Sabtu, 25 November 2023

MENYONGSONG LANGIT DAN BUMI YANG BARU

 Kotbah Minggu Akhir Tahun Gereja/Peringatan Orang Meninggal

Minggu, 26 Nopember 2023

Ev. Wahyu 21:1-4




MENYONGSONG LANGIT DAN BUMI YANG BARU


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, tidak terasa kita telah memasuki minggu akhir tahun gerejawi di tahun ini.  Dalam kalander gerejawi HKBP, minggu akhir tahun sekaligus minggu peringatan orang meninggal. Di dalam minggu ini gereja membacakan nama-nama warga jemaat yang meninggal sepanjang tahun Minggi III Nopember 2022 - Nopember 2023.  Tujuan pembacaan orang yang meninggal sepanjang tahun adalah bahwa mereka yang telah mendahului kita telah tinggal di rumah Bapa. Dan setiap kematian tiba itu mengingatkan bahwa hidup ini bukanlah milik kita, namun milik Tuhan. Setiap orang akan mengalami kematian  namun orang-orang yang mati adalah milik Tuhan dan memiliki rumah yang baru di kehidupan kekal. Dengan peringatan orang meninggal, setiap orang diingatkan kelak akan menghadapi kematian oleh karena itu i, setiap orang harus menyerah hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Saat ajal tiba kita mati di dalam Tuhan dan mewarisi hidup yang kekal. 


Kotbah Minggu ini diambil dari Wahyu 21:1-4, nubuatan tentang langit dan bumi yang baru. Langit dan bumi yang baru adalah rumah dan kediaman Allah dan orang percaya mewarisinya  Inilah tujuan akhir hidup orang percaya. Hidup manusia di dunia ini adalah sementara, kita mencari rumah yang kekal (Band Ibrani 13:14).


Langit dan bumi yang baru dalam PB dipahami sebagai tempat kediaman Allah. Jika Eden di dunia ciptaan yang pertama telah lenyap maka Yerusalem Baru di langit dan bumi yang baru. Manusia yang berdosa telah diusir dari Eden, tempat kudus yang pertama. Namun Yerusalem Baru merupakan tempat kediaman Allah yang kudus, di mana umat Allah akan menikmati kehidupan kekal. Langit dan bumi yang baru merupakan tujuan rencana keselamatan Allah, di mana tiada lagi dosa yang menajiskan bait semesta. Yerusalem baru adalah pengharapan eskatologis dimana umat Tuhan akan dibarui.


Sebelum mendalami kotbah minggu ini, perlu disampaikan bahwa istilah "langit dan bumi yang baru",  telah dinubuatkan oleb nabi Yesaya. (Baca Yesaya 65:17).  Konteksnya saat itu, umat Allah baru kembali dari pembuangan Babel, mereka memasuki Yerusalem. Kota yang terbengkalai selama 70 tahun selama pembuangan Babel, Yerusalem sepi dan puing korban perang. Sulit untuk memulai kehidupan baru. Bagaimana menata Yerusalem itu kembali sehingga kota yang ramai dan kota impian dan idaman dimana setiap penduduknya hidup aman, makmur dan panjang umur serta tiada penderitaan. Bagi mereka yang kembali dari pembuangan itu sesuatu yang mustahil, tetapi lihatlah Allah sendiri memulihkannya. Allah memakai raja Koresh membebaskan umat Allah dan membantu pembangunan Bait Allah dan Tembok Yerusalem. Allah memilih hambanya Ezra dan Nehemia memimpin pembangunan kembali Bait Allah dan tembok Yerusalem. Demikianlah Allah membangun kotanya kembali sehingga Yerusalem yang baru ada kota impian yang dinantikan.


Inilah yang diangkat kembali oleh kitab Wahyu, namun lagit dan bumi yang baru bukanlah kota di dunia ini. Karena kota di dunia ini bisa hancur oleh perang atau rusak oleh waktu. tetapi kota yang kekal yaitu Yerusalem yang baru adalah kota kekal, kota abadi dimana orang-orang percaya diam disana menikmati jamuan Anak Domba Allah.


Baiklah kita perhatikanbeberapa pokok penting  dari kotbah minggu ini untuk kita kembangkan meneguhkan pemgharapan kita kepada kehidupan kekal.


1  Yerusalem yang baru


Apakah arti Yerusalem baru bagi saya saat ini? Yerusalem baru adalah kota yang abadi dan kekal, disanalah orang percaya tinggal dan menetap bersama Allah. Gambaran hiduo bahagia, tiada derita namun penuh sukacita.  Itulah sebabnya di dalam kitab Wahyu Yerusalem yang baru berkaitan dengan kemenangan akhir Kristus. Kristus datang menjemput umatNya dan orang-orang yang kudus memasuki Yerusalem yang baru. 


Yerusalem dalam Alkitab sering kali dianggap sebagai tempat kediaman Allah. Yerusalem yang baru mencerminkan hubungan yang mendalam dan akrab antara Allah dan umat-Nya. Ini adalah tempat di mana Dia secara khusus hadir di tengah-tengah mereka. Selain itu, Yerusalem yang baru juga adalah simbol kesempurnaan dan kekudusan. Ini bukan hanya tempat fisik, tetapi kondisi hati dan kehidupan yang sepenuhnya diperbarui dan disucikan oleh kuasa Allah.


Di dalam Yerusalem yang baru orang percaya memasuki kondisi baru di mana dosa, penderitaan, dan keburukan tidak lagi mempengaruhi ciptaan. Hal ini menumbuhkan harapan kita, jika di dhnia ini kota menderita, ada tantangan, tekanan dan ancaman namun setialah dan berjuanglah di dalam iman. Orang yang setua sampai akhir akan memperoleh mahkota kehidupan, tinggal dan berdiam di langit dan bumi yang baru. 


2. Kemah Allah di tengah manusia


Selama kita di dunia ini, apakah terlalu jauh untuk berpengharapan tentang Yerusalem yang baru? Jika kita Wahyu 21:3 (TB)  Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. 


Tidak jarang di kalangan Kristen memahami bahwa Kerajaan Allah itu adalah di dunia luar, sesuatu yang jauh dari kehidupan kita. Kerajaan Sorga baru kita masuki setelah kebangkitan orang hidup memasuki kehidupan kekal. Pandangan tersebut muncul dari kalangan futurist yang menekankan kehidupan sorgawi itu adalah eskatologi yang jauh, itu terjadi ketika Yesus datang dalam kemuliaan. Pandangan ini di satu sisi benar bahwa Kerajaan Allah itu dipenuhi kelak dalam kedatangan Yesus Kristus dalam kemuliaan. 


Namun kita harus menyadari bahwa tugas kerajaan sorga itu dalam bentuk kekinian. Orang percaya yang menantikan Yerusalem baru bertugas menghadirkan Kerajaan Sorga. Kerajaan Allah itu ada disini dan kini di dunia yang kita hidupi sekarang. Dasar penggalian itu disasarkan pada teks-teks Alkitab yang menekankan bahwa Kerajaan Sorga sudah datang kepadamu (Mat 12:28 dan teks2 lainnya dlm PB). Menguatkan pandangan ini juga ditemukan dalam salah satu permintaan dalam Doa Bapa: jadilah kehendakmu di bumi seperti di sorga (Mat 6:10). Termasuk dalam ayat 3 ini mengatakan Kemah Allah ada di tengah-tengah manusia.


Mewujudkan Kerajaan Allah di dunia ini dipakai penulis kitab Wahyu dengan istilah "Kemah Allah ada di tengah-tengah manusia." Kemah Allah merupakan istilah pengganti Bait Allah. Sejak Kaisar Nero menghancurkan Bait Suci tahun 70 orang Yahudi tidak lagi memiliki Bait Allah, mereka beribadah di synagoge. Namun kemah Allah adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan kehadiran Allah. Bait Allah bisa dirobohkan namun tidak seorangpun yang dapat membatasi kehadiran Allah; karena Allah itu adalah tanpa batas ruang dan waktu.


Allah itu hadir kini dan disini. Kehadiran kemah Allah di tengah-tengah manusia akan menghilangkan semua air mata, menghapus kesedihan, tiada lagi ratap tangis dan kesedihan. Kehadiran Allah mengubah segala sesuatu menjadi sukacita dan penuh bahagia. Ini tugas orang percaya kini, bagaimana kita menghadirkan kemah Allah di tengah-tengah persekutuan kita. Dimana orang percaya berada akan mengubah sekitarnya menjadi penuh bahagia. Orang percaya mampu mengubah situasi seturut dengan kehendak Allah. 


3. Tiada lagi perkabungan dan ratap tangis


Hidup bahagia dan jauh dari penderitaan merupakan cita-cita setiap orang.  Wujud nyata bumi dan langit yang baru yang dialami dalam sejarah adalah tiada lagi perkabungan dan ratap tangis. Allah sendiri menghapuskan segala air mata. 

*Wahyu 21:4 (TB) "Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."*


Tentu kita menyadari bahwa tidak ada manusia di dunia ini yang tidak pernah mengalami penderitaan. Semua manusia pasti pernah mengalami penderitaan atau dukacita, apalagi sampai mengeluarkan air mata. Itulah hidup, kita tidak bisa mengelak dari penderitaan itu. Oleh karena dosa dan sengatnya, kita hidup di dunia yang penuh dengan dosa, dan mengharuskan penderitaan ada. Dosa tersebut membuahkan kesusahan, kesulitan, kesengsaraan dan maut. Hal ini sangat jelas di dalam Kejadian Pasal 3, tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, ada konsekuensi yang terjadi dalam kehidupan manusia. Ada kesakitan, penderitaan, sakit penyakit, pergumulan hidup dan kematian. Hal ini menjadikan hidup manusia penuh dengan air mata dan kesedihan. 


Jika demikian, yang menjadi pertanyaan sekarang, bukan lagi "bagaimana meniadakan penderitaan itu", tetapi seharusnya "bagaimana membangun sikap yang benar dan ideal dalam menghadapi penderitaan". Sikap yang benar lah yang harus kita gumulkan bersama dalam menghadapi penderitaan. Pemahaman pertama yang harus kita ketahui dan imani adalah  Tuhan Allah mau turut merasakan apa yang kita rasakan. Ia mau ikut ambil bagian dalam hidup kita. Tuhan akan memberikan pemulihan, yakni keselamatan hidup yang kekal bagi orang percaya. 


Pemahaman kedua keselamatan di dalam Yesus Kristus menjadikan manusia baru. Barang siapa yang percaya kepada Yesus Kristus, ia akan memperoleh kebenaran, pemulihan dan keselamatan hidup yang kekal. Allah memberikan langit dan bumi baru, yaitu suasana kehidupan baru, tidak ada lagi ratap tangis, tetapi kehidupan baru yang penuh sukacita akan ia terima. Pada saatnya "air mata" orang percaya akan berhenti mengalir yaitu pada hari yang penuh dengan kemenangan dan kebahagian, air mata tak akan lagi terlihat. Ini mau menunjukkan bahwa tak seorangpun manusia di dunia ini yang sanggup menghapus air mata kita, kecuali Tuhan sendiri. Hanya Dia yang berdaulat atas itu. 


Kitab Wahyu ini.m3nyempurnakan pengharapan kita, dalam menjalanimkehidupan di dunia ini dimana kita hidup, berjuang, berpeluh dan mungkin penuh air mata. Orang percaya harua setia kepada Tuhan.  Umat Tuhan harus setia sampai garis akhir walaupun menderita. Janji firmanNya mengatakan bahwa mereka tidak akan menderita lagi. Air mata akan dihapus, perkabungan dan ratap tangis atau dukacita tidak ada lagi karena segala sesuatu yang merupakan konsekuensi dosa awal telah berlalu. Sebab Yesus Kristus, Anak Domba yang di tengah takhta Allah, akan menggembalakan kita dan akan menuntun kita ke mata air kehidupan.  


Maka, bagaimana kita menghidupi hal ini sebagai orang percaya yang masih hidup di dunia berdosa yang penuh penderitaan ini? Memang selama kita masih hidup dalam dunia, konsekuensi dosa itu masih bisa kita alami. Kita masih bisa mengalami sakit penyakit, kesulitan, dan kedukaan yang semua itu kadang membuat kita mencucurkan air mata. Bahkan kematian pun akan menjadi bagian kehidupan kita. Namun, di dalam Kristus, bila kita memiliki iman dan pengharapan kepada Tuhan, sakit penyakit, kesulitan, kedukaan, bahkan maut sekalipun tidaklah lagi dapat menguasai kehidupan kita.


Kotbah ini menguatkan kita karena Yesus Kristus menguasai kehidupan kita. Kepada Yesus Kristus segala sesuatu bertekuk lutut, tidak ada sesuatu apapun yang terjadi tanpa sepengatahuanNya. Dalam menjalani kehidupan ini, kita harus percaya Tuhan pasti akan menggantikan air mata kesedihan dengan mata air kehidupan. Karena itu, janganlah terus bersedih dan larut dalam penderitaan, sebab Tuhan memberikan jaminan sukacita kepada kita, orang percaya. Tuhan Yesus memberkatimu sahabat semuanya. Amin. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak



Sabtu, 18 November 2023

JANGAN MELUPAKAN TUHAN

 ðŸ“¸ Look at this post on Facebook

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02d21U7BL8ZBC2T1dQR1oxMMfAAS93Mr8tgkGvSh2CqrCDHTj8cfpwxGnoChJt18pCl&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo&mibextid=RUbZ1f

Kotbah Minggu XXIV Stlh Trinitatis

Minggu, 19 Nopember 2023 

Evangelium;  5 Musa 8:11-18



*JANGAN MELUPAKAN TUHAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Kotbah Monggu ini mengajak kota agar tidak melupakan Tuhan.  Karena begitu banyak apa yang telah Allah perbuat dalam perjalanan bangsa Israel tidak mungkin bisa dilupakan. Tapi yang namanya manusia bisa saja lupa seperti ungkapan: lupa kacang pada kulitnya? Suatu ungkapan yang menjelaskan sifat seseorang yang lupa akan perbuatan dan budi baik orang lain, tidak tahu berterima kasih dan tak setia kawan. Tentu kita tidak menyukai sifat dan perbuatan demikian bukan? Mengedukasi kejadian lupa kacang pada kulit ada juga cerita Malim Kundang, seseorang hang berubah menjadi batu.


Alkitab mengajarkan kita akan nilai-nilai yang positif; hormat kepada orang-orang yang berjasa pada kita, jangan lupakan kebaikannya serta setia kepada Tuhan yang telah melakukan perbuatan besar dalam hidup bangsa Israel. 


Kotbah minggu merupakan nasihat Musa kepada bangsa Israel, sebelum memasuki tanah Kanaan. Musa mengingatkan  mereka agar jangan melupakan Tuhan, mereka harus setia kepada Tuhan yang telah memberikan tanah Kanaan, tanah perjanjian menjadi milik pusaka bagi mereka. Tanah Kanaan adalah tanah perjanjian yang ditetapkan sejak Abraham, Ishak dan Yakub. Mereka akan hidup dengan penuh sejahtera, makanan berlimpah, rasa aman dan hidup makmur. Kanaan menjadi gambaran dimana kehidupan yang bahagia bagi setiap orang yang mendiaminya. 


Perbaikan ekonomi bisa saja membuat berubah? Ibarat orang yang dulu miskin namun setelah makmur bisa menjadi sombong dan lupa diri. Inilah tantangan dalam kehidupan yang dingatkan oleh Musa (termasuk Josua), makanya jauh sebelum mereka memasuki tanah Kanaan kitab Ulangan ini mengingatkan kembali akan kasih dan perbuatan Allah yang besar sepanjang sejarah Israel. Allah yang membebaskan mereka dari perbudakaan Mesir, menuntun dan memelihara selama 40 tahun di perjalanan padang gurun dan Allah sendiri yang memberikan Tanah perjanjian serta memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi mereka. Semua itu bukanlah karena kerja keras atau hasil usaha mereka semata tetapi karena kasih setia Tuhan yang memelihara janji setiaNya.  


Kitab Ulangan, seperti namanya demikianlah isi kitab ini. Musa mengulangi kembali akan perintah Tuhan bagi umatNya, agar mereka tidak melupakan Tuhan. Tujuan kita Ulangan ini agar mereka mewariskan perbuata Allah kepada anak cucu mereka tentang perbuatan Allah,  kemudian mengingatkan perintah Allah: mereka menjadi umat yang setia dan mengabdi kepada Tuhan. Mereka harus mengasihi Allah dengan segenap akab, budi dan kekuatannya. Inilah yang disebut dengan Shema dan Credo Israel. Sema Israel, yaitu seruan kepada seluruh israel beribadah kepada Allah yang esa, Allah satusatunya yang harus disembah dan dipuji tidak ada allah lain. Credo Israel adalah ajaran yang harus diwarisken kepada anak cucu mereka bahwa dahulu mereka budak di Mesir, namun karena kuasa Allah, mereka dibebaskan dari perbudakan Mesir, menuntun mereka di padang gurun dan memberikan tanah Kanaan. Oleh sebab itu setiap orang Israel harus mempersembahkan hasil ladang dan ternak mereka sebagai persembahan dan kurban yang harum bagi nama Tuhan.  


Bagaimana agar bangsa Israel itu tidak lupa kepada Tuhan?  Tentu mereka harus memelihara hidup mereka sebagai umat Allah dengan memegang penuh janji setia untuk memelihara perintah Tuhan.  Beribadah adalah salah satu indikator agar tidak lupa akan Tuhan. 


Dalam kotbah Minggu ini, baiklah kita ambil beberapa penekanan dari pada kotbah Minggu i


*1. Allah yang memberikan Tanah Perjanjian sebagai milik Pusaka*


Ulangan 8:7 (TB)  Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;


Jika kita membaca kitab Yosua, kita menemukan banyak cerita yang luar biasa bagaimana bangsa Israel dapat menduduki tanah Kanaan. Di negeri itu telah berdiam beberapa suku bangsa, lebih tinggi peradabannya dan jumlahnya pun cukup besar namun Israel dapat menduduki tanah Kanaan. Ulangan 7:1 (TB)  "Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, 


Bukankah kota Yeriko sendiri memiliki peradapan yang tinggi? Bangsa Israel hanyalah masyarakat nomaden, namun pendidik Yeriko sudah memiliki peradapan yang tinggi, bangunan dari beton, ada pasukan tentara mereka dan peralatan besi dan baja. Namun bangsa Israel dapat menahlukan Yeriko dengan hanya mengeliliki tembok itu dengan nafiri. 


Allah berperang di depan dan Allah sendirilah yang mengalahkan bangsa sekitar sehingga tanah Kanaan menjadi milik pusaka orang Israel. Hal ini harus diingat oleh bangsa Israel tanah Kanaan bukan kekuatan atau kuasa mereka merebut tanah itu, atau kehebatan mereka mengalahkan suku bangsa sekitar namun Tuhan yang memberikan tanah ini.


Kalau ini pemberian, dapat kita samakan seperti kita menerima hadiah istimewa. Kita tidak hanya bersukacita atas pemberian hadiah istimewa itu, tetapi akan selalu mengingat pemberi hadiah tersebut.


*2. Hati-hati! Jangan melupakan Tuhan*

Ulangan 8:11 (TB)  Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;


Tinggal di tanah Kanaan akan membuat Isrsel memasuki suatu peradaban baru; mereka akan tinggal menetap dan menikmati kesuburan dan kemakmuran Kanaan.  Jika selama dalam perjalanan di padang gurun, tidak pernah mereka terpikir punya rumah yang menetap dan ladang yang harus diolah secara menetap. Apakah bahaya dari perubahan hidup ini: dari yang tidak punya menjadi punya, dari tiada menjadi orang berada. Bisa saja timbul kesombongan, tinggi hati dan keserakahan. Kehidupan yang lebih mapan bisa membuat seseorang tinggi hati. Untuk mengantisipasi perubahan kehidupan inilah Musa mengingatkan agar mereka tidak lupa diri dan tinggi hati. Yang dulu berkekurangan namun setelah mereka hidup dalam tanah yang subur akan berkecukupan. Semua yang mereka miliki semata-mata pemberian Allah yangbharus diterima dengan syukur dan rendah hati. 


Itulah sebabnya Musa mengingatkan agar mereka tidak lupa akan Tuhan. Bagimana bangsa Israel ini agar tidak lupa akan Tuhan? Mereka harus setia memelihara perintah Tuhan. Disini saya kutip Shema Israel  - seruan kepada seluruh umat Israel: 


Ulangan 6:4-9 (TB)  Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! 

Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.  

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,  

haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, 

dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. 


a) mengasihi Tuhan dengan segenap hati

b) mengajarkannya berulang-ulang krpada anak cucu

c) tanda ditangan 

d) lambang di dahi


Keempat hal diatas merupakan perintah yang harus dilakukan dan tidak boleh tidak. Perintah ini harus terpatri dihati mereka dan terus diwariskan generasi ke generasi 


*3. Jangan tinggi hati, tetaplah rendah hati!*


Ulangan 8:14 (TB)  jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, 


selanjutnya dikatakan dalam Ulangan 8:17 (TB)  Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.


Tinggi hati membuat orang jatuh. Masih ingat bagaimana jatuhnya manusia ke dalam dosa salah satu godaan dari sang ular yang licik, 

Kejadian 3:4-5 (TB)  Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 

tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan *kamu akan menjadi seperti Allah*, tahu tentang yang baik dan yang jahat."


"kamu akan menjadi sama seperti Allah", sengaja saya kutip, inilah sumber jatuhnya manusia yaitu: "hubris", keinginan manusia menjadi sama dengan Allah.  Hubris, sebuah kata Yunani kuno, umumnya diterjemahkan sebagai “sirnanya cita rasa tentang kenyataan, dan rasa percaya-diri yang berlebihan terkait dengan kemampuan manusia.” Dalam bahasa populer biasa disebut “PD” yang bersinggungan dengan keangkuhan.


Manusia tetaplah manusia tak mungkin sama dengan Allah, kita diciptakan bukan pencipta. Kita adalah manusia yang berasal dari tanah liat. Hakekat kita adalah manusia dan tak mungkin akan sama dengan Allah. Karena itu segala kesombongan, tinggi hati dan keangkuhan harus dibuang jauh-jauh. Elsebagaimana diungkapkan oleh nabi Yesaya dalam Yesaya 64:8 (TB)  Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. 


Sahabat yang baik hati! Kotbah minfgu ini memgajak kota agar tetap rendah hati. Apa yang ada pada kita merupakan anugerahNya. Semuanya bersumber dari Dia. Baikla seperti jakan Musa kepada unat Allah jika mereka memasuki tanah Kanaan, janganlah tinggi hati tetapi harus bersyukur dan tetap rendah hati. Tuhan memberkati.


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak,

Sabtu, 11 November 2023

SALING MEMBANGUN DALAM MENANTIKAN TUHAN

 Kotbah Minggu XXIII Stlh Trinitatis

Minggu, 12 Nopember 2023

Ev. 1 Tessalonika 5:1-11



SALING MEMBANGUN DALAM MENANTIKAN TUHAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita bagaimana sesungguhnya sikap orang Kristen dalam menantikan Tuhan? Sebagaimana kita tahu bahwa Kristus akan datang, dan kedatangannya akan segera datang. Bagaimana seharusnya sikap orang percaya menantikan Tuhan? Disinilah Paulus menjelaskan dalam 1 Tessalonika 5:1-11 memberikan nasihat agar orang percaya berjaga-jaga, memelihara iman dan saling membangun dalam menantikan Tuhan. 


Nasihat Paulus ini sangat penting karena ada di kalangan jemaat yang salah memahami tentang hati Tuhan. Semua memahami baik rasul dan jemaat bahwa hari Tuhan sangat dekat. Kristus akan datang menghakimi setiap orang: orang percaya mewarisi kehidupan kekal, sedangkan orang yang tidak bertobat kepada hukuman. Disatu sisi hari kedatangan Tuhan merupakan hal yang dinanti-nantikan, karena dengan kedatangan Kristus orang percaya memasuki kehidupan yang kekal. 


Kapan Tuhan datang? Pertanyaan ini menjadi suatu yang sangat sulit untuk dijawab, hanya pesan yang dapat kita tangkap bahwa Tuhan segera datang, dia datang seperti pencuri tak tahu kapan bahkan anak manusia sendiri tidak tahu kapan, hanya Bapa di Surga. Markus 13:32 (TB) Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja."

Mari melupakan.pertanyaan kapan Tuhan datang karena itu urusan Tuhan, sekarang baiklah kota fokus bagaimana seharusnya menantikan kedatangan Tuhan? Dalam Kotbah ini marilah kita dalami tiga hal berikut ini, yaitu


1. Berjaga-jaga dan mempersiapkan diri


1 Tesalonika 5:6 (TB) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. 


Dalam prakteknya di Jemaat Tessalonika ada pula berbagai respon yang muncul dari jemaat dalam memyambut hari Tuhan. Ada yang bertekun di dalam doa dan berjaga-jaga, namun ada juga yang tidak arif dalam menyongsong hari Tuhan. Ada sebahagian dari mereka menjual miliknya dan hiduo dengan hura-hura menghabiskan semua haratanya karena esok Tuhan akan datang karena kalau hari Tuhan datang tidak ada yang akan dibawa. Ada sebahagian dari mereka tidak lagi bekerja karena roh Tuhan besok datang atau ada juga yang memanfaatkan waktu yang sedikit dengan memuaskan keinginan diri sendiri dengan berbagai kenikmatan duniawi dan menghambur-bamburkan hartanya. Cara berpikir seperti itu dikritisi dan dinasehati oleh para rasul Paulus. Tuhan segera datang, namun dalam menunggu kedatangan Tuhan kita harus tetap bekerja. Sekalipun besok Tuhan datang hari ini kita harus menanam pohon apel. Bagi Paulus menunggu kedatangan Tuhan adalah berjaga-jaga dan waspada serta bekerja. Sekalipun besok Tuhan datang orang percaya harus bekerja, siap sedia dan berjaga-jaga. Jangan ada yang tertidur, jika orang tertidur pada hari Tuhan datang maka mereka tidak ikut bersukacita bersama Tuhan. Seperti perumpamaan Yesus gadis yang bijak dan yang bodoh. Matius 25:1-4, 8 (TB) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.

Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,

sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.


Gadis yang bodoh tak mempersiapkan apa-apa, mereka tertidur dan minyaknya habis ketika para pengantin laki-laki datang. Mereka tertinggal dan ditinggal. Sementara para gadis yang bijak mereka berjaga-jaga, mereka mempersiapkan minyak untuk dian mereka, kalau pengantin laki-laki larut malam mereka tak khuatir karena dian mereka tetap menyala dan mereka pun ikut dalam sukacita bersama pengantin laki. 


Dalam kotbah minggu ini, kita diajak untuk mempersiapkan diri menantilan hari kedatangan Tuhan. Selain berjaga-jaga, Rasul paulus menasihatkan agar jemaat saling membangunkan. Sikapi ini sangat penting karena sebagai persekutuan orang percaya saling menopang dan saling menguatkan. Tak membiarkan orang lain tercecer dan tertinggal. Berjaga jaga dan jangan tertidur merupakan pesan yang sangat berharga karena semuanya telah ditebus dan diselamatkan. Keselamatan itu sangat berharga dan mahal ditebus dengan darah Kristus. Keselama tidak boleh sia-sia, agar tak siasia harus berjagajaga dan saling membangunkan. Itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa kita ditebus untuk mewarisi kehidupan kekal, bukan untuk dihukum. 1 Tesalonika 5:1, 9 (TB) Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,


Ada juga di kalangan Kristen menanti-nantikan Tuhan dengan terus berpikir dan menaksir-naksir ayat-ayat kitab suci untum.menjawab kapan hari Tuhan tiba. Setiap ada kejadian yang belum pernah ada selalu dihubung-hubungkan dengan hari Tuhan. Dalam sejarah kekristenan telah banyak sekte atau bidat yang tersesat karena menaksir-naksir hari Tuhan. Dengan kotbah hari ini kita diajak, mengenai hari Tuhan kapan tiba itu adalah urusan dan keputusan Tuhan, tugas kita adalah berjaga-jaga dan menjalani kehidupan ini dengan setia dan bijaksana. 


2. Memelihara diri sebagai anak-anak terang


1 Tesalonika 5:8 (TB) Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. 


Salah satu tantangan dalam menunggu ada kebosanan. Bosan akan membuat seseorang tidak fokus, akhirnya lalai dan lupa akan tujuan. Artinya seseorang bisa saja tidak setia dalam penantiannya.


Perjalanan orang Kristen menuju suatu titik yang dinantikan, yaitu kedatangan Kristus Dalam menempuh itu orang percaya harus tetap setia memelihara imannya tetap terjaga. Sama seperri kisah seorang musafir dalam buku yang sangat terkenal dituliskan oleh Jhon Buyan. Perjalanan kita seperti musafir, banyak yang dijalani: yang menggona dan menggiurkan agar kita melupakan iman. Ada pula berupa tantangan, kesulitan dan himpitan kehidupan, saat kita lemah maka iman kita kalah. Ada juga ancaman, intimidasi hingga mempertaruhkan nyawa agar menyangkal imannya. Dalam semua itu kita harus sadar dan tetap terjaga.


Disinilah Paulus memberikan nasihat bahwa kita harus seperti anak-anak siang hari, yang senantiasa sadar dan terjaga di dalam iman. Tidak terlelap atau tertidur karena kalah terhadap godaan. 

Pada kesempatan yang berbena, Paulus juga menasihatkan jemaat Efesus agar orang percaya mencerminkan hidup anak-anak terang. 

Efesus 5:8-11 (TB) Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,

karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, 

dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. 

Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.


3. Saling Membangun


Ketahanan seseorang menghadapi pergumulan berbeda-beda. Ada orang yang kuat sehebat apapun pergumulan yang dihadapi tidak akan mudah goyah. Namun ada juga yang lemah, sedikit ada tantangan sudah mengeluh dan berkeluh. Ada juga orang semangat diawal, berapi-api namun beberapa waktu kemudian semangatnya mudah padam dan redup.

Sebagai persekutuan, rasul Paulus menasihatkan agar semua orang saling meneguhkan dan saling membangun yang satu dengan yang lain buka saling menjatuhkan. Saat musibah dan pergumulan dihadapi jemaat yang satu, maka yang lain secara bersama-sama memberikan sokongan dan dukungan. 


Nasihat saling meneguhkan dan saling membangun ini sangat penting, setiap pribadi membutuhkan orang lain dan orang lain membutuhkan kehadiran kita. Jadi di dalam persekutuan semua berharga. Memang berbagai karunia telah anugerahkan kepada kita, dalam karunia yang berbeda-beda yang kita peroleh dari Tuhan dapat kita persembahkan untuk meneguhkan dan membangun orang lain. 


Sahabay yang baik hati! Agar keselamatan tidak siasia, marilah hidup berjagajaga dan tetap sadar terjaga seperti pada siang hari serta saling membangunkan agar semua yang percaya menjadi ahli waris dan ikut dalam sukacita di dalam Tuhan. Seperti gadis yang bijak, berjagajaga dan diannya menyala menunggu Tuhan demikianlah kita orang percaya menunggu Tuhan. Tuhan menghendaki kita semua umat tebusannya mewarisi kehidupan kekal. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak






Sabtu, 04 November 2023

MULIAKANLAH TUHAN DENGAN HARTA DAN TUBUHMU

 Kotbah Minggu XXI Stlh Trinitatis

Minggu, 5 Nopember 2023

Ev.: Amsal 3:9-10




MULIAKANLAH TUHAN DENGAN SEGALA HARTAMU DAN TUBUHMU


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita untuk memuliakan Tuhan dengan segala apa yang ada pada kita. Hal ini tentu didasarkan pada pemahaman bahwa apa yang ada pada kita adalah pemberian Tuhan. Tuhan mencipta, memperlekapi dan memelihara hidup kita serta memberikan apa yang dibutuhkan dalam kehidupan ini. Kita sadar bahwa ada begitu banyak pemberian Tuhan dalam hidup kita, tubuh kita dan berbagai hal yang menopang kehidupan kita: pemberian berupa material dan immaterial. Material berupa harta, uang asset dll sedangkan immaterial seperti kesehatan,  kebahagiaan, kebebasan dan kedamaian dll. Itu semua adalah pemberian Tuhan bagi kita. Allah menganugerahkan berbagai hal dalam kehidupan dan yang menopang kehidupan kita. 


Dalam kotbah minggu ini kita diajak segala pemberian dari Tuhan baik itu berupa harta dan kekayaan serta tubuh kita sendiri kita persembahkan untuk kemuliaan bagi nama Tuhan. 


1. Segala pemberian Tuhan adalah kekayaan kita.

Alkitab mengajarkan Allah yang menentukan kaya,  usaha manusia ada namun menentukan kaya adalah Allah sendiri. 


Amsal 10:22 (TB)  Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. 


Ada dua contoh yang kongkrit bagaimana kita menyadari Allah yang menentukan hasil pekerjaan kita. Dua tetangga memiliki ladang yang berdampingan, mereka sama-sama mengolah ladang mereka, menanam bibit yang sama, pupuk yang sama dan perawatan tanaman yang sama. Namun mengapa hasil panen mereka berbeda. Bukankah mereka sama-sama bekerja dan upaya yang dilakukan mengolah ladang itu dapat dibilang hampir sama namun pada waktu panen hasilnya beda, pertanyaan mengapa hasilnya berbeda? Ini adalah misteri kehidupan, tindakan yang sama belum tentu hasilnya sama. Itulah sebabnya Amsal mengingatkan: manusia berencana, Tuhanlah yang menentukan apa yang terbaik bagi setiap orang 


Dalam kesempatan lain, ada dua orang pekerja memasuki masa pensiun mereka memiliki dana pensiun yang sama. Mereka sama-sama menginvestasikan uang pensiunnya masing-masing: yang satu membeli kapling untuk persiapan rumah pensiun. Yang satu lagi membeli lahan dipinggiran kota, lebih luas namun agak murah. Jumlah uang yang mereka belanjakan uang yang hampir sama. Setelah lima tahun seorang pensiun yang satu membangun rumahnya dan dia bahagia bisa menempati rumah pensiun bersama keluarga. Teman pensiunnya yang satu lagi menjadi millioner karena tanah yang dibelinya mendapat ganti untung dari program pembangunan secara berlipat ganda. Bukankah mereka sama-sama memiliki uang yang sama-sama menginvestasikan uang dengan jumlah yang sama, namun lima tahun berikutnya hasilnya berbeda. Hal ini hanya contoh dari sekian banyak pengalaman kehidupan ini untuk menguatkan bahwa manusia berencana namun menentukan hasilnya adlaah Tuhan. 


Tentu jika kita dengarkan cerita teman dan sahabat lainnya pasti ada kisah-kisah yang mirip dengan itu. Dua contoh diatas merupakan contoh yang kongkrit dalam pengalaman sehati-hari kita  bahwa  apa yang disampaikan oleh Amsal ini membuka kesadaran kita bahwa Tuhanlah yang menentukan hasil dari pekerjaan seseorang.  Tuhanlah yang menentukan dan menjadikan kaya. Tetapi bukan berarti bahwa nas renungan ini menafikan usaha dan kerja keras seseorang, sama sekali tidak. Manusia harus tetap bekerja dan berusaha karena dengan bekerja dan berusahalah kita, Allah memberikan berkatnya. Kita percaya, Tuhan akan memberkati setiap usaha kita dan memberikan imbalan yang adil seturut dengan pertimbangan Tuhan.


2. Dua arus memahami kekayaan 

Ada dua arus dalam kekristenan yang ekstrim memandang kekayaan. Pandangan pertama  adalah uang dan kekayaan dianggap duniawi yang menghambat orang mengikuti Kerajaan Sorgawi.  Paham ini memandang dunia ini dan segala kemewahannya fana dan berlalu, uang dianggap sangat negatip dapat membuat orang jauh dari Tuhan.  Orang beriman harus berpegang teguh pada iman dan mengarahkan diri kepada hidup yang kekal. Orang beriman harus menjauhkan diri dari dunia dan segala kemewahannya karena  dunia  akan berlalu. Perjalanan orang beriman harus menuju kehidupan yang kekal yaitu kehidupan kekal.


Pandangan ekstrim kedua adalah uang dan kekayaan bukti dari orang yang diberkati. Ini yang disebut dengan teologis sukses. Teologi Sukses berpendapat bahwa bukti orang yang percaya kepada Tuhan adalah hidup berkelimpahan: kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup ini termasuk dalam hal uang, kekayaan dan jabatan. Mereka anak Tuhan yang diberkati penuh kelimpahan. Ekstrimnya pandangan ini memandang bahwa iman diukur dari materialis yang dimiliki dan diperoleh seseorang. Sedangkansegala yang membuat orang tidak sukses dianggap sebagai buah dari kurang iman.


Kedua pandangan diatas adalah kurang tepat, nas ini hari mengajarkan harta dan kekayaan bukan hal yang harus dijauhi atau menjadi ukuran iman. Harta kekayaan adalah pemberian Allah untuk dipergunkakan memuliakan Allah di dunia ini.  Kekayaan adalah pemberian Allah, namun jangan melupakan pemberinya. Apapun pemberian Allah dalam hidup ini harus menguatkan kita  menuju pengharapan iman.  Yesus akan datang dalam kemuliaan karena itu orang percaya harus saling menguatkan dan meneguhkan setiap orang melalui misi. Disinilah orang percaya membutuhkan pelayanan dan Tuhan memberkati pelayanan orang percaya. Allah dapat bekerja dan berkarya dalam diri manusia baik pada orang miskin maupun kaya. Tuhanlah yang menentukan kaya bukan sebagai ukuran yang diberkati Tuhan.   Pandangan realistis ini: kekayaan adalah pemberian Tuhan yang harus dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan.


Kekayaan adalah pemberian Tuhan  makanya kita bekerja dan berkarya. Lewat bekerja manusia memperoleh berkat dari Tuhan.  Berkat Tuhan yang kita terima kita persembahkan dalam menumbuhkan dan mengembangkan Kerajaan Allah di dunia ini.  Berkat Tuhanlah menjadikan kaya (Amsal 10:22). 


Amsal sendiri memohon kepada Tuhan agar memjauhkan kemiskinan atau kekayaan dari padanya, hal yang dimintakan adalah biarlah dia menikmati hasil pekerjaannya sendiri.  


Amsal 30:8-9 (TB) 

Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. 

Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku. 



3. Memuliakan Tuhan dengan segala pemberianNya.

Amsal ini mengajak orang percaya untuk muliakanlah Tuhan dengan segala harta dan milik kita. Pengajaran ini datang dari Raja Salomo, seorang yang berhikmat dan diberkati Tuhan dengan kekayaan. Bagi Salomo kekayaan yang dimilikinya adalah pemberian Tuhan. Tuhan memberikan kekayaan bukan untuk kepentingan diri, tetapi dipersembahkan bagi kemuliaan Tuhan. Mempersembahkan milik demi kemuliaan Tuhan tentu dengan pengembangan missi dan pelayanan di dunia ini: menolong sesama dan membangun kemanusiaan.


Gereja HKBP memiliki landasan yang sangat berharga memahami persembahan. Hal ini terulis dalam Buku Ende No 2024:

Dan setiap doa persembahan jemaat menyanyikan ini srtiap minggu. Sebagai uangkapan bahwa semua pemberian Allah dan tubuh kita harus kita persembahkan untuk memuliakan Tuhan. 


Nasa na nilehonMi, tondi ro di pamatangku

Hosa dohot gogongki, ro di saluhut artangku

Hupasahat i tu Ho, na so unsatonku do.


Tuhan karunia-Mu, roh dan jiwaku semua

Nyawa juga hidupku, harta milikku semua

‘Ku serahkan pada-Mu untuk s’lama-lamanya


Fari syair BE tersebut diatas apa yang ada pada kita, baik tubuh, jiwa dan roha, harta milik kita semua adalah pemberian Allah yang harus kita persembahkan pula kepadaNya. 

Tentu ada banyak cara yang dapat kita lakukan dalam hidup memuliakan Tuhan melalui harta dan tubuh kita, diantaranya:


Pertama: Kita harus percaya bahwa jika  Tuhan menitipkan pemberianNya kepada kita, itu bukanlah semata-mata karena doa pribadi kita dan untuk kepentingan diri kita sendiri. Pemberian Tuhan adalah suatu amanat bahwa dimana kita harus mempergunakannya untuk kemuliaan nama Tuhan. Sama seperti Abraham, Tuhan memberkatinya menjadi berkat bagi orang lain. 


Kedua: pemberian Tuhan dalam hidup berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini bukan membuat manusia saling cemburu pafa orang lain, namun Allah hendak memperlengkapi manusia dengan lainnya sehingga yang satu dengan lainnya saling membutuhkan. Manusia tidak bisa hidup dengan apa yang ada padanya, kita hidup dengan bantuan orang lain dan sebaliknya apa yang ada pada kita dibutuhkan oleh orang lain. Maka pemberian apapun yang dianugerahkan Tuhan pada kita mari kita persembahkan untuk mendatangkan kebaikan bagi orang lain.


Ketiga: bagaimana kita memuliakan Tuhan dengan anggota tubuh kita? Tubuh manusia memiliki banyak talen karunia dan potensi  seperti: pemikiran, ide, suara, gerak, fisik dll. Semuanya dapat kita persembahkan untuk memuliakan Tuhan. Manusia melalui daya kreasinya dapat memuji dan memuliakan Tuhan.


Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu ini mengajak kita untuk mempersembahkan apa yang ada pada kita untuk memuliakan nama Tuhan. Tuhan memberkati. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...