Minggu, 30 November 2014

KAMI ADALAH TANAH LIAT

Selamat hari minggu, mari songsong Tuhan!

Dalam advent pertama ini kotbah dari Yesaya 64,1-9.
Kotbah ini mempersiapkan umat untuk menyadari kedahsyatan kedatangan Tuhan dan keberadaan manusia dihadapan Allah.

01. Kedahsyatan Allah mendorong manusia rendah hati. Seperti api yg yang membuat ranggas menyala-nyala dan seperti api membuat air mendidih, suatu ungkapan bahwa kedahsyatan Tuhan membuat manusia takjub dan takut kepada Tuhan. Ranggas akan segera menjadi debu yg tak berarti, atau air yg mendidihsegera menguap habis demikian keberadaan manusia dihadapan Allah. Sesungguhnya manusia tak akan sanggap dan tak layak dihadapan penghakimanNya. Hal ini mesti semakin mendorong manusia bersujud dan memohon ampun atas kenajisan dan keberdosaan. Menyadari keberdosaan dihadapan Allah membuat kita semakin berharga dihadapannya.

02. Kami adalah tanah liat,
Hal kedua ini juga mengajak kita memahami keberadaan kita dihadapanNya (who am I). Sesungguhnya apalah tanah liat sungguh tak ada arti dan tak berharga : jika musim kering tanah liat hsnyalsh debu, dan jika hujan hanya lumpur yg kotor. Namun Allah telah membentuk dan menempanya segambar dengsn rupa Allah, diberi Roh kehidupan dan akal budi. Dengan demikian kita bisa sebutkan bahwa tanah liat hanya karena ditempa dalam berbagai rupa dan fungsi tanah liat bisa bernilai dan bermanfaat. Demikianlah manusia dihadapan Allah. Ungkapan ini mendorong kita lebih rendah hati, bahwa manusia harus menyadari bahwa kita adalah tanah liat; yang tak berrarti namun dibentuk dan ditempa oleh Pencipta menjadi berharga. Keberartian manusia sungguh terletak pada Allah sendiri yg telah membentuk dan menempa kita.

Hal kedua yg ditekankan dari ungkapan ini adalah mengingatkan manusia dengan asalinya, yaitu debu tanah. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Hidup manusia relatif dan akan cepat berlalu. Jika demikian halnya tak ada dasar apapun membuat manusia sombong dan tinggi hati. Hal baik bagi manusia adalah merendahkan diri dihadapan Allah dan membuahkan kebaikan seturut dengan kehendak pencipta

03. Engkaulah Bapa kami
Dalam pejiarahan manusia, manusia mencari perlindungan, rasa aman, pemeliharan, kesejahteraan dan atas segala apa yang dibutuhkan. Semua itu ada pada Allah yang adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anakNya.
Bukan saja kuta yang menyongsong Tuhan, tetapi Tuhan juga menyongsong anak-anak yg dikehehendakiNya. ""Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar yang mengingat jalan yang Kautunjukkan" (ay 5).

Dalam advent pertama ini mari renungkan persiapan kita menyongsong Tuhan, untuk lebih rendah hatimenyadari siapa kita dihadapanNya. Allah adalah Bapa kita yg tetap mengasihi dan memelihara hidup kita. Karena itu berilah diri untuk ditempa seturut kehendakNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORSNG BENAR HIDUP OLEH IMAN

 Kotbah Minggu XX Stlh Trinitatis Minggu, 13 Oktober 2024 Ev: Habakuk 2:1-4 ORANG BENAR HIDUP OLEH IMAN Selamat Hari Minggu! Sahabat yang ba...