Sabtu, 22 Oktober 2022

PANGGILAN UNTUK IKUT MENDERITA

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0qSU1KLfP12ty2Ym6qif8fY28CMg8zMvkrRL8iRZ7LDFCUQwFquhjtC3dzQcCnz8sl&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo

KOTBAH MINGGU XIX SETELAH TRINITATIS,

Minggu, 23 Oktober 2022

Nas: 2 Timotius 2:1-13


*PANGGILAN IKUT MENDERITA SEBAGAI PRAJURIT KRISTUS*


Selamat Hari Minggu!  No pain no gain, tiada kesuksesan tanpa jerih juang. Ungkapan ini mengingatkan kita agar setiap orang melakukan usaha dan kerja keras untuk mencapai tujuan. Jika seseorang yang sudah bekerja keras belum tentu berhasil bagaimana pula dengan orang yang tidak sepenuh hati. Di dalam hidup ini memang ada keberuntungan namun usaha yang sungguh-sungguh menjadi suatu proses awal keberhasilan. Tuhan bekerja dibalik semua hasil yang diperoleh. Benar apa kata Mazmur 126:5 (TB) Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan bersorak-sorai.


Menjadi murid Kristus juga merupakan panggilan untuk memikul salib dan bersedia menderita. Markus 8:34 (TB)  Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.


Paulua dalam dalam 2 Tim 2:3-6, panggilan ikut menderita ini diibaratkan seperti prajurit, atlet dan petani. Seorang prajurit harus berjuang dengan mengerahkan seluruh tenaga demi kemenangan pertempuran. Seorang atlet harus mau berlatih dan menyerahkan segala kekuatannya berlari menuju harus finis meraih piala. Dan seperti seorang petani  dia berjerih mulai dari memilih bibit, mengolah lahan, menanam, merawat tanaman dari dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan oleh seorang petani demi bahagia di masa panen.


Sekarang marilah kita dalami tiga tipe yang dicontohkan Paulus dalam menanggung penderitaan.


*1. Seperti seorang Prajurit: berjuang sampai menang.*

Ada satu motto dalam diri seorang prajurit, yaitu: "lebih baik mandi keringat waktu latihan dari pada mandi darah saat bertempur". Motto ini memotovasi lebih baik berlelah saat latihan, letih, cape dan mungkin menanggung beban-beban yang harus dilalui semua itu membentuk kesiapan diri dalam pertempuran yang sebenarnya. Jika dalam latihan tidak ditunjukkan dengan kesungguhan bagaimana dia berjuang habis-habisan saat pertempuran? 


Ini jugalah yang dicontohkan oleh Paulus, panggilan seorang Murid Kristus harus ikut menderita seperti prajurit. Memiliki displin, memiliki sikap tangguh, memiliki kemauan yang tinggi untuk dilatih dan dibentuk dalam latihan agar sanggup dan kuat dalam pertempuran. Ketika mereka memasuki medan peperangan mereka harus bertahan hingga memenangkannya. Setelah kemenangan peperangan mereka akan bersukacita dan bersoraksorai karena telah mengalahkan musuh. 


Prajurit atau tentara dalam jaman Romawi tentulah orang terlatih; terlatih secara fisik, mental dan displin. Seorang prajurit dipastikan sebagai orang yang loyal terhadap atasan dan setia dalam melaksanakan perintah atau komando. Prajurit memiliki ketaatan dna kesetiaan dalam melaksanakan tugas yang ditetapkannya baginya. 


Seorang prajurit mesti loyal dan bertempur hingga memenangkan peperangan. Prajurit tidak akan pernah meninggalkan medan pertempuran sebelum ada komando untuk mengakhiri pertempuran. Hanya ada satu yaitu laksanakan perintah. Ini kesiapan seorang prajurit melaksanakan perintah tanpa ada pertimbangan namun jawaban: SIAP. Kesiap sediaan seorang prajurit untuk melaksanakan perintah dan tak akan mundur dari medan pertempuran sebelum memenangkan peperangan. 


Demikian seorang murid Kristus mesti memiliki spirit seorang prajurit harus siap sedia dalam melaksanakan tugas pemberitaan Injil. Tiada dalih atau alasan apapun untuk tidak memberitakan Injil. Seorang pelayan harus pula berjuang demi Injil.  Sama seperti Paulus, dianiaya bahkan di penjarakan pun dia telah bersedia oleh karena pelayan yang dia emban.


*2. Seperti seorang Atlet: berlari terus sampai garis finish*


Atlet menjadi contoh figur yang menarik diberikan oleh Alkitab bagi orang percaya dalam menjalani kehidupan ini. Seorang atlet tentu selain memiliki bakat dan kemampuan dalam dirinya pasti sebelum bertanding mempersiapkan diri melalui latihan, mengasah kemampuannya menjalani rute, dan langkah-langklah penting yang harus dipersiapknanya. Pada saat bertanding seorang atlet harus memiliki daya juang dan daya tahan, dan daya kompetisi yang tinggi menghadapi lawan-lawannya sesuai dengan rule satu aturan main yang ada. Seorang atlet bukan asal menang dan cepat mencapai finish tetapi on the rule, jika seorang atlet bertanding di luar aturan main seorang atlet bisa didiskwalifikasi dan sia-sia segala pertandingannya.  Perjuangan seorang atlet harus terus berlari sampai di garis finis. Seorang atlet yang memenangkan pertandingan akan memperoleh piala atau mahkota. Demikian juga jerih juang orang percaya yang menderita dan bertahan terhadap segala pergumulan hidup hingga memperoleh kehidupan kekal.


Analogi Atlet ini sangat penting dalam kehidupan orang beriman. Mempersiapkan diri dan harus berjuang hingga finish menerima mahkota atau piala. Perjuangan iman juga demikian orang percaya berjalan dalam satu tujuan yaitu menyongsong Tuhan, menantikan kedatangan Tuhan hingga menerima mahkota kehidupan. 


Gambaran atlet ini sangat penting disadari oleh seorang pelayan. Seorang pelayan harus memiliki karakter seorang atlet yang senantiasa mempersiapkan diri sebelum terjun ke dalam medan pelayanan, pada masa pelayannya dia harus tabah dan mengarahkan perjalan hidup orang beriman kepada mahkota kehidupan kekal. 


*3. Seperti seorang Petani: tekun sampai panen tiba*


Petani dalam hidupnya memiliki perjalanan panjang menuju hasil. Proses awal dari pemilihan bibit, pengolahan lahan, pemeliharaan dan perawatan dari berbagai hama, mencegah tanaman dari berbagai hama dan penyakit serta dengan tekun menantikan menuju panen tiba. Kebahagiaan petani adalah bahwa apa yang ditanam menghasilkan panen. Apa yang dikerjakannya dari awal menghasilkan diakhir proses yang ditunggunya. Dalam istilah management start well, proses well dan finishing well. Seorang petani harus sabar menjalani semua proses ini dan dengan penuh pengharapan bahwa waktu akan tiba untuk panen. Harvest time adalah kebahagiaan seotang petani, dimana mereka menikmati hasil panennya. Panen tidak sendirinya tiba jika tidak dimulai dari awal yang baik dan kesiapsediaan memelihara pertumbuhan tanamannya sehingga semua itu dapat berjalan dengan baik dan menikmati hasil. 

Yakobus 5:7 (TB) Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.


Kesabaran membuahkan hasil yang baik. Itulah kesimpulan dari suatu kehidupan dari seorang petani. Sebaliknya jika seorang petani tidak sabar, tidak memelihara pertumbuhan tanamannya dan merawatnya dari segala hama makan hasil panen pun tidak akan seperti yg diharapkan bahkan kerugian besar dan berlelah namun hasilnya sia-sia bakan apa yang dikerjakan dari awal pada akhirnya akan sia-sia dan tidak. Waktunya habis dan tidak menghasilkan apa-apa. 


Analogi petani ini sangat penting disadari oleh seorang pelayan yang harus memiliki kesabaran. Seorang pelayan harus menjalani fase waktu yang dilaluinya seperti fase-fase yang dijalani oleh seorang petani. Dalam jangka waktu yang panjang seorang pelayan harus menyadari bahwa dalam pelayananya fase-fase waktu ini tidak selamanya ada pada waktu yang bersamaan. Dalam pelayanan tertentu mungkin seorang pelayan hanya menuai, dia bisa berpindah tugas dan yang lain diharapkan dapat merawat apa yang ditaburkan. Dalam fase tertentu seorang pelayan harus merawat apa yang telah ditaburkan oleh penduhulunya sehingga apa yang dirancang sebelumnya bisa bertumbuh dengan baik. Hal ini harus disadari sepenuhnya agar seorang pelayan bukan hanya berpikir menanam dan menuai pada saat pelayannya di suatu tempat. Pelayanan kita adalah bisa saja buah dari pekerjaan pendahulu dan apa yang kita tanam akan dirawat oleh orang lain dan akhirnya waktunya akan tiba menghasilkan buah yang baik bagi pelayan itu sendiri dan jemaat.


Dengan tiga contoh ini, panggilan mengikut Yesus harus melalui proses. Tahapan proses paling ujung adalah menerima mahkota kehidupan. 

2 Timotius 2:11-13 (TB)  Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; 

jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; 

jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." 


Tuhan memberkati dan memberikan kekuatan bagi kita semua untuk setia dalam menjalani kehidupan di dalam Yesus Kristus. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 15 Oktober 2022

PEMIMPIN YANG MEMBEBASKAN UMAT DARI KESULITAN

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid025smzN5TYFc5eZJxLUymRTdqnhnf3jYfGQF3hQ7E4zQRGeFsDgYvZw8CLyLEmDeW2l&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu XVIII Stelah Trinitatis

Minggu, 16 Oktober 2022

Nas: Nehemia 5:1-13


*MEMBEBASKAN UMAT DARI KESULITAN HIDUP*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan hidup. Untuk mengatasinya tentu kita datang meminta bantuan dari saudara terdekat atau sahabat yang kita anggap dapat menolong kita. Sekali dua kali pertolongan itu bisa namun kalau sudah terus menerus tunggu dulu. Adalah berat bagi seseorang untuk meminta bantuan yang sama pada orang yang sama, maka akan dicari orang lain sekalipun harus dengan meminjam dengan jasa. Jika pengembalian lancar masih baik namun bagaimana jadinya jika macet akan terjadi terbelit hutang. 


Di Indonesia saat ini ada juga pinjol alias pinjaman online. Ada banyak masyarakat menggunakannya. Per Januari 2022 ada 103  pinjol yang terdaftar di OJK, itu masih yang resmi, kita tidak tahu berapa lagi yang tidak resmi bisa sampai 400 lebih. Transaksi keuangan pinjol diperkirakan lebih dari 30 Trilliun. Namun barubaru ini pemerintah menyoroti sangat tajam karena cara penagihan dari pihak pinjol yang memaksa dengan cara-cara yang tidak etis. Hutang bisa membuat orang tertindas, milik menjadi tergadai dan jatuh kepada kesengsaraan yang memprihatinkan. Kiranya warga terbebas dsri pinjol ini.


Demikianlah dalam konteks kotbah Minggu ini. Bangsa Israel telah kembali dari pembuangan. Mereka tinggal di Yerusalem dengan memulai kembali. Setiap keluarga membangun rumah, memulai mengerjakan ladang mereka dengan menanam anggur, gandum dan pertanian lainnya. Ada juga mencoba peternakan dan berbagai usaha yang dapat menopang ekonomi keluarga. Sesuatu yang memulai dengan modal yang tidak seberapa pasti berat. Selain itu umat yang dibebani lagi dengan pajak untuk membangun kembali tembok Yerusalem dan perpuluhan melalui untuk menopang pembangunan Bait Allah. Ekonomi berat namun beban hidup terus harus bertambah.  Rupanya dalam menanggung beban hidup inilah umat Allah telah melakukan berbagai upaya, ada yang menggadaikan tanah, ada yang meminjam uang dengan bunga (riba), ada yang mempekerjakan anak-anak mereka untuk menghasilkan uang. 


*1. Nehemi pemimpin yang mendengar keluhan dan jeritan umat*


Saat Ezra dan Nehemia mengadakan pencangan pembangunan Bait Allah dan Tembok Yerusalem disinilah umat Allah menyampaikan keluhan. Rupanya setelah mereka kembali ke Yerusalem ada banyak yang mengalami kesulitan ekonomi. Mereka dan anak-anak mereka butuh makan. Untuk memulai kehidupan di Yerusalem mereka membutuhkan modal usaha ada diantara mereka yang meminjam uang dan terlilit utang karena bunga atau riba yang ditetapkan. Ada dari antara mereka yang mengagunkan milik pusaka sehingga kebun anggur atau ladang mereka tergadai bahkan tidak sedikit lagi diantara anak-anak mereka menjadi pekerja as tau budak bagi sesamanya karena hutang. Padahal mereka harus membayar pajak kepada pemerintah untuk pembangunan. Ada dua pembangunan nasional setelah pembuangan Babel yaitu pembangunan Tembok Yerusalem dan Pembangunan Bait Allah. Maka warga wajib membayar pajak ke negara dan perpuluhan kepada imam untuk membangun kembali Bait Allah. 


Atas semua beban itulah, Nehemia mendengarkan semua keluhan umat Allah. Nehemia sebagai pemimpin membuka telinga atas keluhan umatNya. Nehemia mengetahui deteil keluhan umat dan akhirnya Nehemia pun angkat bicara. Tidak tega melihat praktek riba yang membebani ornag lain bahkan membuat mereka terlilit hutang yang tidak terbanyar. Ladang dan milik pusaka tergadai dikalangan umat Allah sendiri. Padahal milik pusaka tidak boleh beralih hak kepemilikannya.


Jika kita kumpulkan realitas sosial yang terjadi

- ay 1, krisis pangan dan kelaparan

- ay 2, menggadaikan pusaka - ladang gandum

- ay 3, pinjaman, praktek riba dan terlilit hutang

- ay 4, praktek perbudakan.

Nehemia 5:5 (TB)  Sekarang, walaupun kami ini sedarah sedaging dengan saudara-saudara sebangsa kami dan anak-anak kami sama dengan anak-anak mereka, namun kami terpaksa membiarkan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kami menjadi budak dan sudah beberapa anak perempuan kami harus membiarkan diri dimiliki orang. Kami tidak dapat berbuat apa-apa, karena ladang dan kebun anggur kami sudah di tangan orang lain."


Mendengar adalah aktifitas orang beriman.  Ada sebanyak  1.567 kali kata "dengar" dan khusus kata kerja mendengar sebanyak 987 kali dalam Alkitab. Dengan mendengar kita memahami, dengan memahami kita tergerak untuk bertindak dan tindakan kita seturut dengan kehendak Tuhan. Paulus menegaskan bahwa iman muncul karena pendengaran. Roma 10:17 (TB)  Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.  

Mendengar butuh pelajaran, mendengar bukan asal mendengar tapi memahami makna. Masih ingat Samuel saat dipanggil Tuhan di bangun, dua kali dia bangun mendengar panggilan namanya. Namun akhirnya Imam Eli memgajarinya bukan mendengar pake telinga ansih.  Samuel memahami maksud Tuhan dengan kesiapan hati dan totalitas dirinya untuk mendengar panggilan Tuhan. Samuel akhirnya paham dan berkata: "Berbicaralah Tuhan, sebab hambaMu ini mendengar." (1 Samuel 3:10). Dalam kepemimpinannya kita ketahui Samuel sangat arif dan pemimpin nesar menghantarkan Israel menjadi sistem kerajaan. 


Pemimpin yang memahami rakyat dan bijak bertindak tidak terelapas dari kesediaan mendengar seperti yang dilakukan oleh Nehemia ini. 


*2. Kemarahan Nehemia atas realitas sosial*

Nehemia 5:6 (TB)  Maka sangat marahlah aku, ketika kudengar keluhan mereka dan berita-berita itu. 


Realitas sosial yang terjadi membuat Nehemia marah. Kemarahan itu disebabkan karena Nehemia menyesali keadaan kenapa bisa sesama mereka melakukan praktek riba yang membebani sesama hingga praktek perbudakan? Mereka telah tega menjadikan sesamanya menjadi budak karena hutang piutang. Kekesalan hati Nehemi karena di kalangan umat Allah terjadi praktek yang membebani sesamanya. 


Bukankah Nehemia sendiri telah berusaha untuk meringankan beban umat Allah. Nehemia meminta agar raja Koresh membantu umat Allah membangun Bait Allah dan tembok Yeruaalem melalui surat yang ditandatangani raja kepada seluruh provinsi untuk membantu pembangunan Yerusalem (Neh 2:1-9, Nehemia 2:9 (TB)  Maka datanglah aku kepada bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat dan menyerahkan kepada mereka surat-surat raja. Dan raja menyuruh panglima-panglima perang dan orang-orang berkuda menyertai aku)


Bukan hanya itu, para budak-budak Ibrani ditebus dari bangsa aaing agar bisa bebas dan merdeka. Tetapi hati Nehemia sangat miris karena dikalangan umat Allah sendiri terjadi praktek utang piutang, menggadaikan pusaka serta praktek perbudakan bagi sesama saudara. Nehemia mengecam para tua-tua dan mereka diam karwna kecaman Nehemia sangat benar. Nehemia pub memgumpulkan mereka untuk mengubah keadaan.


Kemarahan Nehemia ini menghentakkan umat Allah dan menyadarkan kembali bahwa praktek yangbterjadi tidak sesuai lagi dengan perintah Tuhan. Kemarahan Nehemia menghentakkan mereka untuk kembali merakit rasa persaudaraan.  Akhirnya terjadilah dialog dan kesepakatan antara Nehemia dengan imat Allah berujung pada kesadaran bersama sebagai umat Allah dan berjanji menghentikan semua praktek yang membebani sesama.


Kata "marah" sebanyak 160 kali dalam Alkitab. Selain marah kadang juga ada kata murka dan sikap lainnya menggambarkan amarah. Marah adalah sikap manusiawi yang tidak dapat menerima suatu keadaan karena dianggap telah nauh dari kebenaran. Kemarahan yang mengubah keadaan kepada yang lebih baik.


*3. Resolusi Nehemia: membebaskan segala piutang dan memulai kehidupan baru di dalam rasa peraaudaraan.*


Ada ungkapan orang Batak: "Purpar pande dorpi, lam tu dipposna". 

Kecaman dan kemarahan Nehemia membuahkan hasil yang positip, para tua-tua menerima kemarahan Nehemia. Nehemia mengajak suatu resolusi dimana semua orang harus membebaskan budak sesamanya, membebaskan hutang-hutang yang membebani dan ladang-ladang yang sudah sempat digadaikan dikembalikan kepada pewaris pusakanya. 


Nehemia memulainya, dia mehapuskan hutang dari saudara-saudaranya yang permah meminjam padanya. Tindakan Nehemia ini disambut baik oleh semua sehi gga masing-masing membebaskan budak, membebaskan hutang-hutang sesamanya dan membebaskan ladanga yang tergadai. Pembebeasan ini merupakan gerakan bersama untuk suatu perubahan. Mereka menghidupkan kembali rasa persaudaraan yang menghidupkan. 


Nehemia 5:10, 12 (TB)  Juga aku dan saudara-saudaraku dan anak buahku telah membungakan uang dan gandum pada mereka. Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu!

Berkatalah mereka: "Itu akan kami kembalikan! Dan kami tidak akan menuntut apa-apa dari mereka. Kami akan lakukan tepat seperti yang engkau perintahkan!" Lalu aku memanggil para imam dan menyuruh mereka bersumpah, bahwa mereka akan menepati janji mereka. 


Sahabat yang baik hati! Nehemia adalab oemimpin yang baik. Dia seorang yang benar-benar berwibawa membangun kembali Yerusalem dan membawa perubahan dengan mempertebal persaudaraan. Nehemia pemimpin yang mau mendengar jeritan dan keluh rakyatnya, tetapi marah juga terhadap praktek yang menyimpang dari kebenaran. Nehemia tidak berhenti di dalam kemarahan tetapi mencari jalan keluar bersama yakni pembebasan. Nehemi memulai dari dirinya sendiri dengan membebaskan siapa saja yang berhutang padanya. Tindakan Nehemia itu akhirnya diikuti oleh semua rakyat maka terjadilah pembebasan dan kembalinya persaudaraan yang saling membangun di dalam kasih. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 08 Oktober 2022

BERIMAN DAN JANGAN LUPA BERTERIMA KASIH

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02fHbZw6icgsoF1Kar3T8cv6pAQxEHEk4eDwt71UFYtYfCPfWg1XcLywDhLvtKJKJal&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu XVII Setelah Trinitatis

Minggu, 9 Oktober 2022

Nas: Lukas 17:11-19


*BERIMAN DAN JANGAN LUPA BERTERIMA KASIH*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, tidak semua orang bersyukur dan berterima kasih atas kebaikan yang diterima. Kita semua pasti pernah menorong orang lain, prinsip orang percaya semakin bisa membantu atau menolong orang lain semakin bahagia rasanya. Namun bagaimana sikap yang diolong? Mungkin seseorang datang saat membutuh pertolongan, dia memohon begitu gigih, namun saat permohonannya di diberi ibarat lupa kacang pada kulit. Hal semacam ini sikap yang kurang bersyukut dan berterima kasih. 


Kotbah Minggu ini tentang Yesus menyembuhkan 10 orang kusta. Mereka berseru meminta tolong agar Yesus berkenan mentahirkan mereka. Yesus pun menyuruh mereka untuk menjumpai imam, karena imam lah yang menyatakan seseorang tahir.  Dari 10 orang kusta yang sembuh tersebut hanya satu yang kembali mengucapkan syukur yang bersungkur di hadapan Yesus atas dirinya yang ditahirkan. Maka pertanyaan, dimanakah yang 9 orang lagi?  Mereka tahir lupa akan Yesus yang menyumbuhkan mereka. Inilah sifat manusia pada umumnya; ketika menghadapi masalah dan pergumulan datang memohon dan bersujud dalam doa, namun ketika semua beban dan pergumulan itu luput maka lupa untuk bersyukur dan mengenang kebaikan Tuhan dalm hidupNya.  Hanya satu dari sepuluh orang kusta yang disembuhkan itu datang mengucapkan terima kasih kepada Yesus. Padahal ini adalah suatu pembebasan yang harus disyukuri dan telah bisa tahir dan kembali dapat bersekutu di tengah-tengah masyarakat. 


*1. Sikap orang terhadap kusta*

Kusta bagi orang Yahudi adalah kutukan. Mereka dianggap dihukum Tuhan dengan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Mereka dinyatakan najis  Imamat 13:8 (TB)  Kalau menurut pemeriksaan imam bintil-bintil itu meluas pada kulit, imam harus menyatakan dia najis; itu penyakit kusta.


Karena dianggap terkutuk mereka harus dikucilkan dari tengah-tengah masyarakat dan tidak boleh bergabung dengan masyarakat umum karena takut penyakit itu menular. Bagi kalangan Yahudi peraturan Lewi sangat ketat terhadap kusta (band Bilangan 14). Seorang kusta harus dibawah otoritasi imam: jika imam menyatakan dia sembuh dan telah tahir maka dirinya diperbolehkan bergabung dalam masyarkat, namun jika imam menyatakan tidak maka sang kusta akan tetap di ekskomunion  dari masyarakat. Itulah kusta bagi kaum Yahudi selain dianggap terkutuk, kusta juga dianggap penyakit pandemik yang menular dan berbahaya.


Dalam situasi dan pandangan masyarakat demikian, dapat kita bayangkan begitu beratnya pergumulan  10 orang kusta dalam kotbah ini. Amereka diasingkan tidak memiliki hak-hak sipil dan tidak boleh berkeliaran di tengah-tengah masyarakat. Tidak sedikit mereka yang dipasung dan di tahan di luar kota. 


Sikap masyarakat terhadap kusta tentu penderitaan bagi mereka. Tidak heran bagaimana gigihnya kesepuluh orang kusta ini memohon kepada Yesus. Mereka berseru dan memohon kepada Yesus agar berkenan mentahirkan mereka. Yesus merespon mereka dengan cepat agar pergi melapor ke imam, maka dalam perjalanannya mereka tahir dan kusta dalam tubuhnya tanggal dan sungguh-sungguh menjadi tahir.  


*2. Percaya dan melakukan perintah Yesus*

Jika kita perhatikan bagiamana kesepuluh orang ini sembuh berbeda dengan tindakan penyembuhan yang umumnya dilakukan oleh Yesus. 


Saat mereka mengetahui bahwa Yesus akan melewati saerah mereka kesepuluh orang ini berdiri jauh dan memohon kepada Yesus.

Kata berdiri jauh menunjukkan bahwa seorang kusta tidak boleh berbaur dengan masyarakat. Namun sekalipun mereka berdiri jauh, Yesus mendengar seruan dan minta tolong mereka. Yesus tidak acuh terhadap mereka tetapi sangat peduli. Yesus mengerti penderitaan mereka dan kalaupun mereka berdiri jauh menunjukkan pula bahwa mereka sesungguhnya tidak layak menyampaikan permohonan. Tetapi Yesus mendengar dan mengabulkan permohonan mereka.


Kesepuluh orang kusta ini berseru dan menyebut Yesus sebagai guru. Yesus memang Rabbi, seorang yang sangat dikenal pengajarannya melalui perumpamaan-perumpamaan dan juga kotbah-kotbah Yesus yang melegakan hati. 


Lukas 17:13 (TB)  dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" 

Pengenalan mereka terhadap Yesus sebagai guru tidak begitu sempurna, karena selain Yesus sebagai guru, Yesus adalah Mesias, Anak Daud. 

Apa yang dicatat Lukas ini adalah sekalipun pengenalan mereka terbatas kepada Yesus tidak menjadi penghalang bagi mereka menerima pengasihan Tuhan. Hal yang paling menyentuh adalah: "kasihanilah kami!" 


Kesepuluh kusta ini memperoleh pengasihan. Mereka disuruhnoleh Yesus untuk memperlihatkan diri kepada imam. Tanpa ada komentar atau pertanyaan mereka melakukannya, tidak ada yang protea, Tuhan bagaimana saya mungkin melapor ke imam saya kan seorang kusta?  Yesus menyembuhkan mereka dan meminta legitimasi dari imam karwlena memang demikian adanya. Ketika mereka melakukan perintah Yesus pada saat itu pula mereka tahir. 


*3. Jangan lupa berterima kasih*

Satu orang yang bersyukur dan berterima kasih

10 orang kusta yang ditahirkan oleh Yesus hanya satu yang kembali mengucapkan syukur dan terima kasih serta bersujud di hadapan Allah. Jika kita baca ayat 18 itupun adalah orang asing, orang non Yahudi yang dianggap tidak mengenal Allah. Sementara 9 orang lain tudak tahu kemana dan dalam catatan ini mereka tidak mengucapkan syukur.


Lukas 17:17-19 (TB)  Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?

Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"

Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."


Inilah gambaran kehidupan umat manusia umumnya, hanya sedikit orang yang mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan dan pertolongan yang dirasakan. Begitu banyak orang seperti kacang lupa akan kulitnya, lupa akan kebaikan dan pertolongan Tuhan yang akhirnya lupa diri. Yesus memang tidak meminta mereka mengucapkan terima kasih atas kebaikan yang dilakukan. 


Penutup

Yesus berbelas kasihan dan menyembuhkan mereka dengan tulus. Yesus melakukannya dengan cinta kasih agape yag tulus, tanpa menuntut balas, namun iklas tanpa mengharap balas. Namun sebagai manusia yang merasakan pertolongan dan telah bebas dari beban dan pergumulan hidupnya sudan sepantasnya mengucapkan syukur kepada Tuhan  atas segala kebaikannya. Berkat dan segala kebaikannya membuat kita semakin merendahkan diri di hadapan Allah. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...