Kotbah Minggu Invocavit
Minggu, 9 Maret 2025
Ev. Roma 10:16-21
IMAN TIMBUL DARI PENDENGARAN FIRMAN
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini merupakan penjelasan Paukua tentang keselamatan di dalam Yesus Kristus yang kita terima di dalam iman. Keselamatan itu adaalah anugerah Allah bukan karena pekerjaan hukum Taurat. Keselamatan ada di dalam iman kepada Yesus Kristus.
Iman itu harus dipelihara agar bertumbuh dan berbuah. Paulus menjelaskan di dalam kotbah ini iman timbul dari pendengaran akan Firman dan orang yang telah hidup di dalam Firman tampak pada ketaatan.
Penjelasan keselamatan hanya kita terima di dalam iman ini sangat penting ditekankan oleh Paulus karena ada pemahaman teologis di kalangan Yahudi bahwa mereka adalah umat Allah, umat pilihan dan keturunan Abraham. Dengan identitas ini seolah-olah keselamatan itu adalah hak yang harus diterima atau sesuatu yang harus mereka terima sebagai ahli waris, yang mewarisi janji Abraham. Paulus menjelaskan bahwa keselamatan adalah anugerah yang diterima di dalam iman kepada Yesus Kristus. Bukan karena mereka umat Allah, keturunan Abraham dan kepada merwka diberi hukum Taurat. Keselamatan itu hanya kita terima di dalam percaya kepada Yesus Kristus.
Bagaimanakah iman itu ada, yaitu iman timbul di dalam pendengaran akan Firman. Firman Tuhan di dalam diri manusia membuka pemahaman bagi seseorang kepada kehendak Allah, iman itu bertumbuh disertai dengan ketaatan untuk melakukannya.
Dalam kita mengambil pelaharan oenting dalam hidup.
1. Mempertajam pendengaran!
Salah satu kelebihan kita saat ini adalah kemamouan berbicara, mungkin karwna sudahh banyak.menerima Pbullblic Speaking, berbicara di depan publik. Orang hanya ingin berbicara, dikasi microphone maka jangan harap microphone dapat diberikan, tetaoi akan terus memegangnya dan berbicara. Padahal seorang pemimojn yang baik harus lebih banyak mendengar dsri berbicara seperti pesan Yakobus 1:19 (TB) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
Berkaitan kesrimbangan mendengar dan berbicara ini saya jadi ingan ujian TOEFL. Dalam ujian TOEFL ada tiga hal yang diuji selain strukture, yaitu: "reading", "listening" dan "speaking". Dalam reading seseorang diasah untuk memahami apa yang dibaca. Listening menekankan apakah seseorsng memahami apa yang didengarkan dan speaking untuk menguji apakah seseorang itu bisa mengucapkannya dengan tepat. Teori menguji kemampuan seperti ini juga ada dalam orang percaya:
Reading: ajakan untuk membaca Alkitab karena di dalam membaca alkita kita memahami maksud Allah.
Listening: ajakan untuk mendengar Firman Tuhan melalaui renungan, kotbah dan meditasi tang dapat memperjatam pendengaran kita tentang kehendak Allah dan
Speaking: ajakan untuk membeeitakan dan menyampaikan maksud Tuhan dalam.hisup orang percaya.
Roma 10:17 (TB) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Gereja membuat Almanak didalamnya ada pembacaan ayat harian, bacaan pagi dam sore denfan tujuan agar jemaat membaca Firman Tuhan setiap hari. Pertanyaan untuk apa orang percaya melakukan aktifitas pembacaan rutin seperti itu? Salah satu rahasia manfaat mendengarkan Firman Tuhan adalah iman. Iman itu timbul dari pendengaran akan Firman.
Kita bersyukur, sejak reformasi Marthin Luther setiap warga jemaat didorong untuk memiliki dan membaca Alkitab. Sebelumnya hanya imamlah yang memiliki dan mengetahui isi Alkitab. Umat hanya mendengar Firman dari imam. Alkitab harus dibaca oleh setiap orang percaya agar imannya bertamba dan bertumbuh. Tak heran berbagai lembaga Alkitab di dunia ini selalu menyediakan pendistribusian Alkitab ada yang subsidi dan ada yang gratis agar setiap orang dapat membaca dan mengetahui kebenaran Firman Tuhan. Bagaimana iman orang percaya timbul dan bertumbuh kalau dia tidak mendengarkan Firman? Ayat renungan hari menegaskan bahwa manfaat dari membaca dan mendengarkan Firman adalah pertumbuhan iman kepada Yesus Kristus.
2. Keselamatan di dalam Yesus Kristus!
Semua orang percaya mengenal keselamatan yang ditentukan Allah melalui Yesus Kristus. Kita percaya tidak ada nama lain yang diberikan Allah dibawah kolong langit ini selain dari pada Yesus Kristus. Kisah Para Rasul 4:12 (TB) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Keyakinan itu harus terpatri di dalam diri setiap orang yang mengakui orang beriman.
Beriman kepada Yesus Kristus bertumbuh karena pendengaran akan Firman. Rom 10:17 meyebutkan didasarkan pada pendengaran akan Firman. Firman Tuhann harus dibaca, digali dan diterapkan dalam kehidupan pribadi. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dikandung dalam Alkitab harus menjadi gaya hidup kita. Jika boleh saya analogikan seperti seorang petani dengan benih yang dimiliki. Petani yang memiliki bibit jika hanya di simpan di dalam lumbung maka bibit itu tidak akan tumbuh akan tetap sebagai bibit. Petani harus bekerja, bibit itu ditaburkan dalam persemaian dan di lahan yang dipersiapkan maka bibit itu akan bertumbuh dan menghasilkan buah. Maka demikianlah juga dengan Firman bagi orang percaya. Firman Tuhan yang dituliskan dalam Alkitab, hanya disimpan dalam lemari, hanya disimpan dalam logika berpikir maka firman itu tidak akan menimbulkan pengaruh apa-apa dalam pertumbuhan iman kita. Namun jika Firman itu kita dengarkan, direnungkan dan diterapkan dalam kehidupan kita, maka Firman itu bermanfaat menumbuhkan iman sampai menghasilkan buah terbaik dalam kehidupan orang percaya.
Selanjutnya Paulus menjelaskan akan manfaat Firman Tuhan dalam hidup orang percaya. Sebagaimana tertulis dalam 2 Tim 3:16 Firman itu bermanfaat untuk menasihati, menegor kesalahan, memperbaiki kesalahan dan memperlengkapi orang percaya sempurna dalam segala perbuatan baik. Keberimanan kita bukan hanya pada pengakuan terhadap Yesus Kristus sebagai Yuruselamat, tetapi kuasa Firman yang telah mempengaruhi hidup orang percaya memiliki buah-buah terbaik dalam hidupnya. Sahabatku yang baik hati! Saya sangat senang jika anda terus mengikut pembacaan firman dan renungan setiap hari. Aktifitas itu harus menjadi kebutuhan kita setiap hari. Yakinlah disadari atau tidak firman yang kita baca dan kita renungan itu akan meneguhkan iman kita dan membentuk pribadi kita yang dikehendaki Tuhan. Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara.
3. Konsekwensi iman adalah ketaatan
Paulus dalam ayat 21 ini mengangkat tentang sikap imang Isrsel kepada Tuhan - mereka tidak setia dan tegar tengkuk. Sekalipun bangsa Israel disebut dengan bangsa yang "tegar tengkuk" tetapi Tuhan tetap memberkati umatNya. Itulah satu kalimat penting memahami renungan hari ini.
Dalam PL kata ini muncul sebanyak 10 kali semuanya menunjukkan kepada karakter bangsa Israel yang tegar tengkuk. Sebutan itu diawali dari Musa dapat kita baca dalam Keluaran 32:9 (TB) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
Hal ini cukup beralasan sekalipun mereka telah menyaksikan perbuatan Allah yang besar, 10 tulah di Mesir, Kuasa Tuhan uang dahsyat menyeberangkan Israel di Laut Merah dan berbagai tanda ajaib lainnya di padang gurun. Namun jika ada kesulitan sedikit mereka bersungut-sungut dan tak segan mengatakan kepada Musa agar mereka kembali ke Mesir.
Raja Hizkia menegor bangsa Israel agar umat Allah jangan tegar tengkuk seperti leluhur mereka (2 Taw 20:8) dan Selain tegar tengkuk nabi Yesaya menyebutkan mereka kwras kepala dn kepala batu. Yesaya 48:4 (TB) Oleh karena Aku tahu, bahwa engkau tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu.
Tegar tengkuk berarti keras kepala, tidak mau menurut. Dengan kata lain, tidak taat, tidak setia dan tidak patuh. Sikap tegar tengkuk ini terjadi dalam sejarah perjalanan bangsa Israel. Mereka sering kali menolak hamba-hamba Tuhan yang menyampaikan maksud Allah namun tidak percaya. Menurut nabi Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel bahwa dampak penolakan dan ketidak setiaan bangsa Israel membuat Tuhan murka dan menjadikan Israel terbuang ke Babel.
Pertama: ketidak percayaan Israel tidak membuat Tuhan membatalkan kasihNya kepada Israel. Tuhan tetap sayang dan memberkati umatNya. Dalam renungan ini disebut: "Aku telah mengulurkan tanganku seoanjng hari". Allah itu senantiasa memberkati umatNya. Allah murka terhadap pelanggaran dan ketidak percayaan umatNya. Sekalipun Tuhan murka kepad umatnya namun kaaih Tuhan lebih besar dari amarahNya. Tuhan tetap mengangkat tangannya memberkati Israel.
Kebaikan Tuhan kepada umatnya bukan tergantung kepada respon atau balasan umat kepada Tuhan. Tuhan mengasiho dan membeekati umatNya karena Tuhan itu Maha Baik, penyanyang dan setia pada janjiNya yang telah menetapkan bangsa Israel menjadi umat pilihan dan kepunyaan Allah.
Kedua, penolakan Israel menjadi kesempatan bagi bangsa-bangsa menerima kasih karunia Allah. Memang berkat itu dijanjikan kepada Israel agar mereka menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Namun karwna pwnolakan banhsa Israel keselamatan itu disampaikan kepada bangsa-bangsa di luar Yahudi. Bagi mereka yang menyambut dan menerimanya mereka memperoleh keselamatan. Dijelaskan dalam Roma 11:6, 10-11 (TB) Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.Dan biarlah mata mereka menjadi gelap, sehingga mereka tidak melihat, dan buatlah punggung mereka terus-menerus membungkuk." Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu.
Keselamatan bagi bangsa-bangsa tidak menjadikan bangsa Israel tersandung, namun telah membuat mereka cemburu, yang seharusnya mereka menikmati kasih karunia Allah, namun berkati itu menjadi milik semua banhsa. Pada akhirnya mereka akan cemburu dan kembali kepada Allah.
Sahabat yang baik hati, marilah kita mempertajam pendengaran akan Firman. Firman itu menimbulkan dan memelihara iman, memperlengkapi orang percaya serta menyempurnakan orang percaya melakukan perbuatan baik. Amin
Salam:
Pdt Nekson M Simanjuntak