Sabtu, 12 Oktober 2024

ORSNG BENAR HIDUP OLEH IMAN

 Kotbah Minggu XX Stlh Trinitatis

Minggu, 13 Oktober 2024

Ev: Habakuk 2:1-4




ORANG BENAR HIDUP OLEH IMAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Kotbah minggu ini mengajak kita untuk mendalami bagaimana orang benar hidup oleh iman di tengah-tengah kemerosotan moral. Apakah orang percaya tetap berdiri teguh di dalam prinsip iman sekalipun dunia ini telah mengalami pergeseran nilai-nilai?


Saya mencoba mendalami kotbah minggu dengan merenungkan pertanyan: bagaimana konsistensi hidup orang percaya dalam mengahadapi godaan dan tantangan kehidupan ini. Apakah orang percaya tegap setia di dalam iman saat ada godaan dan tawaran yang menggiurkan? Atau Apakah orang percaya tetap setia di dalam pergumulan, ancaman dan tekanan? Bisa saja orang jatuh karena godaan, saat lapar ditawarkan mankanan, saat haus ditawarkan air minum, saat menganggur ditawarkan pekerjaan dan saat bekerja ditawarkan jabatan. Dalam menjalani kehidupan ini apakah tetap konsisten di dalam iman menjani kehidupan dalam berbagai rayuan dan godaan? Sebaliknya dalam perjalanan orang percaya, kita hidup dan berjuang untuk meraihnya kita diperhadapkan dengan kesulitan: diancam, ditekan dan ditindas. Saat terjadi demikian apakah kita akan terus hidup berjuang di dalam iman? Apakah tetap mencerminkan nilai-nilai kristiani dan tetap memiliki integritas yang kokoh diantara godaan dan ancaman? 

Kitab Habakuk menyampaikan pertanyaan yang sama kepada kita di Minggu XX setelah Trinitas ini. Tokoh-tokoh Alkitab telah menunjukkan imannya bahwa orang benar akan hidup oleh iman di dalam dunia yang sedah bergumul seperti: Nuh, Abraham, Ayub. Mereka telah menjadi telah dalam menjalani kehidupan ini dan dituliskan dalam Kitab Ibrani 11:1 dan seterusnya. 


1. Dunia ini dalam rangkulan Allah:


Kita harus percaya bahwa hidup ini ada pada rangkulan Allah. Arti nama "habakuk" dalam bahasa Ibrani berarti "merangkul". Kata ini mengingatkan kasih Allah yang merangkul dan memeluk umatNya. Dalam keadaan yang menimpa hidup ini: Tuhan tetap merangkul umatNya dalam kasih setia. Dalam suka dan duka, dalam gembira dan sedih dan didalam air mata kesusahan atau kegembiraan yang meluapluap, Allah sendiri mendekap dan merangkul kita. Tidak ada yang tersingkirkan dan diasingkan, tidak ada pemisahan yang satu dirangkul yang lain dibuang. Semuanya ada dalam rangkulan Allah yang rahamani dan murah hati. Sehebat apapun kuasa fasik menekan dan menenggelamkan orang benar, Tuhan sendiri memeliki cara unik menyelamatkan orang yang dikasihinya. 


Kitab Habakuk berisi peneguhan umat Israel dalam keadaan yang tersesak. Ada perasaan yang tidak bisa diterima atas perlakuan Kasdim yang tidak Adil (1:5-11), namun Habakuk teguh berpendirian: orang benar akan hidup oleh iman (2:4). Karena itu orang percaya harus hidup setia di dalam Tuhan. Habakuk menyanyikan kuasa Tuhan dan kesetiaan orang beriman. Dalam deru perang yang mematikan, situasi dan kondisi yang memusingkan dan terjadinya musim kelaparan orang yang percaya akan tetap takut akan Tuhan dan setia kepadaNya.  

a) Sekalipun bangsa-bangsa datang menyerang dan mengamuk serta berkuasa meremukkan 3:16. Lebih takutlah kepada kuasa Tuhan karena kuasa Tuhan itu melebihi dari apapun, Dia sungguh mulia dan agung. Dengan tenang orang percaya akan menjalani segala kesusahan yang menimpa.

b) Sekalipun petani gagal panen (3:17): apa yang dikerjakan mengecewakan, ladang tak menghasilkan, pohon ara tak berbuah, hasil anggur mengecewakan, tiada gandum untuk dipanen. Demikian dengan ternak menghasilkan apa-apa. Orang percaya tidak akan meninggalkan Tuhan. Tetaplah percaya, ingatlah waktunya akan bersorak-sorai bersama Tuhan. Tuhan itu akan menolong Dan menyelamatkan. 

c) Tuhan adalah kekuatan kita. Dia tidak akan membiarkan orang yang dikasihiNya larut dalam duka dan ratapan. Tuhan itu akan meneguhkan kaki kita seperti rusa (ay. 3:19) itu berarti Tuhan akan memampukan kita melakukan sesuatu agar dapat keluar dari situasi sulit yang kita hadapi. Tuhan akan membuat orang percaya melangkah seperti kaki rusa meninggalkan pemangsanya. Amin

Ketiga hal diatas merupakan tujuan kitab Habakuk, agar kita percaya bahwa Tuhan merangkul kehidupan kita dan Dialah pertolongan kita. 


2. Mengasah tugas nabiah: mempertajam penglihatan dan menawarkan solusi


Habakuk hadir dengan tetap cermat melihat fenomena yang terjadi di tengah-tengah sosial masyarakat. Nabi Habakuk tidak hanya mengeluh dan meratapi bahkan mengutuki kemerosotan moral tetapi tampil memberikan teladanan. Ini kritik kepad akita masa kinia, memang ada ada orang yang sangat tajam melihat kemerostan moral, mengeluh dan mengutukinya keadaan yang rusak namun alpa akan solusi dan keteladanan. Benar apa kata orang bijak: satu teladan lebih berharga dari seribu nasihat. Baiklah kita mencontoh nabi Habakuk, yang tetap terjaga mengamati fenomena yang terjadi di tengah masyarakat.


Habakuk 2:3 (TB) Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. 


Salah satu tugas nabiah di dalam kotbah minggu ini adalah mempertajam penglihatan. Ibarat penjaga menara (watch), dia akan menyorot dan meneropong tentang apa tindakan Tuhan terhadap realitas dunia.

Apakah Tuhan berdiam saja di dalam kemerosotan moral, keangkuhan manusia dan makin meningkatnya kejahatan? Sang pelihat, yaitu nabi tidak akan berhenti menyuarakan kebenaran seperti yang dilakukan oleh nabi Habakuk. Nabi Habakuk hadir memberitahulan tentang penglihatan akan ancaman dan bahaya. Orang Kasdim bangsa sa yang garang dan bengis akan datang menghancurkan umat Allah. Ancaman orang Kasdim ini sebagai bentuk penghukuman. Nabi Habakuk hadir meneguhkan umat Allah. Bagi Habakuk dalam menghadapi ancaman ini tidak dapat mengandalkan kekuatan perang. Habakuk mendeklarasikan bahwa Tuhanlah kekuatan orang percaya dalam menjalani hidup ini. Dalam segala keadaan orang percaya tidak boleh meninggalkan Tuhan. Ketika beban hidup kita berat dan kaki kita seolah tak sanggup untuk berjalan lihatlah pengakuan Habakuk dalam ayat berikut: "ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." (Ay 19) Arti nama "habakuk" dalam bahasa Ibrani berarti "merangkul". Kata ini mengingatkan kasih Allah yang merangkul dan memeluk umatNya. Dalam keadaan yang menimpa hidup ini: Tuhan tetap merangkul umatNya dalam kasih setia. Kitab Habakuk berisi peneguh umat Israel dalam keadaan yang tersesak. Ada perasaan yang tidak bisa diterima atas perlakuan Kasdim yang tidak Adil (1:5-11), namun Habakuk teguh berpendirian: orang benar akan hidup oleh iman (2:4).


Hal yang hendak dijelaskan oleh Habakuk adalah bahwa penghukuman akan datang, dan tidak ada yang dapat menunda atau menangguhkannya. Penghukuman akan datang dan tidak ada dapat yang menghindar dari keputusan Allah. Apakah penghukuman itu akan menjadi pembinasaan? Disinilah nabi Habakuk tampil meyakinkan umatNya bahwa orang benar akan hidup oleh iman. 


Apa yang harus dilakukan menghadapi penghukuman Tuhan? Habakuk memberikan pesan yang berharga, menghadapi penghukuman Tuhan tidak dapat dihindarkan, atau melarikan diri dari penghukuman ini. Satu-satunya yang harus dilakukan afalah mengandalkan Tuhan, percaya dan setia kepadaNya. Orang benar akan hidup oleh percayanya. 


3. Orang benar akan hidup oleh iman dan orang yang membusungkan dada akan lenyap seketika.


Tuhan tidak pernah meninggalkan umatnya, tetap seperti penjaga yang senantiasa terjaga, atau seperti CCTV yang terus mengamati, merekam setiap detik kehidupan kita. Tidak ada yang terluput dan terlupakan sedikit pun karena itu orang benar akan hidup oleh iman.


Di atas sudah disampaikan bagaimana orang benar menjalani kehidupan ini di antara godaan atau ancaman, diantara rayuan ataupun tekanan tetap di dalam iman. Orang percaya tetap berintegritas, percaya Tuhan penentu dalam kehidupan ini. Dia tidak korban rayuan atau godaan, dia pun tidak surut oleh ancaman dan intimidasi tetapi tetap tegar di dalam iman. 


Orang benar hidup oleh iman, dia akan menjalni kehidupannya dengan mengandalkan Tuhan. Dia tidak mengandalakan dirinya sendiri atau kekuatannya sendiri. Seperti ada tertulis: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (Amsal 3:5-6)


Orang benar hidup oleh iman dan percaya Tuhan adalah hakim yang adil. Hal ini mengingatkan kita bahwa tugas orang beriman bukanlah menghakimi atau mengutuki kejahatan. Tugas orang benar adalah memberi keteladanan. ada orang yang lantang mengutuki kemerosotan moral di tengah masyarakat namun tidak memberikan keteladanan. Memperbaiki kerusakan moral bukan hanya mengutuki keadaan, tetapi memberikan contoh keteladanan. 


Orang benar akan percaya pada keadilan Allah, Tuhan adalah hakim yang benar dan adil. Orang benar percaya akan hukuman Allah atas kesombongan dan keangkuhan (Baca 2:5-9). Nabi Habakuk menjelaskan bagaimana cara Allah memberikan hukuman kepada pelaku penindasan.

Habakuk 2:6-7 (TB) Bukankah sekalian itu akan melontarkan peribahasa mengatai dia, dan nyanyian olok-olok serta sindiran ini: Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya — berapa lama lagi? — dan yang memuati dirinya dengan barang gadaian.

Bukankah akan bangkit dengan sekonyong-konyong mereka yang menggigit engkau, dan akan terjaga mereka yang mengejutkan engkau, sehingga engkau menjadi barang rampasan bagi mereka?


Jika kejahatan merajalela, bukan berarti Tuhan tidur, jika orang fasik merajai dan menentukan bukan berarti kuasa Tuhan tak berdaya atas kejahatan. Namun ada kalanya kejahatan nyata agar kita semakin takut pada jalan fasik. Apa yang kita pelajari dari Firaun, Nebukadnezar dan Raja lalim lainnya yang dituliskan dalam Alkitab Kitab? Kita hendak belajar sejarah bahwa kekuasaan jahat akan menghantarkan hidup manusia kepada kesusahan dan kebinasaan. Bangsa Israel sendiri mencatatkan dalam Kitab Tawarikh dan kitab Raja-raja bahwa pemimpin yang takut akan Tuhan mendatanglan sejahtera, kemakmuran dan bahagia. Sebaliknya raja yang jahat yang tidak melakukan oerintah Allah akan membawa kwlesengsaraan. 


Dalam konteks Pilkada serentak, kotbah ini mengundang kita untuk memilih orang benar. Orang benar akan memimpin dengan bijaksana, menghadirkan damai sejahtera dan kebahagiaan bagi banyak orang. 


Dalam kemerosotan moral kadang kita memberontak dalam hati, ini semua tidak benar dan semuanya salah. Dalam keadaan demikian kotbah minggu ini mengajak kita orang benar akan hidup oleh iman dengan meneunjukkan keteladanan iman, seperti tokoh-tokoh Alkitab yang hidup benar di dalam dunia yang tidak benar. Orang benar hidup dalam iman dan percaya bahwa Tuhan maha adil, hukuman akan tiba bahwa orang fasik dan orang yang membusungkan dada akan hilang seketika. 


Kita harus percaya apa yang disampaikan dalam Mazmur 1:4-6 ini:

"Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan." Amin


Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati

Pdt Nekson M Simanjuntak, MTh - Praeses D.28 Deboskab 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...