Sabtu, 08 Maret 2025

IMAN TIMBUL DARI PENDENGARAN FIRMAN

Kotbah Minggu Invocavit

Minggu, 9 Maret 2025

Ev. Roma 10:16-21




IMAN TIMBUL DARI PENDENGARAN FIRMAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini merupakan penjelasan Paukua tentang keselamatan di dalam Yesus Kristus yang kita terima di dalam iman. Keselamatan itu adaalah anugerah Allah bukan karena pekerjaan hukum Taurat. Keselamatan ada di dalam iman kepada Yesus Kristus. 

Iman itu harus dipelihara agar bertumbuh dan berbuah. Paulus menjelaskan di dalam kotbah ini iman timbul dari pendengaran akan Firman dan orang yang telah hidup di dalam Firman tampak pada ketaatan.


Penjelasan keselamatan hanya kita terima di dalam iman ini sangat penting ditekankan oleh Paulus karena ada pemahaman teologis di kalangan Yahudi bahwa mereka adalah umat Allah, umat pilihan dan keturunan Abraham. Dengan identitas ini seolah-olah keselamatan itu adalah hak yang harus diterima atau sesuatu yang harus mereka terima sebagai ahli waris, yang mewarisi janji Abraham. Paulus menjelaskan bahwa keselamatan adalah anugerah yang diterima di dalam iman kepada Yesus Kristus. Bukan karena mereka umat Allah, keturunan Abraham dan kepada merwka diberi hukum Taurat. Keselamatan itu hanya kita terima di dalam percaya kepada Yesus Kristus. 

Bagaimanakah iman itu ada, yaitu iman timbul di dalam pendengaran akan Firman. Firman Tuhan di dalam diri manusia membuka pemahaman bagi seseorang kepada kehendak Allah, iman itu bertumbuh disertai dengan ketaatan untuk melakukannya. 


Dalam kita mengambil pelaharan oenting dalam hidup.


1. Mempertajam pendengaran!

Salah satu kelebihan kita saat ini adalah kemamouan berbicara, mungkin karwna sudahh banyak.menerima Pbullblic Speaking, berbicara di depan publik. Orang hanya ingin berbicara, dikasi microphone maka jangan harap microphone dapat diberikan, tetaoi akan terus memegangnya dan berbicara. Padahal seorang pemimojn yang baik harus lebih banyak mendengar dsri berbicara seperti pesan Yakobus 1:19 (TB) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;


Berkaitan kesrimbangan mendengar dan berbicara ini saya jadi ingan ujian TOEFL. Dalam ujian TOEFL ada tiga hal yang diuji selain strukture, yaitu: "reading", "listening" dan "speaking". Dalam reading seseorang diasah untuk memahami apa yang dibaca. Listening menekankan apakah seseorsng memahami apa yang didengarkan dan speaking untuk menguji apakah seseorang itu bisa mengucapkannya dengan tepat. Teori menguji kemampuan seperti ini juga ada dalam orang percaya:

Reading: ajakan untuk membaca Alkitab karena di dalam membaca alkita kita memahami maksud Allah.

Listening: ajakan untuk mendengar Firman Tuhan melalaui renungan, kotbah dan meditasi tang dapat memperjatam pendengaran kita tentang kehendak Allah dan

Speaking: ajakan untuk membeeitakan dan menyampaikan maksud Tuhan dalam.hisup orang percaya. 



Roma 10:17 (TB) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. 


Gereja membuat Almanak didalamnya ada pembacaan ayat harian, bacaan pagi dam sore denfan tujuan agar jemaat membaca Firman Tuhan setiap hari. Pertanyaan untuk apa orang percaya melakukan aktifitas pembacaan rutin seperti itu? Salah satu rahasia manfaat mendengarkan Firman Tuhan adalah iman. Iman itu timbul dari pendengaran akan Firman.


Kita bersyukur, sejak reformasi Marthin Luther setiap warga jemaat didorong untuk memiliki dan membaca Alkitab. Sebelumnya hanya imamlah yang memiliki dan mengetahui isi Alkitab. Umat hanya mendengar Firman dari imam. Alkitab harus dibaca oleh setiap orang percaya agar imannya bertamba dan bertumbuh. Tak heran berbagai lembaga Alkitab di dunia ini selalu menyediakan pendistribusian Alkitab ada yang subsidi dan ada yang gratis agar setiap orang dapat membaca dan mengetahui kebenaran Firman Tuhan. Bagaimana iman orang percaya timbul dan bertumbuh kalau dia tidak mendengarkan Firman? Ayat renungan hari menegaskan bahwa manfaat dari membaca dan mendengarkan Firman adalah pertumbuhan iman kepada Yesus Kristus. 


2. Keselamatan di dalam Yesus Kristus!

Semua orang percaya mengenal keselamatan yang ditentukan Allah melalui Yesus Kristus. Kita percaya tidak ada nama lain yang diberikan Allah dibawah kolong langit ini selain dari pada Yesus Kristus. Kisah Para Rasul 4:12 (TB) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Keyakinan itu harus terpatri di dalam diri setiap orang yang mengakui orang beriman.


Beriman kepada Yesus Kristus bertumbuh karena pendengaran akan Firman. Rom 10:17 meyebutkan didasarkan pada pendengaran akan Firman. Firman Tuhann harus dibaca, digali dan diterapkan dalam kehidupan pribadi. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dikandung dalam Alkitab harus menjadi gaya hidup kita. Jika boleh saya analogikan seperti seorang petani dengan benih yang dimiliki. Petani yang memiliki bibit jika hanya di simpan di dalam lumbung maka bibit itu tidak akan tumbuh akan tetap sebagai bibit. Petani harus bekerja, bibit itu ditaburkan dalam persemaian dan di lahan yang dipersiapkan maka bibit itu akan bertumbuh dan menghasilkan buah. Maka demikianlah juga dengan Firman bagi orang percaya. Firman Tuhan yang dituliskan dalam Alkitab, hanya disimpan dalam lemari, hanya disimpan dalam logika berpikir maka firman itu tidak akan menimbulkan pengaruh apa-apa dalam pertumbuhan iman kita. Namun jika Firman itu kita dengarkan, direnungkan dan diterapkan dalam kehidupan kita, maka Firman itu bermanfaat menumbuhkan iman sampai menghasilkan buah terbaik dalam kehidupan orang percaya. 


Selanjutnya Paulus menjelaskan akan manfaat Firman Tuhan dalam hidup orang percaya. Sebagaimana tertulis dalam 2 Tim 3:16 Firman itu bermanfaat untuk menasihati, menegor kesalahan, memperbaiki kesalahan dan memperlengkapi orang percaya sempurna dalam segala perbuatan baik. Keberimanan kita bukan hanya pada pengakuan terhadap Yesus Kristus sebagai Yuruselamat, tetapi kuasa Firman yang telah mempengaruhi hidup orang percaya memiliki buah-buah terbaik dalam hidupnya. Sahabatku yang baik hati! Saya sangat senang jika anda terus mengikut pembacaan firman dan renungan setiap hari. Aktifitas itu harus menjadi kebutuhan kita setiap hari. Yakinlah disadari atau tidak firman yang kita baca dan kita renungan itu akan meneguhkan iman kita dan membentuk pribadi kita yang dikehendaki Tuhan. Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. 


3. Konsekwensi iman adalah ketaatan


Paulus dalam ayat 21 ini mengangkat tentang sikap imang Isrsel kepada Tuhan - mereka tidak setia dan tegar tengkuk. Sekalipun bangsa Israel disebut dengan bangsa yang "tegar tengkuk" tetapi Tuhan tetap memberkati umatNya. Itulah satu kalimat penting memahami renungan hari ini.


Dalam PL kata ini muncul sebanyak 10 kali semuanya menunjukkan kepada karakter bangsa Israel yang tegar tengkuk. Sebutan itu diawali dari Musa dapat kita baca dalam Keluaran 32:9 (TB) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.


Hal ini cukup beralasan sekalipun mereka telah menyaksikan perbuatan Allah yang besar, 10 tulah di Mesir, Kuasa Tuhan uang dahsyat menyeberangkan Israel di Laut Merah dan berbagai tanda ajaib lainnya di padang gurun. Namun jika ada kesulitan sedikit mereka bersungut-sungut dan tak segan mengatakan kepada Musa agar mereka kembali ke Mesir. 


Raja Hizkia menegor bangsa Israel agar umat Allah jangan tegar tengkuk seperti leluhur mereka (2 Taw 20:8) dan Selain tegar tengkuk nabi Yesaya menyebutkan mereka kwras kepala dn kepala batu. Yesaya 48:4 (TB) Oleh karena Aku tahu, bahwa engkau tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu. 


Tegar tengkuk berarti keras kepala, tidak mau menurut. Dengan kata lain, tidak taat, tidak setia dan tidak patuh. Sikap tegar tengkuk ini terjadi dalam sejarah perjalanan bangsa Israel. Mereka sering kali menolak hamba-hamba Tuhan yang menyampaikan maksud Allah namun tidak percaya. Menurut nabi Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel bahwa dampak penolakan dan ketidak setiaan bangsa Israel membuat Tuhan murka dan menjadikan Israel terbuang ke Babel. 

Pertama: ketidak percayaan Israel tidak membuat Tuhan membatalkan kasihNya kepada Israel. Tuhan tetap sayang dan memberkati umatNya. Dalam renungan ini disebut: "Aku telah mengulurkan tanganku seoanjng hari". Allah itu senantiasa memberkati umatNya. Allah murka terhadap pelanggaran dan ketidak percayaan umatNya. Sekalipun Tuhan murka kepad umatnya namun kaaih Tuhan lebih besar dari amarahNya. Tuhan tetap mengangkat tangannya memberkati Israel.


Kebaikan Tuhan kepada umatnya bukan tergantung kepada respon atau balasan umat kepada Tuhan. Tuhan mengasiho dan membeekati umatNya karena Tuhan itu Maha Baik, penyanyang dan setia pada janjiNya yang telah menetapkan bangsa Israel menjadi umat pilihan dan kepunyaan Allah. 


Kedua, penolakan Israel menjadi kesempatan bagi bangsa-bangsa menerima kasih karunia Allah. Memang berkat itu dijanjikan kepada Israel agar mereka menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Namun karwna pwnolakan banhsa Israel keselamatan itu disampaikan kepada bangsa-bangsa di luar Yahudi. Bagi mereka yang menyambut dan menerimanya mereka memperoleh keselamatan. Dijelaskan dalam Roma 11:6, 10-11 (TB) Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.Dan biarlah mata mereka menjadi gelap, sehingga mereka tidak melihat, dan buatlah punggung mereka terus-menerus membungkuk." Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu.


Keselamatan bagi bangsa-bangsa tidak menjadikan bangsa Israel tersandung, namun telah membuat mereka cemburu, yang seharusnya mereka menikmati kasih karunia Allah, namun berkati itu menjadi milik semua banhsa. Pada akhirnya mereka akan cemburu dan kembali kepada Allah. 


Sahabat yang baik hati, marilah kita mempertajam pendengaran akan Firman. Firman itu menimbulkan dan memelihara iman, memperlengkapi orang percaya serta menyempurnakan orang percaya melakukan perbuatan baik. Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak



Sabtu, 01 Maret 2025

NYATAKAN CAHAYA KEMULIAAN

 Kotbah Minggu Estomihi (Engkalah Bukit Batu dan Pertahananku Mazmur 31:3b)

Minggu, 2 Maret 2025

Ev. Keluaran 34:29-35




NYATAKAN CAHAYA KEMULIAAN TUHAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini diambil dari kisah Musa menerima Hukum Taurat di Gunung Sinai. Tuhan memanggil Musa untuk naik ke Sinai untuk menerima perintah Tuhan yang hendak disampaikan dan dilakukan oleh umat Israel. 

Pada pasal 24 diceritakan Musa naik ke gunung Tuhan dan berpuasa selama 40 Hari: Musa menerima perintah Tuhan dan saat Musa turun, ia sangat murka karena bangsa itu telah membuat patung lembu emas untuk disembah. Musa menghancurkan patung lembu emas dengan melemparkan dua loh batu yang dibawa dari gunung Tuhan (Kel 32:19). 


Allah adalah Tuhan yang murka terhadap pelanggaran namun penuh dengan kasih sayang dan kasih setia. Pada pasal 33 Musa pun dipanggil Tuhan untuk naik ke gunung Tuhan memohon penyertaan dalam perjalanan pada gurun dan diberi perintah untuk disampaikan ke pada umat Allah. Berikutnya Musa memohon: Keluaran 34:9 (TB) serta berkata: "Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah kami menjadi milik-Mu." Sebelum berjalan, Tuhan sendiri menuliskan perintah kepada umat Israel untuk ditaati dan dilaksanakan. Allah sendiri menuliskannya, perinta itu tertulis agar mereka mengingat dan membacanya berulang-ulang dan diwariskan kepada anak cucu mereka.


Dalam kotbah ini, ada perubahan yang dicatatkan dalam nas kotbah ini, yaitu cahaya kemuliaan yang melingkupi Musa saat menerima perintah Tuhan. Musa itu bercahaya sehingga umat Israel ketakutan, ketakutan bukan karena takut atas kemarahan seperti sebelumnya, namun dalam nas ini disebutkan karena kulit Musa memancarkan cahaya kemuliaan. 


Inilah yang harus kita gali dan kembangkan dalam kehidupan kita, bahwa Allah membentuk umatNya menjadi umat yang memancarkan sinar kemuliaan. Seperti Musa saat menerima dua log batu dari Tuhan, Musa memancarkan sinar kemuliaan. Tentu inilah pesan yang sangat berharga bagi kita. Kita dipanggil Tuhan untuk memancarkan cahaya kemuliaan dalam hidup ini. 


Bagaimana kita menyatakan dan memancarkan cahaya kemuliaan dalam kehidupan ini, dari kotbah ini kita menemukan!


1. Hidup di dalam Perintah Tuhan.

Pembebasan Israel dari Mesir merupakan rencana Allah yang besar. Allah akan membuat mereka bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Janji Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub adalah janji yang dipelihara dengan setia. Allah tidak membiarkan umatnya menjadi budak di Mesir, Allah membebaskan mereka dengan tangan yang kuat agar merwka menjadi bangsa merdeka dan berdaulat dan menuntun mereka ke Tanah Perjanjian. 


Pemberian Perintah Tuhan di Sinai bertujuan untuk membentuk umat Israel sebagai umat Allah yang kudus yang berbeda dengan bangsa lainnya. Allah membentuk mereka dengan menata hubungan yang baik dengan Thhan dan kwpada sesama. Mereka dibentuk menjadi umat yang taat dan setia kepada Tuhan. Karena Allah setia kepada janjinya. 


Pemberian Hukum itu lebih dijelaskan dalam kita Ulangan, mereka mereview kembali apa tujuan Tuhan membentuk umat Allah sebagai umat yang kudus, dengan memelihara pentintah dan setia kepada Tuhan. 

Ulangan 7:6-8 (TB) Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.  

Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu — bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? — 

tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.


Dengan demikian, sesungguhnya umat Allah yang setia dan taat melakukan perintah Tuhan akan memancarkan cahaya kemuliaan karena hidup di dalam perintah Tuhan menghidupi nilai-nilai yang memuliakan harkat dan hidup manusia.  


2. Musa memancarkan cahaya kemuliaan. 

Setelah peristiwa pertama Musa Murkan dan melemparkan dua log batu, pada padal 34 ini ada seuasana yang berbeda di kalangan umat Israel. Musa turun membawa kedua log batu berisi perintah Allah kulit mukanya memancarkan bercahaya. 

Keluaran 34:29 (TB) Ketika Musa turun dari gunung Sinai — kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu — tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN. 


Sebelumnya di dalam Keluaran 3:2 Allah menampakkan diri kepada Musa dalam bentuk api yang menyala. Maka Musa pun menutup wajaahnya karena tidak sanggup berjumpa dengan Allah. Dalam perikop kotbah ini, perjumpaan Musa dengan Allah membuat perubahan dalam diri Musa. Wajah Musa memancarkan cahaya kemuliaan. Peristiwa ini bisa saya terjadi secara kasat mata dampat perjumpaan Musa dengan Allah dalam bentuk Api membuat wajah Musa berbeda. Namun hal yang paling kita tekankan adalah orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan akan berdampak pada diri seseorang yang memancarkan cahaya kemuliaan. Musa yang memegang dua log batu berisi perintah Tuhan. Perjumpaan Musa dengan Tuhan mengubah pandangan umat Israel terhadap Musa. Musa bercaha dan memancarkan kemuliaan. Bukan hanya perubahan dalam Musa yang bercahaya membuat itu mereka takut mendekat kepada Musa.


Keluaran 34:30 (TB) Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia.


"Takut mendekat kepada Musa', kata takut disini bukan dipahami sebagai ketakutan kepada seseorang yang kejam atau bengis tetapi takut karena Musa memiliki wibawa dan karisma di hadapan umat Israel. Musa itu adalah pemimpin besar, membawa umat Allah keluar dari Mesir dengan 10 tulah dan menyeberangkan mereka di laut Merah. Semua itu adalah mujizat yang besar. Musa dalam peristiwa-peristiwa besar itu digambarkan sebagai Musa sang pemimpin yang gagah dan perkasa mengalahkan musuh dan tatangan. Dalam kotbah ini Musa tampil bercahaya menggambarkan pemimpin yang ditakuti karena rasa hormat, takut karena wibawa dan disegani karena kemashurannya di mata umat Allah. 


Jadi umat Allah takut mendekati Musa karena wajahnya bercahaya, ini hendak melengkapi kharisma Musa


3. Selubung wajah

Keluaran 34:33-34 (TB) Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah mukanya. 

Tetapi apabila Musa masuk menghadap TUHAN untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar; dan apabila ia keluar dikatakannyalah kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya.


Wajah yang bercahaya membuat mata bangsa Israel silau dan tak sanggup melihat Musa. Wajah yang memancarkan cahaya kemuliaan kita temukan juga dalam Perjanjian Baru. Saat Yesus dimuliaakan di Buit, Yesus berjcakap-cakap dengan Musa dan Elia. Sampai Petrus meminta kepada Tuhan Yesus agar mendirikan kemabh diatas bukit itu. Sinar kemuliaan yang dipancarkan Yesus, Musa dan Elia membuat murid-murid betah dan hendak membangun tenda. Di dalam pemberian Perintah Tuhan kepada umat Allah, wajah Musa memancarkan cahaya kemuliaan dan umat itu ketakutan dan takut berjumpa dengan Musa. Ini sautu pelajaran penting bahwa dalam menyampaikan perintah Tuhan Musa menyelubungi wajahnya. Artinya Musa memahami bagaimana kondisi umat Allah melihat dan memandang Musa. Karena cahaya kemuliaan yang dipancarkan Musa, maka Musa memahami apa yang dirasakan oleh umat Allah, sehingga dalam menyampaikan perintah Tuhan Musa menyelubungi wajahnya. 


Kejadian ini merupakan contoh bagi para hamba Tuhan dalam menyampaikan Firman. Seseorang menyampaikan firman harus memahami siapa pendengar dan bagaimana sikap mereka. Selubuh wajah Musa menjadi solusi bagaimana Musa hadari menyampaikan perintah Tuhan kepada umatNya yang dibanyangi rasa takut dan gentar ditambah wajah Musa yang memancarkan cahaya. 

 

Sebaliknya saat menghadap Tuhan, Musa membuka selubung wajahnya. Menghadap Tuhan kita harus terbuka dan tidak ada yang membatasi kita berjumpa dengan Tuhan. Mungkin saat ini masih terpelihara bagi orang Kristen, saat berdoa spontan membuka topi, suatu pemahaman bahwa kita harus membuka diri dihadapan Tuhan. Berjumpa dengan Tuhan tidak ada selubung wajah, atau tidak ada sesuatu yang boleh ditutup-tutupi saat menghadap Tuhan. 


4. Menjadi orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan


Kualitas iman seseorang terlihat dari apakah seseorang memiliki relasi yang baik dengan Tuhan. Inilah yang juga kita temukan dalam hidup Musa. Sepanjang missi Musa membawa umat Allah dari perbudakan Mesir hingga perjalanan di padang gurun, satu hal yang kita temukan adalah bahwa Musa selalu berjumpa, berdialog dan memohon petunjuk kepada Tuhan dalam segala keadaaan. Apa artinya ini? Musa memiliki Spiritualitas dan hubungan yang dekat dengan Tuhan. 


Marilah menjadi pribadi yang senantiasa memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. hubungan personal dengan Tuhan akan membuat kita memancarkan cahaya kemuliaan. Cahaya kemuliaan itu ada pada diri kita yang menghormati dan menghargai orang lain yang segambar denganr upa Allah. Artinya sinar kemuliaan dari seseorang terpancar dari sikap dan cara bagaimana dia menghormati dan memuliakan orang lain. Amin


Selamat hari Minggu bagi kita semua, salam dari kami: Pdt Nekson M Simanjuntak  


IMAN TIMBUL DARI PENDENGARAN FIRMAN

Kotbah Minggu Invocavit Minggu, 9 Maret 2025 Ev. Roma 10:16-21 IMAN TIMBUL DARI PENDENGARAN FIRMAN Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik ha...