingin menenangkan diri, namun sekalipun begitu tetap berkenan menolong. Dapat kita bayangkan, jika diberitakan makan akan membuat orang banyak berdatangan.  


Kedua, Yesus melarang agar tidak menceritakan perbuatan Yesus, memang pada dasarnya Yesus mrlakukan perbuatan baik bukan untuk pemberitaan atau dipublikasikan. Berbeda dengan prinsip jaman now, melakukan sesuatu demi pencitraan. Jadi tindakan dan perbuatan dilakukan bukan untuk kebaikan itu sendiri tetapi agar dinilai dan dianggap baik. Yesus berbeda, melakukan krbaikan demi kebaikan itu sendiri. Yesus berbuat baik karena tanggung jawab dan keharusan untuk melakukan kebaikan. 

Apa yang dicatat Markus, sekalipun telah dilarang untuk menceritakan perbuatan baik Yesus tetap juga tersebar. Apa yang baik tidak bisa ditutupi.


Ketiga, mungkin penulis Markus hendak menyampaikan pesan kepada para pembaca. Sekalipun jaman gereja mula-mula mendapat tekanan dan ancaman agar tidak memberitakan Injil dan berita kebangkitan Yesus. Injil harus tetap diceritakan dan semakin tersebar sampai ke ujung bumi. Kini Tugas kita untuk menceritakan perbhatan dan kebaikan Yesus, agar nama Tuhan semakin di muliakan banyak orang. Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak

Praeses D.28 Deboskab

ORSNG BENAR HIDUP OLEH IMAN

 Kotbah Minggu XX Stlh Trinitatis Minggu, 13 Oktober 2024 Ev: Habakuk 2:1-4 ORANG BENAR HIDUP OLEH IMAN Selamat Hari Minggu! Sahabat yang ba...